Anda di halaman 1dari 45

PENGKAJIAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DEPARTEMEN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ANGGREK RS HARUS SEHAT

Disusun Oleh :

Kelompok 13 & 14:

Annisa Nur Baiyyinah (201920461011073)


Dea Claresa Anggraini (201920461011074)
Marisa Rizki Hardiyanti (201920461011065)
Adellia Putri (201920461011069)
Syuliyanti Sachna Putri (201920461011058)
Iis Nur Afifah (201920461011081)
Yunika Arum (201920461011083)
Nur Hasna (201920461011061)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
Ruang anggrek (ruang bedah) memiliki tenaga keperawatan 23 orang, dipimpin oleh kepala
ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruang, yang dibagi menjadi 2 tim, dengan latar
belakang pendidikan S1+NERS = 11 orang, D3 = 12 orang. Dengan tenaga kerja perhari total
perawat yang masuk adalah 15 orang.
Tabel 2.1 : Kualifikasi Tenaga Perawat

Status Masa
NO Nama JK Pendidikan Kepegawaian Kerja Sertifikat
(Tahun)
1. MAKP
1. Ny. LC P S1+Ns PNS 33 Th
2. Audit Keperawatan
3. BTLS
4. Hemodialisa
5. PPI
6. Manajemen Keperawatan
1. MAKP
2. Pelayanan bencana
2. Ny.W P DIII PNS 11 Th 3. BTLS
4. Hemodialisa
5. Manajemen Keperawatan
1. MAKP
Ny. K P D III PNS 10 Th 2. BTLS
3. 3. PPI
1. MAKP
2. Audit Keperawatan
4. Tn. B L D III PNS 10 Th 3. BTLS
4. Hemodialisa
1. Laboraturium
5. Ny. Q P S1 + Ns PNS 1 Th 2. Pelatihan bencana
3. Hemodialisa
1. MAKP
6. Ny. N P S1 + Ns PNS 26 th 2. Radiologi
1. MAKP
2. Audit Keperawatan
7. Ny. D P S1 + Ns PNS 9 Th 3. Rehabilitasi medis
4. Paliatif
1. Clinical educator
8. Tn. H L D III PNS 3 Th 2. Radiologi

1. Laboraturium
9. Ny. A P D III PNS 19Th 2. Flu burung
1. PPI
2. BTLS
10. Ny. T P S1 + Ns PNS 1 Th 3. MAKP
1. Manajemen keperawatan
11. Ny. R P S1 + Ns PNS 9 Th 2. BTLS
3. Radiologi
1. MAKP
12. Ny. I 2. Audit Keperawatan
P DIII PNS 10 Th
3. BTLS
4. Hemodialisa
1. Manajemen keperawatan
13. Ny. IF P D III PNS 3 Th 2. BTLS
3. PPI
1. Manajemen keperawatan
14. Ny. U P D III PNS 9 Th 2. K3RS
3. Rehab Medis
15. PNS 0 th 1. Manajemen keperawatan
Tn. M L S1 + Ns 2. BTLS
16. PNS 1 Th 1. Audit Keperawatan
Tn. D L S1+Ns 2. Radiologi
3. PPI
17. PNS 17Th 1. ECG
Ny. L P D III 2. Rehab Medis
3. Transfusi
18. PNS 4Th 1. ECG
Ny. M P DIII 2. Hemodialisa
3. Manajemen keperawatan
19. Tn. N PNS 29Th 1. PPI
L D III 2. Radiologi
3. Laboraturium
20. Ny. U PNS 8 Th 1. K3RS
P S1 + Ns 2. Pelayanan bencana
3. BTLS
21. Tn. DT PNS 1 Th 1. ECG
L S1 + Ns 2. Rehab Medis

22. Tn. A PNS 1Th 1. Audit Keperawatan


L D III 2. Radiologi
3. BTLS
23. Tn. B PNS 20Th 1. MAKP
L S1 + Ns 2. ATLS
3. K3RS
Jumlah total pasien adalah 35 pasien yang dikategorikan sebagai berikut 13 pasien dengan
kategori Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian sendiri, ambulasi masih perlu pengawasan, obs
ttv dilakukan tiap shift, 15 pasien dengan kategori Obs ttv tiap 3 jam, menggunakan kateter
foley, dan terpasang O2, 7 pasien dengan kategori Obs ttv tiap 2 jam, terpasang NGT,O2,
kateter, kondisi pasien penurunan kesadaran.
Lokasi Ruang Anggrek berada dengan uraian sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan masjid
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan halaman akhit/batas ruang lantai 2
3. Sebelah Barat berbatasan dengan halaman bekalang/parkir A
4. Sebelah Timur berbatasan dengan halaman bekalang/parkir B
Jumlah total bed adalah 46 yang kosong 11.
Fasilitas pada ruangan anggrek meliputi:
1) Ruangan karu
2) Ruangan NERS station
3) Ruangan alat medis
4) Ruangan ganti perawat
5) Ruangan mahasiswa
6) Ruangan dapur
7) Spool hook
8) Kamar mandi
9) Tempat sampah
MAKP yang diterapkan merupakan jenis MAKP merode primer. Dimana penugasan dimana
satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Setiap perawat di gaji sesuai golongan
perbulannya dan mendapatkan layanan BPJS. Kebutuhan pengadaan barang dipenuhi oleh tim
pengadaan, pelatihan tenaga oleh diklat yang diusulkan melalui rencana kerja dan RBA
(Rencana Bisnis Anggara),
Pendistribusian tenaga keperawatan dan bur adalah pada sihf pagi 6 perawat, sore 5 perawat
dan malam 4 perawat yang cf/ libur ada 8 perawat.
Tingkat cakupan pasien rata-rata perbulan (Bulan: Juni, Juli, Agustus 2020)
a. BOR : 90% (standar 75-85%)
b. ALOS : 5,51 hari (standar 5-7 hari)
c. TOI : 1,05 hari (standar 1-3 hari)
d. GDR : 12,3 (standar < 3%)
e. NDR : 6, 46 (standar < 1%)
Didapatkan setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.
Terdapat tiga identitas pada gelang pasien yaitu nama, tanggal lahir dan No RM dan tanda
untuk pasien alergi. Sudah adanya SPO pendukung praktik identifikasi yang konsisten pada
semua situasi dan lokasi.
Didapatkan ruang anggrek menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessmant,
Rekomendation) dalam melaporkan keadaan pasien.
Penyimpanan obat hight alert sudah tepat dengan tempat penyimpanan dengan suhu yang
sesuai dan terdapat segel. obat pasien di simpan di loker NERS station dengan penanda nama
dan No.kamar + bed di setiap loker penyimpanan.
Untuk menghindari ketidakamanan pasien didapatkan data yaitu sudah dilakukan penandaan
pada pasien yang akan dilakukan operasi, yang membuat tanda pada pasien adalah operator
dan ferifikator di IKO.
Ruang Anggrek sudah memasang poster cuci tangan dan menerapkan 5 momen cuci tangan
tetapi belum diterapkan secara maksimal, hanya dilakukan ketika sesudah kontak dengan
pasien atau lingkungan pasien.
kejadian plebitis dalam 1 hari terdapat 2-3 pasien
Didapatkan data pasien mengalami plebitis (3) tiga orang dari 35 pasien, standar < 2 %.
Ruangan menerapkan assesment awal resiko pasien jatuh, sudah terdapat gelang resiko pasien
jatuh. Tingkat kepuasan pasien dalam 3 bulan (Juni s.d Agustus 2020) rata-rata : 90,13%
termasuk kategori A (Sangat Baik).
Tingkat kepuasan perawat terhadap kinerja di dapatkan 50% puas dan 50% tidak puas
.Ketidakpuasan perawat terutama pada kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja
dengan penugasan yang diberikan.
1. M1 (Man)
1.1 Sumber Daya Manusia

