Kurikulum Mulok Bahasa Jawa SMP 2013
Kurikulum Mulok Bahasa Jawa SMP 2013
KURIKULUM 2013
MUATAN LOKAL BAHASA JAWA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20/2013). Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menggariskan pencapaian tujuan berdasarkan
Permendikbud No 54/2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, isi dan bahan ajar berdasarkan Permendikbud No 64/2013 tentang standar
isi, Permendikbud No 67/68/69/70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/SMP/SMA/SMK serta Permendikbud
No 71/2013 tentang buku teks pelajaran. Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud
No 65/2013 tentang Standar Proses, Permendibud No 66/2013 tentang Standar Penilaian, Permendikbud No 81A tentang Implementasi
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan dengan mempertimbangkan tantangan internal dan eksternal. Tantangan
internal terkait dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
i
Tantangan eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan kemajuan teknologi, informasi perkembangan
pendidikan di tingkat nasional dan internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup dan budaya masyarakat Jawa. Bila hal ini
tidak ditangani secara tepat boleh jadi masyarakat Jawa tinggal nama tanpa kepribadian.
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, baik secara makro (jagad gedhe) dan
secara mikro (jagad cilik). Penyempurnaan pola pikir secara makro mengacu pada perubahan pola pikir yang mengarah pada hal-hal
berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik; (2) pembelajaran interaktif; (3) pola pembelajaran jejaring; (4) pola pembelajaran
aktif dengan pendekatan sains; (5) pola belajar berbasis tim; (6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia; (7) pola pembelajaran berbasis kebutuhan peserta didik; (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
(9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Pola pemikiran secara mikro (jagad cilik) mengacu pada (1) pola pembelajaran bahasa Jawa mengarah pada pembentuk kepribadian dan
penguat jati diri masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan; (2) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya
pengolahan kearifan budaya lokal untuk didayagunakan dalam pembangunan budaya nasional, watak, dan karakter bangsa; (3)
pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa; (4) pembelajaran bahasa Jawa
sebagai upaya penyelarasan pemakaian bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan dengan perkembangan bahasa Jawa (nut ing jaman
kalakone); (5) pembelajaran bahasa Jawa sebagai proses pembiasaan penggunaan bahasa Jawa yang laras dan leres dalam berkomunikasi
dan berinteraksi sehari-hari di dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang berlaku; (6) pembelajaran
bahasa Jawa memiliki ciri sebagai pembawa dan pengembang budaya Jawa.
ii
Penguatan materi dilakukan dengan memperhatikan (1) penggunaan bahasa Jawa ragam ngoko dan krama dengan mempertimbangkan
keberadaan dialek masing-masing daerah. Materi kebahasaan yang berkaitan dengan unggah-ungguh tidak disajikan secara khusus pada
aspek pengetahuan (KI 3). Hal ini dikawatirkan unggah ungguh hanya berhenti pada tataran pengetahuan padahal yang diharapkan unggah
ungguh basa sebagai sebuah action sebagai manifestasi kesantunan berbahasa yang menjadi bagian dari sikap sosial (KI2) yang tercermin
dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang diajarkan melalui keteladanan dan pembiasaan pada setiap kesempatan baik itu dalam proses
pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. (2) pemanfaatan sastra Jawa modern sebagai hasil karya sastra Jawa baik yang berupa
sastra tulis maupun sastra lisan (geguritan, crita cekak, crita sambung, novel, drama, film dan sebagainya) yang berkembang untuk
pembentukan karakter yang njawani, (3) pemanfaatan sastra klasik baik lisan maupun tulis (sastra piwulang, babad, legenda, tembang,
nyanyian rakyat, tembang dolanan, cerita, mitos, dongeng, sastra wayang dan sebagainya) untuk penguatan jati diri, dan (4) aksara Jawa
sebagai pemertahanan jati diri.
iii
Arah pembelajaran bahasa Jawa, adalah untuk (1) menyelaraskan keberadaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai unsur
kebudayaan Jawa untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang lebih berbudaya dan (2) menggali nilai-nilai yang terkandung dalam
bahasa, sastra, dan aksara Jawa, sebagai bahan masukan untuk pembangunan karakter dan ketahanan budaya.
