Pada periode awal kemerdekaan, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa menghadapi berbagai ancaman. Bangsa Indonesia harus menghadapi oknum yang
berupaya mengganti pancasila dengan ideologi lain yang bertentangan dengan kepribadian
bangsa Indonesia.
Penerapan nilai – nilai Pancasila pada masa ini diibaratkan sebagai bandul jam yang bergerak ke
kanan dan ke kiri. Di dunia ini terdapat dua ideologi besar yaitu liberalism dan komunisme.
Pada saat itu masyarakat mempertanyakan sikap ideologi pancasila yang seolah – olah berdiri di
atas 2 kaki yaitu liberalism di sebelah kana dan komunisme di sebelah kiri.
Orde lama memperihatkan bahwa kondisi negara pada saat itu menganut demokrasi liberal.
Sejak munculnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 haluan politik Indonesia diubah. Kebijakan tersebut
seakan mengubah arah bandul ke kiri yaitu komunis. Kondisi ini dimanfaatkan oleh kekuatan
politik berhaluan kiri, terlihat dari kebijakan anti-Barat. Sebaliknya pemerintah menjalin
hubungan luar negeri dengan negara – negara komunis dalam bentuk poros Jakarta - Phnom
Penh – Hanoi – Peking – Pyong Yang.
Pada periode ini terjadi penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi. Nilai
demokrasi Pancasila dimaknai bukan berada pada kekuasaan rakyat melainkan pada kekuasaan
pribadi presiden saat itu, yang mengakibarkan dilakukannya pengangkatan presiden seumur
hidup., Selain itu, ideologi pancasila juga digantikan dengan ideologi penggabungan antara
nasionalis, agama, komunis ( Nasakom ). Pada periode ini terjadi pemberontakan PKI pada 30
September 1965 yang dipimpin oleh D.N. Aidit yang bertujuan mendirikan Negara Uni Soviet di
Indonesia serta menggantikan Pancasila dengan paham Komunis.
Orde Bru memperlihatkan niat untuk mengembalikan nilai – nilai Pancasila pada kemurniannya
yang ditunjukkan dengan mengubah haluan politik yang semula mengarah ke posisi kiri dan anti
– Barat menjadi mengarah ke kanan. Akan tetapi, kondisi ini justru mengakibatkan pemerinyah
Orde Baru membentuk pemerintah liberal. Pada pelaksanaannya justru nilai – nilai Pancasila
dimanfaatkan untuk kepentingan golongan dan melanggengkan kekuasaan. Pada periode ini
kebebasan berpolitik dan kebebasan pers dibatasi. Akibatnya terjadi keresahan dalam
masyarakat. Krisis ekonomi melanda Indonesia akibat penyakit korupsi yang ada di Indonesia.
Pemerintah Orde baru pun dianggap gagal yang berdampak muncul gerakan reformasi pada
tahun 1998.
Pelaksanaan pemerintahan reformasi menggunakan Pancasila sebagai dasar negara. Pada masa
pemerintahan reformasi, nilai – nilai Pancasila masih dijaga dengan baik. Akan tetapi dalam
perjalanannya tetap terjadi dinamika dengan munculnya gerakan – gerakan yang merongrong
kemurnian nilai – niai Pancasila. Gerakan tersebut antara lain separatism, radikalisme, dan
terorisme. Eksistensi Pancasila sebagai dasar negara mulai terancam dengan adanya berbagai
gerakan tersebut. Namun pemerintah reformasi telah berhasil meredam pengaruh radikalisme
dan separatisme dengan fakta terjadinya perundingan antara pemerintah RI dengan GAM
( Gerakan Aceh Merdeka )dan kasus – kasus daerah – daerah lain yang ingi memisahkan diri dari
NKRI juga berhasil diredam. berdasarkan fakta tersebut, terlihat jelas keseriusan pemerintah
untuk mempertahankan nilai – nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.