Anda di halaman 1dari 28

Kisi-Kisi SIDANG KOMPRE

TEORI AKUNTANSI (buku : Ahmed Riahi Belkaoui, Edisi 5 Buku 1


Salemba IV 2006).

1. Hakikat dan Penggunaan Akuntansi


a. Definisi Akuntansi = Dari Bukti Transaksi sampai ke Laporan
Keuangan.
Suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam
cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian yang paling tidak sebagian diantaranya memiliki
sifat keuangan dan selanjutnya menginterprestasikan hasilnya.
(tujuan akhirnya berupa laporan keuangan yang digunakan untuk
pengambilan keputusan keuangan bagi pihak manajeman
perusahaan).

b. Pengukuran dalam Akuntansi, pengukuran memiliki arti pemberian


angka-angka pada objek atau kejadian-kejadian menurut aturan
tertentu.
Jenis-jenis pengukuran dalam akuntansi :
 Ukuran-ukuran akuntansi dapat langsung maupun tidak
langsung. Ukuran langsung atau utama adalah ukuran
nyata dari suatu objek yang ia miliki. Ukuran tidak
langsung diambil secara tidak langsung melalui suatu
transformasi aljabar dari sejumlah angka yang
mencerminkan ukuran langsung dari beberapa objek.
 Dilihat dari dimensi waktu pengambilan keputusan, ukuran
akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai ukuran
lampau, masa kini dan masa depan.
 Sebagai ukuran retrospektif, kontemporer atau ukuran
prospektif.
 Pengukuran dapat berupa pengukuran fundmental
(dimana suatu angka dapat diberikan kepada suatu sifat
sesuai dengan referensinya terhadap hukum alam) dan
pengukuran turunan (yang bergantung pada pengukuran
dari dua atau lebih kuantitas dan bergantung kepada adanya
suatu teori empiris).
 Pengukuran dapat (a) dilakukan ketika teori-teori empiris
yang telah dikonfirmasikan mungkin dapat digunakan
untuk mendukung keberadaan mereka. Atau (b) dibuat
melalui suatu keputusan resmi yang didasarkan pada
difinisi yang arbiter

c. Pemikiran dibalik Akuntansi Berpasangan, terdiri dari 2 jenis


akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional dan akuntansi
pencatatan berpasangan klausal, kedua pencatatan tersebut
bergantung pada keseimbangan dari sisi debit dan kredit.
 Akuntansi Pencatatan Berpasangan Klasifikasional,
ditunjuk untuk tetap menjaga persamaan akuntansi
fundamental yang merangkum posisi klasifikasional
tersebut : AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
PEMILIK (dalam pencatatan ini, sisi debit
menggambarkan suatu klasifikasi, sementara sisi kredit
menggambarkan klasifikasi yg lain. Contoh : Misal suatu
pembelian persediaan secara kredit sebesar Rp. 20.000,
maka jurnal nya yaitu : Persediaan (D) Rp. 20.000 terhadap
Hutang Usaha (K) Rp. 20.000.
 Akuntansi Pencatatan Berpasangan Klausal,
menggambarkan hubungan sebab akibat antara suatu
kenaikan (debit) dengan penurunan (kredit). Contoh : Misal
suatu pembelian persediaan secara tunai sebesar Rp.
20.000, maka jurnal nya yaitu :Persediaan (D) Rp. 20.000
terhadap Kas (K) Rp. 20.000.

d. Prinsip- Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum, Skinner


berpendapat bahwa metode akuntansi harus dapat memenuhi
paling sedikit satu dan biasanya beberapa kondisi berikut ini, untuk
dapat dikualifikasikan sebagai suatu metode yang berlaku umum :
 Metode tersebut benar-benar digunakan dalam kasus-kasus
yang jumlahnya signifikan, dimana terdapat kondisi yang
memungkinkan untuk menggunakan metode tersebut.
 Metode tersebut mendapat dukungan yang diberikan
melalui pernyataan-pernyataan dari lingkungan akuntansi
profesional.
 Metode tersebut mendapat dukungan secara tertulis dari
pengajar dan pemikir akuntansi terkemuka.