Strategi kebijakan pelindungan, pembinaan, dan pengembangan bahasa, sastra, dan aksara Jawa dilaksanakan melalui upaya di
lingkungan pendidikan formal, meliputi: (1) menyusun dan menyempurnakan kurikulum bahasa dan sastra Jawa sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan masyarakat; (2) menyediakan dan mengangkat guru mulok bahasa Jawa profesional (bersertifikat) sesuai
dengan strata pendidikannya; (3) meningkatkan kualitas guru mulok bahasa Jawa yang profesional melalui pendidikan dan pelatihan; (4)
menyediakan bahan ajar, buku pelajaran, buku bacaan, dan media pembelajaran bahasa Jawa; (5) meningkatkan kegiatan apresiasi dan
kompetisi mengenai penulisan dan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa; (6) melakukan kegiatan penelitian dan pengajian
terhadap bahasa, sastra, dan aksara Jawa; dan (7) meningkatkan perhatian dan dukungan terhadap kegiatan transkripsi, dan transliterasi
naskah-naskah sastra Jawa yang memiliki nilai-nilai unggul.
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
alam di sekitarnya.
iv
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik
peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
v
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat,
dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik
dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
B. Landasan Teoretis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum
berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas
minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
vi
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan
berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik
menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
C. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
5. Permendikbud No 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
6. Perda Provinsi Jawa Tengah No. 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa.
7. Pergub Provinsi Jawa Tengah No 57 Tahun 2013 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa.
8. Rekomendasi Kongres Bahasa Jawa I, II, III, IV, dan V.
9. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No 424.I3242 bertanggal 23 Juli 2013 tentang implementasi muatan lokal
bahasa Jawa di Jawa Tengah.
vii
STANDAR ISI
KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SMP/SMPLB/MTs
PROVINSI JAWA TENGAH
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.
Sikap Sosial
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, 2.1 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, dan gotong royong), santun, percaya diri dalam menyampaikan informasi atau
gotong royong), santun, percaya diri, dalam menanggapan berbagai hal/keperluan sesuai dengan tata krama Jawa.
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan 2.2 Menunjukkan perilaku berbahasa yang santun yang ditunjukkan dengan ketepatan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan penggunaan ragam bahasa (unggah ungguh basa).
keberadaannya. 2.3 Menunjukkan perilaku, tindakan, dan perbuatan yang mencerminkan kepribadian Jawa.
Keterampilan
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah 4.1 Menanggapi isi teks cerita Ramayana (Resi Jatayu) dengan ragam krama.
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, 4.2 Menulis syair tembang Kinanthi.
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak 4.3 Meringkas isi teks legenda/asal-usul tempat dengan ragam krama.
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, 4.4 Menulis dan menyajikan teks dialog yang melibatkan tokoh orang tua.
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di 4.5 Menyalin satu paragraf teks berhuruf latin ke teks berhuruf Jawa
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Sikap Sosial
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, 2.1 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam menyampaikan
gotong royong), santun, percaya diri, dalam informasi atau menanggapan berbagai hal/keperluan sesuai dengan tata krama
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan Jawa.
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan 2.2 Menunjukkan perilaku berbahasa yang santun yang ditunjukkan dengan ketepatan
keberadaannya. penggunaan ragam bahasa (unggah ungguh basa).
2.3 Menunjukkan perilaku, tindakan, dan perbuatan yang mencerminkan kepribadian
Jawa.
Keterampilan
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah 4.1 Menanggapi isi teks cerita Ramayana Anoman Duta dengan ragam krama.
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, 4.2 Menulis syair tembang macapat Dhandhanggula.
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak 4.3 Menulis dan menyajikan naskah sandiwara.
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, 4.4 Menulis teks deskriptif tentang upacara adat.
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari 4.5 Mengalihaksarakan syair tembang macapat Dhandhanggula karangan sendiri dari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam huruf Latin ke huruf Jawa.
sudut pandang/teori.
Sikap Sosial
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, 2.1 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam menyampaikan
gotong royong), santun, percaya diri, dalam informasi atau menanggapan berbagai hal/keperluan sesuai dengan tata krama
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan Jawa.
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan 2.2 Menunjukkan perilaku berbahasa yang santun yang ditunjukkan dengan ketepatan
keberadaannya. penggunaan ragam bahasa (unggah ungguh basa).
2.3 Menunjukkan perilaku, tindakan, dan perbuatan yang mencerminkan kepribadian
Jawa.
