Anda di halaman 1dari 4

Transkrip Materi Kultum Singkat Yang Menarik:

Beriman Dikala Sendiri

‫الحمد هلل وصالة وسالم على رسول هللا و بعد‬


Ketika kita sendirian, apa yang kita lakukan?

Sendiri itu adalah ujian buat kita, sendiri itu adalah sesuatu yang terkadang kita
banyak tidak melakukan sesuatu yang baik.

Ketika kita sendiri, seringkali kita tergoda oleh setan untuk berbuat maksiat.
Ketika kita sendiri, kita terkadang mempunyai pemikiran-pemikiran yang tidak-
tidak. Sementara, Salafush Sholeh terdahulu mereka lebih takut kepada Allah
disaat sendirian daripada ketika di hadapan orang.

Maka kewajiban kita agar kesendirian kita tidak berubah menjadi malapetaka,
kita harus membekali hati kita dengan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala..

Kenapa?
Karena banyak orang yang bertakwa kepada Allah ketika terlihat orang banyak.
Banyak orang yang dia meninggalkan kemaksiatan ketika dilihat orang lain. Tapi
ketika dia sendirian, dia tidak peduli dengan batasan-batasan Allah Subhanahu
wa Ta’ala.

Tentunya kita tidak ingin masuk ke dalam hadits Nabi yang diriwayatkan Abu
Dawud, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda bahwa kelak pada hari
kiamat akan datang seorang laki-laki yang membawa pahala yang besar sebesar
gunung-gunung Tihamah. Lalu kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
menghancur leburkan pahala-pahala mereka. Lalu para Sahabat bertanya,
“Siapa mereka wahai Rasulullah?” Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

َ ‫ون ِم َن اللَّي ِْل َك َما تَأْ ُخ ُذ‬


‫ون َولَ ِكنَّهُ ْم‬ َ ‫أَ َما إِنَّهُ ْم إِ ْخ َوانُ ُك ْم َو ِم ْن ِج ْل َدتِ ُك ْم َويَأْ ُخ ُذ‬
ِ ‫أَ ْق َوا ٌم إِ َذا َخلَ ْوا بِ َم َح‬
‫ار ِم هَّللا ِ ا ْنتَهَ ُكوهَا‬
“Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka
mengambil malam sebagaimana kalian ambil, akan tetapi mereka adalah kaum
yang jika bersendirian mereka berani untuk melanggar hal yang diharamkan
Allah.” (Shahih. HR. Ibnu Majah).
Kita tidak ingin masuk dalam hadits tersebut yang mengakibatkan akhirnya
amalan shalih kita, pahala-pahala kita digugurkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala.

Saudaraku,

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang yang takut kepada Allah disaat
sendirian. Allah berfirman :

‫ب لَهُ ْم َم ْغفِ َرةٌ َوأَجْ ٌر َكبِي ٌر‬


ِ ‫ن َربَّهُ ْم بِ ْال َغ ْي‬:َ ‫ين يَ ْخ َش ْو‬
َ ‫إِ َّن الَّ ِذ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb mereka disaat mereka
sendirian, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Mulk[67]: 12).

Saudaraku, ketika seseorang lebih takut kepada Allah disaat ia di hadapan


manusia, tapi ketika disaat sendirian ia tidak takut kepada Allah. Ini yang
dikhawatirkan! Kenapa demikian? Yang dikhawatirkan adalah kalau ternyata ia
wafat dalam keadaan kesendiriannya tersebut.

Makanya kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

‫ َوهُ َو ِم ْن أَ ْه ِل‬،‫اس‬
ِ َّ‫ فِ ْي َما يَ ْب ُدو لِلن‬،‫إِ َّن ال َّر ُج َل لَيَ ْع َم ُل َع َم َل أَ ْه ِل ْال َجنَّ ِة‬
ِ َّ‫الن‬
‫ار‬
“Sesungguhnya seseorang mengamalkan amalan ahli Surga menurut apa yang
tampak bagi manusia padahal ia termasuk ahli Neraka” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Masya Allah, bayangkan dia beramal sholeh sebatas yang tampak kepada
manusia kata Rasulullah, ternyata ia termasuk penduduk api neraka. Kita tidak
ingin tentunya masuk di dalam hadis tersebut.

