DIABETES MELITUS
Disusun oleh :
NIM : A12019085
Kelas : 2C
2021
A. DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
Menurut American Diabetes Association (2015), diabetes merupakan suatu
penyakit kronis kompleks yang membutuhkan perawatan medis yang lama atau terus
menerus dengan cara mengendalikan kadar gula darah untuk mengurangi risiko
mulfifaktoral.
Gangrene adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati
atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh
infeksi.
Gangrene kaki diabetic adalah luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau
busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang dan besar di tungkai.
B. KLASIFIKASI
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Expert Committee
on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan 4 kategori utama
diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)
1. Tipe I:
2. Tipe II:
3. DM tipe lain
Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua
golongan : 1. Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )
Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati
(arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis.
Gambaran klinis KDI :
- Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
- Pada perabaan terasa dingin.
- Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
- Didapatkan ulkus sampai gangren.
2. Kaki Diabetik akibat Neuropati (KDN)
Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis
di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi
pembuluh darah kaki teraba baik.
C. ETIOLOGI
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA
(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan
respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes
Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang
kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin.Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja
insulin.Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel
tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa
menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan
insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat
reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan
abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. [ CITATION
Syu15 \l 1033 ]
Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan
meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price, 1995 cit Indriastuti 2008). Diabetes
Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non
Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok
heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang
dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak. Faktor risiko yang
berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
DM tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang berhubungan dengan kerusakan sel-
sel beta pada prankeas secara selektif. Onset penyakit secara klinis menandakan bahwa
kerusakan sel-sel beta telah mencapai status terakhir. Beberapa fitur mencirikan bahwa
diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun. Ini termasuk :
1) Kehadiraan sel immune kompeten dan sel aksesori di pulau pancreas yang
diinfiltrasi
2) Asosiasi diri kerentanan terhadap penyakit dengan kelas II (respon imun) gen
mayor histokompatibilitas kompleks (MHC, leukosit manusia antigen HLA)
3) Kehadiran autoantibodies yang spesifik terhadap sel Islet of Lengerhans
4) Perubahan pada immunoregulasi sel-mediated T, khususnya di CD4 +
Kompartemen
b) Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya seksresi imun, namun
karena sel-sel sasaran insulin tidak mampu merespon insulin secara manual. Keadaan ini
disebut resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya
aktivitas fisik serta penuaan. Penderita DM tipe 2 dapat terjadi produksi glukosa hipatic
yang berlebihan namun tidak terjadi perusakan sl-sel beta Langerhans secara autoimun
DM tipe 2. Defisiensi fungsi insulin DM tipe 2 bersifat relative dan tidak abolut.
Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh faktor – faktor disebutkan
dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati
dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya KD. Adanya neuropati
perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan
sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga
akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki
gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga
merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan
menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada
pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah
ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat
berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki
menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya
penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan
luka sulit sembuh (Levin, 1993). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai
KD akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan
infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Diabetes Tipe I
- Hiperglikemia berpuasa - glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia -
keletihan dan kelemahan - ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah,
hiperventilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
- Lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif - gejala seringkali ringan
mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsia, - luka pada kulit yang
sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan kabur - komplikasi jangka panjang
(retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2 jam
setelah pemberian glukosa.
2. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.
3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I
5. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau peningkatan
semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.
6. Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3
7. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
8. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal
9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi (Tipe II)
10.Urine: gula dan aseton positif
11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi luka
H. PENATALAKSANAAN
Ada 5 pilar dalam penanganan penderita Diabetes mellitus :
1. Diet
Perbedaan antara diet diabetes dengan makan biasa adalah bahwa diet ini
memiliki 3 prinsip yang diistilahkan dengan 3 J :
1. Tepat Jenis
Maksudnya jenis makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan anjuran yang diberikan
oleh dokter atau ahli gizi.
2. Tepat jumlah
Artinya jumlah makanan yang dikonsumsi atau dimakan harus sesuai dengan kebutuhan
yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi.
3. Tepat jadwal
Adalah diet diabetes diberikan dengan 3 kali makan utama dan 3 kali selingan dengan
interval 3 jam.
3. Pengobatan
Obat antidiabetik oral, dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
a. Pemicu Sekresi insulin :
- Sulfonilurea : Glibenklamid, Glikasid, Glikuidon, Glipisid, Glimepirid
Khlorpropamid.
- Glinid : Repaglinid, Nateglinid b. Penambah Sensitivitas Insulin : - Biguanid :
Metformin.
- Thiazolindindion : Pioglitazon, Rosiglitazon c. Penghambat alfa Glukosidase /
Acarbose d. Golongan Inkretin :
- Inkretin mimetik - Penghambat DPP IV : Vitagliptin, Sitagliptin.
Insulin Indikasi pemberian insulin:
1. DM tipe 1
2. DM tipe 2, pada keadaan :
- Gagal dengan kombinasi OHO dodis hamper maksimal
- Stress berat ( infeksi sistemik, operasi berat, IMA, stroke )
4. Ketoasidosis diabetic
Daftar Pustaka
Bibliography
BumQuerz, S. (2015). Laporan Penyakit Diabetes Mellitus. Retrieved from PDFCOFFEE: https
://pdfcoffee.com/laporan-pendahuluan-diabetes-melitus-pdf-free.html#Syukry+BumQuerz
Regina. (2019, november 02 ). LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS . Retrieved from SCRIBD:
https://id.sribd.com/document/433051582/Laporan-Pendahuluan-Diabetes-Melitus
Syamsu, M. N. (2020). laporan pendahuluan diabetes mellitus luka kaki diabetik. academia.edu.