Keterampilan
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah 4.1 Menulis dan membaca geguritan.
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, 4.2 Menulis dan memeragakan dialog drama sekolah.
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak 4.3 Membuat dan menyampaikan teks pidato..
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, 4.4 Menanggapi isi teks cerita kethoprak/wayang dengan ragam krama.
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
berdiskusi
tentang isi
wacana yang
didengarkan.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
menulis isi
wacana yang
didengarkan
Mengkomunikasikan:
Peserta didik
mengungkapkan
isi wacana yang
didengarkan
secara lisan
dalam ragam
krama.
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
mendiskusikan
pokok-pokok isi
bacaan.
Peserta didik
mengajukan dan
menjawab
Peserta didik
menanggapi isi
teks Piwulang
Serat Wulangreh
Pupuh Pangkur
secara lisan.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
menentukan
pokok-pokok
pikiran wacana
cerita yang
didengarkan.
Mengkomunikasikan:
Peserta didik
menceritakan
kembali secara
lisan isi wacana
cerita yang
didengarkan.
Mengasosiasi:
Peserta didik
mendiskusikan
pokok-pokok isi
teks cerita rakyat
Mengkomunikasikan:
Peserta didik
menceritakan
kembali isi teks
cerita rakyat
Mengumpulkan
Menanggapi Informasi:
cerita pengalaman
yang didengarkan Peserta didik
dalam ragam berdiskusi
krama. tentang pokok-
pokok isi cerita
pengalaman
untuk diceritakan
kembali dan
ditanggapi
Mengasosiasi:
Peserta didik
berdiskusi untuk
menulis pokok-
pokok isi cerita
pengalaman.
Peserta didik
berlatih
menyusun
tanggapan
tentang isi cerita
pengalaman.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
mengalihaksarak
an kalimat dan
teks berhuruf
Jawa dengan
penerapan
sandhangan dan
pasangan ke
huruf latin.
Peserta didik
mengajukan dan
menjawab
pertanyaan tentang
wacana
Mengasosiasi:
Peserta didik
berdiskusi
tentang teknik
untuk
mengungkapkan
isi wacana yang
didengarkan.
Mengkomunikasikan:
Peserta didik
mengemukakan
pendapat secara
lisan isi wacana
deskripsi yang
didengar
Peserta didik
menuliskan isi
wacana yang
didengarkan
Peserta didik
mengajukan
pertanyaan tentang
pokok-pokok isi
teks Piwulang
Serat Wulangreh
pupuh Sinom
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
pokok-pokok isi
teks Piwulang
Serat Wulangreh
pupuhSinom
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
pokok-pokok isi
teks Piwulang
Serat Wulangreh
pupuhSinom
secara tertulis.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
pokok-pokok isi
tembang yang
didengar dalam
ragam krama.
Peserta didik
berlatih menulis
tanggapan tentang
pokok-pokok isi
teks Piwulang
Serat Wulangreh
pupuh Sinom
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis tanggapan
tentang pokok-
pokok isi teks
Piwulang Serat
Wulangreh pupuh
Sinom
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
isi cerita wayang
Lakon Kidang
Kencana
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
isi cerita wayang
Ramayana Kidang
Kencana secara
tertulis.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
ringkasan teks
cerita wayang
Ramayana Kidang
Kencana
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menceritakan
kembali secara
lisan teks cerita
wayang Ramayana
Kidang Kencana
Peserta didik
berlatih menulis
ringkasan
dialog/percakapan
dalam secara
tertulis.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
pokok-pokok isi
dialog/percakapan
secara tertulis.
Peserta didik
mengungkapkan
ringkasan
dialog/percakapan
dalam secara
tertulis.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
kalimat dan
paragraf dari huruf
Jawa dengan
penerapan
sandhangan,
pasangan, dan
angka Jawa ke
huruf latin atau
sebaliknya.
Pengetahuan
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
menuliskan
pokok-pokok isi
legenda yang
didengarkan
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
isi legenda yang
didengarkan
secara tertulis
Pengetahuan
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
berdiskusi
membahas
pokok-pokok isi
teks piwulang
(Serat
Wulangreh
pupuh Gambuh).
Peserta didik
berdiskusi
membahas nilai-
nilai luhur yang
terdapat dalam
teks piwulang
(Serat
Wulangreh
pupuh Gambuh).