Perhatikan hadis tadi! Rasulullah mengatakan ‫اس‬ِ ‫( فِ ْي َما َي ْب ُدو لِل َّن‬sebatas yang tampak
kepada manusia). Dihadapan manusia dia kelihatan takut pada Allah, tapi ketika
dia sendirian dia menjadi orang yang tidak takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Naudzubillah!.

Maka, kita yaa Akhi perlu untuk lebih takut kepada Allah disaat kita sendirian.
Allah terkadang menguji kita disaat sendirian itu dengan maksiat di mata kita.
Allah berfirman :
‫ص ْي ِد تَنَالُهُ أَ ْي ِدي ُك ْم‬
َّ ‫ين آ َمنُوا لَيَ ْبلُ َونَّ ُك ُم هَّللا ُ بِ َش ْي ٍء ِم َن ال‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
ِ ‫َو ِر َما ُح ُك ْم لِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ َم ْن يَ َخافُهُ بِ ْال َغ ْي‬
‫ب‬
“Wahai orang-orang yang beriman, Allah akan menguji kamu dengan sedikit dari
binatang buruan yang bisa kalian capai dengan tangan dan tombak-tombak
kalian disaat kalian sedang berihram agar Allah tahu siapa yang takut kepada
Allah di saat sendirian.” (Q.S. al-Maidah 94).

Lihat saudaraku, Allah menguji para Sahabat dengan binatang buruan yang
sangat mudah untuk diambil oleh tangan-tangan mereka di saat berihram.
Padahal disaat berihram haram hukumnya berburu.

Nah, saudaraku, kalau dahulu dizaman Sahabat Allah menguji mereka dengan
binatang buruan yang mudah diambil lalu Allah mengatakan agar Allah tahu
siapa yang takut kepada Allah disaat sendirian.

Kita pun demikian. Kita diuji oleh Allah dengan smartphone, diuji oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan gadget. Disana kita bisa melihat hal-hal yang
diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkadang ketika kita sendirian,
tidak ada orang yang melihatnya, ternyata kita menjadi orang yang tidak takut
kepada Allah, ternyata kita menjadi orang yang berani untuk melanggar batasan-
batasan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita tidak ingin saudaraku, hal itu terjadi pada diri kita.

Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara mempertebal rasa takut kepada Allah
dan muraqabah (selalu merasa bahwa kita diawasi oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala). Diri kita selalu diawasi oleh Allah Rabbul Izzati wal Jalaalah. Ingat, Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengetahui gerak-gerik kita. Allah berfirman :

‫يَ ْعلَ ُم َخائِنَةَ اأْل َ ْعي ُِن َو َما تُ ْخفِي الصُّ ُدو ُر‬
“Allah mengetahui mata yang berkhianat dan apa yang disembunyikan di dalam
dada manusia.” (QS. Al Mu’min: 19)

Allah mengetahui disaat kita sedang sendirian. Dan ingat, Malaikat yang
mencatat amal shalih kita pun telah mencatat amalan-amalan kita. Maka coba
ketika kita sendirian hadirkan perasaan diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Disaat kita sendirian, coba kita ingat bagaimana kalau kita wafat disaat kita
sendirian dan berbuat maksiat kepada Allah.
Naudzubillah, kita tidak ingin wafat dalam keadaan su’ul khotimah, saudaraku.

Maka saudaraku, bagaimana kita ketika sendirian? Di saat ketika kita sendirian
lebih taqwa kepada Allah, berarti itu menunjukkan akan ketakwaan kita yang luar
biasa. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan kesendirian
kita untuk hal-hal yang yang diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wabillahi taufiq, subhanakaallah bihamdika. Ayshadu an Laailaha illanta,


astaghfirullah waatuubu ilaik

▬▬•◇✿◇•▬▬

 https://ngaji.id/klik/25

Anda mungkin juga menyukai