Anda di halaman 1dari 13

Tugas Soal CBT Kel 7.

Farmakoterapi SSP

Anggota :
1. Zubaidi (21344097)
2. Windhy Widhia ( 21344098)
3. Munawar (21344099
4. Indah sari (21344100)
5. Citra Desy Puspita (21344101)
6. Abdulloh kholid Al Maisah (21344102)
7. Yanty Elusabeth (21344103)
8. Fikriyah Djaki R (21344104)

Contoh soal CBT Susunan Saraf Pusat


1. Seorang pasien yang berusia 45 tahun,bernama ny. X datang ke dokter Saraf dengan
keluhan sakit kepala dan demam. Pasien mengatakan sering mengalami kekakuan
pada leher (kaku kuduk) . Pada saat dokter melakukan pemeriksaan diperoleh bahwa
kesadaran pasien menurun serta terdapat ruam merah dibeberapa bagian tubuh.
Dokter mengatakan bahwa pasien ini mengalami infeksi SSP. Menurut pendapat anda,
penyakit apa yang diderita pasien tersebut?
a. Tuberkulosis
b. Toksoplasmosis
c. Stroke
d. Meningitis
e. Alzaimer
Jawaban : (d) Meningitis
Pembahasan :
Tanda dan gejala meningitis :
Gejala penyakit:
• Sakit kepala hebat
• Demam
• Mual
• Muntah
• Fotofobia
• Kaku kuduk
• Tanda gangguan neurologis seperti letargi, delirium, koma, dapat disertai kejang
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda sebagai berikut:
• Tanda meningeal: kaku kuduk, tanda Kernig atau Brudzinski
• Tanda neurologis seperti kesadaran menurun
• Adanya purpura yang biasanya terlokalisir di ekstremitas atau tersebar di seluruh tubuh
(generalisata), kulit atau mukosa (konjungtiva), sering dikaitkan dengan penyakit
meningokokus. Purpura merupakan gejala dasar yang paling sering pada meningitis
septikemia.
• Tekanan darah menurun disertai dengan gejala syok.
• Infeksi fokal seperti radang sendi, pleuritis atau pneumonia, perikarditis, episkleritis.
( Panduan Deteksi dan respon penyakit Meningitis meningokokus, 2019, Kementerian
Kesehatan RI, Dirktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)

2. Pasien A berobat ke Rumah Sakit Otak, dokter mengatakan kepada pasien tersebut
bahwa dirinya menderita Infeksi Susunan Saraf Pusat . Berdasarkan tanda dan gejala
yang dialami pasien tersebut, dokter mendiagnosa pasien mengalami meningitis.
Meningitis dapat di cegah dengan memberikan vaksin. Vaksin apakah yang
dimaksud ?
a. Vaksin Campak
b. Vaksin Polio
c. Vaksin Covid-19
d. Vaksin cervarix
e. Vaksin HIB
Jawaban : (e) Vaksin HIB
Penjelasan
Vaksin Hib dapat melindungi tubuh dari infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B
(Hib). Bakteri Hib adalah bakteri yang berbahaya karena bisa menyebabkan infeksi berat,
seperti radang otak (meningitis), infeksi paru-paru, dan sepsis, terutama pada anak-anak.
3. Pasien anak I berumur 5 tahun datang ke seorang dokter . setelah didiagnosa dan
melakukan beberapa tes laboratorium. Dokter tersebut menderita penyakit Infeksi
Susunan Saraf Pusat. Berdasarkan diagnosa dan pemeriksaan laboratorium penyakit
anak ini di infeksi oleh Bakteri. Salah satu bakteri apakah yang menyebabkan Infeksi
Susunan Saraf Pusat ?
a. E. Coli
b. Neisseria meningitidis
c. Mycobacterium leprae 
d. Clostridium perfringens
e. Pseudomonas
Jawaban : (b) Neisseria meningitidis
Pembahasan :
Bakteri E. Coli adalah bakteri yang biasanya terdapat pada infeksi saluran kemih
Mycobacterium leprae adalah bakteri yang menyebabkan penyakit lepra
Clostridium perfringens adalah  bakteri gram-positif yang dapat membentuk spora dan
menyebabkan keracunan makanan.
Pseudomonas dalah bakteri yang menyebabkan penyakit lepra
Infeksi Susunan Saraf Pusat Dapat disebebkan oleh beberapa bakteri seperti
1. Streptococus pneumoniae (pneumococcus)
2. Neisseria meningitidis (meningococcus)
3. Haemophilus Influenzae (Haemophilus )
4. Listeria monocytogenes (listeria
(kasuma Abdullah,2020, Bahaya meningitis, Penerbitan Afdal, Selangor, Malaysia)