Kepala Ruang
Ny.LC

KATIM B KATIM A
Ny. K Ny. W

PA B PA B PA A PA A
Ny. D Ny. Q Ny. N Tn. B

Ny. A Ny. R Tn. H Ny. T

Ny. IF Tn. M Ny. I Ny. U

Ny. L Tn. N Tn. D Ny. M

Tn. A Tn. B
1.2 Kategori Ketenangan Perawat

Status Masa
NO Nama JK Pendidik Kepegawai Kerja Sertifikat
an an (Tahun)
1. MAKP
1. Ny. LC P S1+Ns PNS 33 Th
2. Audit Keperawatan
3. BTLS
4. Hemodialisa
5. PPI
6. Manajemen Keperawatan
1. MAKP
2. Pelayanan bencana
2. Ny.W P DIII PNS 11 Th 3. BTLS
4. Hemodialisa
5. Manajemen Keperawatan
1. MAKP
Ny. K P D III PNS 10 Th 2. BTLS
3. 3. PPI
1. MAKP
2. Audit Keperawatan
4. Tn. B L D III PNS 10 Th 3. BTLS
4. Hemodialisa
1. Laboraturium
5. Ny. Q P S1 + Ns PNS 1 Th 2. Pelatihan bencana
3. Hemodialisa
1. MAKP
6. Ny. N P S1 + Ns PNS 26 th 2. Radiologi
1. MAKP
2. Audit Keperawatan
7. Ny. D P S1 + Ns PNS 9 Th 3. Rehabilitasi medis
4. Paliatif
1. Clinical educator
8. Tn. H L D III PNS 3 Th 2. Radiologi

1. Laboraturium
9. Ny. A P D III PNS 19Th 2. Flu burung
1. PPI
2. BTLS
10. Ny. T P S1 + Ns PNS 1 Th 3. MAKP
1. Manajemen keperawatan
11. Ny. R P S1 + Ns PNS 9 Th 2. BTLS
3. Radiologi
1. MAKP
12. Ny. I 2. Audit Keperawatan
P DIII PNS 10 Th
3. BTLS
4. Hemodialisa
1. Manajemen keperawatan
13. Ny. IF P D III PNS 3 Th 2. BTLS
3. PPI
1. Manajemen keperawatan
14. Ny. U P D III PNS 9 Th 2. K3RS
3. Rehab Medis
15. PNS 0 th 1. Manajemen keperawatan
Tn. M L S1 + Ns 2. BTLS
16. PNS 1 Th 1. Audit Keperawatan
Tn. D L S1+Ns 2. Radiologi
3. PPI
17. PNS 17Th 1. ECG
Ny. L P D III 2. Rehab Medis
3. Transfusi
18. PNS 4Th 1. ECG
Ny. M P DIII 2. Hemodialisa
3. Manajemen keperawatan
19. Tn. N PNS 29Th 1. PPI
L D III 2. Radiologi
3. Laboraturium
20. Ny. U PNS 8 Th 1. K3RS
P S1 + Ns 2. Pelayanan bencana
3. BTLS
21. Tn. DT PNS 1 Th 1. ECG
L S1 + Ns 2. Rehab Medis

22. Tn. A PNS 1Th 1. Audit Keperawatan


L D III 2. Radiologi
3. BTLS
23. Tn. B PNS 20Th 1. MAKP
L S1 + Ns 2. ATLS
3. K3RS
Kesimpulan jumlah tenagan Perawat berdasarkan pendidikan:
S1 Ners Perawat : 11 orang
DIII Keperawatan : 12 orang
Total : 23 orang
1. Kualifikasi tenagan Keperawatan di Ruang Anggrek- RS HARUS SEHAT
Kualifikasi Jumlah Presentase
S1 + Ns 11 47,8%
D3 12 52,2%

2. Tenaga Non Medis


Klafikasi Jumlah Presentase
- -

3. Tingkat Ketergantungan Pasien

Tingkat Ketergantungan Jumlah Pasien


Minimal 13
Parsial 15
Total 7

4. Analisa kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


Tabel 1.3: Kebutuhan Tenaga Keperawatan hari Senin, 10 Agustus 2020
Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan tenaga
Pagi Sore Malam
Ketergantunga pasien
n
Minimal 13 13 x 0,17 = 2,21 13 x 0,14 = 1,82 13 x 0,10 = 1,3
Parsial 15 15 x 0,27 = 4,05 15 x 0,15 = 2,25 15 x 0,07 = 1,05
Total 7 7 x 0,36 = 2,52 7 x 0,30 = 2,1 7 x 0,20 = 1,4
Jumlah 8,51 6,17 3,75

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tenaga yang dibutuhkan adalah
Pagi : 9 orang
Sore : 6 orang
Malam : 4 orang
19 orang
Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per-hari
Jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun x Jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
64 x 19
= 4,03
301

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tenaga yang dibutuhkan sebanyak 19
orang Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa:
 Rata-rata jumlah kebutuhan perawat, perhari adalah 19 orang
 Jumlah tenaga perawat di ruang Anggrek adalah 23 orang (termasuk karu dan
katim), karena shift per hari adalah 15 perawat, sehingga untuk memenuhi
standar kebutuhan tenaga perawat pelaksana kurang 4 orang.
Masalah di M1
1. Beban kerja perawat meningkat
2. Tidak optimalnya pemberian asuhan keperawatan
3. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien

2. M2
2.1.1 Lokasi

Masjid

Ruang alat Instalasi Instalasi Ruang Inap


Medis Bedah VIP

Kamar mandi Parkir


Ruangan Ners Station Ruang
Parkir
Ruang karu
Mahasiswa
Ruang alat
Medis
Pintu masuk/keluar

2.1.2 Fasilitas perawatan


Tabel 2.1: Intervensi Ruang Anggerek
standar ……,
No. Nama Barang Jumlah ……….,…..
1. Tempat Tidur 46 1:1
2. Kasur 46 1:1
3. Bantal 46 1:1
4. Meja pasien 46 1:1
5. Trap 3 2-3/ruangan
6. Exhauser 2 1/ruangan
7. Jam Dinding 2 2/ruangan