Mana yang harus digunakan ? GAAP, GAAP khusus, atau


OCBOA ?
 GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) Prinsip-
Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum.
 GAAP Khusus (Special, Generally Accepted Accounting
Principles) Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku
Khusus.
 OCBOA (Other Comprehensive Bases Of Accounting)
Basis Akuntansi Komprehensif Lainnya.

Jawab : Mereka yang menginginkan keseragaman dan


komparabilitas akan memilih GAAP. Mereka yang menginginkan
fleksibilitas dan cara-cara yang lebih baik untuk menghadapi
kondisi-kondisi yang beragam akan memilih GAAP Khusus.
Mereka yang memperdebatkan adanya kondisi-kondisi unik atau
menentang standar yang berlebihan akan memilih untuk
menggunakan OCBOA.

2. Struktur Teori Akuntansi, terdiri atas elemen-elemen sbb :


 Suatu Pernyataan Mengenai Tujuan dari Laporan Keuangan
 Suatu pernyataan dari dalil-dalil dan konsep teoritis dari akuntansi
yang berkaitan dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat dari
unti akuntansi tersebut. Berbagai dalil dan konsep teoritis ini
diturunkan dari tujuan yang telah dinyatakan.
 Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi berdasarkan
dalil-dalil maupun konsep teoritis tersebut.
 Sekelompok teknik akuntansi yang diturunan dari prinsip-prinsip
akuntansi.

a. Hakikat dari Struktur Teori Akuntansi


Struktur teori akuntansi merupakan suatu sistem dengan tingkatan
keadaan yang mengakibatkan dan mempengaruhi keadaan
setelahnya secara berurutan yaitu tujuan dari laporan keuangan,
dalil-dalil akuntansi, konsep yang bersifat teori dari akuntansi,
prinsip dasar akuntansi, dan teknik-teknik akuntansi.

b. Hakikat dari Dalil, Konsep Teoritis dan Prinsip-Prinsip Akuntansi


1) Dalil – Dalil Akuntansi
Pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya
diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan
laporan keuangan yang menggambarkan lingkungan
ekonomi, politik, sosial, dan hukum dimana akuntansi harus
beroperasi. Diantaranya :
- Dalil Entitas, Setiap perusahaan adalah suatu unit
akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan
dari perusahaan-perusahaan lain. Batasan-batasan dari
entitas ekonomi yaitu : dengan menentukan individu atau
kelompok yang berkepentingan dan dengan menentukan
hakikat dari kepentingan individu atau kelompok tersebut.
- Dalil Kelangsungan Usaha, Entitas bisnis akan
melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan
proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan.
- Dalil Unit Pengukuran, Akuntansi adalah proses
pengukuran dan pengomunikasian aktivitas perusahaan
yang dapat diukur dalam satuan uang.
- Dalil Periode Akuntansi, Laporan keuangan yang
menggambarkan perubahan kekayaan perusahaan sebaiknya
diungkapkan secara periodik.

2) Konsep Teoritis dari Akuntansi


Pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya
diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan
laporan keuangan yang menggambarkan hakikat dari entitas
akuntansi yang beroperasi dalam suatu perekonomian bebas
yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti.
Konsep teoritis akuntansi diantaranya :
- Teori Kepemilikan, Entitas adalah agen atau perwakilan
dimana wirausahawan individual atau pemegang saham
beroperasi. Persamaan Akuntansinya : Aktiva –
Kewajiban = Ekuitas Pemilik.
- Teori Entitas, Entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari mereka yang menyediakan modal bagi entitas
tersebut. Persamaan Akuntansinya : Aktiva = Ekuitas – ,
(Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham).
- Teori Dana, Memandang unit bisnis sebagai unit yang
terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan kewajiban
serta pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari
sumber daya ini. Persamaan Akuntansinya : Aktiva =
Pembatasan Aktiva.