4. Seorang pasien X dating ke seorang dokter. Dokter tersebut melakukan anamnesa.


Dokter mencurigai bahwa pasien ini menderita meningitis. Untuk dapat mengetahui lebih
pasti dokter ingin melakukan pemeriksaan laboratorium sebelum ia memberikan
antibiotic. Pemeriksaan laboratorium apa yang mutlak dilakukan pada pasien yang
dicurigai meningitis ?
a. Cairan Serebrospinal (CSS)
b. HDL
c. LDL
d. HbA1C
e. Gula darah sewaktu
Jawaban : (a) Cairan Serebrospinal
Penjelasan :
Ada 3 jenis specimen klinis yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
meningitis yaitu CSS, darah, dan specimen khusu (jaringan , cairan, dan selaput otak).
Pemeriksaan CSS mutlak diperlukan pada pasien yang dicurigai meningitis, kecuali ada
kontra indikasi. CT Scan dan funduskopi diperlukan untuk memastikan tidak ada kontra
indikasi tindakan pungsi lumbal untuk mendapatkan CSS.
(Kementrian Kesehatan RI, 2019, Panduan deteksi dan respon penyakit meningitis
meningokokus)

5. Pasien rawat inap di RS X didiagnosa menderita meningitis, pasien tersebut memiliki


tanda bercak merah dibeberapa tempat di tubuhnya. Dokter ingin memberikan kombinasi
obat dan antibiotic. Dokter menanyakan kepada apoteker kombinasi obat apa yang sesuai
dengan pasien tersebut?
a. Ceftriaxone dan Asam Tranexamat
b. Cefotaxime dan lidokain
c. Ceftriaxone dan deksametason
d. Ampicillin dan Ranitidin
e. Ampicillin dan hyoscin
Jawaban : (c) Ceftriaxon dan deksamethason
Penjelasan :
Pasien tersebut mengalami inflamasi (peradangan) dengan tanda bercak merah di beberapa
bagian tubuh nya. Kortikosteroid diberikan kepada sebagian besar pasien dengan infeksi
Susunan Saraf Pusat (SSP). Kortikosteroid diberikan pada pasien meningitis karena
kortikosteroid dapat menurunkan mortalitas dan mengurangi terjadinya sekuela.
(sari Pediatri, 2021, Infeksi Susunan Saraf Pusat pada anak, vol 23, Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas kedokteran Universitas Pelita Harapan. Banten )

6. Seorang apoteker di rumah sakit sedang visite pasien, dan pasien mengeluhkan
pusing, mengantuk, nyeri perut, diare dan mual. Pasien diketahui menderita
meningitis dan mendapat terapi ceftriaxone inj, Ampicillin inj, Prednisone, dan
Dexamethasone. Obat manakah yang memiliki efek samping tersebut?
a. Ceftriaxone inj.
b. Ampicilin inj.
c. Prednisone
d. Dexamethasone
e. Semua jawaban benar
Jawaban : A. Ceftriaxone inj.
Alasan : efek samping umum ceftriaxone adalah pusing, mengantuk, nyeri perut,
diare, dan mual.