Tabel 2.2: Intervensi Alat tenun


No. Nama Barang Tersedia Standard ……,
……….,…..
1. Sprei 10buah 5/ruangan
2. Sarung Bantal 10buah 5/ruangan
3. Selimut Lorek 5buah 2/ruangan
4. Perlak 5buah 2/ruangan
5. Gorden 2buah 2/ruangan
6. Taplak 4buah 2/ruangan
7. Baju Tindakan 5buah 2/ruangan
8. Baju Operasi 5buah 2/ruangan
9. Sarung Operasi 5buah 2/ruangan
10. Mitella 5buah 2/ruangan
11. Handuk 2buah 2/ruangan

Tabel 2.3: Intervensi Alat Medis


No Nama Alat Jumlah Standar Keterangan
Depkes
1 Tensimeter 5 buah 2/ruangan
2 Stetoskop 5 buah 2/ruangan
3 Set irrigator 1 buah
4 Sterilisator 2 buah
5 Oksigen 2 buah 2/ruangan
6 Slym zuiker (suction) 5 buah 2/ruangan
7 VC set 8 buah
8 Gunting perban 8 buah
9 Korentang 8 buah 2/ruangan
10 Bak instrumen besar 8 buah 2 /ruangan
11 Bak instrumen sedang 10buah 2/ruangan
12 Bak instrumen kecil 5buah 2/ruangan
13 Blas spuit 5buah
14 Glaserin spuit 5buah
15 Bengkok 10buah 2/ruangan
16 Pispot 10buah 2/ruangan
17 Urinal 10buah 2/ruangan
18 Set ganti balutan 5buah
19 Termometer 10buah 5/ruangan
20 Standar infuse 1:1
21 Masker oksigen 5/ruangan
22 Nasal kateter 5/ruangan
23 Hamer reflec 2/ruangan
24 Set infuse 1:1
2.1.3 Fasilitas penunjang
Sudah tersedia:
 Ruang kepala ruang
 Ruang perawat
 Ruang alat medis
 Ruang dapur
 Ruang ganti perawat
 Ruang mahasiswa
 Spool Hook
 Tempat sampah
 Kamar mandi/WC

Tabel 2.4: Tabel Intervensi Ruang X


No. Nama Barang Jumlah Standar Depkes
2010
1. Meja tulis kantor 15buah 1/ruangan
2. Kursi lipat merah 10bua 1/ruangan
3. loker obat 1buah 1/ruangan
4. Meja pasien cabinet 25buah 2/ruangan
5. Meja pasien kayu 25buah 2/ruangan
6. Almari kayu 3buah 2/ruangan
7. Almari kaca 2buah 2/ruangan
8. Rak blanko RM 2buah 1/ruangan
9. Kursi tunggu 15buah 1/ruangan
10. Almari buku 2buah 1/ruangan
11. Kotak obat emergensi 2buah 1/ruangan

Tabel 2.5: Intervensi Alat Rumah Tangga


No. Nama Barang Jumlah Standar ……,
……….,…..
1. Waskom stainlais 25 1/ruangan
2. Kompor 3 1/ruangan
3. Panci besar/kecil 5 1/ruangan
4. Ceret plastic 25 1/ruangan
5. Tempat linen kotor 5 1/ruangan
6. Tabung gas elpigi 3 1/ruangan
7. Ceret 25 1/ruangan
8. Kulkas 1 1/ruangan
9. kabel rol 5 1/ruangan
10. APAR 25 1/ruangan
11. rak handuk 5 1/ruangan
12. rak sepatu 3 1/ruangan

Tabel 2.6: Alat Komunikasi Ruang X


No. Nama Barang Jumlah
1. Computer 1
2. Telepon 1
3. sound system 1

2.1.4 Masalah M2
1. Ruang perawatan terkesan panas
2. Kurang patuhnya pengunjung dengan tata tertib RS
3. Resiko tidak validnya inventasris alat

3. M3 (Metode)
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi dengan kepala ruang Anggrek. MAKP yang
diterapkan adalah metode primer. Dimana penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi,
dan ketertiban pasien dan keluarga.
Tabel 3.1 Hasil Observasi Timbang Terima
Pengkajian
No. Item Pertanyaan Yang Dinilai
Ya Tidak

1 Apakah timbang terima dilakukan setiap



pergantian shift?

2 Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat 


waktu?

3 Apakah timbang terima dihadiri oleh semua



perawat yang berkepentingan?

4 Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan



timbang terima?

5 Tahukah Anda, apa saja yang harus disampaikan



dalam pelaporan timbang terima?

6 Adakah buku khusus untuk mencatat hasil laporan



timbang terima?

7 Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan



laporan timbang terima?

8 Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang



terima berlangsung?

10 Tahukah Anda, bagaimana teknik pelaporan



timbang terima ketika berada di depan pasien?

10 Apakah durasi waktu yang dibutuhkan untuk



mengunjungi masing-masing pasien < 5 menit?

11 Tahukah Anda, bagaimana persetujuan atau



penerimaan timbang terima?
12 Apakah Anda (shift pengganti) dievaluasi

kesiapannya oleh kepala ruangan?

JUMLAH 7 5

PRESENTASE 58,3 41,6

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2020 saat
perawat melakukan timbang terima di ruangan Anggrek
Ronde Keperawatan
Tabel 3.2 Hasil Observasi Ronde Keperawatan
Pengkajian
No Item Pertanyaan Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan
ronde keperawatan? 
2 Apakah sebagian besar perawat di Ruang Anggrek
mengerti adanya ronde keperawatan? 
3 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan
ini telah optimal? 
4 Apakah ronde keperawatan dilaksanakan 1x dalam
1 bulan? 
5 Apakah keluarga pasien mengerti tentang adanya
ronde keperawatan? 
6 Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde
keperawatan telah dibentuk ? 
7 Apakah tim yang dibentuk telah mampu
melaksanakan kegiatan ronde dengan optimal? 
JUMLAH 3 4

PRESENTAE 42,8 57,1

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Anggrek, ……


Pengelolaan Obat

Pengelolaan obat menggunakan prinsip sentralisai obat, untuk pasien BPJS resep
diambil oleh staf farmasi kemudian obat didistribusikan ke ruangan dan disimpan
di loker obat sesuai dengan identitas pasien. Untuk pasien umum resep langsung
diberikan kepada keluarga dan obat diserahkan kepada perawat untuk disimpan di
loker. Masuk dan keluarnya obat ditulis di buku ekspedisi stelling obat.
Dalam memberikan obat ke pasien masih ditemukan spluit obat hanya ditulis
nomor TT, hal ini menyebabkan resiko salah memberi obat.
Apabila ada kelebihan obat BPJS, akan di kembalikan ke bagian farmasi oleh
petugas, untuk pasien umum dikembalikan oleh keluarga pasien.
Discharge Planning
Tabel 3.3 Hasil Observasi Model MAKP
Pengkajian
No Item yang Dinilai
Ya Tidak
1 Apakah anda mengerti tentang Discharge Planning? 