3) Prinsip – Prinsip Akuntansi


Aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunan baik
dari tujuan maupun konsep teoritis akuntansi, yang
mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi. Prinsip-
prinsip akuntansi diantaranya :
a) Prinsip Biaya, biaya adalah jumlah yang diukur dalam
uang, dari kas yang dikeluarkan atau properti lain yang
ditansfer, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang
diberikan, atau kewajiban yang terjadi dalam hubungannya
dengan barang atau jasa yang telah atau akan diterima.
b) Prinsip Pendapatan :
 Hakikat dari komponen-komponen pendapatan :
- Arus masuk aktiva bersih yang dihasilkan dari
penjualan barang atau jasa.
- Arus keluar barang atau jasa dari perusahaan ke
pelanggannya.
- Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan
barang atau jasa oleh usaha selama periode waktu
tertentu.
 Pengukuran Pendapatan : Pendapatan diukur dalam hal
nilai dari barang atau jasa yang dipertukarkan dalam
transaksi “wajar”. Dua interprestasi utama yang muncul
dari konsep pendapatan yaitu :
- Diskon Kas dan pengurangan apapun dalam harga
tetap.
- Untuk transaksi non kas, nilai pertukaran diterapkan
setara dengan nilai pasar wajar dari pengorbanan
yang diberikan atau diterima, mana yang lebih
mudah dan lebih jelas untuk dihitung.

c) Prinsip Pengaitan, menganggap bahwa beban sebaiknya


diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait
yaitu pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu
menurut prinisp pendapatan dan beban terkait kemudian
diakui.
d) Prinsip Objektivitas, untuk membenarkan pilihan prosedur
pengukuran.
e) Prinsip Konsistensi, kejadian ekonomi yang serupa
sebaiknya dicatat dan dilaporkan dengan cara yang
konsisten dari periode ke periode.
f) Prinsip Pengungkapan Penuh, mengharuskan laporan
keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan
secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah
mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan
supaya mengandung informasi yang mencukupi guna
membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor.
g) Prinsip Konservatisme, suatu prinsip pengecualian, atau
modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak
sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang
relevan dan andal.
h) Prinsip Materialitas, suatu prinsip pengecualian atau
modifikasi, dan menganggap bahwa transaksi dan kejadian
yang memiliki dampak ekonomi yang tidak signifikan dapat
ditangani secara cepat, tanpa memperdulikan apakah hal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum atau tidak.
i) Prinsip Keseragaman atau Komparabilitas, mengacu
pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-
perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah
untuk mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan
mengurangi keragaman yang diciptakan oleh penggunaan
prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-
perusahaan yang berbeda.
j) Ketepatan Waktu dari Laba dan Konservatisme
Akuntansi, sejauh mana laba akuntansi periode sekarang
memasukkan laba ekonomi periode sekarang.
k) Konservatisme, sampai sejauh mana laba akuntansi periode
sekarang secara asimetris memasukkan kerugian ekonomi,
relatif terhadap keuntungan ekonomi.

* Persamaan Dasar Akuntansi (PDA) =


- Aktiva/Harta = Kewajiban + Ekuitas
- Kewajiban = Aktiva – Ekuitas
- Ekuitas = Aktiva – Kewajiban
- Harta + Beban = Hutang + Pendapatan