7. Seorang laki laki berusia 35 tahun, dibawa dalam keadaan tidak sadar. Panas sejak
7 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan koma, GSC 5, TD 150/90, suhu 40.5°c .
tungkai dan tangan lemah. Pada kasus ini pasien mengalami penyakit meningitis
bacterial, maka terapi yang tepat adalah?
a. Kloramhenicol
b. Doksisiklin
c. Sepalosporin
d. Asam mefenamat
e. Ibuprofen
Jawaban : C. Sepalosporin
Alasan : Sepalosporin digunakan untuk terapi meningitis pada dewasa

8. Seorang pasien berusia 27 tahun dan menderita meningococcal meningitis. Obat


apa yang paling efektif untuk pasien tersebut?
a. Tetrasiklin
b. Penisilin G
c. Seftriakson
d. Kloramfenicol
e. Doksisiklin
Jawaban : Seftriakson
Alasan : Seftriakson antibiotic golongan sefalosporin generasi ke 3 yang skema
kerjanya menghambat dinding sel

9. Icha berumur 22 tahun masuk UGD RS karena mengalami kejang, demam yang
sudah dialami selama 5 hari. Penurunan kesadaran (+) dan riwayat batuk pilek.
Sebelum tidak sadarkan diri, keluarga pasien mengatakanbahwa pasien sering
mengeluhkan nyeri kepala hebat ketika demam. Untuk menegakkan diagnosis
keadaan ini, pemeriksaan yang diperlukan adalah?
A. Trombosit
B. Gas darah
C. Cairan otak
D. Elektrolit
E. Kultur darah
Jawaban : C. Cairan Otak
Alasan : Pemeriksaan cairan otak merupakan pemeriksaan yang cepat dan dapat
langsung mengetahui positif atau negatifnya pasien terkena meningitis.
10. Jika pada pasien ensefalitis herpes diberikan terapi acyclovir mengalami penggian
tekanan intracranial, maka diberikan obat apa ?
a) Diazepam
b) Manitol 20%
c) Analsik
d) Amlodiphine

Jawab : b. mannitol 20%


Penjelasannya : Pada penderita dengan peninggian tekanan intrakranial diberikan
infus manitol 20% sebanyak 500 ml sehari atau 4 kali 125 ml diberikan dalam waktu
10 sampai 15 menit.

11. Seorang pasien laki-laki didiagnosa mengalami ensefalitis herpes simplex dan
telah diberikan acyclovir selama 10-14 hari dan tidak mengalami perubahan.
Terapi pengganti yang dapat digunakan adalah :
a) Amoxicillin
b) fermia
c) foskarnet
d) Depakote
Jawab : c foskarnet
Penjelasan : Pada pengobatan infeksi HSV yang resisten terhadap acyclovir
diberikan foskarnet dengan dosis 40 mg /kg BB per 8 jam.

12. Hasil pemeriksaan laboratorium Mr.x pada cairan serebrospinal dijumpai CSF
bervariasi antara 10-500 sel/mm3, pemeriksaan serologi terdapat peningkatan titer
antibody terhadap HSV, sehingga pasien didagnosa mengalami penyakit :
a) Menginitis
b) Ensefalitis herves simplex
c) Febris
d) Ispa
Jawab : b. ensefalitis herves simplex
Penjelasan : Diagnosa ensefalitis herpes simpleks ditegakkan diawali dengan
anamnese yang cermat dan kemudian diteruskan dengan pemeriksaan neurologik
yang sistemik dan beberapa pemeriksaan meliputi :
 Pemeriksaan cairan cerebrospinal
 Pemeriksaan serologi
 Pemeriksaan EEG
 Pemeriksaan MRI atau CT Scan
 Pemeriksaan biopsi otak
 Pemeriksaan PCR
13. Ibu yang sedang hamil 3 bulan, melakukan control ke dokter, dokter mendiagnosa
ibu hamil tersebut mengalami infeksi toxoplasmosis, apakah terapi yang tepat
untuk mengatasi penyakit tersebut ?
a. Azithromycin
b. Ciprofloxacin
c. Spiramycin
d. Sulfadiazine

Jawab : c. spiramycin
Penjelasan : untuk ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis, penanganan ditentukan
berdasarkan saat terjadinya infeksi dan pengaruhnya pada janin. Jika janin belum
terkena infeksi atau infeksi terjadi sebelum minggu ke-16 kehamilan, maka
dokter akan memberikan antibiotik spiramycin. Obat ini biasa digunakan pada
trimester awal kehamilan untuk mengurangi risiko gangguan saraf pada janin.

