Anda di halaman 1dari 37

Modul Informasi Teks Cerita Sejarah_Bahasa Indonesia_Kelas XII KD 3.

Disain Sampul telah disiapkan


tinggal dicopy dari link
https://drive.google.com/drive/folders/1DJkfQ0OogOXQ
AWQK7AkdROUXGnxT_ju8?usp=sharing

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 1


Modul Informasi Teks Cerita Sejarah_Bahasa Indonesia_Kelas XII KD 3.3

INFORMASI TEKS CERITA SEJARAH


BAHASA INDONESIA
KELAS XII

PENYUSUN

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 2


DAFTAR ISI

PENYUSUN.................................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
GLOSARIUM................................................................................................................................................ 4
PETA KONSEP............................................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN........................................................................................................................................ 6
A. Identitas Modul..............................................................................................................6
B. Kompetensi Dasar..........................................................................................................6
C. Deskripsi Singkat Materi...............................................................................................6
D. Petunjuk Penggunaan Modul.........................................................................................7
E. Materi Pembelajaran......................................................................................................7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1............................................................................................................ 8
Mengidentifikasi Informasi Teks Cerita Sejarah.........................................................................8
A. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................................8
B. Uraian Materi.................................................................................................................8
C. Rangkuman..................................................................................................................13
D. Penugasan Mandiri.......................................................................................................13
E. Latihan Soal.................................................................................................................16
F. Penilaian Diri...............................................................................................................18
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2......................................................................................................... 19
Mengontruksi Nilai-Nilai Cerita Sejarah Dalam Bentuk Teks Esplanasi.........................19
A. Tujuan Pembelajaran...................................................................................................19
B. Uraian Materi...............................................................................................................19
C. Rangkuman..................................................................................................................22
D. Penugasan Mandiri.......................................................................................................23
E. Latihan Soal.................................................................................................................25
F. Penilaian Diri...............................................................................................................27
EVALUASI................................................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................ 32
GLOSARIUM

Nilai-nilai : hal – hal yang terkandung dalam karya berupa pembelajaran yang
bisa dijadikan acuan perilaku dalam kehidupan sehari – hari.
Mengontruksi : kegiatan menata kembali nilai-nilai yang ada pada suatu teks
menjadi teks lain.

Rekon (recount) : sebuah teks cerita ulang yang menceritakan kepada pembaca
mengenai sebuah cerita, aksi atau aktifitas lampau.

Teks Sejarah : teks yang menceritakan peristiwa yang telah terjadi apa adanya.

Teks cerita sejarah : teks yang menceritakan peristiwa yang pernah terjadi yang
diceritakan dengan imajinasi penulis meski tetap bersumber pada
sejarah.
Teks eksplanasi : teks yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena, baik itu
peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya.
PETA KONSEP

TEKS CERITA SEJARAH

PENGERTIAN

JENIS

INFORMASI CERITA SEJARAH STRUKTUR

MENGONTRUKSI NILAI-NILAI
DALAM TEKS SEJARAN FUNGSI
EKSPLANASI

NILAI-NILAI
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas XII
Alokasi waktu : 4 X 45 menit
Judul Modul : Informasi dalam Teks Sejarah

B. Kompetensi Dasar
3. 3 Mengidentifikasi informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian
yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam cerita sejarah lisan atau
tulis.

4.3 Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks
eksplanasi.

C. Deskripsi Singkat Materi


Selamat bertemu kembali. Kalian telah mempelajari modul sebelumnya tentang
surat lamaran pekerjaan. Nah pembelajaran sekarang sudah sampai pada materi teks
cerita sejarah. Namun hendaknya kalian tetap menjaga protokol kesehatan agar kalian
terhindar dari wabah Covid 19 yang melanda dunia termasuk Indonesia. Hanya
dengan kondisi sehat kalian akan dapat mempelajari modul ini dengan baik pula.
Sudah siapkah kalian?

Belajar tentang teks sejarah sangatlah mengasyikkan karena kalian akan dapat melihat
kejadian yang telah terjadi dalam teks tersebut. Ya itu karena dalam teks cerita sejarah
menceritakan peristiwa yang telah terjadi. Pada pembelajaran pertama kalian akan
mempelajari informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling
berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam cerita sejarah lisan atau tulis. Kemudian
pada pembelajaran selanjutnya kalian akan menemukan nilai-nilai yang akan
dikonstruksi . Tetap semangat ya, kalian pasti bisa.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
Supaya pembelaran kalian dapat bermakna maka yang perlu kalian lakukan adalah :
1. Pastikan kalian mengerti target kompetensi yang akan dicapai.
2. Mulailah dengan membaca materi.
3. Kerjakan soal latihannya
4. Jika sudah lengkap mengerjakan soal latihan, cobalah buka kunci jawaban yang
ada pada bagian akhir dari modul ini. Hitunglah skor yang kalian peroleh
5. Jika skor masih dibawah 70, cobalah baca kembali materinya, usahakan jangan
mengerjakan ulang soal yang salah sebelum kalian membaca ulang materinya
6. Jika skor kalian sudah minimal tujuh puluh, kalian bisa melanjutkan ke
pembelajaran berikutnya.

Cocokkanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban latihan soal/ evaluasi yang
terdapat di bagian akhir kegiatan pembelajaran dan akhir evaluasi. Hitunglah jawaban
yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
kalian terhadap materi.

Jumlah Skor Perolehan


NILAI X 100%
Jumlah Skor Maksimum
=

Konversi tingkat penguasaan:


90 – 100% = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 % = kurang

E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi berkaitan dengan teks cerita sejarah.

Pertama : Mengidentifikasi informasi, dalam cerita sejarah.


Kedua : Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks
eksplanasi.

Modul ini akan sangat bermanfaat bagi kalian. Kalian dapat mengetahui peristiwa atau
kejadian bersejarah yang terjadi meski kalian belum lahir, misalnya tentang kerajaan
Majapahit, perjuangan Pangeran Diponegoro dan lain-lain. Banyak nilai-nilai yang bisa
diambil dari cerita sejarah. Jika ada kata-kata yang tidak dipahami, kalian dapat
mencermati glosarium sebagai gambaran makna katanya. Mari, kita langsung menuju
materi!
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Mengidentifikasi Informasi Teks Cerita Sejarah

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian dapat
mengidentifikasi informasi dalam teks cerita sejarah dengan kritis, cermat, dan
bertanggung jawab agar kalian memiliki pemahaman tentang teks cerita sejarah
dengan benar.

B. Uraian Materi
Tak terasa kalian sudah sampai pada teks kedua di kelas XII yaitu teks cerita sejarah,
kalian baru saja mempelajari surat lamaran pekerjaan. Pasti di antara kalian sudah
memahaminya bukan. Teks yang akan kalian pelajari sekarang sangat mengasyikkan.
Karena kalian dapat memiliki gambaran tentang kehidupan, perjuangan, peristiwa atau
hal lain yang pernah terjadi dan ditulis dalam teks cerita sejarah. Jadi seperti hidup
pada zaman yang ada pada cerita sejarah tersebut. Selain itu banyak juga nilai-nilai
yang dapat kita ambil setelah membaca teks cerita sejarah. Menarik bukan? Apa
sebenarnya cerita sejarah dan bagaimana serunya kehebatan pelaku dan peristiwa
yang pernah terjadi semua ada di modul ini.

1. Pengertian

Perhatikan contoh berikut!