* Akun di dalam Transaksi Akuntansi


- Aset/Aktiva/Harta, Kekayaan yang dimiliki perusahaan yang terdiri
dari Aset Lancar (Kas, Piutang, Persediaan, Perlengkapan, Beban
dibayar dimuka) dan Aset Tidak Lancar (tetap) (Peralatan, Bangunan,
Kendaraan, Tanah, dan Mesin), Aset Tak Berwujud (intangible aset)
(Hak Cipta, Hak Paten, Merek Dagangan, Goodwill, Franchise, dll).
- Kewajiban/Hutang, Semua kewajiban yang dimiliki perusahaan
yang menurut waktunya dibedakan menjadi 2 yaitu : (a) Hutang
Jangka Pendek (kurang dari 1tahun) ex: hutang dagang, hutang usaha,
hutang pendapatan, beban yang masih harus dibayar, hutang wesel,
hutang gaji, hutang biaya, hutang pajak, dll. (b) Hutang Jangka
Panjang (lebih dari 1 tahun) ex : hutang hipotik, hutang obligasi, dan
hutang lain-lain.
- Ekuitas/Modal, hak pemilik atas kekayaan perusahaan. Modal bisa
didapat dari harta pribadi pemilik atau dari penjualan surat-surat
berharga dalam bentuk saham.
- Revenue/Pendapatan, penambahan terhadap modal sebagai hasil dari
kegiatan operasi perusahaan. Ex : Pendapatan Usaha (didapat dari
usaha inti perusahaan, misalnya penjualan barang dagangan) dan
Pendapatan Lain-Lain (didapat dari hasil bukan usaha inti, misalnya
pendapatan Bunga Bank sebagai bonus pendapatan dari bank).
- Expense/Beban, Setiap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
sejumlah pendapatan/keuntungan. Biaya disini diartikan sebagai
sesuatu yang telah terpakai atau dibayarkan.

* Akun terbagi menjadi 2 yaitu :

- Akun Rill (Tetap), akun yang dilaporkan dalam neraca, dimana saldo
akunnya terbawa dari satu periode ke period berikutnya. Tiga kelompok
Akun Rill yaitu : Harta, Kewajiban, dan Ekuitas
- Akun Nominal (Sementara), akun yang disajikan dalam laporan laba rugi.
Dua kelompok Akun Nominal yaitu : Pendapatan dan Beban.

* Aktiva dalam neraca terdiri dari : Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar.
* Pasiva dalam neraca terdiri dari : Kewajiban dan Ekuitas.
Kisi-Kisi SIDANG KOMPRE
AUDITING (buku Soekrisno Agus, Edisi Kedua Jilid 1 LPFE UI Auditing
oleh KAP).

Auditing adalah : Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan


mengevaluasi informasi ekonomi untuk menentukan dan membuat laporan
mengenai tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan yang
dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.
1. Struktur Pengendalian Internal (dapat dibuat oleh pemerintah maupun
IAI)
a. Pengertian Struktur Pengendalian Internal = Dari Laporan
Keuangan Ke Bukti Transaksi.
Suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris,
manajemen dari personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut :
- Keandalan pelaporan keuangan
- Efektivitas dan Efisiensi operasi
- Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
 Pengendalian internal a/ suatu proses/ kebijakan/ SOP/ aturan
yang dipengaruhi/dibuat oleh dewan komisaris, manajer, dan
personel (karyawan).

b. Hubungan SPI dengan SKOP Pemeriksaan Tes Transaksi


Hubungan SPI dengan Ruang Lingkup Pemeriksaan, yaitu apabila
pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka
kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan, ataupun
kecurangan dalam perusahaan sangat besar, bagi akuntan
publik hal tersebut menimbulkan resiko yang besar, dalam arti
resiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika
auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak
cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung
pendapat yang diberikannya.

c. Pengertian Bukti Audit, Semua informasi yang digunakan auditor


dalam kesimpulan mendatang dimana opini audit sebagai dasarnya.
Bukti Audit Kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit (corroborative information-
information penguat). Bukti Audit dapat berupa : Dokumentasi,
Confirmatory (konfirmasi), Analisis/Observasi, dan Wawancara.
Kompetensi Bukti Audit, yaitu :
- Relevansi, bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit
- Objektivitas, bukti yang bersifat objektif dianggap lebih
reliabel dari pada yang bersifat subjektif.
- Ketepatan Waktu, penentuan cut-off secara tepat.
- Keberadaan Bukti Audit Lain
- Sah
- Sumber, bukti audit yang berasal dari luar perusahaan,
tingkat kompetensinya dianggap lebih tinggi.
- Cara Perolehan Bukti.

d. Compliance Test dan Subtantif Test


 Compliance Test (test ketaatan), adalah audit kepatuhan
kesesuaian terhadap prosedur atau peraturan. Atau Test Of
Recorder Transactions adalah tes terhadap bukti-bukti
pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat
perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang
terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan
prosedur yang ditetapkan manajemen. Contoh : bagian
penjualan compliance test faktur penjualan.
 Subtantif Test, adalah untuk menemukan kemungkinan
kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi
kewajaran penyajian laporan keuangan.