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
membuat
parafrase
Peserta didik
berdiskusi
Pengetahuan
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menuliskan
pokok-pokok isi
teks berita
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis teks
berita.
Peserta didik
membaca teks
berita di depan
kelas
Pengetahuan
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
secara tertulis isi
pesan yang
didengarkan.
Keterampilan
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih membuat
kalimat untuk
menyampaikan
pesan secara
lisan.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menyampaikan
pesan secara
lisan.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menyalin dan
bait tembang
Gambuh
berhuruf latin ke
huruf Jawa.
Peserta didik
menyalin baris
dan bait tembang
Gambuh
berhuruf Jawa
dengan
penerapan
sandhangan,
pasangan, dan
aksara rekan ke
huruf latin.
18 x pertemuan @ 2 jampel
KELAS : 8 (DELAPAN)
SEMESTER : II (DUA)
Pengetahuan
3.1 Memahami isi teks cerita
3. Memahami Ramayana (Resi Jatayu) Mengartikan kata- Teks cerita Mengamati: Observasi 2 X pert
pengetahuan kata yang dianggap wayang : menilai @ 2 jpl
Peserta didik
(faktual, sulit dalam bacaan Ramayana Sikap
membaca cerita
konseptual, dan cerita wayang lakon Resi spiritual
wayang
prosedural) Ramayana lakon Jatayu dan social
Ramayana lakon
berdasarkan rasa Resi Jatayu ragam Resi Jatayu Tes
ingin tahunya krama.
individual
tentang ilmu Menjawab
Menanya: tertulis/lis
pengetahuan, pertanyaan bacaan an
teknologi, seni, cerita wayang Peserta didik
budaya terkait Ramayana lakon bertanya jawab Tugas/Pro
fenomena dan Resi Jatayu dalam tentang kata-kata yek
kejadian tampak ragam krama. yang dianggap
mata sulit yang
terdapat dalam
Menulis isi cerita teks.
wayang Ramayana Peserta didik
lakon Resi Jatayu bertanya jawab
dalam krama. tentang isi teks
cerita wayang
Mengungkapkan isi Ramayana lakon
cerita wayang Resi Jatayu
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
pokok-pokok isi
cerita wayang
Ramayana lakon
Resi Jatayu
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
pokok-pokok isi
cerita wayang
Ramayana lakon
Resi Jatayu
secara lisan.
Pengetahuan
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
berdiskusi
membahas
pokok-pokok isi
teks Piwulang
Serat Wulangreh
pupuh Kinanthi
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih membuat
parafrase teks
Piwulang Serat
Wulangreh
pupuh Kinanthi
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
pokok-pokok isi
teks Piwulang
Serat Wulangreh
pupuh Kinanthi
secara tulis.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menuliskan syair
tembang macapat
Kinanthi.
Pengetahuan
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
berdiskusi
tentang isi
wacana yang
didengarkan.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
isi wacana yang
didengarkan
dengan ragam
krama.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
isi wacana yang
didengarkan
secara tertulis.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis karangan
narasi.
Pengetahuan
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis isi
dialog
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menyalin
paragraf
berhuruf Jawa
dengan
penerapan
sandhangan,
pasangan, dan
aksara Murda ke
huruf latin.
Pengetahuan
3. Memahami dan 3.1 Memahami cerita Membaca Teks cerita Mengamati: Observasi 2 X pert
menerapkan wayang Ramayana pemahaman teks wayang : menilai @ 2 jpl
Peserta didik
pengetahuan lakon Anoman Duta cerita wayang Ramayana Sikap
membaca
(faktual, Ramayana. lakon Anoman spiritual
pemahaman teks
konseptual, dan Duta. dan social
cerita wayang
prosedural) Mendiskusikan dan Ramayana
berdasarkan rasa mengartikan kata- Anoman Duta.
ingin tahunya kata yang dianggap
tentang ilmu sulit dalam
pengetahuan, ceritaRamayana Menanya: Tes
teknologi, seni, Anoman Duta. Peserta didik individual
budaya terkait bertanya jawab tertulis/lis
dengan fenomena Mengajukan dan tentang kata-kata an
dan kejadian menjawab pertanyaan yang dianggap Tugas/Pro
nyata bacaan sulit yang yek
terdapat dalam
Menuliskan pesan bacaan
yang terdapat dalam Peserta didik
lakon Ramayana mengajukan dan
Anoman Duta menjawab
pertanyaan
tentang bacaan.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
pokok-pokok isi
bacaan Anoman
Duta.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis pokok-
pokok isi.
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
berdiskusi
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menceritakan
kembali isi
bacaan Anoman
Duta.
Peserta didik
menyampaikan
tanggapan secara
lisan tentang isi
bacaan Anoman
Duta yang
disampaikan
teman.
Pengetahuan
3. Memahami dan 3.2 Menelaah teks Mendengarkan Teks piwulang Mengamati: Observasi 2 X pert
menerapkan piwulang Serat tembang macapat. Serat : menilai @ 2 jpl
Peserta didik
pengetahuan Wulangreh pupuh Mendiskusikan dan Wulangreh/Wula Sikap
mendengarkan
(faktual, Dhandhanggula. mengartikan kata- ngsunu pupuh spiritual
wacana teks
konseptual, dan kata yang dianggap Dhandhanggula. dan social
piwulang Serat
prosedural) sulit dalam konteks . Wulangreh/Wul Tes
berdasarkan rasa kalimat. . angsunu pupuh individual
ingin tahunya Menjawab Dhandhanggula. tertulis/lis
tentang ilmu pertanyaan tentang an
pengetahuan, tembang.
teknologi, seni, Mendiskusikan nilai- Menanya:
budaya terkait nilai luhur yang ada Peserta didik
dengan fenomena dalam tembang. bertanya jawab
dan kejadian nyata Mengungkapkan tentang kata-kata
nilai-nilai luhur . yang dianggap
sulit yang
terdapat dalam
tembang .
Peserta bertanya
jawab tentang
nilai luhur yang
terdapat dalam
tembang.
Peserta didik
menulis nilai-
nilai luhur dalam
tembang.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
nilai-nilai luhur
yang terdapat
dalam tembang .
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
nilai-nilai luhur
yang terdapat
dalam tembang
secara tertulis.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
membuat syair
tembang
Dhandhanggula.
Pengetahuan
3. Memahami dan 3.3 Menelaah naskah Mendengarkan Wacana dialog Mengamati: Observasi 2 X pert
menerapkan sandiwara. wacana teks dialog sandiwara : menilai @ 2 jpl
Peserta didik
pengetahuan sandiwara berbahasa berbahasa Jawa. Sikap
mendengarkan
(faktual, Jawa. spiritual
wacana dialog
konseptual, dan Mengajukan dan dan sosial
sandiwara
prosedural) menjawab pertanyaan berbahasa Jawa. Tes
berdasarkan rasa tentang isi dialog individual
ingin tahunya sandiwara berbahasa
Menanya: tertulis/lis
tentang ilmu Jawa an
pengetahuan, Membetulkan diksi/ Peserta didik
teknologi, seni, ragam yang tidak mengajukan
budaya terkait sesuai dalam dialog pertanyaan
dengan fenomena sandiwara berbahasa tentang isi
dan kejadian Jawa. wacana.
nyata Menuliskan isi dialog Peserta didik
sandiwara berbahasa menjawab
Jawa pertanyaan yang
diajukan teman.
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
pokok-pokok
percakapan
dalam dialog
sandiwara
berbahasa Jawa.
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menuliskan isi
dialog sandiwara
berbahasa Jawa
4. Mencoba, Mengamati:
4.3 Menulis dan
mengolah, dan Membaca naskah Naskah Observasi/ 2 X pert,
menyajikan naskah Peserta didik
menyaji dalam sandiwara. sandiwara pengamatan @ 2 jpl
membaca contoh
ranah konkret Mengidentifikasi untuk
sandiwara. teks dialog cerita
(menggunakan, tokoh yang ada dalam menilai
sandiwara
mengurai, dialog. sikap
merangkai, Mendiskusikan isi spiritual
memodifikasi, teks. Menanya: dan sosial
dan membuat) Membuat teks dialog Peserta didik Unjuk kerja
dan ranah abstrak dengan bertanya jawab (kelompok)
(menulis, mempertimbangkan tentang cara
membaca, santun berbahasa. membuat teks
menghitung, Secara kelompok dialog.
menggambar, dan memeragakan dialog.
mengarang)
sesuai dengan MengumpulkanInf
yang dipelajari di ormasi:
sekolah dan Peserta didik
sumber lain berdiskusi
yangsama dalam tentang isi
sudut dialog.
pandang/teori
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih membuat
teks dialog
Peserta didik
berlatih membuat
teks dialog
Peserta didik
secara
berkelompok
bermain peran
memeragakan
dialog.