Contoh 1

Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia yang berasal dari Indonesia.
Candi Borobudur sendiri merupakan peninggalan terbesar agama Buddha yang ada di
dunia. Candi ini dibangun sekitar tahun 824 M pada masa Raja Samaratungga dari
Wangsa Syailendra.

Candi Borobudur merupakan monumen Buddha yang memiliki 504 patung Buddha, 72
stupa terawang dan 1 stupa induk. Candi Borobudur memiliki arsitektur Gupta yang
menggambarkan kekentalan gaya arsitektur dari India.

UNESCO telah mengakui Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Buddha
terbesar di Indonesia dan dunia serta memuji kemegahannya. Dalam
pembangunannya, Candi Borobudur membutuhkan waktu sekitar 75 tahun di bawah
komando arsitek Gunadarma.

60 ribu meter kubik batuan vulkanik yang digunakan untuk pembangunan candi ini
diambil dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 Km di sebelah timur candi.
Pada saat pembangunan, belum dikenal sistem metrik. Bahkan, satuan panjang yang
digunakan dalam pembuatan candi adalah tala yang dihitung dengan cara
merentangkan ibu jari dan jari tengah. Metode pengukuran ini biasa digunakan untuk
mengukur panjang rambut dari dahi sampai dasar dagu.
Berdasarkan tulisan yang tertulis prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G.
de Casparis memprediksi bahwa pendiri Candi Borobudur adalah Samaratunga, raja
Mataram Kuno dari dinasti Syailendra. Samaratungga mulai membangun candi ini
sekitar tahun 824 M. Namun, candi ini baru dapat diselesaikan pada masa Ratu
Pramudawardhani yaitu putrinya.

Contoh 2

Pangeran Bondowoso dan Lorojonggrang

Sebuah kerajaan besar jatuh di musuh, kerajaan tersebut memiliki seorang putri cantik
bernama Roro Jonggrang. Pangeran Bondowoso jatuh hati padanya dan berniat
menikahi sang putri. Namun tentu saja Roro Jonggrang tidak menyukai pangeran
Bondowoso sehingga meminta sarat yang sulit yaitu membuat seribu candi hanya
dalam waktu semalam. Ternyata pangeran Bondowoso menyanggupinya.

Dengan bantuan jin dan roh halus sebelum menjelang fajar persyaratan sudah hampir
dipenuhi Pangeran Bondowoso. Tentu saja melihat hal itu Roro Jonggrang panik dan
memikirkan cara untuk mencegahnya memenuhi persyaratan. Akhirnya sang putri
menyuruh pelayan untuk menumbuk lesung dan menebarkan bunga. Sehingga jin dan
roh halus merasa hari sudah siang dan langsung menghentikan pekerjaannya.

Pangeran Bondowoso merasa marah saat mengetahui cara licik Roro Jonggrang
padahal hanya perlu 1 candi lagi untuk memenuhi persyaratan. Kemurkaan pangeran
Bondowoso akhirnya dilampiaskan dengan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke
1000 untuk menggenapkan Candi.

Dari dua contoh tersebut dapatkah kalian membedakan teks cerita sejarah tersebut? Ya
kalian benar! Pada contoh pertama merupakan teks cerita sejarah dan pada contoh
kedua merupakan contoh teks cerita sejarah.

Teks cerita sejarah berbeda dengan teks sejarah. Teks sejarah adalah tulisan yang
berisi cerita, kejadian atau peristiwa yang benar-benar pernah terjadi atau
berlangsung di masa lalu. Bedanya sangat jelas bahwa teks sejarah bukanlah cerita
imajinasi, namun dapat disampaikan melalui gaya penulisan prosa nonfiksi maupun
fiksi.

Pengertian teks cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau
latar sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks ini tetap memuat
sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar belakang dan beberapa
unsur lainnya saja. Teks cerita adalah istilah umum. Bisa jadi mengacu pada cerpen,
novel, novelet, atau skenario drama.

Pada dasarnya hampir semua prosa atau novel dapat memuat nilai sejarah jika gaya
penulisan yang digunakan adalah gaya realis. Namun, kandungan sejarahnya tidak
akan sekuat teks cerita sejarah. Seorang sastrawan yang sering kali menggunakan
fakta-fakta sejarah sebagai latar untuk mengisahkan tokoh-tokoh fiksinya bermaksud
untuk mengisahkan kembali seorang tokoh sejarah dalam berbagai dimensi
kehidupannya, seperti emosi pribadi tokoh, tragedi yang menimpanya, kehidupan
keluarga dan masyarakat, serta pandangan politiknya. Misalnya, novel Rora Mendut
versi Mangunwijaya dan versi Ajip Rosidi; Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Segala
Bangsa, dan Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer; Kuantar ke Gerbang karya
Ramadhan K.H. yang mengisahkan kehidupan Soekarno ketika menjalin rumah
tangga dengan Inggit Garnasih; Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil
karya Remy Silado. Contoh lain novel The da Vinci Code karya Dan Brown.

Cerita sejarah adalah cerita yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan


tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang
terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau
deskriptif. Cerita sejarah termasuk dalam teks naratif jika disajikan dengan
menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu. Namun, jika disajikan secara
simbolisasi verbal. Novel tergolong kedalam teks deskriptif.

Sebelum membahas lebih lanjut cerita sejarah berikut akan disampaikan perbedaan
antara teks sejarah dengan cerita sejarah. Simpulannya, teks sejarah adalah fakta,
sementara teks cerita sejarah adalah imajinasi atas fakta. Sementara itu, berikut adalah
analisis bandingan perbedaan cerita sejarah dengan teks sejarah.

No Teks Sejarah Cerita Sejarah

1. Dituntut untuk menyajikan hal-hal Bebas untuk menggambarkan sesuatu


faktual yang benar-benar ada dan yang tidak pernah ada.
pernah terjadi.
2. Sejarawan wajib untuk Penulis bebas sepenuhnya dalam
menyampaikan sesuatu sebagaimana menciptakan sesuai dengan
adanya, sesuai dengan realita, tidak imajinasinya mengenai apa, kapan,
boleh direka atau ditambah- siapa, dan dimananya, namun tetap
tambahkan. memiliki keterkaitan dengan situasi
atau tokoh sejarah.
3. Hubungan antar fakta satu dengan Imajinasi dan kemampuan mencipta
yang lainnya perlu direkonstruksi, pengaranglah yang mewujudkan
setidaknya melibatkan topografis cerita sebagai suatu koherensi yang
atau kronologinya. memiliki hubungan dengan situasi
sejarah.
4. Sejarawan harus bisa membuktikan Tidak terikat pada fakta sejarah
bahwa yang dibawakan pada masa sepenuhnya, terutama bagi mengenai
kini dapat dilacak eksistensinya di apa, siapa, kapan dan di mana, tidak
masa lalu. Sejarawan terikat pada butuh bukti atau saksi seperti teks
fakta mengenai apa, siapa, kapan, sejarah.
dan di mana
5. Pelaku-pelaku, hubungan Pelaku atau tokoh, hubungan, situasi,
antarpelaku, kondisi, situasi hidup, dan kondisi masyarakat dapat berasal
dan keadaan masyarakat secara dari imajinasi yang hanya memiliki
universal harus sesuai dengan relevansi dengan sejarah.
kenyataan yang terjadi.
2. Struktur

Teks cerita sejarah, seperti cerita lainnya (novel, cerpen, dll) termasuk dalam kategori
cerita ulang. Sehingga, baik teks cerita sejarah ataupun novel sejarah memiliki struktur
teks yang sama, yakni: orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, komplikasi, evaluasi,
dan koda. Berikut adalah struktur teks cerita sejarah menurut Kemdikbud (2017, hlm.
43).

