Anda di halaman 1dari 15

cara mencintai Al-Qur'an

Apabila kita memperhatikan keadaan kita saat ini, maka akan di dapati bahwa masih banyak
di antara kaum Muslimin yang amat jauh dari Al Quran, bahkan begitu sangat jauhnya
mereka dari petunjuk dan pengajaran yang ada di dalam Al Quran. Di antara mereka ada
yang tidak mau atau malas membaca Al Quran, sebagian lagi ada yang membacanya hanya
ketika waktu shalat saja atau membacanya ketika ada acara-acara perlombaan saja. Ada
pula yang membacanya hanya ketika dalam kondisi terjepit dan kesulitan. Ada juga yang
sekedar membaca Al Quran, namun tidak mau mentadabburinya (memperhatikan arti,
maksud dan isinya), atau membacanya tapi tidak mau mangamalkannya. Bahkan, yang
paling parah adalah ada orang yang menolak sebagian ayat-ayat-Nya dan selalu
mempermasalahkannya.
Mengapa demikian? Apa sebabnya? Penyebab utamanya adalah tidak adanya kecintaan
kepada Al Quran. Rasa cinta kepada Al Quran itu telah redup dan menghilang atau bahkan
rasa cinta itu telah mati.
Sesungguhnya jika hati ini cinta kepada sesuatu, maka dia akan tertambat dan bergantung
kepadanya, selalu merasakan kesenangan bersamanya dan kerinduan ingin bertemu
dengannya serta tidak ingin berpisah dan jauh-jauh darinya. Begitu juga terhadap Al Quran.
Jika hati seseorang sudah mencintainya, maka dia akan merasakan kenikmatan ketika
membacanya, merasa senang dan gembira saat bersamanya. Dia akan berusaha untuk
mengetahui, memahami dan menyelami arti dan makna yang terkandung di dalamnya.
Sebaliknya, jika tidak ada kecintaan, maka hati ini akan sulit menerima Al Quran, terasa
berat untuk tunduk taat kepada Al Quran.
Kenyataan menunjukkan benarnya pernyataan ini. Sebagai contoh; seorang pelajar yang
memiliki semangat, kesukaan, dan kecintaan pada suatu pelajaran tertentu, maka ia akan
cepat menguasai apa yang telah diajarkannya, dia dengan segera dapat menyelesaikan
tugas dan kewajibannya dalam waktu yang singkat. Sebaliknya, siswa yang tidak suka
pelajaran tersebut, maka ia tidak akan bisa menguasi pelajaran yang sudah disampaikan
kecuali setelah mengulang-ulangnya berkali-kali. Dia menghabiskan banyak waktu untuk
mempelajarinya, dan tidak bisa menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan baik.
Bagaimanakah cara menumbuhkan rasa cinta ini terhadap Al Quran? Sebelum dijawab, ada
baiknya kita mengetahui tanda-tanda jika hati itu cinta kepada Al Quran.
Tanda-Tanda Kecintaan Hati kepada Al Quran
Kecintaan hati kepada Al Quran mempunyai beberapa tanda, di antaranya:
1. Sebagaimana cintanya seseorang kepada sesuatu, cinta pada Al Quran pun ditandai
dengan kesukaannya ketika bersua (berjumpa) dengannya.
2. Tidak merasa jenuh dan bosan ketika duduk-duduk bersama dan membacanya dalam
waktu yang cukup lama.
3. Jika jauh darinya, maka ia akan selalu merindukannya dan berharap bisa segera
bertemu dengannya.
4. Banyak berdialog dengannya dan meyakini petunjuk dan arahannya serta kembali
kepadanya ketika menghadapi berbagai persoalan hidup, baik kecil maupun besar.
5. Mentaatinya, baik dalam perintah maupun larangan.
Inilah tanda-tanda terpenting dan utama akan adanya rasa kecintaan seseorang kepada Al
Quran. Jika salah satunya tidak ada, kecintaan itupun ikut berkurang. Maka, ukurlah diri kita
dengan tanda-tanda utama tersebut di atas. Pertanyaannya sekarang adalah: Apakah kita
mencintai Al Quran?
Cara Agar Hati Mencintai Al Quran
Berdoa dan Bertawakkal hanya kepada Allah
Persoalan cinta adalah persoalan (qalbu) hati. Sementara kita tidak sanggup menguasai hati
kita sendiri. Hati seseorang terletak di tangan Allah. Dia membuka dan menutup hati
seseorang kapan saja Dia menghendaki, dengan hikmah-Nya, serta ilmu-Nya.
Allah subhanahu wa taala berfirman (artinya): Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan
dikumpulkan. (QS. Al Anfal: 24)
Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka
tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka(Al Kahfi: 57).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya hati semua anak cucu
Adam itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah
Subhanahhu wa Taala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya. (HR.
Muslim)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits yang lain bersabda:

Sesungguhnya hati semua anak cucu Adam itu berada di antara dua jari dari sekian jari
Allah Yang Maha Pemurah. Allah subhanahhu wa taala akan memalingkan hati manusia
menurut kehendak-Nya. (HR. Muslim)
Oleh karena cinta letaknya di hati, dan hati berada di dalam genggaman Allah, maka
memohonlah bantuan kepada Allah dan berdoalah kepada-Nya agar Dia memberikan
karunia kecintaan kepada Al Quran agar kita bisa mencintainya. Hendaknya berdoa dengan
tulus, penuh ketundukan, memohon dengan mendesak dan memohon dengan belas
kasihan serta sangat berharap untuk segera diberi.
Berilmu, yaitu berusaha mempelajari dan memahami keagungan dan keutamaan Al
Quran dan keutamaan orang-orang yang mempelajarinya, menghafalnya dan
mengamalkannya.
Diantara keutamaan Al Quran dan keutamaan orang yang mempelajarinya, adalah:
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik kalian adalah orang yang
mempelajari Al Quran dan yang mengajarkannya. (HR. Al Bukhari)
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidaklah suatu kaum berkumpul di
salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Al Quran dan saling
mempelajari diantara mereka, kecuali turun kepada mereka ketentraman, mereka
diliputi rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut-nyebut kebaikan
mereka dihadapan makhluk yang mulia yang ada di sisi-Nya. (HR. Muslim)
Dari Ibnu Masud bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran, maka ia akan mendapatkan
satu kebaikan yang dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Nabi melanjutkan: Aku tidak
mengatakan bahwa Alif laam miim itu adalah satu huruf, akan tetapi alif satu huruf,
lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. At Tirmidzi)
Dikisahkan oleh Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam pernah bersabda: Orang yang membaca Al Quran dan ia pandai maka ia
bersama para malaikat pembawa kitab yang mulia dan baik. Orang yang membaca
Al Quran terbata-bata dan kesulitan maka ia mendapat dua pahala. (HR. At
Tirmidzi)
Umar bin Khatthab meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah
bersabda: Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al Quran
dan merendahkannya juga dengan kitab ini (Al Quran). (HR. Muslim)
Bergaul dengan orang-orang shalih.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda: Perumpamaan teman yang
shaleh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan
mencium bau keharumannya. Sedangkan perumpamaan teman yang buruk ibarat tukang
pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena bau asapnya. (HR. Al
Bukhari)
Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan teman akrabnya, maka hendaklah kamu
berhati-hati dalam memilih teman pendamping. (HR. Ahmad)
Bersabar, yaitu bersabar dalam ketiga hal di atas.
Allah subhanahu wa taala berfirman, (artinya): Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya
kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200)
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orangorang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik
buruknya) hal ihwalmu. (QS. Muhammad: 31)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda: Tidak ada suatu rezeki yang Allah
berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)
Barangsiapa yang menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain, maka akan diberi
rezeki kepuasan oleh Allah. Dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup, maka akan diberi
kekayaan (hati dan jiwa) oleh Allah. Dan barangsiapa yang berlaku sabar, maka akan

dikurnia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang
lebih baik serta lebih luas (manfaatnya) daripada kurnia kesabaran itu. (Muttafaq alaih).
Wallahu taala alam.
egala pujian semata-mata hanya bagi Allah Tuhan semesta Alam, Allah Tuhan langit dan
bumi , Penguasa seluruh makhluqnya, dan Penguasa di Dunia dan di Akherat. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh manusia yang mengikuti dan mengamalkan
jalan petunjukNYa.
Allah Pencipta, Pemelihara, Penyantun seluruh alam memberikan khabar kebenaran
kepada umat manusia, mengabarkan lewat Rasulnya, bahwa kedatangan Rasulullah
Muhammad SAW adalah termasuk tanda-tanda kedatangan Hari Akhir (Qiyamat).
Antara diutusnya Rasulullah Muhammad SAW dan hari kiyamat diibaratkan sebagimana jari
telunjuk dan jari tengah. Empat belas abad sudah berlalu, tetapi dunia belum qiyamat.
Memang hari qiyamat waktunya dirahasiakan oleh Allah SWT, agar setiap diri dapat berbuat
amal sebaik-baiknya.
Rasulullah Muhammad adalah Nabi Terakhir, tidak ada Nabi sesudahnya, dan kita semua
adalah umat zaman akhir. Kitab suci terakhir yang Allah turunkan kepada umat manusia
adalah Al-Quranul Karim. Dan Allah-lah yang menjaga kesucian, kebenaran dan
keberkahannya hingga hari qiyamat .Barang siapa berpegang teguh kepadanya, selamatlah
mereka. Barang siapa yang mengingkari rugi dan celakalah mereka.
Beberapa ayat yang menjelaskan tentang penjagaan Allah padanya, dan kesucian isinya
sebagaimana dalam ayat-ayat berikut.
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya. (QS. 15:9)
Al-Quran sebagai petunjuk dan cahaya kebenaran dari Allah, yang tidak ada keraguan
didalamnya bagi orang-orang yang bertaqwa (orang yang berhati suci dan selalu benar
dalam berbuat)
Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa, (QS. 2:2)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu,
(Muhammad dengan mujizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (al-Quran). (QS. 4:174)
Allah menghendaki keselamatan bagi siapa saja yang mengimani, mempercayai, dan
mengamalkannya
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. 5:16)
Dia adalah kitab yang penuh barokah (kemanfaatan baik yang melimpah ruah) bagi
siapapun yang mengamalkan petunjuk didalamnya
Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran. (QS. 38:29)
Barang siapa yang mengikuti dan mengamalkan petunjuknya akan menemukan jalan-jalan
kemuliaan, dan menjadi orang yang mulia di dunia dan di akherat.
Sesungguhnya telah kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya
terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya
(QS. 21:10)
Nilai-nilai kebenaran dan pengamalan Al-Quran lebih mulia dari sekedar nilai-nilai materi
yang telah Allah sebarkan di muka bumi.
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. 10:57)
Katakanlah:Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan. (QS. 10:58)
Al-Quran adalah kitab yang diturunkan dari sisi Allah Tuhan pemilik seluruh Alam
sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, (QS. 56:77)
pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), (QS. 56:78)

tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. 56:79)