14. Seorang pasien dating ke igd dengan diagnosis stroke hemoragik dan mengalami
peningkatan tekanan intracranial. Dokter kemudian memberikan mannitol untuk
pasien tersebut. Tujuan pemberian mannitol tersebut adalah :
a) Melancarkan aliran darah
b) Menurunkan tekanan intracranial
c) Pengendalian kejang
d) Stabilitas hemodinamik.
Jawab : b. menurunkan tekanan intracranial.

Penjelasan : mannitol berfungsi untuk menurunkan tekanan intrakanial.


15. Pasien laki-laki dengan Riwayat penyakit ensefalitis herpes simplex datang ke
IGD dengan kondisi kejang, obat apa yg diberikan dalam kondisi gawat darurat
tersebut adalah :
a) Metildopa
b) Tramadol
c) Ketorolac
d) diazepam

jawab : d. diazepam

penjelasan : Pada penderita ensefalitis herpes simplex dengan serangan kejang


diberikan obat antikonvulsan misalnya diazepam, diphenilhidantoin secara parenteral.
16. Seorang ibu berusia 45 tahun mengalami infeksi karena bakteri dan diberikan
terapi berupa khloramfenikol, apa efek samping yang mungkin terjadi dikarenakan
penggunaan tersebut ?
a. Gusi berdarah
b. Anemia aplastik
c. Mual-mual
d. Hipertensi
e. Mulut kering

Jawaban : B
Penjelasan : beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya anemia aplastic,
yaitu : pemakaian obat-obatan seperti kloramfenikol dalam jangka Panjang

17. Seorang pasien yang berumur 47 tahun di rawat RS, pada saat pemeriksaan pasien
tersebut ditemukan periodic lateralizing high voltage sharp wave dan slow wave
complex pada daerah temporal dengan interval regular 2-3 per detik. Pemeriksaan
yang bagaimana dilakukan?
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemerikasaan serologi
c. Pemeriksaan EEG
d. Pemeriksaan MRI atau CT Scan
e. Pemeriksaan PCR

Jawaban : C
Penjelasan : Pemeriksaan EEG
Pada pemeriksaan EEG dapat ditemukan periodic lateralizing high voltage sharp
wave dan slow wave complex pada daerah temporal dengan interval regular 2-3 per
detik.

18. Seorang remaja dibawa ke rumah sakit, setelah dilakukan pemeriksaan remaja
tersebut mengalami infeksi virus yang menyebabkan ensefalitis pada neonatus
yang terjadi melalui jalan lahir. Tipe virus tersebut adalah ?
a. Virus herpes simpleks strain tipe 1
b. Virus herpes simpleks strain tipe 2
c. Virus herpes simpleks strain tipe 3
d. Virus herpes simpleks strain tipe 4
e. Virus herpes simpleks strain tipe 5

Jawaban : B
Penjelasan : Virus herpes simpleks strain tipe 2 yang menyebabkan penyakit genital
virus ini umumnya menyebabkan ensefalitis pada neonatus yang dapat terjadi selama
melalui jalan lahir dari ibu yang menderita herpes genital aktif.
19. Seorang pasien laki-laki umur 50 tahun didalam nucleus sel saraf ditemukan
“Eosinophilic intranuclear inclusion body”(Crowdy type A inclusion) yang
merupakan ciri khas dari ?
a. Ensefalitis herpes simpleks
b. Meningitis
c. Febris
d. Infeksi saluran kemih
e. Penyakit menular seksual

Jawaban : A
Penjelasan : Didalam nucleus sel saraf dijumpai “Eosinophilic intranuclear inclusion
body”(Crowdy type A inclusion) yang merupakan ciri khas ensefalitis herpes simpleks

