2615-8566
Reviewer
Mitra Bastari
Dr. Arif Setya Budi, M.Si.,Apt (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
Dr. Moch. Saiful Bachri, S.Si., M.Si.,Apt (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
Evi Maryanti, M.Si (Universitas Bengkulu, Bengkulu)
M. Adam Ramadhan, M.Sc.,Apt ((Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur)
Dr. Awal Isgiyanto, M.Kes (Universitas Bengkulu, Bengkulu)
Penangung Jawab
Agung Giri Samudra, S.Farm.,M.Sc.,Apt
Sekretaris Penyunting
Marsidi Amin,S.Kom
Anggota Pelaksana
Yuska Novi Yanti, M.Farm.,Apt
Elmitra,M.Farm.,Apt
Fathnur Sani K,M.Farm.,Apt
Nurfijrin Ramadhani,M.Sc.,Apt
Setya Enti Rikomah, M.Farm.,Apt
Elly Mulyani,M.Farm.,Apt
Sari Yanti, M.Farm.,Apt
Aina Fatkhil Haque,M.Farm.,Apt
Dewi Winni Fauziah, M.Farm.,Apt
DAFTAR ISI
Gambaran Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Kode 1-11
Diagnosa Dokumen Rekam Medik Pasien Skizofrenia Di RSKJ
Soeprapto Bengkulu
1
Nova Oktavia, 1`Ici Nur Azmi
Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Identifikasi Senyawa Tanin Dari Ekstrak Etanol Kulit Buah Jeruk 44-52
Kalamansi (Citrus x microcarpa Bunge)
Yuska Noviyanty1, Hepiyansori, Yuni Purwanti Ningsih
1
Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
2
Akademi Analis Kesehatan Harapan Bengkulu
Uji Sifat Fisik Formulasi Krim Tipe A/M Dari Ekstrak Daun 149-157
Singkong (Manihot utilissima)
Elmitra
Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
ABSTRAK
mendapatkan senyawa murni dari 60, Plat KLT Silika Gel GF254, Etil
ekstrak yang diperoleh. Secara Asetat, Aquades, H2SO4p.
berurutan, ekstrak dilarutkan dengan
pelarut n-heksana, etil asetat, dan Ekstraksi Akar Tebu Hitam
aquadest. Ekstraksi dilakukan dengan
cara maserasi menggunakan pelarut
METODELOGI PENELITIAN etanol 96%. Sebanyak 500 mg
Alat dan Bahan simplisia keringakar tebu hitam
Alat yang digunakan dalam (Saccharum officinarum L.) direndam
penelitian ini adalah timbangan dalam botol coklat gelap dengan
analitik, pisau, Botol Kaca Berwarna etanol 96% sampai terendam selama 3
Gelap, Blender, Mesh 40, Lampu UV, x 24 jam dan disaring dengan
Kertas Saring, Seperangkat Alat menggunakan kertas saring kemudian
Gelas, Penguap Putar Vakum (rotary dilakukan remaserasi sampai filtrat
vacuum evaporator), Seperangkat Alat yang didapatkan berwarna bening, lalu
Kromatografi Lapis Tipis. filtrat tersebut digabungkan dan
Bahan yang digunakan dalam diuapkan dengan rotary evaporator.
penelitian ini adalah akar tebu hitam
(Saccharum officinarum L.)yang Fraksinasi Ekstrak Akar Tebu
diambil dari lingkungan rumah warga Hitam
di Jl.Tanjung Besar Kedurang Ekstrak kental akar tebu hitam
Kabupaten Bengkulu Selatan, dalam (Saccharum officinarum L.) sebanyak
keadaan segar. Etanol 96%, Asam 10 gram dilarutkan dengan aquadest
Klorida pekat, n-heksana, klorofom, sebanyak 100 ml dan dilarutkan
Natrium Hidroksida, saponin murni, dengan pelarut nonpolar (n-heksan)
katekin, artemisin, quersetin, piperin, 100 ml kemudian masukan kedalam
alumunium (III) klorida, n-butanol, corong pisah lalu dikocok selama 30
asam asetat, anisaldehid asam sufat, menit hingga terbentuk dua lapisan.
metanol, Serbuk Magnesium, pereaksi Lapisan bawah (lapisan etanol-air) dan
mayer, wagner, dragendorff, amoniak, lapisan atas (lapisan n-heksan).
