2615-8566
Reviewer
Mitra Bastari
Dr. Arif Setya Budi, M.Si.,Apt (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
Dr. Moch. Saiful Bachri, S.Si., M.Si.,Apt (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
Evi Maryanti, M.Si (Universitas Bengkulu, Bengkulu)
M. Adam Ramadhan, M.Sc.,Apt ((Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur)
Dr. Awal Isgiyanto, M.Kes (Universitas Bengkulu, Bengkulu)
Penangung Jawab
Densi Selpia Sopianti, M.Farm.,Apt
Sekretaris Penyunting
Febryan Hari Purwanto.M.Kom
Marsidi Amin,S.Kom
Anggota Pelaksana
Yuska Novi Yanti, M.Farm.,Apt
Setya Enti Rikomah, M.Farm.,Apt
Tri Yanuarto, M.Farm.,Apt
Gina Lestari, M.Farm.,Apt
Betna Dewi, M.Farm., Apt
Luki Damayanti, M.Farm.,Apt
Nurwani Purnama Aji, M.Farm.,Apt
Elly Mulyani,M.Farm.,Apt
Sari Yanti, M.Farm.,Apt
Aina Fatkhil Haque,M.Farm.,Apt
Dewi Winni Fauziah, M.Farm.,Apt
Penentuan Kualitas Air Laut Dan Air Tawar Di Daerah Sekitar Pantai
Panjang Kota Bengkulu Berdasarkan Parameter COD Dan BOD
Nita Anggreani, Arma Winda Khairunnisa
Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu 393-402
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki iklim tropis dengan
beraneka ragam flora yang tersebar di berbagai daerah, sering digunakan untuk
keperluan sehari-hari dan juga bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai
jenis penyakit. Tanaman buah Jeruk Kalamansi (Citrus x microcarpa Bunge)
merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Pada Penelitian ini dilakukan identifikasi dan Uji penegasan (KLT) senyawa
flavonoid dari ekstrak kulit buah jeruk kalamansi (Citrofortunelle Microcarpa)
Ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut alkohol 96%
selama tujuh hari. Ekstraksi yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan alat rotary
evaporator kandungan flavonoid diidentifikasi dengan reaksi warna. Flavonoid di uji
dengan reagen MgSO4 dan HCL(p), kemudian dilakukan uji penegasan dengan
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Hasil identifikasi dengan reaksi warna menunjukkan positif mengandung
flavonoid. Dan berdasarkan hasil uji penegasan uji Kromatografi Lapis Laipis (KLT)
dengannilai RF 0,84.
masyarakat Indonesia yaitu dengan Jeruk tersebut yaitu kulit buah Jeruk
pengolahan sumber daya alam secara Kalamansi, akan diidentifikasi salah
maksimal.Tanah Indonesia yang subur satu senyawa metabolit sekunder yaitu
membuat usaha perkebunan sangat flavonoid (Junaidi, 2011).
berkembang, misalnya perkebunan Di Indonesia sendiri penelitian
karet, kelapa sawit, jeruk dan lain-lain tentang identifikasi senyawa flavonoid
sangat mudah untuk dibudidayakan di menurut Yulianti Devy Tahun 2010,
Indonesia (Ekawati dkk, 2017). bahwa yang paling banyak atau yang
Propinsi Bengkulu (khususnya paling tinggi kadar Flavonoid terdapat
Kabupaten Bengkulu Tengah) pada daun muda. Senyawa Flavonoid
merupakan salah satu penghasil menurut Wulandari Mulyani Tahun
tanaman Jeruk Kalamansi (Citrus x 2013, telah di teliti terdapat pada kulit
microcarpa Bunge), Jeruk Kalamansi Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia),
di tanam pertama kali oleh Lembaga sedangkan untuk kulit buah Jeruk
Pengembangan Pertanian Baptis Kalamansi (Citrus x microcarpa
(LPPB) di Desa Pondok Kubang, Bunge)belum ada penelitian yang
Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu dilakukan.
tahun 1989-an. Aktivitas yang Berdasarkan latar belakang
dilakukan Lembaga ini melakukan diatas, peneliti sangat tertarik dengan
kegiatan sosial dalam rangka melayani mengidentifikasi senyawa flavonoid
masyarakat, melakukan pengkajian yang terdapat pada kulit buah Jeruk
1
dan pengenalan teknologi tepat guna Kalamansi (Citrus x microcarpa
yang dapat dimanfaatkan oleh petani. Bunge), dengan mengangkat judul
Lembaga inilah yang sangat berperan “Identifikasi Senyawa Flavonoid
dalam mengenalkan pertama kali dari Ekstrak Etanol Kulit Buah
mengenai budidaya dan pengolahan Jeruk Kalamansi (Citrus x
Jeruk Kalamansi di Kota microcarpa Bunge).”