2. Kertas Kerja Pemeriksaan


a. Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan, adalah semua berkas-
berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan
pemeriksaan yang berasal dari :
- Pihak Klien, (neraca, rekonsiliasi bank, analisis umur
piutang, rincian persediaan, utang, dan biaya)
- Analisis yang dibuat oleh Auditor (berita acara kas
opname, analisa penarikan aktiva tetap, konsep laporan
audit, dan manajemen letter).
- Pihak Ketiga, (jawaban konfirmasi piutang, utang dari
bank, dan dari penasehat hukum perusahaan).

Kertas Kerja adalah, catatan-catatan yang diselenggarakan oleh


auditor mengenai :
- Prosedur audit yang ditempuh
- Pengujian yang dilakukan
- Indormasi yang diperoleh, dan
- Kesimpulan yang dibuat sehubungan dengan audit.

b. Tujuan Kertas Kerja, yaitu :


- Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan
auditan sebagai bukti atas pelaksanaan audit.
- Menguatkan kesimpulan-kesimpulan auditor atas laporan
keuangan auditan sebagai penjelasan atas kesipulan &
pertimbangan auditor.
- Mengkoordinasi & Mengorganisasi semua tahap audit
- Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
* Opini Audit :
1. Wajar Tanpa Pengecualian (tidak menemukan kesalahan yang materil dan
lap.keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku / SAK)
2. Wajar Tanpa Pengecualian dengan Penjelas (ada penjelasan
khusus/tambahan penting yg tidak hanya terkait dengan lap.keu saja).
3. Wajar dengan Pengecualian (opini yg menyatakan bahwa lap.keu yg
diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yg material, kecuali
untuk dampak hal-hal yg berhubungan dgn yg dikecualikan).
4. Tidak Wajar (opini yang tidak sesuai dengan bukti / laporan audit yang
telah diauditnya yang menyimpulkan adanya kesalahan penyajian).
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disklaimer) (opini yang tidak
memberikan opini karena tidak cukup untuk membuktikan tentang laporan
yang diauditnya.)

* Manajemen Letter, Suatu laporan kepada manajeman yang berisi


rekomendasi u/ perbaikan kelemahan-kelemahan yang diungkapkan
akuntan public setelah mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern
perusahaan.
* Perbedaan Efektifitas dan Efisiensi :
 Efektif (tepat sasaran/tujuan), cara mencapai suatu tujuan dengan
pemilihan cara yang benar dari beberapa alternatif, kemudian
mengimplementasikan pekerjaan tersebut dengan waktu yang cepat.
 Efisien (berkaitan dengan nilai-nilai ekonomis), suatu cara yang
mengharuskan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara
hemat, cepat, selamat, dan tepat waktu/cara untuk mencapai suatu
tujuan dengan penggunaan sumber daya yang minimal namun
hasilnya maksimal.
Kisi-Kisi SIDANG KOMPRE
AKUNTANSI BIAYA (buku: Mulyadi, Edisi V Aditya Media Yogyakarta)

1. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya


a. Pengertian Akuntansi Biaya, adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembelian dan
penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya.
b. Tujuan Pokok Akuntansi Biaya :
 Penentuan Harga Pokok Produksi, untuk memenuhi tujuan
penentuan harga pokok produksi, akuntansi biaya mencatat,
menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk
atau penyerahan jasa. Biaya yang disajikan adalah biaya yang
timbul dari masa lalu atau dikatakan sebagai biaya historis.
Penentuan harga pokok ditunjukan untuk kepentingan pihak luar
perusahaan.
 Pengendalian Biaya
 Pengambilan Keputusan
c. Pengertian Biaya, adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam
arti luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva
disebut dengan istilah harga pokok.
d. 4 Unsur Biaya :
− Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
− Diukur dalam satuan uang
− Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
− Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2. Metode Harga Pokok Pesanan, Produksi atas dasar pesanan,
menggunakan Job Order Cost Method biaya-biaya produksi dikumpulkan
untuk pesanan tertentu. Contoh : Percetakan, konstruksi, pembuatan
perabot, perbaikanmobil, dan jasa kecantikan, dll
a. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan (mengolah bahan
baku menjadi produk jadi) :
− Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai
dengan pesanan & setiap produk perlu dihitung harga pokok
produksi secara individual.
− Biaya produksi digolongkan berdsarkan hubungannya dengan
produk menjadi 2 kelompok yaitu : biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung.
− Biaya Produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya produksi tidak langsung
disebut dengan biaya overheda pabrik (BOP).
− Biya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok
produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya
terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan
kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka.
− Harga Pokok Produksi perunit dihitung pada saat pesanan
selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi
yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit
produksi yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

b. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan :


− Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
− Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
− Memantau realisasi biaya produksi
− Menghitung laba atau rugi setiap pesanan
− Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.

3. Metode Harga Pokok Proses, Produksi massa, menggunakan Process


Cost Method biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu.
a. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses (Perusahaan Produksi
Massa) :
− Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
− Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
− Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi
yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu
terentu

b. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi :


− Menentukan harga jual produk
− Memantau realisasi biaya produksi
− Menghitung laba atau rugi periodik
− Menentukan harga pokok persediaan produk jadi & produk dalam
proses yang disajikan di neraca

c. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dan Pesanan :


− Pengumpulan biaya produksi
− Perhitungan harga pokok produksi per satuan
− Penggolongan biaya produksi
− Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik
Perhitungan Biaya Pesanan :
1) Produk bervariasi/ heterogen
2) Biaya diakumulasi berdasarkan pekerjaan/pesanan
3) Biaya Perunit = Total Biaya Pekerjaan : Unit yg diproduksi
Perhitungan Biaya Proses :
1) Produk Homogen/ Massal
2) Biaya diakumulasi berdasarkan proses atau departement
3) Biaya Per Unit = Biaya Proses : Unit yang diproduksi.

 Jenis-Jenis Biaya :
1. Biaya Produksi :
− Biaya bahan baku (langsung & tidak langsung)
− Biaya tenaga kerja (langsung & tidak langsung)
− Biaya overhead pabrik (BB tidak langsung & BTK tidak langsung /
yg berkaitan dgn produksi).
2. Biaya Non Produksi :
− Biaya pemasaran
− Biaya administrasi dan umum
3. Biaya Langsung, berkaitan dengan obyek biaya tertentu dan dapat
ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi
(efektif-biaya). contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh botol.
4. Biaya Tidak Langsung, berkaitan dengan obyek biaya tertentu namun
tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara yang layak
secara ekonomi (efektif-biaya). Contoh; biaya gaji supervisor.
5. Biaya Tetap, merupakan biaya yang tidak akan berubah secara total
selama periode waktu tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas
tingkat aktivitas atau volume terkait.
6. Biaya Variabel, merupakan biaya secara total berubah seiring dengan
perubahan tingkat aktivitas atau volume yang terkait.
7. Biaya Semi fixed, Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
8. Biaya Semi variabel, Biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan
biaya variabel.
9. Biaya Berdasarkan Waktu Manfaatnya,
a) Pengeluaran modal (capital expenditure) Biaya yang mempunyai
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pada saat terjadinya dibebankan
sebagai harga pokok aktiva.
b) Pengeluaran investasi (revenue expenditure) Biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran
tersebut.

Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan
sekarang telah habis. Beban ini dimasukkan ke dalam Laba/Rugi, sebagai
pengurangan dari pendapatan. Contoh : • Beban penyusutan. • Beban
pemasaran. • Beban yang tergolong sebagai biaya operasi.
Membedakan Biaya dan Beban (kalau biaya masuk kedalam neraca)
1. Pembelian mesin, nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin
tersebut merupakan biaya, tetapi setelah dipakai akan
menimbulkan penyusutan terhadap mesin yang akan menjadi
beban.
2. Perlengkapan kantor yang masih sisa digolongkan sebagai biaya,
sedangkan yang sudah terpakai digolongkan sebagai beban.
3. Persediaan bahan, persediaan produk dalam proses, produk selesai
yang masih sisa dan belum terjual digolongkan sebagai biaya,
sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok
penjualan dan digolongkan sebagai beban.