Diturunkan dari Tuhan Semesta Alam. (QS. 56:80)
Kitab Al-Quran tidak ada kebatilan (kesalahan dan kebohongan) didalamnya
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari al-Quran ketika al-Quran itu datang
kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya al-Quran itu
adalah kitab yang mulia. (QS. 41:41)
Yang tidak datang kepadanya (al-Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
(QS. 41:42)
Apa yang dikhabarkan oleh Al-Quran pasti akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah
sesuai dengan waktu yang telah ditetepkan oleh-Nya
Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak
kamu akan mengetahui. (QS. 6:67)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap
ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu
benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu (QS. 41:53)
Walaupun orang-orang tidak mau meyakini kebenaran Al-Quran, namun Allah, malaikatmalaikat-Nya dan orang-orang yang sholih yang berbakti kepada-Nya meyakini
kebenarannya
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui
al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya;
dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya.
(QS. 4:166)
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad),
kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (al-Quran)
yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata:Ya Tuhan
kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi
saksi (atas kebenaran al-Quran dan kenabian Muhammad saw). (QS. 5:83)
Orang-orang yang bergelimang dalam nyata-nyata berbuat kezaliman dikatakan Allah
bahwa mereka akan menyangsikan dan mengingkari kebenaran Al-Quran
Sebenarnya, al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang
yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang
yang zalim. (QS. 29:49)
Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian. (QS. 17:82)
Orang yang tidak beriman kepada kehidupan akherat akan meragukan dan menolak
kebenaran Al-Quran, demikian pula orang-orang yang hatinya tertutup dengan noda-noda
dosa.
Dan apabila kamu membaca al-Quran niscaya Kami adakan antara kamu orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup, (QS.
17:45)
dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar
mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam
al-Quran, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya. (QS. 17:46)
Manusia boleh memilih apakah akan mengimani atau mengkafiri firman Allah dalam kitab
suci Al-Quran, namun masing-masing dengan segala konsekwensinya
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (QS. 2:256)
Dan katakanlah:Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS.
18:29)

Kitab suci Al-Quran sebagai batu ujian (penguji) akan kebenaran kitab-kitab suci
sebelumnya. Apakah kitab tersebut masih bersih dan benar apakah sudah mendapat
perubahan akibat campur tangan manusia. Bila masih sesuai dengan Al-Quran berarti kitab
suci tersebut masih terjaga kesuciannya, namun bila sudah menyelisihi Al-Quran berarti
kitab suci tersebut sudah dipalsukan.
Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkansebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS. 5:48)
Demikian kuatnya Allah mengajak manusia kembali kepada kebenaran, kembali kepada
Mengesakan Allah, kembali kepada kebenaran yang telah dibentangkan lewat sunatullah
baik yang tertulis dalam kitab-kitab-Nya atau yang tertulis di alam raya. Allah Tuhan yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang mengajak manusia untuk hidup selamat dan bahagia
dengan mengikuti jalan lurus, jalan fitrah, jalan kebenaran dari Allah Al-Quran..
Bila diri kita suka bergelimang dalam budaya-budaya kemasiyatan, kezaliman dan
kedurhakaan, kesombongan, keangkuhan, dan telah mendarah daging dalam diri,
pasti kita akan benci dengan kebenaran yang datang dari Allah, yaitu Al-Quran. Bila
manusia masih saja menolak dan membangkang, maka semua akibat yang akan diterima
oleh manusia di dunia dan di akherat adalah akibat salahnya sendiri, bukan orang lain.
Manusia harus merendahkan diri dihadapan Allah, karena memang manusia itu berasal dari
setitik air mani, segumpal tanah yang amat dhoif. Semoga Allah membimbing kita semua
untuk mencintai dalam mempelajari dan mengamalkan petunjuk-petunjuk Al-Islam, AlQuran dan As-Sunnah, Amien. Wallahu alam.

oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 15 Oktober 2010 jam 3:10


Al-Qur'an adalah firman Allah yang di dalamnya terkandung banyak sekali sisi keajaiban
yang membuktikan fakta ini. Salah satunya adalah fakta bahwa sejumlah kebenaran ilmiah
yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi abad ke-20 ternyata telah dinyatakan Al
Qur'an sekitar 1400 tahun lalu. Tetapi, Al-Qur'an tentu saja bukanlah kitab ilmu
pengetahuan. Namun, dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang
dinyatakan secara sangat akurat dan benar yang baru dapat ditemukan dengan teknologi
abad ke-20. Fakta-fakta ini belum dapat diketahui di masa Al Qur'an diwahyukan, dan ini
semakin membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah. (Harun Yahya)
Dr. Subhi Al-Salih mendefinisikan arti Quran adalah bacaan, asal kata qaraa.
Sedangkan menurut istilah, Al-Quran adalah Kalam Allah SWT. yang merupakan mujizat
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang ditulis dalam mushaf dan
diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: "Al-Qur'an adalah
firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup
para Nabi dan Rasul, dengan
perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian
disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan
ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas" Dengan
definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim, firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Quran seperti Kitab Taurat
yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat

Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak termasuk AlQuran.
Al-Qur'an itu maknan dan lafdzon. Seluruh al Qur'an terdiri atas bahasa Arab, tidak satu
katapun di dalamnya yang bukan bahasa Arab. Maka sejalan dengan itu ia mengatakan
bahwa setiap umat Islam diharuskan mempelajari bahasa Arab sedapat mungkin
(Mabalagahu juhduh) sehingga ia dapat mengucapkan syahadat, membaca al Qur'an, dan
mengucapkan dzikir. Tuntutan itu merupakan fardhuain yang berlaku secara umum,
sedangkan penguasaan bahasa Arab secara mendalam diwajibkan secara terbatas (fardhu
kifayah) atas para ulama'. Syafi'i menekankan pentingnya penguasaan bahasa Arab karena
tidak mungkin bisa memahami kandungan al Qur'an tanpa penguasaan terhadap bahasa
Arab.(Imam Syafii)
Al-Qur'an adalah lafadz yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai mu'jizat dan
membacanya merupakan ibadah.( Taj Al Din Al Subki, pengikut imam syafii)
Al-Quran adalah kitab tarbiyah dan pengajaran. Al Quran adalah kitab hidayah dan
penuntun bagi semua manusia. Al Quran adalah kitab petunjuk, rahmat dan kabar gembira
bagi kaum muslimin. (Kunci-kunci tadabbur Al Quran, Dr. Khalid bin Abdul Karim Al
Laahim)
Al-Qur'an merupakan sebuah hakikat dan realitas metabahasa (di atas bahasa). Sebelum
Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab, ia berada pada sebuah tingkatan wujud (hakikat)
yang pada tingkatan tersebut akal manusia tidak dapat mencapainya. Allah Swt menurunkan
Al-Qur'an dari kediaman aslinya dan membuatnya dapat dipahami oleh manusia dan
mengenakan busana redaksi Arab padanya. Dengan demikian, manusia dapat mengenal
dan mencerap aneka hakikat yang terpendam di dalamnya. (sumber: Al-Mzn (Terjemahan
Persia), jil. 18, hal. 122-123)
Al-Quran yang secara harfiah berarti "bacaan sempurna" merupakan suatu nama pilihan
Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca
lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Quran Al-Karim, bacaan sempurna lagi
mulia itu
Tiada bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti
artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf
oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
Tiada bacaan melebihi Al-Quran dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja sejarahnya
secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai
kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya.
Tiada bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan
kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan
yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan jilid buku, generasi demi generasi.
Kemudian apa yang dituangkan dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda
sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kecenderungan mereka, namun semua
mengandung kebenaran. Al-Quran layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya
yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.
Tiada bacaan seperti Al-Quran yang diatur tatacara membacanya, mana yang dipendekkan,
dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana tempat yang terlarang, atau
boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada
etika membacanya.
Tiada bacaan sebanyak kosakata Al-Quran yang berjumlah 77.439 (tujuh puluh tujuh ribu
empat ratus tiga puluh sembilan) kata, dengan jumlah huruf 323.015 (tiga ratus dua puluh
tiga ribu lima belas) huruf yang seimbang jumlah kata-katanya, baik antara kata dengan
padanannya, maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya. (Quraish Shihab, wawasan

al-quran)
Allah SWT memberi beberapa nama lain selain dengan sebutan Al-Quran, diantaranya: 1.
Al-Kitab ( )atau Kitabullah, adalah padanan dari kata Al-Quran, seperti tersebut dalam
surat Al-Baqarah ayat 2:

Artinya: Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya;


petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

2. Al-Furqan (), artinya Pembeda, ialah yang membedakan antara yang benar dan
yang salah, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Furqan ayat 1:

Artinya: Maha suci Allah yang telah

menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam.

3. Adz-Dzikru, artinya Peringatan, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Hijr ayat

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran,


dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Al-Quran diturunkan dalam tenggang waktu 23 tahun, 13 di Mekkah dan 10 tahun di
Madinah. Al-Quran terdiri dari 114 surat. Ketentuan mengenai nama dan batas tiap-tiap
surat serta susunan ayat-ayatnya sudah ditetapkan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW.
(secara taufiqi). Salah satu cara pembagian Al-Quran yang digunakan dewasa ini (termasuk
di Indonesia) adalah: 114 surat, dibagi menjadi 30 juz dan 554 ruku. Surat-surat panjang
berisi beberapa ruku sedangkan surat-surat pendek berisi satu ruku. Tiap satu ruku diberi
tanda di sebelah pinggirnya dengan huruf: . Adapun pertengahan Al-Quran terdapat pada

surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafazh:
Jika ditinjau dari panjang dan pendeknya surat, surat-surat Al-Quran dikelompokkan
menjadi beberapa bagian:
1. Assabiuththiwal () , maksudnya 7 surat yang panjang, yaitu: Al-Baqarah, Ali
Imran, An-Nisa, Al-Araf, Al-Anam, Al-Maidah dan Yunus.
2. Al-Miun (), maksudnya surat-surat yang berisi 100 ayat lebih, seperti Hud, Yusuf,
Mumin, dan seterusnya.
3. Al-Matsani (), maksudnya surat-surat yang berisi kurang sedikit dari 100 ayat,
misalnya surat Al-Anfal, Al-Hijr, dan sebagainya.
4. Al-Mufashshal ((
) , maksudnya kelompok surat-surat pendek, seperti Adh-Dhuha, AlIkhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan sebagainya.
Adapun Hikmah kesemuanya yang dapat dipetik ialah:
1. Agar lebih mudah difahami.
2. Di antara ayat-ayat Al-Quran itu ada yang nasikh dan mansukh, sesuai dengan
kemaslahatan. Hal ini tidak dapat dilakukan bilamana Al-Quran diturunkan sekaligus.
3. Turunnya suatu ayat sesuai dengan peristiwa yang melatar belakanginya, ini
memungkinkan akan lebih berkesan dan berpengaruh di hati.
4. Memudahkan penghafalan.
5. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban atas pertanyaan atau penolakan atas