Bengkulu.Lembaga ini menghasilkan
Sirup Jeruk Kalamansi yang siap METODE PENELITIAN
dikonsumsi dan dijual secara Tempat Dan Waktu Penelitian
komersial.Dimana dari buah Jeruk Penelitian ini dilakukan di
tersebut diolah menjadi sirup Laboratorium Farmakognosi dan
kalamansi. Maka limbah dari buah KimiaFarmasi Akademi Farmasi Al-
microcarpa Bunge)
Siapkan simplisia kulit buah Penetapan Kadar Abu
Jeruk Kalamansi (Citrus x microcarpa Uji kadar abu dilakukan
Bunge)sebanyak 200 gr, kemudian dengan cara timbang ekstrak kulit
masukkan ke dalam wadah botol buah Jeruk Kalamansi (Citrus x
berwarna gelap yang tertutup dan microcarpa Bunge)sebanyak 2 gram,
tambahkan cairan penyari atau pelarut lalu masukkan ke dalam krush yang
yaitu ethanol 96 % sebanyak 1,5 L, telah ditimbang dan ditera, kemudian
ditutup dan dibiarkan selama 5 hari dipijar atau dipanaskan dengan
terlindung dari cahaya, dan setiap kompor listrik sampai menjadi abu,
harinyan dilakukan pengadukan secara kemudian dinginkan lalu timbang dan
teratur selama 2,5 jam agar cairan hitung presentase kadar abunya
penyari bisa masuk ke dalam sel-sel (Wulan Andar dkk, 2011).
yang terdapat di dalam simplisia.
Setelah 5 hari campuran tersebut
disaring, maserat selanjutnya
dikentalkan menggunakan rotary Keterangan :
evaporator dengan tekanan 70 rpm W0 = Berat cawan kosong
dan suhu 70oC. W1 = Barat cawan + sampel sebelum
Pemeriksaan Ekstrak Kulit Buah pengabuan
Jeruk Kalamansi (Citrus x W2 = Berat cawan + sampel setelah
microcarpa Bunge) pengabuan
Organoleptik Uji susut pengeringan
Ekstrak dideskripsikan dengan Tara krus porselen yang telah
menggunakan panca indera untuk dikeringkan selama 30 menit didalam
susut pengeringan adalah memberikan pada eluen tertentu, hal tersebut dapat
batasan maksimal atau rentang tentang digunakan untuk mengidentifikasi
besar senyawa yang hilang pada adanya perbedaan senyawa sampel.
proses pengeringan.pada penelitian ini Senyawa yang memiliki Rf lebih besar
hasil yang diperoleh adalah 8%, berarti kepolaran yang rendah begitu
dimana hasil yang diperoleh pada juga sebaliknya. Adapun faktor-faktor
penetapan susut pengeringan yang mempengarui harga Rf yaitu
memenuhi persyaratan berdasarkan derajat kejenuhan uap pengembang
MMI 6-8% (Depkes, 2000). dalam bejana, pelarut, dan derajat
Pada uji skrining fitokimia kemurnian, penetesan cuplikan
dimana ekstrak kulit buah Jeruk (Gandjar, 2017).
Kalamansi (Citrus x microcarpa
KESIMPULAN
Bunge)positif mengandung flavonoid.
Dari hasil penelitian
Hasil uji flavonoid dari ekstrak
identifikasi senyawa flavonoid dari
kulit buah Jeruk Kalamansi ((Citrus x
Ekstrak Etanol Kulit Buah Jeruk
microcarpa Bunge)dinyatakan positif
Kalamansi (Citrus x microcarpa
mengandung flavonoid, uji penegasan
Bunge) mengandung senyawa
adanya flavonoid dilanjutkan metode
flavonoid, dengan nilai Rf (Retention
KLT, diamkan plat silicagell yang
factor) ekstrak etanol kulit buah jeruk
telah ditotolkan dan dielusi. plat silica
kalamansi (Citrus x microcarpa
gell diamati dengan menggunakan
Bunge) 0,84.
spektrofotometer dengan panjang
gelombang 254 UV, terlihat bercak DAFTAR PUSTAKA
noda yang berfluorosensi dengan
Agoes,G. 2007. Teknologi Bahan
warna biru, kuning , jingga. Nilai Rf Alam. Penerbit ITB,
yang didapat pada sampel 0,84 Bandung.