FeCl3, asam asetat anhidrat, HCl Lapisan etanol-air sisa fraksinasi n-
pekat, H2SO4 2 N, CHCl3, Silika Gel heksan selanjutnya ditambahkan
pelarut semi polar (etil asetat) 100 ml jernih diambil dan di encerkan dengan
kemudian masukan kedalam corong aquadest sampai 100 ml.
pisah lalu dikocok dan diamkan Skrining Fitokimia Fraksi Akar
hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan Tebu Hitam
bawah (etanol-air) dan lapisan atas a. Alkaloid
(lapisan etil asetat). Selanjutnya ketiga Sampel dilarutkan dengan 5
fraksi tersebut dievaporasi sehingga mL HCl 2N. Larutan yang didapat
diperoleh tiga fraksi yaitu fraksi n- kemudian dibagi 3 tabung reaksi.
heksan (F1), fraksi etil asetat (F2), dan Sampel ditambahkan dengan pereaksi
fraksi etanol air (F3). Mayer, Wagner dan Dragendroff
Pembuatan Reagen sebanyak 3 tetes. Hasil positif adanya
a. Larutan Pereaksi Mayer alkaloid bila terbentuk endapan putih
Sebanyak 5 gram KI (kalium dengan pereaksi Mayer, endapan
iodida) dalam 10 ml aquadest coklat dengan pereaksi Wagner dan
kemudian ditambahkan larutan 1,36 Jingga dengan pereaksi Deragendorff.
gram HgCl2 (merkuri (II) klorida (Simaremare 2014).
dalam 60 ml aquadest. Larutan b. Flavonoid
dikocok dan ditambahkan aquadest Uji flavonoid dilakukan
hingga 100 ml. dengan cara menambahkan asam
b. Larutan Pereaksi Wagner klorida pekat dan logam Mg pada
Ambil sebanyak 6 gram KI dan 2 sampel. Tes positif bila terjadi warna
gram I2, kemudian larutkan KI dan merah-jingga (Afriani, dkk., 2016).
I2 dalam aquadest sebanyak 100 c. Saponin
ml. Uji saponin dilakukan dengan
c. Larutan Pereaksi Dregendrof mengocok lapisan air dalam tabung
Bismut (III) nitral 8 gram reaksi bila terbentuk busa yang tahan
dilarutkan dalam asam nitrat 20 ml. selama lebih kurang 15 menit berarti
Pada wadah lain ditimbang sebanyak positif untuk uji saponin (Afriani,
27,2 gram KI dilarutkan dalam 50 ml dkk., 2016).
aquadest, kemudian didiamkan sampai d. Steroid dan Terpenoid
memisah sempurna. Larutan yang Uji steroid dan terpenoid
dengan cara sampel ditambahkan asam
2. Hasil fraksinasi ekstrak akar tebu lebih murni dari ekstrak dengan
hitam menghilangkan senyawa -senyawa lain
Fraksinasi ditujukan untuk (Harbone, 1989). Hasil dapat dilihat
mendapatkan suatu senyawa yang pada tabel II.
etil asetat, dan fraksi aqudest (Sangi dkk., 2013) dimana terbentuk
diuapkan denganwaterbath sampai warna biru-hijau untuk positif
mengentaldan dimasukan kedalam steroid. Hasil yang diperoleh pada
botol vial. pengujian fraksi n-heksan, etil asetat
Dalam pemeriksaan kandungan dan aquadest ini meunjukan hasil
kimia (skrining fitokimia) yang negatif karna tidak terbentuk warna
dilakukan beberapa kali percobaan biru sampai hijau (Afrianidkk.,
dan mendapatkan hasil yang positif 2016).
hanya saponin pada fraksi etil asetat Pereaksi besi (III) klorida
dan fraksi aquadest, sedangkan pada digunakan secara luas untuk
fraksi n-heksan tidak mengandung mengidentifikasi senyawa fenol/
senyawa metabolit sekuder apapun. polifenol/ tanin. Pengujian polifenol/
Pada pengujian alkaloid dilakukan tanin dilakukan dengan melakukan
penambahan HCl + pereaksi mayer, penambahan FeCl3 dengan
wagner dan dragendroff. Pada terbentuknya warna hitam kebiruan
pengujian alkaloid diperoleh hasil pada sampel uji. Perubahan warna
negatif untuk ke tiga fraksi karena tidak terjadi dengan penambahan
tidak terbentuk endapan putih pada FeCl3 karena tidak adanya gugus
penambahan pereaksi mayer, hidroksil yang ada pada senyawa
endapan coklat pada penambahan tannin (Sangi dkk., 2013; Artini dkk.,
pereaksi wagner dan jingga pada 2013). Penambahan serbuk
penambahan pereaksi dragendroff magnesium dan asam klorida pada
dari ketiga fraksi ini, hal ini pengujian flavonoid akan
dikarenakan ke tiga fraksi tidak menyebabkan tereduksinya senyawa
memiliki atau sedikit memiliki flavonoid yang ada sehingga
alkaloid (Simaremare, 2014). menimbulkan reaksi warna merah
Pengujian steroid didasarkan yang merupakan ciri adanya
pada kemampuan senyawa untuk flavonoid (Jones dan Kinghorn, 2006
membentuk warna H2SO4 pekat dalam Simaremare, 2014). Pada
dalam pelarut asam asetat anhidridat pengujian flavonoid mendapatkan