a. Pengenalan situasi cerita (orientasi, exposition)


Pada bagian ini, penulis mulai memperkenalkan latar belakang baik waktu, tempat,
maupun lokasi dan awal mula kejadian atau peristiwa. Tokoh dan hubungan
antartokoh juga mulai diperkenalkan dengan cara yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Pengungkapan peristiwa
Bagian ini mengungkapkan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi
menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang menghadang
tokoh, terutama tokoh utama (protagonis).
c. Konflik (rising action)
Disini terjadi peningkatan masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang
menyebabkan kesukaran tokoh ikut meningkat pula.
d. Puncak Konflik (komplikasi)
Merupakan bagian yang paling mendebarkan, menghebohkan dan memuncak dari
masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para tokohnya.
e. Penyelesaian (resolusi)
Jika tidak diikuti oleh koda, biasanya bagian ini adalah akhir dari cerita (ending)
yang berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama dan tokoh lainnya
menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpanya. Terkadang dapat melalui
penjelasan maupun penilaian terhadap nasih dan sikap yang dialami oleh tokoh-
tokoh yang terlibat dalam peristiwa.
f. Koda
Merupakan komentar yang membahas kembali isi semua peristiwa dan perilaku
tokoh yang terlibat. Terkadang bagian ini memberikan interpretasi amanat, tetapi
tidak disarankan. Lebih baik biarkan pembaca menyimpulkannya sendiri. Bagian ini
adalah opsional, terkadang koda digunakan untuk membuat semacam teaser untuk
buku lanjutannya, dsb.

Sebenarnya teks cerita sejarah memiliki 3 struktur penyusun, yaitu:

 Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
 Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi,
umumnya disampaikan dalam urutan kronologis.
 Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau
kejadian sejarah yang diceritakan. Reorientasi boleh ada, boleh tidak.

3. Ciri-ciri

Untuk mengenal lebih dalam akan dibahas ciri-ciri teks cerita sejarah. Adapun ciri-
cirinya sebagai berikut:

1. Disajikan secara kronologis berdasarkan urutan kejadian atau urutan


peristiwa di masa lampau.
2. Berbentuk recon teks atau cerita ulang. Cerita ulang atau recon dibedakan
menjadi dari tiga jenis, yakni:

a. Rekon pribadi, yang memuat keterlibatan penulis dalam peristiwa


secara langsung.
b. Rekon faktual, berisi kejadian faktual, eksperimen ilmiah, jurnal warta,
catatan kepolisian, dsb.
c. Rekon imajinatif, memuat kisah faktual namun dikhayalkan kembali menjadi
cerita yang lebih rinci dan menarik.

3. Sering menggunakan konjungsi (kata penghubung) temporal.


4. Isinya berupa fakta yang diperoleh berdasarkan data-data yang dikumpulkan.
5. Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.

4. Fungsi

Adapun teks cerita sejarah yang diantaranya yaitu:

1. Fungsi rekreatif, memberikan rasa gembira dan senang kepada pembaca.


2. Fungsi inspiratif, memberikan inspirasi, imajinasi dan kreatifitas untuk
keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara untuk lebih baik lagi.
3. Fungsi intruktif, sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
4. Fungsi edukatif, dapat dijadikan petunjuk dan pelajaran kehidupan bagi
manusia dalam berperilaku.

5. Nilai-nillai

Cerita sejarah banyak mengandung nilai-nilai yang disajikan secara implisit


(langsung) dan implisit (tidak langsung). Sebagian besar nilai yang dihasilkan masih
sesuai dengan kehidupan saat ini atau dapat menjadi pembelajaran di masa ini.
Berikut adalah nilai-nilai yang dapat hadir dalam cerita sejarah.

a. Nilai budaya
Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di
masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya
dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau
menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.

b. Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral
berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikmatinya.

c. Nilai agama/ religi


Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahala, serta
surga-neraka.
d. Nilai pendidikan/ edukasi
Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang/kelompak orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan

e. Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.

f. Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya
berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai
sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

C. Rangkuman
1. Teks sejarah adalah tulisan yang berisi cerita, kejadian atau peristiwa yang benar-
benar pernah terjadi atau berlangsung di masa lalu. teks sejarah bukanlah cerita
imajinasi, namun dapat disampaikan melalui gaya penulisan prosa nonfiksi
2. Struktur teks cerita sejarah secara umum adalah orientasi, urutan peristiwa dan
reorientasi dan diuraikan dalam tahapan-tahapan lebih terperinci sebagai berikut:
pengenalan situasi, pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik,
penyelesaian dan koda.
3. Ciri-ciri teks cerita rakyat adalah disajikan secara kronologis berupa urutan
peristiwa, berupa recon, menggunakan konjungsi temporal, berupa fakta
dan memiliki struktur orientasi, urutan peristiwa dan reorientasi.
4. Fungsi teks cerita sejarah adalah rekreatif, inspiratif, intruktif dan edukatif.
5. Teks cerita sejarah sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang ada di
masyarakat seperti nilai pendidikan, religius, moral dan lain-lain.

D. Penugasan Mandiri

Mangir
Karya Prarnoedya Ananta Toer
Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit
bersamaan dengan tenggelarnnya menatari. Dengan cepat ia naik dari kaki langit,
mengunjungi segala dan semua yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga
hewan dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi
keadaannya gelisah, resah, seakan-akan manusia tak membutuhkan ketenteraman
lagi.
Abad Keenam Belas Masehi
Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnarna sidhi itu gelisah. Ombak• ombak
besar bergulung-gulung mernanjang terputus, menggunung, melandai, mengejari
pesisir pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang
bertebaran seperti serakan mutiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin
meniup tenang. Ombak-ombak makin menggila.
Sebuah kapal peronda pantai meluncur dengan kecepatan tinggi dalarn cuaca angin
damai itu. Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing,
timbul-tenggelam di antara ombak-ombak purnama yang menggila. Layar kemudi di
haluan menggelembung membikin lunas menerjang serong gunung-gunung air itu-
serong ke barat laut. Barisan dayung pada dinding kapal berkayuh berirama seperti
kaki-kaki pada ular naga. Layarya yang terbuat dari pilihan kapas dan benang sutra,
menggilat seperti emas, kuning dan menyilaikan.
Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada damarsewu,
menegur, "Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu
keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda:' Dan Patragading berjalan mendekat
dengan lututnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang
Patih. ''Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini Kabar
duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara
tanpa diduga-duga, menyalahi aturan perang:'
''.Allah Dewa Batara!" sahut Sang Patih. "Itu bukan aturan raja-raja! Itu aturan
brandal!"
"Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan,Paduka:'
"Bagaimana Bupati Jepara?"
"Tewas enggan menyerah Paduka;' Patragading mengangkat sembah. "Sisa
balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara
Demak. Lebih dari tiga ribu orang:'
"Begitulah kata warta;' Pada meneruskan dengan hati-hati matanya tertuju pada
Boris. "Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, area, pagoda, kuil,
candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut!
Tinggal hanya pengumumannya:'
"Disambar petirlah dia!" Boris meraung, seakan batu-batu itu bagian dari dirinya
sendiri. "Dia hendak cekik semua pernahat dan semua dewa di kahyangan.
Dikutuk dia oleh Batara Kala!" Tiba-tiba suaranya turun mengiba• iba: ''.Apa lagi
artinya pengabdian? Aku pergi! Jangan dicari.Tak perlu dicari!" Meraung.
Ia lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan. Diangkatnya tangga
dan dengannya melangkahi pagar papan kayu. Dari balik pagar orang berseru-
seru, "Lari dari asrama! Lari!"
Mula-mula pertikaian berkisar pada kelakuan Trenggono yang begitu sampai hati
membunuh abangnya sendiri, kemudian diperkuat oleh sikapnya yang polos
terhadap peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan tak juga menyatakan sikap menentang
usaha Portugis yang sudah mulai melakukan perdagangan ke Jawa? Sikap itu
semakin ditunggu semakin tak datang. Para musafir yang sudah tak dapat menahan
hati lagi telah bermusyawarah dan membentuk utusan untuk menghadap Sultan.
Mereka ditolak dengan alasan: apa yang terjadi di Pajajaran tak punya sangkut paut
dengan Demak dan musafir.
Jawaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, mereka menganggap,
sudah tak ada perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena
keagungannya memang sudah tak ada lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan
Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau bukan untuk mengusir Portugis dan
dengan demikian terjamin dan melindungi Demak sebagai negeri Islam pertama-
tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung terhadap
Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan
dengan Islam.

Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir: antara anak dan ibu
takkan ada perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul: Adakah Sultan
akan mengambil tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah
melakukannya terhadap abang-kandungnya.
Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin
terhadap keselamatan wanita tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu
tindakan terhadap ibunya. Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya.
Hampir setiap hari orang dapat melihat ia berada di tengah-tengah pasukan kuda
kebanggaannya, baik dalam latihan, sodor, maupun ketangkasan berpacu samba
memainkan pedang menghajar boneka yang digantungkan pada sepotong kayu. Ia
sendiri ikut dalam latihan-latihan ini.
Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka,
"Tak ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!"
Dan para perwira pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di
atas kuda masing-masing.
"Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa.
Bila debunya jatuh kembali ke bumi, ingat-ingat para kawula, akan kalian lihat,
takkan ada satu tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapak• tapaknya di
Blambangan dan Pajajaran akan musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian:'
Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan dan kedamaian-kota dan pedalaman.
Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan
gajah. Nama barunya: Wirabumi. Panggilannya yang lengkap: Gusti Patih Tuban
Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih ia masih tetap memimpin pasukan
gajah, maka Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar
bandar ramai kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin,
pulih kembali. Sang Adipati telah menjatuhkan titah: kapal-kapal Tuban mendapat
perkenan untuk berlabuh dan berdagang di Malaka ataupun Pasai.
Bardasarkan kutipan novel tersebut, identifikasikan tahapan cerita ke
dalam tabel di bawah ini.

Struktur Kutipan Keterangan

Kutipan terdapat pada Paragraf 1 Dimana berisi penjelasan


Pengenalan situasi
dan 2. latar (waktu dan situasi) cerita
cerita (orientasi) yang akan diceritakan yakni
di Laut Jawa kira-kira pada
abad ke-16 M.
Kutipan terdapat pada Paragraf 3. Disini diungkapkan peristiwa
Pengungkapan
secara tersirat bahwa balai
Peristiwa tentara Demak yang
memasuki Jepara dengan
menggunakan kapal-kapal.
Kutipan terdapat pada Paragraf 4. Menerangkan awal sebuah
Menuju konflik
konflik yang menjurus
kepada puncak konflik
dengan menceritakan
damarsweu menghadapi Sang
Patih untuk melapor tentang
bala tentara Demak yang
masuk.
“Bagaimana Bupati Jepata?” Puncak konflik dimana
Puncakkonflik
“Tewas enggan menyerah Patragading mengabarkan
(komplikasi)
Paduka;” Patragading bahwa Bupati Jepara telah
mengangkat sembah. “Sisa bala tewas dan bagaimana keadaan
tentara Tuban mundur ke timur di Jepara sekarang yang
kota. Jepara penuh dengan bala kacau balau.
tentara Demak. Lebih dari tiga
ribu orang”
Penyelesaian (resolusi) Orang menarik kesimpulan Kutipan ini merupakan
dari perkembangan terakhir: lanjutan penyelesaian
antara anak dan ibu takkan masalah di mana penulis
ada perdamaian lagi. Dan menjelaskan tentang
pertanyaan kemudian yang penilaian-penilaian tentang
timbul: Adakah Sultan akan nasib yang dialami tokoh
mengambil tindakan terhadap setelah mengalami puncak
ibunya sendiri sebagaimana konflik, tentang apa yang
ia telah melakukannya terjadi setelahnya kepada
terhadap abang-kandungnya. Sultan Trenggono dan
Ibunya.
Pangeran Seda Lepen? Orang
menunggu dan menunggu
dengan perasaan prihatin
terhadap keselamatan wanita
tua itu. Sultan Trenggono tak
mengambil sesuatu tindakan
terhadap ibunya. Ia makin
keranjingan membangun
pasukan daratnya. Hampir
setiap hari orang dapat
melihat ia berada di tengah-
tengah pasukan kuda
kebanggaannya, baik dalam
latihan, sodor, maupun
ketangkasan berpacu samba
memainkan pedang
menghajar boneka yang
digantungkan pada sepotong
kayu. Ia sendiri ikut dalam
latihan-latihan ini.

Digambarkan akhir dari teks


Koda "Pada suatu kali, kaki
diatas dimana pasar kota dan
kuda Demak akan
pasar bandar kembali damai
mengepulkan debu di
dan merdeka seperti
seluruh bumi Jawa. Bila
sediakala, dan diizinkannya
debunya jatuh kembali
kapal Tuban berlabuh dan
ke bumi, ingat-ingat para
berdagang di Malaka.
kawula, akan kalian lihat,
takkan ada satu tapak
kaki orang Peranggi pun
tampak. Juga tapak•
tapaknya di Blambangan
dan Pajajaran akan
musnah lenyap tertutup
oleh debu kuda kalian:'
Seluruh Tuban kembali
dalam ketenangan dan
kedamaian-kota dan
pedalaman. Sang Patih
Tuban mendiang telah
digantikan oleh Kala
Cuwil, pemimpin
pasukan gajah. Nama
barunya: Wirabumi.
Panggilannya yang
lengkap: Gusti Patih
Tuban Kala Cuwil Sang
Wirabumi. Dan sebagai
patih ia masih tetap
memimpin pasukan
gajah, maka Kala Cuwil
tak juga terhapus dalam
sebutan. Pasar kota dan
pasar bandar ramai
kembali seperti
sediakala. Lalu lintas
laut, kecuali dengan Atas
Angin, pulih kembali.
Sang Adipati telah
menjatuhkan titah:
kapal-kapal Tuban
mendapat perkenan
untuk berlabuh dan
berdagang di Malaka
ataupun Pasai.
E. Latihan Soal
1. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!
Seorang laki-laki bernama Toba yang hidupnya sederhana tidak memiliki
keluarga, hal yang Toba lakukan hanya memancing untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Penggalan tersebut merupakan bagian:
A. Pengenalan situasi
B. Pengungkapan peristiwa
C. Menuju konflik
D. Puncak konflik
E. Penyelesaian.

2. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Pada suatu hari saat memancing Toba mendapati kail pancingnya menangkap
ikan yang besar. Namun Toba terkejut saat mendapati ikan besar tersebut
berubah menjadi seorang wanita cantik.
Penggalan tersebut merupakan bagian:

A. Pengenalan situasi
B. Pengungkapan peristiwa
C. Konflik
D. Puncak konflik
E. Penyelesaian.

3. Cermatilah penggalan teks cerita sejarah berikut!


Akhirnya dia memutuskan pulang untuk makan, sampai di tengah jalan dia
menemukan anaknya sedang tidur dengan bekal di sampingnya. Ketika
dibangunkan Samosir mengaku telah memakan habis bekalnya dan tertidur
disana.Alangkah marahnya Toba mendengar anaknya yang masih bersikukuh
merasa dirinya benar. Hingga akhirnya tak sengaja dia melanggar sumpahnya
dengan berujar bahwa Samosir adalah anak ikan.
Penggalan tersebut merupakan bagian:

A. Pengungkapan peristiwa
B. Konflik
C. Puncak konflik
D. Penyelesaian
E. Koda

4. Berikut yang bukan ciri-ciri teks cerita rakyat adalah….


A. Berbentuk recon
B. Memiliki struktur teks
C. Disajikan dalam bentuk fakta
D. Disajikan secara kronologis
E. Menggunakan konjungsi temporal

5. Perhatikan deretan kata berikut!


1. Edukatif
2. Rekreatif
3. Intruktif
4. Imajinatif
inspiratif
Yang bukan merupakan fungsi teks cerita sejarah adalah….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Kunci Latihan Soal Pembelajaran 1

Kunci
No. Jawaban Pembahasan
1. A Termasuk pengenalan situasi karena baru mengenalkan sosok tokoh
Toba.
2. B Jawabannya mengungkapkan peristiwa karena Toba terkejut saat
mendapati ikan besar tersebut berubah menjadi seorang wanita
cantik.
3. D Termasuk dalam penyelesaian karena Toba mengatakan siapa jati diri
anaknya.
4. B Memiliki struktur teks bukan merupakan ciri-ciri teks cerita sejarah.

5. D Memang teks cerita sejarah menggunakan Bahasa imajinatif tapi bukan


merupakan merupakan fungsi teks.

F. Penilaian Diri
Berilah tanda centang (√) pada format di bawah ini sesuai dengan jawaban kalian!
No Pertanyaa Ya Tidak

1. Saya sangat senang belajar tentang mengidentifikasi


informasi dalam teks cerita sejarah.
2. Saya memahami teks cerita sejarah dengan baik.

3. Penjelasan materi mengidentifikasi informasi dalam


teks cerita sejarah dengan jelas.
4. Saya memahami struktur teks cerita sejarah.

5. Saya memahami ciri-ciri teks cerita sejarah dengan jelas.

6. Saya memahami fungsi teks cerita sejarah dengan jelas.

7. Saya memahami nilai-nilai teks cerita sejarah dengan


jelas.

Semua kegiatan pembelajaran yang diberikan pada


8. modul tentang mengidentifikasi informasi dalam teks
cerita sejarah bermanfaat bagi kehidupan saya
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Mengontruksi Nilai-Nilai Cerita Sejarah Dalam Bentuk Teks
Esplanasi

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran 2, diharapkan kalian dapat
menyusun teks eksplanasi dari nilai-nilai teks cerita sejarah dengan kritis, cermat, dan
bertanggung jawab agar kalian memiliki pemahaman tentang mengontruksi teks cerita
sejarah dengan benar.

B. Uraian Materi
Sebelum kalian menyusun, teks eksplanasi dari nilai-nilai yang diperoleh dari
informasi teks cerita sejarah kalian perlu ketahui dulu bahwa teks eksplanasi
merupakan teks yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena, baik itu peristiwa
alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya.

Sebuah paragraf yang baik dan benar, harus mempunyai kelengkapan sejumlah
paragraf di dalamnya. Adapun unsur-unsur paragraf yang dimaksud antara lain:
gagasan utama merupakan unsur paragraf yang berupa topik utama atau
permasalahan yang hendak dibahas dalam suatu paragraf, kalimat utama kalimat yang
berisi gagasan utama suatu paragraf dan kalimat penjelas yang merupakan kalimat
yang menjelaskan gagasan utama yang terkandung di dalam suatu kalimat utama.

Unsur-Unsur paragraf yang telah disebutkan sebelumnya (gagasan utama, kalimat


utama, dan kalimat penjelas) mesti membentuk satu kesatuan yang padu, di mana
kalimat penjelas mesti mampu menjelaskan gagasan utama yang terkandung dalam
kalimat utama secara baik dan sesuai dengan gagasan utama yang dimaksud. Jika
syarat ini tidak terpenuhi, maka sebuah paragraf belum dikatakan baik dan benar.

1. Mengidentifikasi Nilai-nilai Teks Cerita Sejarah

Karya sastra yang baik, selalu mengandung nilai (value). Nilai tersebut dikemas
secara implisit dalam alur, latar, tokoh, dan tema. Nilai yang terkandung dalam
cerita sejarah antara lain nilai-nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai sosial,
dan nilai estetis.
a. Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan
yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
Contoh:
Dan bila orang mendarat dari pelayaran, entah dari jauh entahlah dekat, ia akan
berhenti di satu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan
mengangkat sembah di hadapannya berdiri Sela Baginda, sebuah tugu batu
berpahat dengan prasasti peninggalan Sri Airlangga. Bila ia meneruskan
langkahnya, semua saja jalanan besar yang dilaluinya, jalanan ekonomi
sekaligus militer. Ia akan selalu berpapasan dengan pribumi yang berjalan
tenang tanpa gegas, sekalipun di bawah matari terik.
Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000

Nilai budaya dalam kutipan di atas adalah nilai budaya Timur yang mengajarkan
hidup tenang, tidak terburu-buru, segala sesuatunya harus dihubungkan dengan
alam.
b. Nilai moral/etik adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan
petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
Contoh:
"Juga Sang Adipati Tuban Arya Teja Tumenggung Wilwatikta tidak bebas dari
ketentuan Maha Dewa. Sang Hyang Widhi merestui barang siapa punya
kebenaran dalam hatinya. Jangan kuatir. Kepala desa! Kurang tepat jawabanku,
kiranya? Ketakutan selalu jadi bagian mereka yang tak berani mendirikan
keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang mengingkari kebenaran
maka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk, dua-duanya sumber keonaran di
atas bumi ini...;' clan ia teruskan wejangannya tentang kebenaran dan keadilan
dan kedudukannya di tengah-tengah kehidupan manusia dan paradewa.
Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000

Nilai moral dalam kutipan di atas adalah ketakutan membelakebenaran sama


buruknya dengan kejahatan karena sama-sama melanggar keadilan.
c. Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau bersumber
pada nilai-nilai agama.
Contoh:
Kala itu tahun 1309. Segenap rakyat berkumpul di alun-alun. Semua berdoa, apa pun
warna agamanya, apakah Siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua arah perhatian
ditujukan dalam satu pandang, ke Purawakarta yang tidak dijaga terlampau ketat.
Segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada siapa pun karena memang
demikian sikap keseharian mereka. Lebih dari itu, segenap prajurit merasakan
gejolak yang sama, oleh duka mendalam atas gering yang diderita Kertarajasa
Jayawardhana
Sumber: Gajahmada: Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara, Langit Kresna
Hariadi