suatu pendapat atau perbuatan. Dilihat dari segi turunnya, maka ayat-ayat Al-Quran itu
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Ayat-ayat Makkiyyah, ialah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah atau sebelum Nabi
Muhammad SAW. berhijrah ke Madinah
2. Ayat-ayat Madaniyyah, ialah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi
Muhammad SAW. hijrah ke Madinah.
Ayat-ayat Makkiyyah meliputi dari isi Al-Quran seluruhnya yang terdiri dari 86 surat.
Sedangkan ayat-ayat Madaniyyah mencakup 11/30 isi Al-Quran yang terdiri atas 28 surat.
Al-Quran adalah kitab petunjuk dan hidayah bagi manusia dan seluruh makhluq yang
bertaqwa di atas bumi ini (QS.Al-Baqarah: 2)
...Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)....(QS. Al-Baqarah :185).
Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab
Bahasa merupakan satu-satunya media komunikasi antarmanusia / media paling penting
dalam menjalin hubungan dan komunikasi di antara umat manusia. Allah Swt memandang
kemampuan berbahasa dan bertutur kata sebagai anugerah besar yang diberikan kepada
manusia sebagaimana firman-Nya pada pembukaan surah al-Rahman. Para nabi yang
diutus oleh Allah Swt untuk memberikan petunjuk kepada manusia harus bertutur kata dan
berbicara dengan mereka dengan bahasa kaum tempat para nabi tersebut diutus. Dengan
bahasa kaum tersebut, para nabi menjelaskan aturan-aturan moral, hukum dan akidah
kepada mereka. Dengan memperhatikan berbagai kondisi sebelum pengutusan (bi'tsat) di
kalangan Arab, Allah Swt mengutus Nabi saw kepada kaum Arab, sehingga dengan
demikian Nabi saw harus bertutur kata dengan bahasa mereka dan membawa mukjizat
yang dapat dipahami oleh mereka. Karena itu, Al-Quran, sebagai mukjizat Nabi saw, juga
diturunkan dalam bahasa Arab. Berdasarkan latar belakang sejarah bangsa Arab adalah
orang-orang yang fanatik dengan metode, ajaran dan keturunan mereka (faktor internal
penjagaan) dan sepanjang perjalanan sejarah, tiada satu pun penguasa atau pemerintahan
yang dapat memaksa mereka mengganti bahasanya (tiadanya faktor eksternal) dan
tersedianya berbagai faktor dalam bahasa Arab untuk menjelaskan berbagai persoalan
dalam format lafaz tanpa adanya ambiguitas dan kekaburan, semenanjung Hijaz dan
bahasa Arab merupakan sebaik-baik jalan pembelaan natural dan non-adikodrati agama
dan penjagaan agama pamungkas dan kitabnya. Selain itu, orang-orang Arab merupakan
orang-orang yang memiliki fanatisme tinggi terhadap bahasa, cara, ajaran, metode
sedemikian sehingga mereka tidak bisa dipisahkan dari bahasa dan kebudayaan mereka.
Al-Qur'an dengan aneka macam daya tarik internalnya, irama dan bacaannya, membuka
benak orang-orang Arab Badui yang mencintai ucapan-ucapan yang sarat makna dan fasih
dan terpelihara dari ragam jenis penyimpangan redaksional dan literal. Maka itu, salah satu
dalil mengapa Al-Quran diturunkan dengan bahasa Arab adalah untuk menjaga dan
memelihara keabadiannya.
Satu-satunya bahasa yang kumpulan hurufnya sangat konsisten baik dari tulisan maupun
pelafalan adalah Al Lughotun Al Arobiya (Bahasa Alquran, bukan bahasa Arab sehari-hari).
Misalnya dibandingkan dengan bahasa latin, huruf Alif bila kita tanya ke semua muslim di
dunia maka mereka tetap melafalkannya dengan [Alif]. Dlm bahasa latin, huruf [i] dilafal [i] di
Indonesia, tapi di Amerika akan dilafal [ai], dan di Prancis justru dilafalkan dengan [a].
Contoh lain, huruf [c], dinegeri barat kadang dilafalkan dengan bunyi [c], [s], dan [k].
Contoh : Charlie buy some machine at Chicago. Huruf [c] dalam bahasa latin sangat tidak
konsisten pelafalannya. Di kalangan orang minang bahkan ada gurauan yang
menggambarkan inkonsistensi bahasa latin : O-Ne tulisannyo, Wan dibacanyo, ah iko ciek
artinyo (O-Ne tulisannya, Wan dibacanya, ah itu satu artinya).
Bahasa Arab adalah akar bahasa dunia, tidak hanya dari perspektif sejarah. Unsur huruf
dan bunyi lafalnya bisa dilihat dari berbagai bahasa di dunia.