2 Apakah yang anda berikan saat melakukan Discharge 


Planning?
3 Apakah anda bersedia melakukan 
Discharge Planning?

4 Apakah melakukan Discharge Planning saat pasien 


masuk ruangan sampai pasien akan keluar RS?

5 Apakah sudah ada pembagian tugas tentang 


Discharge Planning?

6 Bagaimana operasional pemberian tuga Discharge 


Planning oleh kepala ruangan?

7 Bagaimana tehnik yang digunakan saat pemberian 


Discharge Planning pada pasien?

8 Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet saat


melakukan Discharge Planning? 

9 Apakah setiap selesai melakukan Discharge


Planning, anda melakukan pendokumentasian dari 
Discharge Planning yang telah anda
JUMLAH 6 3
PRESENTASE 66,6 33,3

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang Anggrek, kegiatan
discharge planning di ruang ……..
Supervisi
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa supervisi dilakukan hampir setiap
hari oleh Kepala Ruang dengan langsung mendatangi pasien untuk mengevaluasi
tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat.
Hasil evaluasi langsung dilakukan koreksi dan revisi. Rencana revisi didelegasikan
kepada perawat pelaksana. Apabila memungkinkan, langsung dilakukan revisi
oleh kepala ruang, hal ini untuk mensiasati keterbatasan tenaga yang ada.
Supervisi dokumentasi atau kelengkapan dokumen rekam medik dilakukan oleh
wakaru. Hasil supervisi dokumentasi langsung ditindak lanjuti melalui melalui
koordinasi dengan ketua tim dan anggota yang bertanggung jawab.
Hasil supervisi akan ditindaklanjuti saat itu juga apabila dirasa krusial. Apabila
tidak, maka revisi akan ditindaklanjuti dan diumpan balikkan pada saat rapat
bulanan.
Penerimaan Pasien Baru

Pengkajian
No Data yang dinilai Ya Tidak
1 Pada saat penerima pasien baru, perawat 
menjelaskan tata tertib ruangan
2 Pada saat pasien baru datang, perawat memberikan 
edukasi tentang pencegahan infeksi diruangan
3 Pada saat pasien baru datang, perawat menerima 
dengan cepat melakukan assesment awal
4 Pada saat penerimaan pasien baru, perawat 
mendokumentasikan, pemasangan gelang sesuai
dengan prosedur yang ada
5 Pada saat yang menerima pasien baru perawat 
menjelaskan jam berkunjung pasien
JUMLAH 2 3
PERSENTASE 40 60
Dokumentasi
N Pengkajian
Item Pertanyaan Yang Dinilai Ya Tidak
o
1 Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku 
di Rafflesia ini?
2 Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format 
dokumentasi tersebut dengan benar dan tepat?
3 Apakah menurut anda format yang digunakan ini bisa 
membantu (memudahkan) perawat dalam melakukan
pengkajian pada pasien?
4 Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian 
dengan tepat waktu (segera setelah melakukan
tindakan)?
5 Apakah menurut anda model dokumentasi yang 
digunakan ini tidak menambah beban kerja peawat?
6 Apakah menurut anda model dokumentasi yang 
digunakan ini menyita banyak waktu perawat?
JUMLAH 5 1
PRESENTASE 83,3 16,6

Teknik dokumentasi yang digunakan di ruang Anggrek menggunakan


dokumentasi sistem manual dan elektronik. Sistem dokumentasi mengacu pada
SPO dokumen rekam medik.Catatan perkembangan belum menggunakan system
check list, hal ini menyebabkan beban kerja perawat bertambah dalam
dokumentasi.
Masalah M3:
1. Ronde keperawatan belum dilaksanakan seara optimal
2. Belum adanya format baku dalam pelaksanaan supervisi
3. Beban kerja perawat bertambah dalam dokumentasi
4. M4 (Money)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Anggrek didapatkan bahwa
sumber dana berasal dari system budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat RS.
UMM baik untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai
di ruangan Anggrek RS HARUS SEHAT mendapatkan gaji dan uang makan perbulan
berdasarkan golongan. Dalam sebulan diterima diakhir bulan. Perawat juga mempunyai
jaminan pelayanan kesehatan BPJS dari Depkes. Selain itu, perawat juga mendapat insentif
(jasa medis). Dalam hal pembagian jumlah insentif semua perhitungan diatur oleh instalasi,
disesuaikan dengan kinerja perawat dan diserahkan proses pembagiannya kepada kepala
ruangan.

Biaya pasien di ruangan Anggrek/Pavilliun juga diatur dalam sistem pembayaran


biaya perawatan satu pintu (central) dengan rincian:
Kelas Akomodasi Visite Total
1 Rp. XX Rp. XX Rp.XX
VIP Rp.XX Rp. XX Rp. XX

Tabel Biaya BPJS Naik Kelas


Kelas Naik Kelas (AKM+Visite)-Jaminan +/Hari
1 VIP Rp.XX Rp.XX

Biaya BPJS Naik Kelas


Ruangan rawat inap Anggrek terdiri dari 46 kamar dan untuk rawat inap 1 hari untuk
pasien umum dikenakan biaya Rp. di tambah visite dokter Rp. dan untuk konsul Rp.
Dalam urusan biaya pasien semua diatur dalam sistem pembayaran dari RS. HARUS
SEHAT menerima pasien BPJS gratis jika sesuai dengan golongan jika tidak sesuai
atau penambahan kelas maka akan dikenakan biaya sesuai dengan tarif kenaikan
kelas yang dituju, Semua transaksi terpadu RS. HARUS SEHAT

5. M5 (Machine)
Di dalam melakukan kegiatan organisasi sudah mengacu kepada standar yang ada, hal
ini karena sudah tersedianya peraturan dari pusat, maupun daerah dan kebijakan pimpinan
rumah sakit, serta SPO kegiatan. Juga sudah adanya kebijakan tentang sistem reward dan
punishment. Namun pada pelaksanaanya masih ditemukan ketidak patuhan terhadap SPO
yang ada, hal ini diketahui:
a. Tidak adanya tanggal pemasangan infuse (80%), hal ini menyebabkan resiko
kurang terpantaunya terjadinya flebitis.
b. Adanya perawat yang tidak cuci tangan (75%) terutama sebelum melakukan
tindakan ke pasien, hal ini menyebabkan resiko terjadinya infeksi nosokomial.