20. Seorang ibu hamil datang ke dokter dan melalukan pemerikasaan Toksoplasmosis
dengan hasil positif, diketahui pasien tesebut dalam usia kandungan 18 minggu, beat
badan 65 kg, usia 25 tahun, dengan keluhan mengalami imunitas yang rendah, dari
pernyataan tersebut obat yang dapa diberikan untuk terapi tersebut adalah.......
a. Klaritromisin dengan cindamicin
b. Clindamicin dengan azitromycin
c. Pirimetamine dengan clindamicin
d. Pirimetamine dengan azitromisin
e. Azitromycin dengan klaritromisin

Penjelasan : untuk paien ibu hamil yang menderita toksoplasmosis dengan usia
kandungan lebih dari 16 minggu dan mengalami imunitas yg rendah digunakan obat
primetamine dengan clindamisin digunakan selama 16 minggu

21. Parasit atau protozoa penyebab Toksoplasmosis adalah.......


a. Toxoplasma gondii (T.gondii)
b. Plamodium falcifarum
c. Mycobactrium tuberculosis
d. Plasmodium vivax
e. Plasmodium ovale

Penjelasan : toksoplasmosis atau yang lebih dikenal dengan toksoplasma disebabkan


oleh protozoa yaitu Toxoplasma gondii (T.gondii).
22. Pasien ibu A dengan usia kanungan 1 bulan, umur 27 tahun, berat badan 67 kg
datang ke dokter dengan mengeluhkan ruam kulit atau kulit memar, kehilangan
pendengaran, anemia, merupakan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit......
a. Malaria
b. Thypus
c. TBC
D. Meningitis
e. Toksoplasmosis

Penjelasan : tanda & gejala toksoplasmosis ialah ruam kulit, memar, kehilangan
pendengaran anemia gejala lainya adalah limfadenofati, keterbelakangan mental,
kejang, kerusakan retina mata.

23. seorang ibu hamil dengan usia kandungan 5 bulan bernama Ny C datang ke IGD
dengan keluhan ruam kulit, keilangan pendengaran, anemia, berdasarkan hasil cek
yang dilakukan bahwa pasien tesebut positif toksoplasmosis dan janin sudah
terinfeksi, obat yang dapat digunakan adalah......
a. Pyrimetamine dan Sulfadiazine
b. Sulfametoksazol dan Trimetopin
c. Penisilin dan Clindamicin
d. Azitromisin dan Kloramphenicol
e. Cefadroksil dan Amoxicilin
Penjelasan : Terapi utama Toxoplasmic Encephalitis (TE) adalah kombinasi
pirimetamin (dihydrofolate reductase inhibitor) dan sulfadiazine (dihydrofolate
synthetase inhibitor). Dua obat ini bekerja melalui blokade metabolisme asam folat.
Karena difusi obat ke bagian otak yang terinfeksi tidak mudah tercapai, maka kedua
obat ini digunakan secara kombinasi/ bersamaan. Obat-obatan seperti golongan
sulfonamide, sulfadiazin, sulfamethazine dan sulfamerazine, memiliki efikasi yang
sama.
24. Seorang ibu hamil dengan usia kandungan 1 bulan, bernama Ny. Y diketahui hasil
lab positif toksoplasmosis namun dari hasil pemerikasaan janin belum terinfeksi, obat
yang sesuai untuk pengobatan tersebut adalah........
a. Spiramycin
b. Pyrimetamine
c. Aziromisin
d. Kloramphenicol
e. Tetrasiklin
Penjelasan :

Daftar pustaka : Neurosurgery Lecture Notes / Abdul Gofar Sastrodiningrat – Medan:


USU Press, 2012

25. Fase hidup Toxoplasma gondii diantaranya adalah


a. Sel inang – takizoit - kista
b. Sel inang – kista - ookista
c. Takizoit – kista - ookista
d. Takizoit – kapsid – kista
e. Takizoit – ookista – sel inang