Contoh : F4 (baca: ef tse). Dalam bahasa mandarin, hitungan 4 (empat) dibaca tse, yg dlm
bahasa Arab adalah huruf keempat dlm urutan hijaiyah, yaitu huruf [tsa]. [syin] dalam huruf
hijaiyah juga digunakan di negeri berbahasa Inggris, contoh dalam pelafalan machine. Di
Jerman dan Belanda huruf [ghoin] pada huruf hijaiyah digunakan untuk melafalkan kata
Guten Morgen (baca: hute morhen), guye morgen (baca: huye morhen). Di Prancis juga
banyak menggunakan hukum hijaiyah ikhra, misal pada kata bonjour (baca: bongsua), dan
masih banyak lagi.
Bahasa Arab sangat sehat dilihat dari tinjauan medis.
Tatkala kita melafalkan huruf hijaiyah (Alif, Ba, Ta, Tsa, dst) hormon tertentu akan diproduksi
oleh kelenjar pitultary yang ada diotak kita yang disebabkan oleh stimulus yg dilakukan lidah
terhadap simpul syaraf yang banyak terdapat di rongga mulut. Kinerja lidah juga berefek
pada hormon dari kelenjar pineal sehingga memberikan rasa teduh, nyaman, tenang, dan
damai di jiwa ketika benar melafalkan doa atau bacaan sholat. Getaran pita suara yang
dihasilkan oleh pelafalan setiap huruf hijaiyah yang benar dan tepat juga akan
menggetarkan organ-organ tubuh kita secara elektromagnetik. Huruf hijaiyah tersebut
adalah [ain] untuk ginjal, [ghoin] untuk paru-paru, [kha] untuk jantung, dan sebagainya.
Rahasia lain dibalik bahasa Arab Al-quran (Arab) adalah bisa menghasilkan energi dan aura
tertentu. Lafadz Allah (gabungan huruf Alif Lam Lam Ha), jika di foto aura mengeluarkan
pendar cahaya yang menyilaukan. Disebuah literatur martial arts berbahasa Jepang pernah
memaparkan bahwa air putih yang dibacakan kata-kata atau doa diatasnya, molekul airnya
(diamati mikroskop) berubah sesuai dengan doa yang dibacakan. Bila buruk arti katanya
maka buruk pula bentuk molekulnya, demikian sebaliknya.
Al-Quran adalah obat hati.
Setiap jenis penyakit hati dan jasmani, pasti dalam Al-Quran ada indikasi terhadap obatnya,
penyebab atau cara pencegahannya, bagi orang yang diberi pemahaman terhadap
Kitabullah oleh Allah SWT. (Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Ath-Thibun AnNabawiy)
"Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani,
demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan
taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat
dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan,
penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurnakan syaratnya,
niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana
mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi.
Jika diturunkan kepada gunung, maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada
bumi, maka ia akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik penyakit hati
maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang membimbing kepada obat dan
sebab (kesembuhan) nya." (Ibnu Qayyim, Zadul Ma'ad, 4/287)
Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orangorang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim
selain kerugian. (Al-Isra`: 82) Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.(Q.S.Yunus: 57)
Allah Swt berfirman, Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa
kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka (QS. Ibrahim
[23]: 4)
Sekiranya diturunkan bukan dalam bahasa Arab, maka orang-orang yang berbahasa Arab
yang sangat berstrata tidak akan beriman kepadanya. Allah Swt berfirman, Dan kalau AlQuran itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab, lalu ia
membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir), niscaya mereka tidak akan beriman

kepadanya (QS. Asy-Syu'ara [26]: 198-199)


Dan jika Kami jadikan Al-Quran itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab, tentulah
mereka mengatakan, Mengapa jelas ayat-ayatnya? Apakah (patut Al-Quran) dalam bahasa
asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah, Al-Quran itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan pada telinga orang-orang yang tidak beriman
terdapat sumbatan, sedang Al-Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah
(seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh. (QS Fushshilat [41]: 44)
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian. (AlAhzab: 21)
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arab...(QS.Ar-Radu[13] : 37)
Diturunkannya Al-Qur'an dalam bahasa Arab salah satunya yaitu untuk menjaga dan
memelihara kelestariannya.(Fashlnme-ye Bayyint, No. 27, hal. 38-41).
Di antara karakteristik Al Quran adalah merupakan Kitab Suci yang dimudahkan untuk
dihapal dan diulang-ulang, dan juga dimudahkan untuk diingat dan pahami.
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?. (QS. Al-Qamar:17)
Ibnu Hubairah berkata: Diantara tipu daya Syaitan adalah menjauhkan hamba-hamba Allah
dari tadabbur Al Quran. Sebab ia tahu bahwa hidayah itu ada ketika tadabbur Al Quran.
Syaitan berkata: Ini sangat berbahaya. Sehingga manusia akan berkata: Saya tidak mau
berbicara tentang Al Quran.
Ibnu Qayyim mengatakan: Barang siapa yang mengatakan: Sesungguhnya Al Quran
memiliki takwilan yang tidak kita pahami dan tidak kita ketahui, kita hanya membaca lafadzlafadznya sebagai bentuk taabbudi (beribadah saja), maka sungguh dalam hatinya terdapat
penyimpangan.
Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur'an Al-Karim mengemukakan betapa
istimewanya kandungan Al-quran yang mengandung sekian banyak contoh tentang
keseimbangan, yaitu meliputi : Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan
antonimnya
Beberapa contoh, di antaranya:
Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali;
Al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali;
Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-masing 4 kali;
Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi'at (keburukan), masing-masing 167 kali;
Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masingmasing 13 kali;
Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ingin), masing-masing 8 kali;
Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite, masing-masing 17 kali;
Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite, masing-masing 8 kali;
Al-shayf (musim panas) dan al-syita' (musim dingin), masing-masing 1 kali.

Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya.


Al-harts dan al-zira'ah (membajak/bertani), masing-masing 14 kali;
Al-'ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing 27 kali; Al-dhallun
dan al-mawta (orang sesat/mati [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
Al-Qur'an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing 49 kali;
Al-jahr dan al-'alaniyah (nyata), masing-masing 16 kali. Keseimbangan antara jumlah
bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.
Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali;
Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali;
Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/ pembakaran), masingmasing 154 kali;
Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak), masing-masing 32
kali;
Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb (murka), masing-masing 26 kali. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
Al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali;
Al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing 25 kali;
Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang), masing-masing 6 kali;
Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali.
Di samping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga keseimbangan khusus.
(1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam
setahun.
Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni),
jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.
Disisi lain, kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat dua belas kali, sama dengan
jumlah bulan dalam setahun.
(2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada "tujuh."
Penjelasan ini diulanginya sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29,
Al-Isra' 44, Al-Mu'minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq 12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15.
Selain itu, penjelasannya tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan
pula dalam tujuh ayat.
(3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi),
atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya
berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul
dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.
Allah Azza wa Jalla berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab

Allah swt dan mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terangterangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya.
Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Fathiir 35:29-30)
Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya. (Riwayat AlBukhari)
Orang yang membaca Al-Quran sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat
tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan
orang yang membaca Al-Quran, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan
nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala. (Riwayat
Bukhari & Muslim)
Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Quran adalah seperti buah Utrujjah yang
baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca AlQuran seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis.
Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran adalah seperti raihanah yang
baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak
membaca Al-Quran adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.
(Riwayat Bukhari & Muslim)
Sesungguhnya Allah swt mengangkat derajat beberapa golongan manusia dengan kalam
ini dan merendahkan derajat golongan lainnya. (Riwayat Bukhari & Muslim)
Bacalah Al-Quran karena dia akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi
pembacanya. (Riwayat Muslim)
Tidak bisa iri hati, kecuali kepada dua seperti orang: yaitu orang lelaki yang diberi Allah swt
pengetahuan tentang Al-Quran dan diamalkannya sepanjang malam dan siang; dan orang
lelaki yang dianugerahi Allah swt harta, kemudian dia menafkahkannya sepanjang malam
dan siang. (Riwayat Bukhari & Muslim)
Barangsiapa membaca satu huruf Kitab Allah, maka dia mendapat pahala satu kebaikan
sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim
satu huruf, tetapi Alif, satu huruf dan Lam satu huruf serta Mim satu huruf. (Riwayat AtTirmidzi)
Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman: Barangsiapa disibukkan dengan mengkaji AlQuran dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat meminta kepada-KU, maka Aku
berikan kepadanya sebiak-baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang
meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas perkataan lainnya adalah seperti, keutamaan
Allah atas makhluk-Nya. (Riwayat Tirmidzi)
Sesungguhnya orang yang tidak terdapat dalam rongga badannya sesuatu dari Al-Quran
adalah seperti rumah yang roboh. (Riwayat Tirmidzi)
'Bacalah Al-Quran karena ia akan memberikan syafaat kepada para sahabatnya. Bacalah
'dua bunga' surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran, sebab pada hari kiamat nanti keduanya
akan datang seolah-olah dua gumpalan awan, atau seperti dua bayang-bayang, atau seperti
dua gerombol burung-burung yang berbaris yang akan memberi syafa'at kepada para
sahabatnya. Bacalah surat Al-Baqarah, karena jika kita mengambilnya
(membaca/menghafal) merupakan suatu keberkahan dan meninggalkannya merupakan
suatu kerugian. Perkara ini tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang batil.' (HR.
Muslim).
Dikatakan kepada pembaca Al-Quran, bacalah dan naiklah serta bacalah dengan tartil
seperti engkau membacanya di dunia karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang
engkau baca. (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan NasaI)

Barangsiapa membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua
orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar
matahari di rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang
mengamalkan ini. (Riwayat Abu Dawud)
Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah
yang lebih engkau sukai, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Quran?
Sufyan menjawab: Membaca Al-Quran. Karena Nabi saw bersabda. Orang yang terbaik di
antara kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.
Dikisahkan suatu waktu Sayyid Quthb menulis dalam salah satu tulisannya, Dimana saja
saya bermain, terdengar ibuku sedang membaca Al-Quran. Sayyid Quthb merupakan
seorang ulama besar Mesir. Saudara-saudara kandung Sayyid Quthb merupakan para
penghapal Al-Quran. Muhammad Quthb, Aminah Quthb dan Hamidah Quthb, semuanya
merupakan hafidz Al-Quran (hapal Al-Quran). Karya-karyanya di Indonesia telah banyak
beredar. Diantaranya adalah Tafsir Fii Dzilalil Quran dan Maalim fith Thariq (Petunjuk
Jalan).
Ada menyeruak perhatian yang begitu besar terhadap kekuatan membaca Al-Qur'an, dan
yang terlansir di dalam Al-Qur'an, dan pengajaran Rasulullah. Dan sampai beberapa waktu
yang belum lama ini, belum diketahui bagaimana mengetahui dampak Al-Qur'an tersebut
kepada manusia. Dan apakah dampak ini berupa dampak biologis ataukah dampak
kejiwaan, atakah malah keduanya, biologis dan kejiwaan.
Maka, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, ada sebuah penelitian tentang Al-Qur'an
dalam pengulangan-pengulangan "Akbar" di kota Panama wilayah Florida. Dan tujuan
pertama penelitian ini adalah menemukan dampak yang terjadi pada organ tubuh manusia
dan melakukan pengukuran jika memungkinkan. Penelitian ini menggunakan seperangkat
peralatan elektronik dengan ditambah komputer untuk mengukur gejala-gejala perubahan
fisiologis pada responden selama mereka mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Penelitian dan
pengukuran ini dilakukan terhadap sejumlah kelompok manusia:
* Muslimin yang bisa berbahasa Arab.
* Muslimin yang tidak bisa berbahasa Arab
* Non-Islam yang tidak bisa berbahasa Arab.
Pada semua kelompok responden tersebut dibacakan sepotong ayat Al-Qur'an dalam
bahasa Arab dan kemudian dibacakan terjemahnya dalam bahasa Inggris. Dan pada setiap
kelompok ini diperoleh data adanya dampak yang bisa ditunjukkan tentang Al-Qur'an, yaitu
97% percobaan berhasil menemukan perubahan dampak tersebut. Dan dampak ini terlihat
pada perubahan fisiologis yang ditunjukkan oleh menurunnya kadar tekanan pada syaraf
secara sprontanitas. Dan penjelasan hasil penelitian ini aku presentasikan pada sebuah
muktamar tahunan ke-17 di Univ. Kedokteran Islam di Amerika bagian utara yang diadakan
di kota Sant Louis Wilayah Mizore, Agustus 1984.
Dan benar-benar terlihat pada penelitian permulaan bahwa dampak Al-Qur'an yang kentara
pada penurunan tekanan syaraf mungkin bisa dikorelasikan kepada para pekerja: Pekerja
pertama adalah suara beberapa ayat Al-Qur'an dalam Bahasa Arab. Hal ini bila
pendengarnya adalah orang yang bisa memahami Bahasa Arab atau tidak memahaminya,
dan juga kepada siapapun (random). Adapun pekerja kedua adalah makna sepenggal Ayat
Al-Qur'an yang sudah dibacakan sebelumnya, sampai walaupun penggalan singkat makna
ayat tersebut tanpa sebelumnya mendengarkan bacaan Al-Qur'an dalam Bahasa Arabnya.
Adapun Tahapan kedua adalah pada penelitian ini pengulangan kata "Akbar" untuk
membandingkan apakah terdapat dampak Al-Qur'an terhadap perubahan-perubahan
fisiologis akibat bacaan Al-Qur'an, dan bukan karena hal-hal lain selain Al-Qur'an semisal
suara atau lirik bacaan Al-Qur'an atau karena pengetahun responden bahwasannya yang