- BOR
Jumlah pasien x 100%
Jumlah TT

36 x 100% = 90 %
40

- ALOS : 5,51 hari (standart 5-7 hari)


- TOI : 1,05 hari (standart 1-3 hari)
- GDR : 12,3 (standart < 3%)
- NDR : 6,46 (standart < 1%)
- Pasien Safety

a. Ketepatan Indentifikasi Pasien Kesalahan Pengobatan


Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien. Terdapat
tiga identitas pada gelang pasien yaitu nama, tanggal lahir dan No RM dan
digunakan ketika mengidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain.
Sudah adanya SPO pendukung praktik identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi. Berdasarkan SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) Kemenkes
2011 yang belum dilakukan di ruangan adalah Pasien diidentifikasi menggunakan
2 identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Ruang Anggrek menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessmant,
Rekomendation) dalam melaporkan keadaan pasien.
c. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
Penyimpanan obat higt alert sudah tepat, termasuk obat yang seharusnya disimpan
didalam lemari es atau dalam almari terpisah dengan obat lainnya dan diberi segel.
Pada loker obat pasien sudah dilengkapi dengan nama pasien dan no RM pasien.
d. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Untuk menghindari ketidakamanan pasien didapatkan data yaitu sudah dilakukan
penandaan pada pasien yang akan dilakukan operasi, yang membuat tanda pada
pasien adalah operator dan ferifikator di IKO.
e. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
1. Angka Kejadian Plebitis

No Bulan Kejadian Jumlah pasien Presentase


Flebitis beresiko flebitis
1
2
3

Rata-rata

Didapatkan data pasien mengalami plebitis 2-3 orang dari 35 pasien, standar <
2%.

2. Angka resiko infeksi


Ruang Anggrek sudah menerapkan 5 momen cuci tangan tetapi belum
diterapkan secara maksimal, hanya dilakukan ketika sesudah kontak dengan
pasien atau lingkungan pasien.
f. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Ruangan menerapkan assesment awal resiko pasien jatuh, sudah terdapat gelang
resiko pasien jatuh.

g. Tingkat Kepuasan
1. Tingkat kepuasan pasien ruang Anggrek

Tingkat Kepuasan Pasien Frequency Percent

Tidak Puas 5 16,12


Cukup Puas 21 67,74
Sangat Puas 5 16,12
Total 31 100

Berdasarkan analisa dari tabel di dapatkan data tingkat kepuasan orang


pasien dengan kriteria lama hari rawat>2 hari diperoleh hasil bahwa (11,1%)
menyatakan tidak puas dengan pelayanan rumah sakit, (16,7%) menyatakan
cukup puas dengan pelayanan rumah sakit dan (72,2%) menyatakan puas
dengan pelayanan rumah sakit.

2. Tingkat kepuasan kinerja perawat ruang Anggrek


Tingkat kepuasan perawat terhadap kinerja di dapatkan 50% puas dan 50% tidak
puas. Ketidakpuasan perawat terutama pada kemampuan dalam menggunakan
waktu bekerja dengan penugasan yang diberikan.
Masalah M5:
1. Resiko kurang terpantaunya terjadinya plepitis
2. Resiko pasien tidak tahu penatalaksanaan pasien dirumah
ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ANGGREK

1. M1 (MAN)
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X
R
1. INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Adanya sistem pengembangan staf 0,3 2 0,6
berupa pelatihan/pendidikan
2. Jenis ketenagaan 0,3 4 1,2
a. Ners 8 Orang
b. D3 Keperawatan 15 Orang
3. Jumlah perawat sesuai dengan 0,2 4 0,8
perhitungan Douglas Mencukupi.
4. Perawat menyatakan pembagian tugas 0,2 3 0,6 S-W
sesuai dengan struktur organisasi yang 3,2-1,5
ada. = 1,7
Total 1 3,2
Weakness
1. Kurangnya koordinasi tentang jadwal 0,5 1 0,5
libur 0,5 2 1
2. Sebagian perawat belum mengikuti
pelatihan MAKP
Total 1 1,5
2. EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kesempatan melanjutkan 0,2 3 0,6
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2. Adanya program pelatihan/seminar 0,2 3 0,6
khusus tentang manajemen keperawatan
dan diklat.
3. Adanya kerjanya sama yang baik antar 0,2 2 0,4
mahasiswa keperawatan dengan perawat
klinik O-T
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang 0,2 2 0,4 3,0-2,4
profesionalisasi perawat =0,6
5. Adanya program akreditasi RS dari 0,2 2 0,4
pemerintah merupakan salah satu
peniliaian.
Total 1 3,0
Treathened
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat 0,3 3 0,9
untuk pelayanan yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat 0,3 3 0,9
dan petingnya kesehatan
3. Persaingan antar-RS yang semakin kuat 0,2 3 0,6
4. Adanya absensi cheklog yang menuntut 0,2 4 0,8
pegawai untuk lebih tepat waku
Total 1 3,0

2. M2 (MATERIAL)
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BXR
1 INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Sudah mempunyai sarana dan prasarana 0,4 4 1,6
yang memadai untuk pasien, tenaga
kesehatan dan keluarga pasien, termasuk
sarana dan prasarana universal precaution
untuk perawat 0,1 4 0,4
2. Terdapat poster contoh cuci tangan 0,1 4 0,4
3. Sudah terdapat bak sampah infeksius, non
infeksiun dan bak sampah khusus botol 0,1 4 0,4
infus 0,2 3 0,6 S-W
4. Tersedianya nurse station 0,1 3 0,3 3,7-2,0
5. Alat kesehatan di ruangan dalam keadaan =1,7
baik
6. Kamar mandi perawat dan pasien bersih
Total 1 3,7
Weakness
1. Prosentase alkes yang rusak 25% 0,4 2 0,8
2. Masih ada yang mencampur antara sampah 0,2 2 0,4
infeksius dan non infeksius
3. Tidak tersedia sabun disetiap kamar mandi 0,2 2 0,4
pasien 0,2 2 0,4
4. Banyak handscrub di setiap bed pasien yang
sudah kosong dan belom diganti
Total 1 2,0
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Pengadaan sarana prasarana ditunjang dari 0,5 4 2,0
rumah sakit
2. Perbaikan sarana dan prasarana yang rusak 0,5 4 2,0
diperbaiki oleh pihak penunjang medis di
Rumah Sakit
Total 1 4,0 O-T
Treathened 4,0-3,1
1. Kesenjangan antara jumlah pasien dengan 0,3 2 0,6 = 0,9
peralatan yang ada
2. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,3 3 0,9
melengkapi sarana prasarana
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,4 4 1,6
pentingnya kesehatan.
Total 1 3,1

3. M3 METHOD
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
MAKP
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Sudah ada model MAKP yang diggunakan 0,2 4 0,8
yaitu MAKP primer
2. Mempunyai standar asuhan keperawatan 0,2 3 0,6
3. Model asuhan keperawatan yang digunakan 0,2 3 0,6
yaitu metode tim dengan 2 TIM
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat: 0,4 4 1,6
perawat dan tim kesehatan lain S-W
3,6-2,4
Total 1 3,6
=1,2
Weakness
1. Tidak memenuhi ketenagaan keperawatan 0,3 3 0,9
yang sudah memenuhi syarat MAKP (S1
keperawatan)
2. Pelaksanaan MAKP tidak terealisasikan 0,3 2 0,6
sesuai dengan MAKP primer
3. Perawat merasa terbebani dengan MAKP 0,4 3 0,9
primer
Total 1 2,4
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Kepercayaan dari pasien dan masyarakat 0,3 2 0,6
cukup baik 0,3 2 0,6
2. Adanya kebijakan rumah sakit tentang
adanya pelaksaan MAKP 0,4 2 0,4
3. Adanya kebijakan pemerintah tentang O-T
profesionalisasi perawat 1,6-1,7
Total 1 1,6 =(-0,1)
Treathened
1. Persaingan dengan rumah sakit semakin 0,3 2 0,6
ketat 0,4 2 0,8
2. Adanya tuntutan masyarakat semakin tinggi
terhadap peningkatan pelayanan
keperawatan yang professional 0,3 1 0,3
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan
hukum
Total 1 1,7

