Anda di halaman 1dari 5

ANALGETIK

Analgetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan akhirnya
akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau kelainan dalam
tubuh dan merupakan bagian dari proses penyembuhan (inflamasi). Nyeri perlu
dihilangkan jika telah mengganggu aktifitas tubuh. Analgetik merupakan obat yang
digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering
mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen
obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik atau pereda nyeri.  Pada
umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik.
B.       MACAM-MACAM OBAT ANALGETIK
Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Selain
berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada nyeri yang
dapat dihilangkan.
1.      Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papever
somniferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri
sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan
berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
Semua anlagetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat tetapi potensi, onzzet,
dan efek sampingnya berbeda-beda secara kualitatif maupun kuantitatif. Efek samping
yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan ngantuk. Dosis yang besar
dapat menyebabkan hipotensi serta depresi pernapasan.
Morfin dan petidinn merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai untuk
nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di indonesia tersedia
dalam bentuk injeksi dan masih merupaan standar yang digunakan sebagai
pembanding bagi analgetik narkotik lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin dapat
menimbulkan euforia dan gangguan mental. Berikut adalah contoh analgetik narkotik
yang sampai sekarang masih digunakan di Indonesia :
-          Morfin HCl
-          Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)
-          Fentanil HCl
-          Petidin
-          Tramadol

2. Obat Analgetik Non-narkotik


Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan
istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan
Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu
menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan
saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik
Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada
pengguna (berbeda halnya dengan penggunaan Obat Analgetika jenis Analgetik
Narkotik).
Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik :
a.       Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat
ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek
analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim
obat ini.

b.      Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai
analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik,
parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan
nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar
tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang
berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c.       Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat
pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan.
Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi
lain terhadap mukosa lambung.

C.      CARA KERJA OBAT ANALGETIK


1.      Mekanisme kerja Analgetik Opioid
Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim sikloogsigenase
dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek
sampingnya.
Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh
fenotiazin, penghambat monoamine oksidase dan antidepresi trisiklik. Mekanisme
supreaditif ini tidak diketahui dengan tepat mungkin menyangkut perubahan dalam
kecepatan biotransformasi opioid yang berperan dalam kerja opioid. Beberapa
fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang diperlukan untuk menimbulkan tingkat
analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi napas akibat morfin akan diperberat
oleh fenotiazin tertentu dan selain itu ada efek hipotensi fenotiazin.
  
2.      Mekanisme Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik
Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang berperan dalam mengatur nyeri dan
temperature. AINS secara selektif dapat mempengaruhi hipotalamus menyebabkan
penurunan suhu tubuh ketika demam. Mekanismenya kemungkinan menghambat
sintesis prostaglandin (PG) yang menstimulasi SSP. PG dapat meningkatkan aliran
darah ke perifer (vasodilatasi) dan berkeringat sehingga panas banyak keluar dari
tubuh.
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau di tempat
cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan
zat aktif seperti brandikinin, PG dan histamin. PG dan brandikinin menstimulasi ujung
saraf perifer dengan membawa impuls nyeri ke SSP. AINS dapat menghambat sintesis
PG dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri.
Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan
salisilat dan asetominafin (parasetamol).

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan.G.Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Nama Lokai :
Kembang jonggrang, kembang kuku macan (Jakarta); katongkat, kembang sungsang (Sunda);
mandalika (Bali).
Uraian :

Tanaman ini dapat tumbuh liar di semak belukar, hutan jati dan
kadang ditanam sebagai tanaman hias yang dirambatkan di pagar dan daerah pantai sampai 300
meter dpl. Tanaman ini menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari penuh. Sering
berbunga terutama diawal musim penghujan, serta dikenal mempunyai rimpang yang beracun.
Merupakan terna tahunan yang berumur panjang, memanjat, tingginya mencapai 2,5 meter,
bercabang melebar. Batangnya lunak, memanjat dengan sulur yang terdapat diujung daun. Daun
tunggal bentuk lanset, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 8-25 cm, lebar
1-4 cm. Bunga kuncup bentuknya bulat memanjang, bertangkai panjang, ujungnya runcing
menghadap ke bawah. Bila mekar, bunganya akan membalik keatas, mahkota bunga berjumlah 6
yang berbentuk keriting, bagian atas warnanya merah, pangkalnya berwarna kuning kehijauan.
Warna bunganya lama-kelamaan akan menjadi merah keseluruhan dan tidak cepat layu. Buah
panjangnya 4-5 cm. Bijinya banyak, warnanya merah oranye. Akarnya mempunyai rimpang
yang horizontal dan besar. Perbanyakan dengan biji atau rimpang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Lumpuh, sakit pada persendian, panas tinggi, kram, badan, membengkak, kencing nanah, sukar
bersalin.
Komposisi :
Kandungan kimia : colchicine, alkaloid.

Anda mungkin juga menyukai