Nilai agama dalam kutipan tersebut tampak pada aktivitas rakyat dari berbagai
agama mendoakan Kertarajasa Jayawardhana yang sedang sakit.
d. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara
individu dalam masyarakat.
Contoh:
Sebagian terbesar pengantar sumbangan, pria, wanita, tua, dan muda, menolak
disuruh pulang. Mereka bermaksud menyumbangkan tenaga juga. Maka jadilah
dapur raksasa pada malam itu juga. Menyusul kemudian datang bondongan
gerobak mengantarkan kayu bakar dan minyak-minyakan. Dan api pun menyala
dalam berpuluh tungku.
Sumber: Pramoedya Ananta Toer, Mangir, Jakarta, KPG, 2000
Dalam kutipan diatas, nilaisosialtampak pada tindakan menyumbang dan
kesediaan untuk membantu pelaksanaan pesta perkawinan.
e. Nilai estetis, yakni nilaiyang berkaitan dengan keindahan, baik
keindahan struktur pembangun cerita, fakta cerita, maupun teknik
penyajian cerita.
Contoh:
Betapa megah dan indah bangunan itu karena terbuat dari bahan•bahan
pilihan. Pilar-pilar kayunya atau semua bagian dari tiang saka, belandar bahkan
sampai pada usuk diraut dari kayu jati pilihan dengan perhitungan bangunan itu
sanggup melewati waktu puluhan tahun, bahkan diharap bisa tembus lebih dari
seratus tahun. Tiang saka diukir indah warna-warni, kakinya berasal dari bahan
batu merah penuh pahatan ukir mengambil tokoh-tokoh pewayangan, atau
tokoh yang pernah ada bahkan masih hidup. Bangunan itu berbeda-beda bentuk
atapnya, pun demikian dengan bentuk wajahnya. Halaman tiga istana utama itu
diatur rapi dengan sepanjangjalan ditanami pohon tanjung, kesara, dan
cempaka. Melingkar-lingkar di halaman adalah tanaman bunga perdu.
Sumber: Gajahmada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi.

Nilai estetis dalam kutipan tersebut terkait dengan teknik penyajian cerita.
Teknik yang digunakan pengarang adalah teknik showing (deskriptif). Teknik ini
efektif untuk menggambarkan suasana, tempat, waktu sehingga pembaca dapat
membayangkan seolah-olah menyaksikan dan merasakan sendiri.

2. Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena,
baik itu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya. Teks
eksplanasi berisi fakta yang dapat menjawab pertanyaan tentang “bagaimana” dan
“mengapa” suatu fenomena terjadi.

Oleh sebab itu, tujuan utama teks eksplanasi adalah untuk memaparkan proses dan
sebab terjadinya suatu fenomena. Penjelasan yang dipaparkan dalam teks
eksplanasi berdasarkan bidang keilmuan (bersifat ilmiah) yang mengacu pada fakta,
realita, teori, dan hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan.

Teks eksplanasi tersusun atas suatu struktur yang memudahkan kita dalam
memahami isi teks. Adapun struktur teks eksplanasi adalah sebagai berikut.

a. Pernyataan umum
Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang dan tinjauan umum topik yang
dapat berupa definisi, klasifikasi, sejarah, dan asal usul. Bagian dalam teks ini
berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses
peristiwa alam terjadi.
b. Deretan penjelas
Pada bagian ini berisi perincian proses atau sebab terjadinya suatu fenomena
yang juga mencakup akibat dan dampak yang ditimbulkan.
c. Interpretasi
Bagian ini berisi penafsiran penulis mengenai topik dengan perspektif tertentu
yang lebih luas dan menyeluruh, serta menjelaskan korelasi peristiwa yang
menyertainya.
d. Simpulan
Pada bagian akhir teks terdapat tanggapan penulis dalam menyikapi fenomena
berupa pernyataan reflektif yang bersifat umum.

3. Mengontruksi Nilai-nilai Teks Cerita Sejarah dalam Teks Ekspanasi

Tinggal satu langkah lagi kalian dapat menyelesaikan modul ini, masih semangat,
bukan? Perlu kalian ingat, menulis artikel hendaknya memerhatikan unsur
kelengkapan paragraf dan kepaduannya.
Selanjutnya, pada modul ini kalian akan diberikan langkah-langkah agar dapat
mengontruksi dengan baik.
a. Menentukan cerita sejarah.
Pada tahap ini kalian menentukan cerita sejarah yang akan yang akan
diidentifikasi nilai-nilainya.
b. Mengidentifikasi nilai-nilai cerita sejarah.
Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam
karya tersebut yang akan dijadikan bahan untuk dikontruksi dalam teks
eksplanasi.
c. Membuat kerangka tulisan.
Tahap ini dimaksudkan untuk membuat acuan mengontruksi.
d. Mengontruksi
Kegiatan mengontruksi nilai-nilai dalam teks cerita sejarah menjadi teks
eksplanasi.
e. Menyunting/mengoreksi ulang
Mengoreksi ulang merupakan kegiatan melihat kembali kesalahan baik teknis,
maupun nonteknis serta dapat melihat hal-hal yang perlu ditambah atau
dikurangi dari tulisan tersebut.
f. Menulis kembali.
Pada kegiatan ini dilakukan revisi terhadap tulisan setelah dilakukan
penyuntingan. Dengan demikian hasil tulisan akan menjadi lebih bagus.
g. Evaluasi
Tahap ini merupakan pemeriksaan untuk memastikan bahwa penulis telah
mengontruksi sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah direncanakan.

C. Rangkuman
1. Mengontruksi adalah kegiatan menata kembali nilai-nilai yang ada pada teks cerita
sejarah menjadi teks eksplanasi.
2. Mengidentifikasi nilai-nilai yang ada dalam teks cerita sejarah adalah kegiatan
mengenali nila-nilai yang ada dalam teks tersebut yang nantinya akan dikontruksi
dalam teks eksplanasi. membuat kerangka tulisan, mengontruksi,
3. Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan sebab akibat suatu fenomena,
baik itu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya, yang terdiri
dari pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi dan simpulan.
4. Langkah-langkah mengontruksi adalah menentukan cerita sejarah,
mengidentifikasi nilai-nilai cerita sejarah, membuat kerangka, mengonruksi,
menyunting, menulis kembali dan mengevaluasi.
D. Penugasan Mandiri

Kemelut di Majapahit (S.H. Mintarja)


Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar
Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira)
yang setia dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagi•bagikan pangkat
kepada mereka. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban clan yang lain-lain
pun diberi pangkat pula. Dan hubungan antara junjungan ini dengan para
pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja, amatlah
erat dan baik.
Akan tetapi, guncangan pertama yang memengaruhi hubungan ini adalah
ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja
Kertanegara, telah menikah lagi dengan seorang putri dari Melayu. Sebelum
puteri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa
Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara. Hal ini
dilakukannya karena beliau tidak menghendaki adanya dendam dan perebutan
kekuasaan kelak.
Keempat orang puteri itu adalah Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri,
yangkedua adalah Dyah Nara Indraduhita, ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi,
clan yang juga disebut Retno Sutawan atau Rajapatni yang berarti "terkasih"
karena memang putri bungsu dari mendiang Kertanegara ini menjadi istri yang
paling dikasihinya. Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti
seorang dewi kahyangan, terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-
puja oleh para sastrawan di masa itu. Akan tetapi, datanglah pasukan yang
beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu Kertanegara ke negeri
Malayu. Pasukan ini dinamakan pasukan Pamalayu yang dipimpin oleh seorang
senopati perkasa bernama Kebo Anabrang atau juga Mahisa Anabrang, nama
yang diberikan oleh Sang Prabu mengingat akan tugasnya menyeberang
(anabrang) ke negeri Malayu. Pasukan ekspedisi yang berhasil baik ini membawa
pulang pula dua orang putri bersaudara. Putri yang kedua, yaitu yang muda
bernama Dara Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan
sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima.
Segera ternyata bahwa Dara Petak menjadi saingan yang paling kuat dari Dyah
Gayatri, karena Dara Petak memang cantik jelita clan pandai membawa diri. Sang
Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang setelah diperisteri oleh Sang
Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari.
Terjadilah persaingan di antara para istri ini, yang tentu saja dilakukan secara
diam-diam namun cukup seru, persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan
perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajat dan kekuasaan
masing-masing. Kalau Sang Prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan ini,
pengaruh persaingan itu terasa benar oleh para senopati clan mulailah terjadi
perpecahan diam-diam di antara mereka sebagai pihak yang bercondong kepada
Dyah Gayatri keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, clan kepada Dara
Petak keturunan Malayu.
Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu
Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri. Namun, karena segan kepada Sang
Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan clan kebencian yang dilakukan
secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka. Kiranya
tidak ada terjadi hal-hal yang lebih hebat sebagai akibat masuknya Dara Petak ke
dalam kehidupan Sang Prabu, sekiranya tidak terjadi hal yang membakar hati
Ronggo Lawe, yaitu pengangkatan patih hamangku bumi, yaitu Patih Kerajaan
Mojapahit.
Yang diangkat oleh Sang Prabu menjadi pembesar yang tertinggi clan paling
berkuasa sesudah raja yaitu Senopati Nambi.
Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh oleh bujukan Dara Petak.
Mendengar akan pengangkatan patih ini, merahlah muka Adipati Ronggo Lawe.
Ketika mendengar berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua
orang istrinya yang setia, yaitu Dewi Mertorogo clan Tirtowati. Mendengar berita
itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipati
sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main. Nasi yang sudah dikepalnya itu
dibanting ke atas lantai clan karena dalam kemarahan tadi sang adipati
menggunakan aji kedigdayaannya, maka nasi sekepal itu amblas ke dalam lantai.
Kemudian terdengar bunyi berkerotok clan ujung meja diremasnya menjadi
hancur.

"Kakangmas adipati ... harap Paduka tenang ...;' Dewi Mertorogo menghibur
suaminya. "Ingatlah, Kakangmas Adipati ... sungguh merupakan hal yang kurang
baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu..:' Tirtowati juga
memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan
terhadap Dewi Sri clan dapat menjadi kualat. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe
bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya
yang berusaha menghiburnya. ''Aku hams pergi sekarang juga!" katanya.
"Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan berangkat ke
Mojopahit sekarang juga!" Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda
kesayangan Adipati Ronggo Lawe, seekor kuda yang amat indah clan kuat, warna
bulunya abu-abu muda. Semua cegahan kedua istrinya sama sekali tidak
didengarkan oleh adipati yang sedang marah itu…

Identifikasi nilai-nilai yang ada dalam kutipan cerita sejarah Kemelut di Majapahit.

Nilai-nilai Kutipan Keterangan


E. Latihan Soal
Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Berkisah pada jaman dahulu di daerah Jawa Barat, seorang wanita cantik bernama
Dayang Sumbi hidup dengan putranya Sangkuriang dan anjing kesayangan mereka.

Anjing tersebut selalu menemani kemana Sangkuriang pergi namun tidak pernah
membantu Sangkuriang dalam berburu. Hal itu tentunya membuat Sangkuriang tidak
menyukai anjingnya.

Suatu hari kemarahan Sangkuriang tidak dapat terbendung dan membuatnya tega
membunuh anjingnya. Lalu saat sesampai di rumah, Sangkuriang memberikan hati
anjingnya untuk ibunya.

Dayang Sumbi yang tidak mengetahuinya lalu memasaknya dan memakannya. Saat
Dayang Sumbi bertanya di mana anjingnya, Sangkuriang berbicara bahwa anjingnya
telah dibunuh dan hatinya diberikan kepada Dayang Sumbi.

Mendengar hal tersebut Dayang Sumbi marah dan memukul kepala Sangkuriang
hingga berdarah. Sangkuriang kemudian pergi meninggalkan rumah. Hal yang
membuat Dayang Sumbi marah karena anjing tersebut merupakan jelmaan ayah
Sangkuriang.

Hati anjing yang dimakan Dayang Sumbi membuatnya awet muda dan semakin cantik
saja. Sehingga saat beberapa tahun kemudian Sangkuriang pulang dan tidak mengenali
ibunya tersebut.

Sangkuriang jatuh cinta pada Dayang Sumbi dan berniat menikahinya. Awalnya Dayang
Sumbi tidak menolak namun suatu hari saat sedang membenarkan ikat kepala
Sangkuriang Dayang Sumbi melihat sebuah luka di kepala.

Dimana mengingatkannya dengan kejadian saat dahulu Dayang Sumbi melukai


anaknya dengan memukul di kepala.

Hal itu membuat Dayang Sumbi sadar yang akan menikahinya adalah anaknya sendiri.
Sehingga Dayang Sumbi menolak pernikahan tersebut namun Sangkuriang seperti
tidak mau menerima kenyataan dan tetap ingin menikahi ibu kandungnya sendiri.

Akhirnya Dayang Sumbi memberikan persyaratan yaitu Sangkuriang harus mampu


membendung sungai Citarum dan membuatkan sampan besar. Semua itu harus selesai
dalam satu malam.

Ternyata Sangkuriang meminta bantuan jin untuk sehingga permintaan Dayang Sumbi
dengan mudah diselesaikan. Akhirnya sebelum fajar pekerjaan sudah hampir selesai.

Dengan bantuan warga Dayang Sumbi mampu menggagalkan Sangkuriang


menyelesaikan syaratnya yaitu kain sutra dibentang ke arah timur kota sehingga
seperti fajar. Merasa gagal akhirnya sangkuriang menghancurkan pekerjaannya
tersebut.
Sehingga bendungan yang rusak membuat seluruh kota terendam. Sampan yang telah
dibuat pun ditendang Sangkuriang hingga jatuh terlungkup membentuk sebuah
gunung. Dimana gunung inilah yang dikenal dengan nama Tangkuban Perahu.

Soal:
1. Identifikasilah nila-nilai dalam teks tersebut!
2. Kontruksilah teks Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi dalam teks eksplanasi!
Kunci Latihan Soal Pembelajaran 2

1. Identifikasi nila-nilai dalam teks tersebut adalah


 nilai moral terlihat pada sikap Dayang Sumbi yang teguh (konsisten) dalam
menepati janji yang telah diucap kannya , yaitu bersedia menikah dengan siapa
pun yang mengambil gulungan benangnya , yang ternyata adalah seekor anjing.
dari sini dapat di petik sabuah pelajaran bahwa betapapaun pahit akibat yang
akan ditanggungnya , seseorang harus teguh menepati janjinya.
 nilai sosial, bahwa dikalangan masyarakat Sunda (Jawa Barat) , percintaan atau
pernikahan antara ibu dengan anak (incest) merupakan perbuatan yang dilarang
(haram), sebab jika hal tersebut terjadi, maka nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat akan hancur.

2. Konstruksi nilai-nilai dalam teks cerita rakyat menjadi teks esplanasi.

Rubrik Pedoman Penskoran


No Unsur Penilaian Skor

Sesuai Tidak
sesuai
1. Kesesuaian nilai teks cerita sejarah dengan teks 2 1
eksplanasi yang dikontruksi.
2. Sesuai dengan karakteristik eksplanasi. 2 1

3. Menggunakan diksi sesuai dengan kaidah PUEBI 2 1

4. Menggunakan kaidah penulisan yang baik dan benar 2 1

5. Menggunakan paragraf yang padu 2 1

F. Penilaian Diri
Berilah tanda centang (√) pada format di bawah ini sesuai dengan jawaban kalian!
No Pertanyaan Ya Tidak

1. Saya sangat senang belajar mengontruksi teks cerita


sejarah menjadi teks eksplanasi.
2. Saya memahami teks eksplanasi dengan baik.

3. Penjelasan materi mengontruksi teks cerita sejarah


menjadi teks eksplanasi sudah jelas.
4. Saya memahami cara mengontruksi teks cerita sejarah
menjadi teks eksplanasi. teks cerita sejarah.

5. Saya mampu mengontruksi milai-nilai teks cerita sejarah


menjadi teks eksplanasi dengan baik.
EVALUASI

1. Bacalah pengggalan cerita sejarah berikut!


Pelarian-pelarian politik dari Nederland, Sneevliet, clan Baars itu semakin giat di
Jawa Timur, khususnya di Surabaya. Mereka membuka pidato di mana-mana,
seperti takkan kering-kering kerongkongan mereka. Lari dari pertentangan
intern di Nederland ke Hindia, mereka anggap diri seakan-akan jago-jago tanpa
lawan, seakan-akan Hindia negerinya sendiri yang dipayungi oeh hukum
demokratis. Bemntung mereka bergerak hanya di kalangan orang• orang yang
berbahasa Belanda, yang menduduki tempat sosial yang rendah clan hidup
dalam kemasygulan.
Teks tersebut termasuk bagian….
A. pengenalan situasi
B. pengungkapan peristiwa
C. menuju konfliks
D. pengenalan situasi
E. puncak konflik

2. Bacalah penggalan teks sejarah dengan cermat untuk mengerjakan soal nomor 3 s.d 6!
Dalam terdiam yang sekilas begini, dia menemukan jawaban yang cerdik. Yaitu, dia
anggap lebih baik bertanya, meminta pendapat atau saran dari Danurejo II. “Dus apa
saran Tuan?”
Mersa diakajeni, Danurejo II menjawab lurus, “Sebetulnya, melawan kompeni disadari
Sri Sultan sebagai menimba air dengan keranjang.”
Hm?”
“Tapi. Seandainya terjadi persatuan yang menggumpal antara rakyat Yogyakarta dan
rakyat Surakarta, bagaimanapun hal itu bisa menjadi kekuatan yang tidak terduga.”

Fakta sejarah yang terdapat dalam penggalan di atas adalah…


A. Keadaan Majapahit
B. Perjuangan Ronggo Lawe
C. Perjuangan Gajah Mada
D. Kerajaan Taruma negara
E. Perjuangan Diponegoro

3. Penggalan tersebut lebih mengedepankan fungsi….


A. Rekreatif
B. Edukatif
C. Inspiratif
D. Instruktif
E. Kolaboratif

4. Hal menarik yang terdapat dalam penggalan di atas adalah…


A. tanggung jawab pemimpin
B. perjuangan mencapai kemerdekaaan
C. menghargai pimpinan sebelum bertindak
D. menjaga persatuan
E. menyatukan rakyat
5. Makna peribahasa ” Bagai menimba air dengan keranjang” adalah…
A. Perbuatan yang tidak perlu dilakukan.
B. Pekerjaan sia-sia.
C. Perbuatan yang bodoh.
D. Pekerjaan orang yang tidak cerdas.
E. Perbuatan orang-orang zaman dahulu.

6. Bacalah penggalan teks sejarah dengan cermat!


Dyah Menurberbalik dengan memejamkan mata. Dyah Menur Hardiningsih yang
menggendong anaknya dan Pradhabasu yang juga menggendong anaknya, berjalan
makin jauh dan makin jauh ke arah surya di langit barat. Dan sang waktu sebagaimana
kodratnya akan mengantarkan ke nama pun mereka melangkah. Sang waktu pula yang
menggilas semua peristiwa menjadi masa lalu.
Kutipan novel sejarah di atas merupakan….
A. pengungkapan peristiwa
B. menuju konfliks
C. pengenalan situasi
D. puncak konflik
E. koda

7. Cermatilah pengalan cerita sejarah berikut untuk mengerjakan soal jnomor 7 dan 8!
“Juga Sang Adipati Tuban Arya Teja Tumenggung Wilwatikta tidak bebas dari ketentuan
Maha Dewa. Sang Hyang Widhimerestui barang siapa punya kebenaran dalam hatinya.
Jangan kuatir. Kepala desa! Kurang tepat jawabku kiranya? Ketakutan selalu jadi bagian
mereka tak selalu berani mendirikan keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang
tak berani yang mengingkari kebenaran mereka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk,
dua-duanya sumber keonaran di muka bumi ini….” Dan ia teruskan wejangannya
tentang kebenaran dan keadilan dan kedudukannya di tengah-tengah kehidupan
manusia dan para dewa. (Pramudya Ananta Toer, Mangir, Jakarta,KPG,2000)
Nilai yang mendominasi dalam kutipan teks sejarah tersebut adalah….
A. Agama
B. Moral
C. Pendidikan
D. Budaya
E. Estetika

8. Amanat dalam kutipan teks sejarah tersebut adalah….


A. Perbuatan dosa dan dusta sama-sama akan melanggar keadilan.
B. Janganlah berbuat dusta karena akan menutup kesucian hati nurani.
C. Jangan takut membela kebenaran, karena sama buruknya dengan kejahatan.
D. Segala amalan akan diperhitungkan di hari akhir, sehingga senantiasa berbuat baik.
E. Seseorang yang memeliki kebenaran dalam hatinya akan selalu direstui Sang Kuasa.

9. Cermatilah pengalan cerita sejarah berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
Di depan Ratu Biksunu Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh. Emban tua itu
melanjutkan tugasnya, kali ini untuk Sekar Kedaton Dyah Wiyat yang terlihat lebih tegar
dari kakaknya, atau boleh jadi merupakan penampakan dari sisi hatinya yang tidak bisa
menerima dengan tulus pernikahan itu. Ketika para ibu Ratu menangis yang menulari
siapapun untuk menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitihkan air mata. Manakala
menatap segenap wajah yang hadi di ruangan itu, yang hadir dan melekat di benaknya
justru wajah Rakrian Tanca. Ayunan tangan Gajah Mada yang menggenggam keris di
dada keris di tangan prajurit tampan itu masih terbayang di kelopak matanya.
Sudut pandang.penceritaan di atas adalah….
A. Orang ke tiga tak sertaan
B. Orang tertama pelaku utama
C. Orang ke tiga pelaku utama
D. Orang ke tiga serba tahu
E. Orang pertama pelaku sampingan

10. Nilai yang mendominasi dalam kutipan teks sejarah tersebut adalah….
A. Moral
B. Agama
C. Pendidikan
D. Budaya
E. Estetika
Kunci Jawaban Evaluasi

No. Kunci Jawaban


1. A
2. E
3. B
4. C
5. B
6. E
7. B
8. C
9. D
10. A
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI
kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Jakarta: Erlangga.

Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Dari internet
https://serupa.id/teks-cerita-sejarah-pengertian-struktur-nilai-kaidah-dsb/ diakses
tanggal 3 September 2020

https://www.romadecade.org/teks-cerita-sejarah/ diakses tanggal 3 September 2020

https://belajargiat.id/teks-cerita-sejarah-candi-borobudur/ diakses tanggal 5 September


2020

https://teks.co.id/fungsi-teks-cerita-sejarah/ diakses tanggal 5 September 2020

https://www.studiobelajar.com/teks-eksplanasi/ diakses tanggal 3 September 2020

https://dosenbahasa.com/syarat-syarat-paragraf-yang-baik-dan-benar diakses tanggal 3


September 2020

Anda mungkin juga menyukai