TIMBANG TERIMA
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
Timbang terima
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Ada klarifikasi, tanya jawab, dan validasi 0,3 3 0,9
terhadap semua yang ditimbang terimakan
2. Adanya laporan jaga setiap shift 0,2 3 0,6
3. Timbang terima sudah dilakukan secara 0,3 4 1,2
rutin 3 kali dalam sehari
4. Adanya buku khusus untuk melakukan 0,2 3 0,6
timbang terima

Total 1 3,3
S-W
Weaknes
3,3 –
1. perawat tidak menanyakan secara 0,4 2 0,8
2,3
keseluruhan keluhan pasien dan menyapa
=1,0
pasien dari bed satu ke bed lainnya
Kurangnya himbauan untuk tetap
menggunakan APD 0,3 3 0,9
2. Tidak adanya SPO mengenai timbang 0,1 2 0,2
terima
3. Kepala ruang tidak membuka acara timbang 0,2 2 0,4
terima
4. Kepala ruang menyampaikan salam dan
Perawat jaga menanyakan kebutuhan dasar
pasien.
Total 1 2,3
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya system reward dari Kepala Bidang 0,3 3 0,9
Keperawatan untuk pelayanan prima
2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang 0,3 4 1,2
praktek 0,4 4 1,2
3. Adanya kerja sama yang baik antara
mahasiswa praktek dengan perawat ruang
Total 1 3,3
Treathened O-T
1. Lingkungan RS ditengah kota yang 0,2 4 0,8 3,3-3,5
sewaktu-waktu macet dan menyebabkan =0,2
petugas terlambat
2. Tuntutan Akreditasi sehingga persaingan 0,3 3 0,9
antar RS akan semakin ketat
3. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,3 4 1,2
mesyarakat akan pelayanan keoperawatan
professional
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0,2 3 0,6
tentang tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi askep
Total 1 3,5

RONDE KEPERAWATAN
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
Ronde Keperawatan
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Perawat mendukung adanya ronde 1,0 3 3,0
keperawatan dan dicoba
Total 1,0 3,0 S-W
Weakness 1,0 3,0-4,0
1. Ronde keperawatan belum dilaksanakan 4 4,0 =1,0
secara rutin
Total 1,0 4,0
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Bidang keperawatan dan ruangan 0,5 4 2,0
mendukung adanya ronde keperawatan
2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan 0,5 4 2,0
untuk mengadakan ronde keperawatan pada
perawat dan mahasiswa praktek O-T
Total 1,0 4,0 4,0-3,0
Treathened 1,0 = 1,0
1. Adanya tuntutan yang lebih tringgi dari 3 3,0
masyarakat untuk mendapatkan perawatan
yang professional
Total 1,0 3,0
DISCHARGE PLANNING
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
Discharge planning
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana mengenai 0,4 4 1,6
discharge planning untuk pasien pulang
(format DP)
2. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya: 0,3 4 1,2
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang
aturannya, dosisnya, jumlahnya S-W
3. Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, 0,3 4 1,2 4,0-3,0
foto, ekg): Hasil dari pemeriksaan pasien =1,0
yang diperbolehkan dibawa pulang.
Total 1 4,0
Weakness
1. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat 0,6 3 1,8
2. Lanjutan keperawatan di rumah: Diisi 0,4 3 1,2
keperawatan lanjutan sesuai diagnosis
sewaktu pulang (keperawatan luka, gift,
dan lain-lain).
Total 1 3,0
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Himbauan pengisisan Discharge planning 0,6 3 1,8
maksimal 2 hari segera setelah pasien MRS
2. Adanya Leaflet 10 penyakit utama 0,4 3 1,2
Total 1 3,0 O-T
Treathened 3,0-2,7
1. Adanya tuntutan dari pasien sebagai 0,4 3 1,2 =0,3
konsumen untuk mendapatkan pelayanan
yang professional 0,3 3 0,9
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan 0,3 2 0,6
3. Persaingan antar rumah sakit yang semakin
ketat

Total 1 2,7
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
Dokumentasi Keperawatan
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Ada dokumentasi SOR (Source oriented 0,4 4 1,6
resource) yaitu lembar penilaian berisi
biodata, lembar dokter, lembar riwayat
medis atau penyakit, catatan perawat,
catatan perkembangan/evaluasi.
2. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan 0,3 2 0,6
meliputi pengkajian serta diagnosa S-W
keperawatan sampai dengan evaluasi 3,1-2,3
dengan menggunakan SOAP =0,8
3. Perawat mengerti apa saja yang harus 0,3 3 0,9
dikerjakan pada pendokumentasian

Total 1 3,1
Weakness
1. Belum tertulisnya SOAP pada buku timbang 0,3 3 0,9
terima pada saat pergantian shift, hanya P
(planning) yang terisi
2. Penulisan diagnosa tidak didasarkan 0,4 2 0,8
berdasarkan prioritas pasien
3. Kurang mengacu pada SDKI, SIKI, dan 0,3 2 0,6
SLKI
Total 1 2,3
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. RS mulai merencanakan pemasangan 1 4 4
software SDKI SIKI SLKI di setiap ruangan
Total 1 4
Treathened O-T
1. Butuh software SDKI SIKI SLKI untuk 0,5 4 2,0 4,0-3,5
memudahkan pendokumentasian yang = 0,5
terintegrasi 0,3 3 0,9
2. Persaingan antar rumah sakit yang semakin 0,2 3 0,6
ketat
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi askep
Total 3,5
SENTRALISASI OBAT
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
Dokumentasi Keperawatan
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedia sarana dan prasarana untuk 0,4 4 1,6
pengelolaan sentralisasi obat
2. Sudah dilakukan sentralisasi obat oleh 0,6 4 2,4
perawat berkolaborasi dengan depo farmasi

Total 1 4,0
Weakness
S-W
1. Pendokumentasian keluar masuknya obat 0,5 3 1,5
4,0-2,5
kurang optimal (10%) berdasarkan waktu
=1,5
pemberian dan penandaan waktu pemberian
2. Dalam memberikan obat ke pasien masih 0,5 2 1,0
ditemukan pada spluit obat hanya ditulis nomor
TT
Total 1 2,5
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Farmasist mendukung dilakukannya 0,5 4 2,0
sentralisasi obat
2. Adanya lemari Es untuk menyimpan insulin atau 0,5 4 2,0
obat obatan dengan perlakuan khusus O-T
Total 1 4 4,0-3,0
Treathened = 1,0
1. Keluarga/pasien terkadang masih bingung 1,0 3 3,0
alur pengambilan obat