Pembahasan : Fase hidup Toxoplasma gondii diantaranya adalah Takizoit (bentuk


proliferatif), Kista (berisi bradizoit) dan Ookista (berisi sporozoit)
26. Dibawah ini yakni hasil investigasi pada penderita toksoplasmosis, kecuali:
a. Tes IGM (+)

b. Pemeriksaan sero positif

c. Pada tes elisa titer IgG >1/1024

d. Tes PCR

e. Semua jawaban salah

Pembahasan : Jika hasil IgG positif dan IgM negatif, mengindikasikan infeksi lampau
(infeksi > 1 tahun yang lalu). Jika kedua hasil IgG dan IgM positif, mengindikasikan
infeksi baru terjadi atau hasil mungkin positif palsu. Jika suspek infeksi akut,
pengulangan pemeriksaan direkomendasikan dalam 2-3 minggu. Peningkatan titer
antibodi IgG 4 kali lipat mengindikasikan infeksi yang sedang terjadi. Pemeriksaan
serologi positif dan PCR.

27. Sel darah yang tidak di serang oleh toxoplasma gondii adalah

a. Neutrofil 
b. Eosinofil
c. Basofil
d. Trombosit
e. Eritrosit

Pembahasan : Sel yang tidak berinti (eritrosit)

28. Seorang ibu hamil didiagnosa terinfeksi Toxoplasma gondii akut pada masa
kehamilan trimester ketiganya. Dokter meresepkan obat kombinasi untuk ibu
hamil tersebut. Obat kombinasi apakah yang dapat diberikan?
a. Phyrimetamin, sulfadiazine, asam folat
b. Asam folat, kloramfenikol, trimetoprime
c. Azhitromycin, paracetamol, asam folat
d. Asam folat, streptomycin, misoprostol

Jawab: a. Phyrimetamin, sulfadiazine, asam folat

Kombinasi pirimetamin, sulfadiazin, dan asam folat diindikasikan untuk ibu hamil
yang mengalami infeksi T. gondii akut pada akhir trimester kedua (>18 minggu) atau
pada trimester ketiga. Kombinasi ini juga diindikasikan untuk ibu hamil dengan
infeksi janin atau janin dengan tokso plasmosis kongenital yang terdeteksi
melalui ultasonografi.
29. Seorang pasien memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan mata kanan kabur
sejak 2 minggu sebelum ke rumah sakit, setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh
dokter, pasien didapatkan penurunan visus unilateral dan didiagnosa mengalami
toksoplasmosis ocular. Terapi antibiotic apakah yang diberikan untuk pasien
tersebut?
a. Levofloxacin
b. Bacitracin
c. Azithromycin
d. Trimetoprime

Jawaban: d. Trimetoprime

Penelitian yang dilakukan oleh Felix Fernandes (2012) dalam Reich (2015)
menunjukkan pemberian trimethoprim/sulfamethoxazole setiap 2 hari dengan dosis
960 mg selama 12 bulan terbukti 100% menurunkan rekurensi retinochoroiditis
Toksoplasma gondii. Selain itu terapi trimethoprim/sulfamethoxazole dapat digunakan
untuk manajemen toksoplasmosis okular karena tidak ada perbedaan yang signifikan
dari berbagai terapi sistemik yang ada.

30. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit toksoplasmosis apabila tidak
diobati dengan sempurna antara lain, kecuali..
a. Kebutaan
b. Ensefalitis
c. Gangguan penciuman
d. Gangguan pendengaran dan retardasi mental

Jawaban c. Gangguan penciuman

Komplikasi yang dapat ditimbulkan toksoplasmosis, antara lain:

 Kebutaan. Kondisi ini terjadi pada penderita toksoplasmosis yang mengalami


infeksi mata, yang tidak diobati dengan sempurna.
 Ensefalitis. Infeksi otak serius dapat terjadi pada penderita toksoplasmosis dengan
sistem imunitas rendah karena penyakit HIV/AIDS.
 Gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, dan retardasi mental. Komplikasi
ini dapat menimpa penderita toksoplasmosis bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai