Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN,

KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI


NOMOR B.31.434/37404/UPTD.BPTKK/DIKPORA

TENTANG

PEDOMAN KURIKULUM MUATAN LOKAL BAHASA BALI


JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI PROVINSI BALI

KEPALA DINAS PENDIDIKAN,


KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI,

Menimbang : 1. bahwa seiring dengan pembaharuan kurikulum 2013


menjadi Kurikulum Merdeka maka substansi kurikulum
muatan lokal Bahasa Bali pada Jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/ MTs, SMA/SMALB/MA dan
SMK Negeri dan Swasta di Provinsi Bali perlu dilakukan
penyempurnaan dan penyesuaian Kompetensi Inti serta
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 menjadi Capaian
Pembelajaran yang runtut mulai dari tingkat dasar hingga
menengah;

2. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas serapan


kurikulum muatan lokal Bahasa Bali dan meningkatkan
mutu pendidikan di Bali yang selaras dengan ditetapkannya
Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran maka perlu dilakukan penyusunan Capaian
Pembelajaran muatan lokal Bahasa Bali pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah baik negeri
maupun swasta di Provinsi Bali guna mendukung
Implementasi Kurikulum Merdeka dengan penerapan
pembelajaran paradigma baru dan berdiferensiasi;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


3. pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga
Provinsi Bali tentang Pedoman Kurikulum Muatan Lokal
Bahasa Bali Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah di Provinsi Bali.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5589);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang


Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang


Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan(Lembaran
Negera Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
14. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6762);

7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan dan


Teknologi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan
Menengah;
8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nomor 8)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2021
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2021 Nomor
5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nomor 5);

9. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018


tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali (Lembaran Daerah
Provinsi Bali Tahun 2018 Nomor 1);

10. Peraturan Gubernur Bali Nomor 20 Tahun 2013 tentang


Bahasa, Aksara, Dan Sastra Daerah Bali pada pendidikan
Dasar dan Menengah;

11. Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang


Pelindungan Dan Penggunaan Bahasa, Aksara, Dan Sastra
Bali Serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Menetapkan Pedoman Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Bali


Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Bali.

KEDUA : Pedoman Kurikulum sebagaimana dimaksud pada diktum Kesatu


tersebut dalam lampiran keputusan ini, wajib diterapkan pada
seluruh satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar danmenengah
di Provinsi Bali secara bertahap sesuai dengan penerapan
kurikulum oleh masing-masing satuan pendidikan.

KETIGA : Terhadap satuan pendidikan yang telah ditetapkan sebagai


Sekolah Penggerak dan Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat
Keunggulan serta satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum
merdeka wajib melaksanakan penerapan kurikulum muatan lokal
bahasa bali mulai tahun pelajaran 2022/2023 sebagaimana
pedoman tersebut diktum Kedua tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bali
pada tanggal 20 Juli 2022

KEPALA DINAS,

Dr. KN. BOY JAYAWIBAWA


Pembina Utama Madya
NIP. 19651130 199203 1 010

Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Gubernur Bali;
2. Sekretaris Daerah Provinsi Bali;
3. Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Bali;
4. Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten/Kota se-
Bali;
5. Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali;
6. Para Kepala Bidang dan Kepala UPT di Lingkungan Dinas Pendidikan
Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali;
7. Para Pengawas Satuan Pendidikan SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB Dinas
Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali;
8. Para Kepala SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB Dinas Pendidikan Kepemudaan
dan Olahraga Provinsi Bali.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN,
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI
NOMOR B.31.434/37404/UPTD.BPTKK/DIKPORA
TENTANG
PEDOMAN KURIKULUM MUATAN LOKAL BAHASA
BALI JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH DI PROVINSI BALI

KURIKULUM MERDEKA
MUATAN LOKAL BAHASA BALI JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENEGAH

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait dengan upaya-
upaya melestarikan dan mengembangkan Bahasa Bali sebagai salah satu aset budaya Bali.
Kesungguhan Pemerintah Provinsi Bali untuk menjaga dan melestarikan Bahasa dan Sastra
Bali tersebut diwujudkan dalam bentuk Perda Bali Nomor 3 Tahun 1992 tentang Pembinaan,
Pengembangan dan Pelestarian Bahasa, Aksara dan Sastra Bali yang kemudian digantikan
dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan
Sastra Bali yang mewajibkan seluruh jalur dan jenjang pendidikan untuk mengajarkan mata
pelajaran/mata kuliah Bahasa Bali sebagai Muatan Lokal/Mata Pelajaran wajib diajarkan
minimal 2 (dua) jam perminggu.
Pengembangan muatan lokal Bahasa dan Sastra Bali dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut: (a) menjamin kesinambungan pemakaian Bahasa, Aksara dan Sastra Bali, (b)
mengembangkan kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudayaan Nasional, (c)
memantapkan kedudukan dan fungsi Bahasa, Aksara dan Sastra Bali, (d) melestarikanBahasa,
Aksara dan Sastra Bali. Pembinaan, pengembangan dan pelestarian Bahasa, Aksara dan Sastra
Bali tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain dalam bentuk muatan lokal Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Pentingnya pengembangan muatan lokal Bahasa Bali, karena Bahasa Bali adalahsebagai
bahasa daerah dan merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Bali yang berfungsi sebagai bahasa
komunikasi antar masyarakat Bali. Dalam kebijakan bahasa Nasional, fungsi bahasa daerah
ditetapkan sebagai: (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, (3) alat
komunikasin di dalam keluarga dan masyarakat daerah, (4) sebagai sarana pendukung budaya
daerah dan bahasa Indonesia, dan (5) sebagai pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.
Dalam hubungannya dengan fungsi bahasa daerah sebagai: (1) pendukung bahasa Indonesia,
(2) bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk
memperlancar pengajaran bahasa Indonesia atau pelajaran lain, dan (3)sumber kebahasaan
untuk memperkaya bahasa Indonesia. Dalam keadaan tertentu, bahasa
daerah dapat juga berfungsi sebagai pelengkap Bahasa Indonesia.
Muatan lokal Bahasa Bali diharapkan dapat membentuk pemahaman dan membentuk
sikap positif peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggal mereka, khususnya
pengembangan Bahasa dan Sastra Bali yang bermanfaat untuk mengembangkan karakter,
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik agar dapat (1) mengenal dan menjadi lebih
akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya, (2) memiliki bekal kemampuan dan
keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun
lingkungan masyarakat pada umumnya, dan (3) memiliki sikap dan perilaku yang selaras
dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan
nasional.
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran, pada Lampiran I mengenai Struktur Kurikulum Merdeka
dinyatakan bahwa satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel,
melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut: 1) mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2) mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau 3)
mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri. Lebih lanjut dinyatakan dalam
pengembangan muatan lokal yang berdiri sendiri, struktur muatan lokal diberikan alokasi 72
JP per tahun, dengan asumsi 1 tahun terdiri atas 36 minggu
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, pada Pasal 3 ayat (2) menyatakan
bahwa Muatan lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf k dirumuskan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah
Provinsi Bali dalam hal ini melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi
Bali menyusun Standar Isi untuk Muatan Lokal Bahasa Bali jenjang SD dan SMP yang akan
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran bahasa Bali di SD dan SMP seluruh
Bali.

B. RASIONAL

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan beraksara serta berpikir merupakan fondasi dari
kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial
menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang
digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa
Bali merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam
konteks sosial budaya Bali pada khususnya, tanpa mengesampingkan aspek numerasi.
Kemampuan literasi dan numerasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak,
membaca dan memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan
berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa, sastra dan aksara Bali dalam
kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur pikir-struktur-khas
teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa,
sastra dan aksara Bali untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Model utama yang
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Bali adalah pedagogi genre. Model ini memiliki empat
tahapan, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the context),
pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent
construction). Di samping pedagogi genre, pembelajaran Bahasa Bali dapat dikembangkan
dengan model pembelajaran berbasis projek dan model-model lain sesuai dengan
pencapaian pembelajaran tertentu.
Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Bali akan membentuk Profil
Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
berpikir kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Rasional
sebagaimana diuraikan di atas dapat diilustrasikan pada Gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Bali

C. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN BAHASA BALI


Mata pelajaran Bahasa Bali bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan diri
menjadi individu yang:
1. Berahlak mulia dengan menggunakan Bahasa Bali dalam berkomunikasi secara efektif,
efisien dan santun sesuai tata krama, baik lisan maupun tulisan.
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Bali sebagai bahasa ibu (mother of tongue)
dan memperkaya khasanah Bahasa Nasional.
3. Mampu berbahasa Bali dengan tepat dan kreatif dalam berbagai teks multimodal (lisan,
tulis, visual, audio, audiovisual) untuk berbagai tujuan dan konteks.
4. Menggunakan bahasa Bali untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi dalam
belajar dan bekerja serta kematangan emosional dan sosial.
5. Memanfaatkan dan mengimplementasikan karya sastra Bali untuk memperluas wawasan
serta membentuk profil pelajar Pancasila :beriman, mandiri, kritis, kreatif, gotong royong
dan kebhinekaan global.
6. Menghargai dan mengapresiasi bahasa, sastra dan aksara Bali sebagai budaya lokal dan
hasil intelektual masyarakat Bali.

D. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN BAHASA BALI

Mata pelajaran Bahasa Bali menjadi modal dasar dalam usaha pelestarian Budaya Bali
karena berfokus pada kemampuan literasi. Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan
dan perkembangan peserta didik, mata pelajaran bahasa Bali membina dan mengembangkan
kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif yang
menguasai literasi digital dan informasional dalam semua peristiwa komunikasi yang
mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan pelestarian budaya. Mata pelajaran Bahasa
Bali membentuk keterampilan berbahasa reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan
keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta menulis).
Kompetensi berbahasa ini berdasar pada empat hal yang saling berhubungan dan saling
mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu bahasa (mengembangkan
kompetensi kebahasaan), aksara (kemampuan menulis aksara Bali dan huruf Latin), sastra
(kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya
sastra); melalui proses berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi
berbahasa, bersastra, dan beraksara diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki
kemampuan literasi tinggi dan Berprofil Pelajar Pancasila.
1. Mata pelajaran Bahasa Bali mencakup kemampuan reseptif (menyimak, membaca dan
memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).
2. Mata pelajaran Bahasa Bali menggunakan pendekatan berbasis genre melalui pemanfaatan
beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual). Model
pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks
(explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint
construction), dan pemandirian (independent construction); serta kegiatan yang mendorong
peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.
3. Mata pelajaran Bahasa Bali dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. Kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungannya;
b. Kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan
Menyimak
Bahasa Reseptif
Membaca dan memirsa
Berbicara dan mempresentasikan
Produktif
Menulis

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut:


a. Menyimak merupakan kemampuan peserta didik menerima, memahami informasi yang
didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan untuk memberikan apresiasi kepada mitra
tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi tuturan bahasa, memaknainya, dan/atau
menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur. Menyimak merupakan kemampuan komunikasi
yang penting sebab kemampuan menyimak menentukan tingkat kemampuan peserta didik
memahami makna (tersurat dan tersirat) paparan lisan, memahami ide pokok dan pendukung
pada konten informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap bunyi
bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, danmetakognisi.

b. Membaca merupakan kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai,


menginterpretasi, serta merefleksi teks berhuruf Latin maupun beraksara Bali sesuai tujuan
dan kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensinya.
Memirsa merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, memaknai, menginterpretasi,
dan merefleksi sajian visual dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Komponen-komponen yang
dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap fonem,
huruf (Latin dan Aksara Bali), sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna,
dan metakognisi.

c. Berbicara merupakan kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam


bentuk lisan. Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau
tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai
konteks dengan cara yang komunikatif melalui beragam media (visual, digital, audio, dan
audiovisual). Komponen- komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan
mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
d. Menulis merupakan kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam
bentuk tulis berhuruf Latin maupun beraksara Bali secara fasih, akurat, bertanggung jawab,
dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam menulis di antaranya menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat, dan
paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi dalam beragam tipe teks.

E. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA BALI SETIAP FASE

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE A


Fase A (Kelas I - II SD)
Pada akhir Fase A, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang diridan
lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu memahami dan menyampaikan pesan;
mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi
secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui
berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Untuk kelas I yaitu
: tata cara makenalan, angka, adan dina, adan undagan kulawarga, pangalaman, adan
warna, piranti masekolah, piranti makedas-kedas, adan beburon, adan entik- entikan,
adan–adan dauh (waktu) dan adan bencana, satua Bali, dan sekar rare. Topik untuk kelas
II yaitu: parilaksana idup adung, adan plalian, tata cara matakon, geginan dadi murid,
adan dauh (lanturan), parilaksana idup bresih lan sehat, piranti makedas- kedas,
pengalaman, kruna matungkalik (tarap kosa kata), adan ubuh-ubuhan, adan woh- wohan,
angka 1 – 25, tata cara nyaga keselamatan, dan arah mata angin, satua Bali, dansekar
rare.

Fase A Berdasarkan Elemen


Menyimak
Peserta didik mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Peserta didik mampu memahami
pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau
didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Membaca dan Memirsa


Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Peserta didik mampu
memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan,
narasi imajinatif, dan puisi anak. Peserta didik mampu menambah kosakata baru dari teks
yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Berbicara dan Mempresentasikan
Peserta didik mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan
volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu bertanya tentang
sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa)
dengan baik dan santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan
gagasan secara lisan dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Peserta didik mampu
menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan
kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.
Menulis
Peserta didik mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital.
Peserta didik mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon
tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau
didengar, menulis prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang
kehidupan seharihari. Peserta didik mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

2. CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE B


Fase B (Kelas III - IV SD)
Pada akhir Fase B, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang hal-hal
menarik di lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu memahami dan menyampaikan
gagasan dari teks informasional, memahami penokohan dan pesan dari teks narasi. Peserta
didik mampu mengungkapkan gagasan dalam kerja kelompok dan diskusi. Peserta didik
mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan
bersastra dengan topik yang beragam. Topik untuk kelas III yaitu:tata cara beburon endah,
amah-amahan beburon, parinama pahan etik-entikan, adan panak beburon, angka 1 – 50,
aksara bali wianjana, adan masa (cuaca), kruna len raos (terapan/konteks), pangangge
suara, angka aksara Bali 1 – 10, dan kruna matungkalik (terapan kosa kata), satua Bali,
dan sekar alit (pupuh Mijil). Topik untuk kelas IV yaitu: pangangge tengenan, gantungan
lan gempelan (pengenalan untuk 1 kata), kruna kahanan awak, angka 1 - 100, parinama
swagina, pupuh pucung, gantungan lan gempelan (lanturan), cecimpedan, kruna dwi
lingga (terapan kosa kata), pariwata ring bali, pasang aksara bali (ra répa lan la lenga)
satua Bali, dan sekar rare. Peserta didik mampu membaca dengan fasih.
Fase B Berdasarkan Elemen
Menyimak
Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media
audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai
teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
Membaca dan Memirsa
Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks
narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta didik mampu memahami
ide pokok dan ide pendukung pada teks informasional dan mampu menjelaskanpermasalahan
yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu menambah kosakata
baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan
topik.
Berbicara dan Mempresentasikan
Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun,
menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks; mengajukan dan menanggapi
pertanyaan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan lebih aktif. Peserta didik mampu
mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan menerapkan tata
caranya. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau
didengar dari teks narasi dengan topik yang beragam.
Menulis
Peserta didik mampu menulis teks narasi, deskripsi, rekon, prosedur, dan eksposisi dengan
rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang lebih rinci dan akurat dengan topik yang
beragam. Peserta didik semakin terampil menulis tegak bersambung.

3. CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE C


Fase C (Kelas V - VI SD)
Pada akhir Fase C, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasidan
bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial. Peserta didik mampu memahami,
mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan dari paparan lisan dan tulis tentang
topik untuk kelas V yaitu : Basa Alus Anggasarira lan kawigunane, Uger-uger pangangge
Tengenan, Basa Alus Ajeng-ajengan, Pupuh Maskumambang, Angka 1 – 200, Tata Cara
Sasuratan Huruf Kapital, Pangangge Ardasuara (Kata), lan rangkepan Wianjana (nc lan
nj), Parinama Prabot ring Carik, dan Prabot ring Paon, puisi Bali Anyar (tahap
pengenalan). Topik kelas VI yaitu : Pangangge Ardasuara (Lanturan), Tatacara nyurat
Nyurat Kruna Lingga lan Tiron, Anggah-ungguhing Basa, Pangangge Ardasuara
(kalimat), parinama Angka 1 – 1000, kruna wilangan papasten, Pupuh Ginanti,
Beladbadan, dan Soroh Lengkara (pidarta, pitaken, pituduh), satua Bali dan
puisi Bali Anyar yang dikenali dalam teks narasi dan informasional. Peserta didik mampu
menanggapi dan mempresentasikan informasi yang dipaparkan; berpartisipasi aktif dalam
diskusi; menuliskan tanggapannya terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan
pengetahuannya; menulis teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya
dengan lebih terstruktur. Peserta didik memiliki kebiasaan membaca untuk hiburan,
menambah pengetahuan, dan keterampilan.
Fase C Berdasarkan Elemen
Menyimak
Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa fakta, prosedur dengan
mengidentifikasikan ciri objek dan urutan proses kejadian dan nilai-nilai dari berbagai jenis
teks informasional dan fiksi yang disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar) dan audio.

Membaca dan Memirsa


Peserta didik mampu membaca dengan lancar dan indah serta memahami informasi dan
kosakata baru yang memiliki makna denotatif, literal, konotatif, dan kiasan untuk
mengidentifikasi objek, fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu mengidentifikasi ide
pokok dari teks deskripsi, narasi dan eksposisi, serta nilai-nilai yang terkandung dalam teks
sastra (prosa dan pantun, puisi) dari teks dan/atau audiovisual.
Berbicara dan Mempresentasikan
Peserta didik mampu menyampaikan informasi secara lisan untuk tujuan menghibur dan
meyakinkan mitra tutur sesuai kaidah dan konteks. Menggunakan kosakata baru yang
memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan; pilihan kata yang tepat sesuai dengan norma
budaya; menyampaikan informasi dengan fasih dan santun. Peserta didik menyampaikan
perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan
menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosakatasecara kreatif. Peserta
didik mempresentasikan gagasan, hasil pengamatan, dan pengalaman dengan logis,
sistematis, efektif, kreatif, dan kritis; mempresentasikan imajinasi secara
kreatif.
Menulis
Peserta didik mampu menulis teks eksplanasi, laporan, dan eksposisi persuasif dari gagasan,
hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi; menjelaskan hubungan kausalitas,
menuangkan hasil pengamatan, meyakinkan pembaca. Peserta didik mampu menggunakan
kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan norma
budaya; menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan.
Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan
orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan
kosakata secara kreatif.
4. CAPAIAN PEM BELAJARAN FASE D

Fase D (kelas VII, VIII, IX SMP)


Pada akhir FASE D, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia
kerja. Peserta didik secara kritis dan kreatif mampu memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta informasi dari berbagai tipe teks tentang topik
yang beragam : Bebaosan (Gatra Bali, Pidarta, Ugrawakya), Anggah Ungguhing Basa,
Tata Kruna (wangun kruna, wewangsan kruna), Tata Lengkara, Wacana (karangan
bebas, Satua, wiracarita), Paribasa (Wewangsalan, Peparikan,Sesenggakan), Puisi Bali
Anyar, Prosa Bali Anyar (Cerpen), Sekar Alit (Maskumambang, Ginada, Sinom),
Membaca Aksara Bali, Menulis Aksara Bali dengan berbagai media (kertas, Software,
lontar, Baligrafi). Peserta didik mampu menyintesis, memanipulasi, presisi, artikulasi
gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif
dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi
menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan
fiksi secara mandiri kritis, dan etis.
Fase D Berdasarkan Elemen
Menyimak
Di akhir FASE D, Elemen menyimak peserta didik secara kritis dan kreatif mampu
memahami, mengaplikasi, menganalisis,mengevaluasi, mencipta informasi berupa gagasan,
pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak
berbagai wacana sastra dan non sastra dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Membaca dan Memirsa
Di akhir FASE-D, Elemen membaca dan memirsa peserta didik secara kritis dan kreatif
mampu memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta informasi berupa
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi,
rekontruksi, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi, dari teks visual dan audio visual untuk
menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik mampu menyintesis,
memanipulasi, presisi artikulasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan
simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara
kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data
serta membandingkan isi teks.
Berbicara dan Mempresentasikan
Di akhir FASE-D, Elemen berbicara dan mempresentasikan peserta didik mandiri, kritis
dan etis mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog,
dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menyintesis,
memanipulasi, presisi, artikulasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan
materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik mampu
mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif
dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.
Menulis
Di akhir FASE-D, Elemen menulis peserta didik mandiri, kritis dan etis mampu menulis
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan dalam bentuk
teks informasional dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menyintesis, memanipulasi, presisi,
artikulasi teks eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu
mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta
didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.

5. CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE E


Fase E (kelas X SMA/ SMK)
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia
kerja. Peserta didik secara kritis dan kreatif mampu memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta informasi dari berbagai tipe teks tentang topik
yang beragam : Anggah Ungguhing Basa, Pidarta, Wacana Singkat Berbahasa Bali, Puisi
Bali Modern, Sekar Alit ( Durma, Dangdang Gula, Pangkur), Cerpen, Paribasa Bali
(Sesonggan, Sesenggakan, Sloka, Sesapan), Aksara Bali dalam berbagai media . Peserta
didik mampu menyintesis, memanipulasi, presisi, artikulasi gagasan dan pendapat dari
berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta
didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara mandiri kritis, dan
etis.
Fase E berdasarkan Elemen
Elemen Menyimak
Di akhir fase E, Elemen menyimak peserta didik secara kritis dan kreatif mampu memahami,
mengaplikasi, menganalisis,mengevaluasi, mencipta informasi berupa gagasan, pikiran,
perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimakberbagai wacana sastra
dan non sastra dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Elemen Membaca & Memirsa
Di akhir fase E, Elemen membaca dan memirsa peserta didik secara kritis dan kreatif
mampu memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta informasi berupa
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi,
rekontruksi, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi, dari teks visual dan audio visual untuk
menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik mampu menyintesis,
memanipulasi, presisi artikulasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan
simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara
kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta
membandingkan isi teks.

Elemen Berbicara dan Mempresentasikan


Di akhir fase E, Elemen berbicara dan mempresentasikan peserta didik mandiri, kritis dan
etis mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk
tujuan pengajuan usul, perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan
gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampumenyintesis,
memanipulasi, presisi, artikulasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan
materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik mampu
mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam
bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.

Elemen Menulis

Di akhir fase E, Elemen menulis peserta didik mandiri, kritis dan etis mampu menulis
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan dalam bentuk
teks informasional dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menyintesis, memanipulasi, presisi,
artikulasi teks eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik
mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta
didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.

6. CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE F

Fase F (kelas XI, XII SMA/ SMK)


Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia
kerja. Peserta didik secara kritis dan kreatif mampu memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta informasi dari berbagai tipe teks tentang topik
yang beragam : Anggah Ungguhing Basa, Sembrama Wacana, Dharma Wacana, Sekar
Madya, Sekar Agung, Paribasa Bali ( Sesawangan, Pepindan, Sesemon,
Sesimbing), Puisi, Drama Bali, gancaran (prosa), Aksara Bali dalam berbagai tujuan.
Peserta didik mampu menyintesis, memanipulasi, presisi, artikulasi gagasan dan pendapat
dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat.
Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara mandiri kritis, dan
etis.
Fase F berdasarkan Elemen
Elemen Menyimak
Di akhir fase F, Elemen menyimak peserta didik secara kritis dan kreatif mampu memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta informasi berupa gagasan, pikiran,
perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimakberbagai wacana sastra
dan non sastra dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.

Elemen Membaca & Memirsa


Di akhir fase F, Elemen membaca dan memirsa peserta didik secara kritis dan kreatif
mampu memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta informasi berupa
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi,
rekontruksi, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi, dari teks visual dan audio visual untuk
menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik mampu menyintesis,
memanipulasi, presisi artikulasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan
simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara
kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta
membandingkan isi teks.

Elemen Berbicara dan Mempresentasikan


Di akhir fase F, Elemen berbicara dan mempresentasikan peserta didik mandiri, kritis dan
etis mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk
tujuan pengajuan usul, perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan
gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menyintesis,
memanipulasi, presisi, artikulasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan
materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik mampu
mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam
bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.
Elemen Menulis
Di akhir fase F, Elemen menulis peserta didik mandiri, kritis dan etis mampu menulis
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan dalam bentuk
teks informasional dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menyintesis, memanipulasi, presisi,
artikulasi teks eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik
mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif.

KEPALA DINAS,

Dr. KN. BOY JAYAWIBAWA


Pembina Utama Madya
NIP. 19651130 199203 1 010

Anda mungkin juga menyukai