Total 3,0
PENERIMAAN PASIEN
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
Dokumentasi Keperawatan
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Perawat jaga menyiapkan hal-hal yang 0,5 3 1,5
diperlukan dalam penerimaan pasien baru,
di antaranya lembar pasien masuk rs, lembar
pengkajian, lembar informed consent, status
pasien, nursing kit, lembar tata tertib pasien,
dan lembar kepuasan pasien. Perawat jaga
meminta bantuan perawat pelaksana untuk S-W
mempersiapkan tempat tidur pasien baru. 3,0-2,0
2. Karu dan Perawat jaga mendatangi pasien 0,5 3 1,5 =1,0
dan keluarga dengan memberi salam serta
memperkenalkan diri, Perawat jaga, dan
perawat pelaksana pada pasien/keluarga.
Total 1 3,0
Weakness
1. Tidak dijelaskan tata tertib dan fasilitas di 0,4 2 0,8
ruangan
2. Perawat jaga masih kurang mengisi lembar 0,6 2 1,2
pasien masuk serta menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
Total 1 2,0
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. RS mulai merencanakan pemasangan 0,3 3 0,9
software SDKI SIKI SLKI di setiap ruangan
2. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk 0,4 3 1,2
mendapatkan pelayanan yang professional O-T
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan 0,3 2 0,6 2,7-3,5
pentingnya kesehatan = (-0,8)
Total 1 2,7
Treathened
1. Butuh software SDKI SIKI SLKI untuk 0,5 4 2,0
memudahkan pendokumentasian yang
terintegrasi
2. Persaingan antar rumah sakit yang semakin 0,3 3 0,9
ketat
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0,2 3 0,6
tentang tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi askep
Total 3,5

SUPERVISI
2. Persaingan antar rumah sakit yang semakin
ketat 0,6 3 1,8
Total 1 3,6

No. ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R


1. INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength 0,8
1. Adanya pemberian gaji perbulan bagi 0,3 4
perawatn sebagai hak yang dimilikinya
2. Ada pendapatan dari jasa pelayanan 0,3 4
medis
3. Adanya jaminan pelayanan kesehatan 0,2 4
seperti BPJS dari DEPKES
4. Tiap perawat mendapatkan uang makan 0,2 4
perbulan berdasarkan golongan
Total 1 4,0
Weakness
1. Sebagian besar perawat di ruangan masih 1 3 3,0
berstatus pegawai tidak tetap

Total 1 3,0
2. EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Pengeluaran sebagian dibiayai oleh 0,5 3 1,5
institusi
2. Adanya kesempatan untk menggunakan 0,5 4 2,0
alat instrument medis dengan sterilisasi
sehingga menghemat pengeluaran O–T
3,5-3,0
Total 1 3.5
= 0,5
Threat
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 1 3 3,0
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih profesional sehingga
membutuhkan pendanaan yang lebih besar
untuk mendanai sarana prasarana
Total 1 3,0
5. M5 (MUTU)
N ANALISA SWOT BOBOT RATING B X R
O
1 INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Rata-rata BOR cukup baik 0,3 3 0,9
2. Kepuasan pasien terhadap pelayanan di 0,3 4 1,2
rumah sakit
3. Keselamatan pasien (resiko jatuh dan 0,2 3 0,6
plebitis) S –W
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa 0,2 3 0,6 3,3 – 3
keperawatan D3 atau S1 = 0,3
Total 1 3,3
Weakness
1. Penerapan cuci tangan yang kurang 1 3 3
dilakukan pada saat akan kontak dengan
pasien
Total 1 3
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kerjasama yang baik anara perawat 1 4 4
dan mahasiswa O–T
4–3
Total 1 4
=1
Treathened
1. Adanya peningkatan standar masyarakat 0,5 3 1,5
yang harus dipenuhi
2. Persaingan rumah sakit dalam memberikan 0,5 3 1,5
pelayanan keperawatan

Total 1 3
Diagram Layang Analisa SWOT
Y

1,7

1,5 SO (1,5, 1,0)

1,2 M5 (0,3, 1,0)


RO (1,0, 1,0)

0,9 M2 (1,7, 0,9)


M4 (1,0, 0,5)
DO (0,8, 0,5)
0,6 M1 (1,7, 0,6)
DP (1,0, 0,3)
0,3
TT (1,0, 0,2)
X
-1,7 -1,6 -1,2 -0,9 -0,6 -0,3 0,3 0,6 0,9 1,2 1,5 1,7
-0,3
M3 (1,2, -0,1)
-0,6

PP (1,0, -0,8)
SV (-0,1, -0,9) -0,9

1,2

1,5

1,9
KET:
M1: Ketenagakerjaan
M2: Sarana dan Prasarana
M3: Metode Penerapan Model
M4: Keuangan
M5: Mutu
TT: Timbang Terima
RO: Ronde Keperawatan
DP: Discard Planning
DO: Dokumentasi Keperawatan
PP: Penerimaan Pasien
SV: Suoervisi
SO: Sentralisasi Obat
PRIORITAS MASALAH

No Problem Mg Sv Mn Nc Av Total Ranking


1 Men
1. Beban Kerja Perawat 4 4 3 3 4 576 2
meningkat
2. Tidak optimalnya
pemberian asuhan 3 3 3 4 4 432 3
keperawatan
3. Jumlah perawat
masih belum 5 4 3 4 4 960 1
sebanding dg jumlah
pasien
2 Material
1. Ruang perawatan 3 4 2 4 1 96 8
terkesan panas
2. Kurang patuhnya
pengunjung dengan 3 2 1 1 1 6 10
tata tertib RS
3. Resiko tidak
validnya inventasris 4 5 3 5 1 300 5
alat
3 Method
1. Ronde keperawatan 4 4 1 4 4 256 6
belum dilaksanakan
seara optimal
2. Belum adanya
format baku dalam 3 2 4 4 1 95 9
pelaksanaan
supervisi
3. Beban kerja perawat
bertambah dalam 3 2 3 3 2 108 7
dokumentasi
5 1. Resiko kurang
terpantaunya 5 4 4 4 1 320 4
terjadinya plepitis
2. Resiko pasien tidak
tahu 2 2 4 3 2 96 8
penatalaksanaan
pasien dirumah

Penentuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan menggunakan aspek:

1. Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan dan sering masalah terjadi

2. Severty (Sv) yaitu besaarnya kerugian yang ditimbulkan

3. Manageability (Mn) yaitu kemampuan menyelesaikan masalah

4. Nursing Consern (Nc) yaitu focus pada keperawatan

5. Affordability (Af) yaitu ketersediaan sumber daya

Rumus skoring = Mg x Sc x Mn x Nc x Af =

Setiap masalah yang diberikan dinilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai berikut