Pengetahuan
Menjawab
3. Memahami dan 3.4 Menelaah teks pertanyaan bacaan. Teks deskripsi Mengamati: Observasi 2 X pert
menerapkan deskripsi tentang Menuliskan pokok- tatacara/upacara : menilai @ 2 jpl
pengetahuan upacara adat. pokok isi bacaan adat Peserta didik
membaca Sikap
(faktual, upacara adat . spiritual
konseptual, dan pemahaman teks
tatacara/ upacara dan social
prosedural)
berdasarkan rasa adat. Tes
individual
ingin tahunya
tertulis/lis
tentang ilmu
an
pengetahuan, Menanya:
teknologi, seni,
budaya terkait Peserta didik
dengan fenomena mengajukan
dan kejadian dan menjawab
nyata pertanyaan
tentang isi
bacaan
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
menyusun
pokok-pokok
isi bacaan
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mengungkapkan
pokok-pokok isi
bacaan secara
tertulis.
4. Mencoba, Mengamati:
mengolah, dan 4.4 Menulis teks Mengamati peristiwa Tayangan Observasi/
deskriptif tentang Peserta didik
menyaji dalam upacara adat peristiwa pengamatan 2 X pert.,
upacara adat. mengamati
ranah konkret Mencatat pokok- upacara adat . untuk @ 2 jpl
peristiwa
(menggunakan, pokok peristiwa menilai
upacara adat .
mengurai, upacara adat sikap
merangkai, Menyusun urutan spiritual
memodifikasi, peristiwa upacara adat dan sosial
dan membuat) Menulis teks naratif Menanya: Unjuk kerja
dan ranah abstrak peristiwa upacara adat Peserta bertanya
(menulis, yang dilihat. jawab tentang
membaca, pokok-pokok
menghitung, peristiwa
menggambar, dan upacara adat
mengarang)
sesuai dengan
yang dipelajari di
sekolah dan MengumpulkanInf
sumber lain yang ormasi:
sama dalam sudut Peserta didik
pandang/teori berdiskusi
menyusun
pokok-pokok
peristiwa upacara
adat
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis teks
naratif peristiwa
upacara adat
yang dilihat.
Menanya:
Peserta didik
bertanya jawab Unjuk kerja
tentang
pengalihaksaraan
teks dari huruf
Latin ke huruf
Jawa
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
berdiskusi
membahas cara
mengalihaksara-
kan syair
tembang macapat
Dhandhanggula
dari huruf Latin
ke Jawa.
18 x pertemuan @ 2 jampel
Pengetahuan
3. Memahami dan 3.1 Memahami isi teks Mendengarkan Geguritan. Mengamati: Observasi 2 X pert
menerapkan geguritan. pembacaan teks : menilai @ 2 jpl
Peserta didik
pengetahuan geguritan. Sikap
mendengarkan
(faktual, Mengartikan kata- spiritual
pembacaan
konseptual, dan kata yang dianggap dan social
geguritan.
prosedural) sulit dalam geguritan
berdasarkan rasa Tes
untuk memperjelas individual
ingin tahunya konteks kalimat. Menanya:
tertulis/lis
tentang ilmu Menjawab dan Peserta didik an
pengetahuan, mengajukan bertanya jawab
teknologi, seni, pertanyaan tentang isi tentang kata-kata
budaya terkait geguritan . yang dianggap
dengan fenomena Menuliskan sulit yang
dan kejadian isi/amanat geguritan. terdapat dalam
nyata geguritan dan
mengaplikasikan
nya dalam contoh
kalimat.