diperdengarkan kepadanya adalah bagian dari kitab suci atau pun yang lainnya.
Dan tujuan penelitian komparasional ini adalah untuk membuktikan asumsi yang
menyatakan bahwa "Kata-kata dalam Al-Qur'an itu sendiri memiliki pengaruh fisiologis
hanya bila didengar oleh orang yang memahami Al-Qur'an . Dan penelitian ini semakin
menambah jelas dan rincinya hasil penelitian tersebut.
Sungguh sudah terlihat jelas hasil-hasil awal penelitian tentang dampak Al-Qur'an pada
penelitian terdahulu bahwasanya Al-Qur`an memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap syaraf. dan mungkin bisa dicatat pengaruh ini sebagai satu hal yang terpisah,
sebagaimana pengaruh inipun terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada
organ tubuh. dan perubah-perubahan yang terjadi pada kulit karena energi listrik, dan
perubahan pada peredaran darah, perubahan detak jantung, voleme darah yang mengalir
pada kulit, dan suhu badan.
Dan semua perubahan ini menunjukan bahwasanya ada perubahan pada organ-organ
syaraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya. Jadi,
ditemukan sejumlah kemungkinan yang tak berujung ( tidak diketahui sebab dan
musababnya) terhadap perubahan fisiologis yang mungkin disebabkan oleh bacaan AlQur`an yang didengarkannya.
Didalam asbab al-nuzul diterangkan bahwa pada suatu hari datang seseorang kepada
Rasul dan bertanya: "Mengapakah bulan kelihatan kecil bagaikan benang, kemudian
membesar sampai menjadi sempurna purnama?" Lalu, Rasulullah saw., mengembalikan,
jawaban pertanyaan tersebut kepada Allah SWT yang berfirman: Mereka bertanya
kepadamu perihal bulan. Katakanlah bulan itu untuk menentukan waktu bagi manusia dan
mengerjakan haji (QS 2:189). Jawaban Al-Quran bukan jawaban ilmiah, tetapi jawabannya
sesuai dengan tujuan-tujuan pokoknya.
Ada juga yang bertanya mengenai "ruh", lalu Al-Quran menjawab: Mereka bertanya
kepadamu tentang ruh. Katakan: "Ruh adalah urusan Tuhanku, kamu sekalian hanya diberi
sedikit ilmu pengetahuan." (QS 17:85). Al-Quran tidak menerangkan hakikat ruh, karena
tujuan pokok Al-Quran bukan menerangkan persoalan-persoalan ilmiah, tetapi tujuannya
adalah memberikan petunjuk kepada manusia demi kebahagiaan hidupnya di dunia dan di
akhirat kelak. Syaikh Mahmud Syaltut setelah membawakan kedua ayat tersebut, lalu
menulis. "Tidakkah terdapat dalam hal ini (kedua ayat tersebut) bukti nyata yang
menerangkan bahwa Al-Quran bukan satu kitab yang dikehendaki Allah untuk menerangkan
haqaiq al-kawn (kebenaran-kebenaran ilmiah dalam alam semesta), tetapi ia adalah kitab
petunjuk, ishlah dan tasyri'."(Mahmud Syaltut, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, Dar Al-Qalam,
Kairo, cet. II, t.t., h. 22).
Al-Quran tidak meninggalkan sedikit pun dan atau lengah dalam memberikan keterangan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pokok Al-Quran, yaitu
masalah-masalah akidah, syari'ah dan akhlak, bukan sebagai apa yang dimengerti oleh
sebagian ulama bahwa ia mencakup segala macam ilmu pengetahuan.
Dikarenakan kesucian dan kesempurnaan Al-Quran hingga Mufti Mesir, Syaikh Ali Jumuah
dalam suatu kesempatan menyatakan bahwa tidak diperbolehkannya menggunakan ayatayat Qur'an dan adzan untuk dijadikan nada dering ponsel. Beliau menjelaskan penggunaan
nada dering berupa adzan dan bacaan Quran, sama seperti mengutak-atik kesucian adzan
dan Al-Quran, yang diturunkan oleh Allah yang sebenarnya diperuntukkan untuk mengajak
orang sholat dan membaca serta menyimak Al-quran, dan bukan untuk digunakan dalam
hal-hal yang akan menurunkan derajat kesucian Quran. "Menggunakan hal itu menjadi nada
dering maka kita tidak bisa menyimak dan memahami ayat-ayat yang dibacakan karena
belum selesai ayat quran yang kita jadikan nada dering tersebut selesai dibacakan, kita
telah memotongnya untuk menjawab panggilan telepon. Sedangkan adzan merupakan
informasi yang menyatakan sudah masuk waktu untuk sholat, sedangkan nada dering
berupa adzan diciptakan tidak untuk menunjukkan hal tersebut, jadi nada dering adzan akan
berbunyi ketika orang menelpon dan hal itu sama saja menempatkan suara adzan pada
kegunaan yang salah. ujarnya.

Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaanperumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (QS.Al-Hasyr[59] : 21)

Anda mungkin juga menyukai