1. Sangat sering atau sangat besar/ sangat mudah dipecahkan/sangat diperhatikan (5)

2. Sering/besar kerugian/mudah dipecahkan/diperhatikan(4)

3. Kadang – kadang / kurang sedang/ agak mudah dipecahkan kurang diperhatikan(3)

4. Jarang/sedikit kerugian/agak sulit dipecahkan/kurang diperhatikan(2)

5. Tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit dipecahkan/tidak diperhatikan (1)


3.1 POA (Planning of Action)
No Masalah Latar Belakang Tujuan Alternatif Waktu Indikator Keberhasilan Penanggung
Masalah Pemecahan Masalah Jawab
M 1 (Men)
1. Beban kerja Kurangnya Agar beban kerja Menambah jumlah Minggu II Jumlah perawat meningkat Anisa
perawat jumlah perawat sama rata perawat dengan dan beban perawat Dea
meningkat pershif analisa hitungan berkurang sesuai dengan
douglas jumlah pasien yang di
tangani
2. Tidak Dikarenakan Agar perawat Memberikan Minggu II Perawat memberikan Arum
optimalnya perawat di memberikan asuhan pelatihan mengenai asuhan keperawatan Iis
pemberian ruangan belum keperawatan dengan pemberian asuhan dengan sesuai dan pasien
asuhan menerapkan tepat untuk pasien keperawatan yang merasa puas atas
keperawatan pemberian tepat kepada pasien pelayanan yang diberikan
asuhan sesuai dengan SDKI,
keperawatan SLKI dan SIKI
dengan baik
M 2 (Material)
1. Ruangan Pada ruangan Agar ruangan Perlu tambahan Minggu II Kesan ruangan perawatan Syulianti
perawatan perawatan perawatan tidak pemasangan kipas menjadi lebih adem tidak Nur hasnah
terkesan panas hanya menjadi panas angin pada ruangan lagi terkesan panas
mengandalkan perawatan
udara dingin
yang masuk
melalui
ventilasi jendela
ruangan
perawatan
2. Kurang Pengunjung Agar pasien yang Petugas yang Minggu II Pengunjung mentati tata Adel
patuhnya tidak mematuhi berada di RS dapat menjaga ketertiban tertib yang berada di RS Marisa
pengunjung tata tertib yang beristirahat dengan RS agar mengontrol
dengan tata ada di RS tenang pengunjung yang
tertib RS datang dan
memberitahu
pengujung bila
melanggar tata tertib
RS
3. Resiko tidak Kurangnya alat Agar perawat bisa RS menambah Minggu II Alat tersedia sesuai Anissa
validnya yang berada menjalankan asuhan peralatan yang dengan kebutuhan perawat Marisa
inventaris alat diruangan keperawatan dengan kurang di setiap dan menyesuaikan dengan
sehingga baik, tidak terkendala ruangan jumlah pasien
membuat dengan alat yang
perawat atau kurang dan pasien
pasien harus juga nyaman sehingga
bergantian saat tidak perlu bergantian
memakainya dengan pasien yang
lain
M 3 (Method)
1. Ronde Sebagian besar a. Menumbuhkan a. Penetapan Minggu III a. Pasien/keluarga Nur Hasnah
keperawatan perawat di cara berpikir kasus minimal mengerti apa yang Anissa
secara kritis. 1 hari sebelum
belum Ruang Anggrek dijelaskan perawat
b. Menumbuhkan waktu
dilaksanakan tidak mengerti pemikiran pelaksanaan b. Perawat mampu
secara optimal adanya ronde tentang tindakan ronde. mengatasi masalah
keperawatan b. Perawat
keperawatan keperawatan yang
yang berasal memahami apa
dan perawat dari masalah yang belum teratasi
tidak klien disampaikan c. Ronde
c. Meningkatkan kepada pasien
menjelaskan keperawatan
validitas data dan keluarga
tetang tujuan klien. c. Melakukan dilakukan secara
dari ronde d. Menilai ronde rutin dan optimal
keperawatan kemampuan keperawatan setiap 1x setiap
justifikasi. secara rutin 1x
pada e. Meningkatkan setiap bulan bulan
pasien/keluarga kemampuan d. Pemberian
dalam menilai inform consent
hasil kerja. kepada klien/
f. Meningkatkan keluarga.
kemampuan
untuk
memodifikasi
rencana
perawatan.
2. Belum adanya Tidak memiliki Memiliki format baku Menyusun format Minggu III Ruangan Anggrek Iis
format baku format baku dalam pelaksanaan baku untuk memiliki format baku Marissa
dalam dalam supervisi pelaksaan supervisi dalam pelaksanaan
pelaksanaan melaksanakan supervisi
supervisi supervisi
3. Beban kerja Ruangan Untuk mempercepat Catatan Minggu I Mampu menyelesaikan Nur Hasnah
perawat Anggrek dokumentasi perkembangan dokumentasi tepat waktu Arum
bertambah menggunakan menggunakan tanpa menambah beban
dalam dokumentasi system check list kerja perawat
dokumentasi sistem manual
dan elektronik.
Sistem
dokumentasi
mengacu pada
SPO dokumen
rekam
medik.Catatan
perkembangan
belum
menggunakan
system check
list, hal ini
menyebabkan
beban kerja
perawat
bertambah
dalam
dokumentasi
M 5 (Mutu)
1. Resiko kurang Tidak adanya Meminimalisir resiko Menulis tanggal dan Minggu I Perawat melakukan Arum
terpantaunya tanggal terjadinya infeksi waktu untuk pemasangan infus dengan Syulianti
terjadinya pemasangan yang akan menambah mengetahui kapan teliti dan menulis tanggal
plepitis infuse (80%) tingginya biaya menggunakan set serta jam pada tangan
perawatan serta infus baru agar tidak pasien
mengurangi waktu terjadi infeksi
perawatan
2. Resiko pasien Adanya perawat Mencegah terjadinya KIE pada pasien dan Minggu II Perawat, pasien dan Adel
tidak tahu yang tidak cuci infeksi nosokomial keluarga saat keluarga melakukan cuci Dea
penatalaksanaan tangan (75%) pertama kali masuk tangan yang baik dan
pasien dirumah terutama ruang inap benar
sebelum
melakukan
tindakan
3.2 Time Table Pelaksanaan PLANNING OF ACTION (POA)
Time table pelaksanaan Planning of Action (POA)
Jadwal praktek manajemen mahasiswa praktek profesi Ners Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal 30 Maret 2020 s.d 15 Agustus 2020
No Kegiatan Minggu 1 Minggu II Minggu III Minggu IV
M T W T F S S M T W T F S S M T W T F S S M T W T F S S
1. Membuat modul pembelajaran
2. Ujian online
3. Penugasan pengkajian
4. Penugasan proposal role play
5. Pembuatan video
6. Membuat PICO jurnal

Anda mungkin juga menyukai