Mengumpulkan
Informasi:
Peserta didik
berdiskusi
membahas
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
menuliskan
isi/amanat
geguritan
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menuliskan
isi/amanat
geguritan
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih
membaca indah
geguritan
Peserta didik
berlatih menulis
geguritan
Pengetahuan
3. Memahami dan 3.2 Menelaah teks Mendengarkan Teks dengaran Mengamati: Observasi 2 X pert
menerapkan piwulang Serat teks piwulang piwulang Serat : menilai @ 2 jpl
Peserta didik
pengetahuan Wulangreh pupuh Serat Wulangreh Wulangreh Sikap
mendengarkan
(faktual, Durma pupuh Durma pupuh Durma spiritual
teks piwulang
konseptual, dan dan social
Serat Wulangreh
prosedural) Mengidentifikasi pupuh Durma Tes
berdasarkan rasa syair teks individual
ingin tahunya piwulang Serat Menanya:
tertulis/lis
tentang ilmu Wulangreh pupuh Peserta didik an
pengetahuan, Durma bertanya jawab
teknologi, seni, tentang kata-kata
budaya terkait Mendiskusikan yang dianggap
dengan fenomena dan mengartikan sulit yang
dan kejadian kata-kata yang terdapat dalam
nyata dianggap sulit. teks piwulang
Menjawab Serat Wulangreh
pertanyaan pupuh Durma
tentang isi Peserta didik
tembang.. menjawab
Mengungkapkan pertanyaan
secara tertulis isi/ tentang isi teks
amanat tembang piwulang Serat
Serat Wulangreh Wulangreh
pupuh Durma pupuh Durma
Peserta didik
berdiskusi
membahas cara
mengungkapkan
isi/amanat
tembang Serat
Wulangreh pupuh
Durma
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
isi/amanat teks
piwulang Serat
Wulangreh pupuh
Durma
4. Mencoba, Mengamati:
mengolah, dan 4.2 Menulis dan Menelaah contoh teks Teks dialog Observasi/ 2 X pert.,
memeragakan Peserta didik
menyaji dalam dialog drama sekolah. drama sekolah pengamatan @ 2 jpl
dialog drama membaca contoh
ranah konkret Mengidentifikasi . untuk
sekolah. teks dialog
(menggunakan, tokoh dan ragam menilai
drama sekolah
mengurai, bahasa yang sikap
merangkai, digunakan dalam Menanya: spiritual
memodifikasi, dialog. Peserta didik dan sosial.
dan membuat) Membuat kerangka bertanya jawab Unjuk kerja
dan ranah abstrak dialog. tentang (kelompok).
(menulis, Mengembangkan identifikasi tokoh
membaca, kerangka dialog dan ragam
menghitung, menjadi dialog sesuai bahasa yang
menggambar, dan dengan santun digunakan dalam
mengarang) berbahasa. dialog drama
sesuai dengan Secara berkelompok sekolah.
yang dipelajari di memperagakan MengumpulkanInf
sekolah dan dialog. ormasi:
sumber lain
Peserta didik
yangsama dalam
berdiskusi
sudut
membuat
pandang/teori
kerangka dialog
drama sekolah
Peserta didik
berdiskusi
mengembangkan
kerangka dialog
drama sekolah
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
teks dialog drama
sekolah
Peserta didik
berlatih
memeragakan
teks dialog drama
sekolah
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis teks
dialog drama
sekolah secara
individu
Peserta didik
secara
berkelompok
bermain peran
memperagakan
dialog drama
sekolah.
Pengetahuan
3. Memahami dan 3.3 Menelaah teks Mengidentifikasi Teks dengaran Mengamati: Observasi 2 X pert
menerapkan pidato struktur pidato. pidato : menilai @ 2 jpl
Peserta didik
pengetahuan Menjawab pertanyaan Sikap
memdengarkan
(faktual, tentang isi pidato. spiritual
wacana pidato
konseptual, dan Mengungkapkan isi dan social
prosedural) Menanya:
wacana pidato secara Tes
berdasarkan rasa tertulis Peserta didik
mengajukan dan individual
ingin tahunya
menjawab tertulis/lis
tentang ilmu
pertanyaan an
pengetahuan,
teknologi, seni, tentang isi
budaya terkait wacana pidato.
dengan fenomena Mengumpulkan
dan kejadian Informasi:
nyata
Peserta didik
berdiskusi
mengidentifikasi
struktur pidato.
Peserta didik
berdiskusi
membahas
tentang isi
pidato.
Pengetahuan
Mengkomunikasikan
Peserta didik
mendeskripsikan
tokoh, latar dan
alur cerita
sandiwara
tradisional Jawa
secara tertulis.
Keterampilan
Mengasosiasi:
Peserta didik
berlatih menulis
syair tembang
Durma
Mengkomunikasikan
Peserta didik
menulis yair
tembang Durma.
17 x pertemuan @ 2 JPL