Metode Costing penuh (Full Costing, Absorption Costing)/


membebankan seluruh biaya, adalah metode costing yang
memasukkan semua biaya produksi, baik biaya produksi variabel,
maupun biaya produksi tetap ke dalam biaya produk.
Dalam metode costing ini biaya produk mencakup:
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik variabel
4. Biaya overhead pabrik tetap.

Metode Costing variabel (Variable Costing, Marginal Costing)/


membebankan hanya biaya variabel saja, adalah metode costing
yang hanya memasukkan biaya produksi variabel ke dalam biaya
produk.
Dalam metode costing ini biaya produk mencakup:
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik variabel

 Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang : HPP = Pers.Awal +


Pembelian – Pers.Akhir.
 Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur : HPP = Total biaya
produksi + Pers. Awal barang dlm proses produksi – Pers. Akhir barang
dlm proses produksi.
 Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur : HPP = Harga
Pokok Produksi + Pers. Awal Barang Jadi – Pers. Akhir Barang Jadi.
 Persediaan dalam perusahaan manufaktur ada 3 yaitu : Persediaan
bahan baku, Persediaan barang dalam proses, dan Persediaan produk jadi.
Kisi – Kisi SIDANG KOMPRE
TEORI EKONOMI (buku : Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro dan
Makro Cetakan Kedua).

Ilmu Ekonomi, bagaimana kita memanfaatkan sumber daya yg terbatas dengan


kebutuhan yang tidak terbatas.
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi ada 2 yaitu : Mikro (ruang lingkup yg kecil,
contoh : Rumah Tangga & Perusahaan) dan Makro (ruang lingkup yg besar,
contoh : pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi).

1. Mikro :
a. Masalah Ekonomi dan Analisis Ekonomi
− Apakah barang dan jasa yang harus diproduksikan? Semua
barang yg dibutuhkan oleh masyarakat.
Masalah yang pertama ini adalah akibat langsung dari pada
ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk
memproduksikan semua barang yang dibutuhkan masyarakat.
Analisisnya (menentukan keinginan masyarakat yg harus
dipenuhi) adalah masyarakat harus menentukan keinginan mana yang
harus dipenuhi dan keinginan mana yang harus dikorbankan atau
ditunda untuk memenuhinya. Penentuan tersebut akan menentukan
penggunaan faktor-faktor produksi. Makin banyak sesuatu jenis barang
yang akan dihasilkan, semakin banyak faktor produksi yang akan
digunakan dikegiatan tersebut. Untuk tujuan itu faktor-faktor produksi
yang digunakan disektor lain harus dikurangi, maka produksi disektor
yang belakangan ini akan berkurang.

− Bagaimanakah caranya memproduksikan barang dan jasa


tersebut? Memikirkan masalah efisiensi kegiatan produksi,
Penggunaan teknik yg Up To Date, dan Menentukan besarnya
jumlah permintaan.
masalah efisiensi merupakan salah satu faktor yang akan dijadikan
dasar dalam melakukan pemilihan tersebut. Yang akan dipilih adalah
yang mampu untuk menciptakan barang-barang tersebut dengan cara
yang paling efisien. Didalam memikirkan masalah efisiensi kegiatan
memproduksi, yang harus dipikirkan tidaklah terbatas hanya kepada
masalah efisiensi dari segi teknik. Penggunaan teknik yang paling up to
date belum tentu menghasilkan keuntungan. Faktor lain yang perlu
diperhatikan adalah besarnya jumlah permintaan. Apabila permintaan
sangat besar, penggunaan teknik yang sangat modern akan menaikkan
efisiensi. Tetapi andai kata permintaannya tidak terlalu banyak,
penggunaan teknik produksi yang lebih sederhana akan menciptakan
efisiensi yang lebih baik.

− Untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksikan? Masalah


selanjutnya yang harus dipikirkan masyarakat adalah
bagaimanakah pendapatan keseluruhan masyarakat
didistribusikan kepada berbagai golongan dan individu dalam
masyarakat itu?
Untuk menjawab persoalan ini, yang pertama harus dibuat adalah
menentukan cara-cara pendapatan dari faktor-faktor produksi
ditentukan, yaitu bagaimana caranya upah tenaga kerja, sewa tanah,
bunga modal, dan keuntungan para pengusaha ditentukan. Analisis ini
akan memberikan jawaban kepada persoalan bagaimana pendapatan
keseluruhan masyarakat didistribusikan. Setiap masyarakat harus
memecahkan masalah ini, mereka harus memikirkan cara untuk
mendistribusikan pendapatan secara adil tanpa mengurangi kegairahan
individu individu bekerja sehingga kepuncak kesanggupannya. Apabila
tujuan ini dapat dicapai, perataan pendapatan dapat diwujudkan tanpa
menghambat pertumbuhan ekonomi.
b. Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada
suatu harga dan waktu tertentu.
Penawaran, adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada
suatu harga dan waktu tertentu.
Contoh Permintaan adalah dipasar kebayoran lama yang bertindak
sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai
penawaran.
Hukum Permintaan Dan Hukum Penawaran:
Jika semua asumsi diabaikan (ceterisparibus):
 Permintaan, jika harga semakin murah maka permintaan atau
pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya.
 Penawaran, jika harga semakin rendah/murah maka penawaran
akan semakin sedikit dan sebaliknya.

Yang Mempengaruhi Permintaan:


− Perilaku konsumen/selera konsumen
− Ketersediaan dan harga barang sejenis
− Pendapatan/penghasilan konsumen
− Perkiraan harga dimasa depan
− Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen

Yang Mempengaruhi Penawaran:


− Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
− Tujuan perusahaan
− Pajak
− Prediksi/perkiraan harga dimasa depan.

Keseimbangan Pasar adalah harga yang terbentuk pada titik


pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga
dan kuantitas keseimbangan dipasar merupakan hasil kesepakatan
antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) dimana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika
keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan
bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual
dalam menentukan harga.

2. Makro :
a. Tinjauan ringkasan mengenai teori, masalah dan kebijakan makro
ekonomi.
Ilmu Ekonomi Makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain:
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah
uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca
pembayaran international.
Ilmu Ekonomi Makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama
sebagai berikut:
− Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan didalam
kegiatan ekonomi.
− Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya
stabilitas dibidang moneter. Apabila nilai uang cenderung
menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi.
Sebaliknya terjadi deflasi.
− Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan.

Permasalahan Kebijakan Ekonomi Makro:


− Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi, meliputi:
inflasi, pengangguran dan ketimpangan neraca pembayaran.
− Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan, meliputi:
pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan
ketersediaan dana investasi.
b. Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara selama satu tahun.

Konsep Pendapatan Nasional :


− PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product)
adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi didalam batas wilayah suatu Negara selama satu
tahun.
− PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross National Product)
adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu
tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri. Rumus:
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri.
− NNP (Net National Product) adalah jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi
penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
− NNI (Net National Income) adalah jumlah seluruh penerimaan yang
diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung
(indirect tax). Rumus : NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung.
− PI (Personal Income) adalah jumlah seluruh penerimaan yang
diterima masyarakat yang benar-benar sampai ketangan masyarakat
setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan
sosial, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus : PI = (NNI + Transfer Payment) - (laba ditahan + iuran
asuransi + iuran jaminan sosial + pajak perseorangan).
− DI (Disposible Income) adalah pendapatan yang diterima
masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya. Rumus
: DI = PI – Pajak Langsung.
c. Keseimbangan Perekonomian 2 Sektor, 3 Sektor, dan 4 Sektor
Keseimbangan pendapatan nasional memiliki parameter keseimbangan
yang harus dipenuhi baik untuk 2 sektor, 3 sektor maupun 4 sektor.
− Keseimbangan 2 Sektor, Perhitungan pendapatan keseimbangan 2
sektor terdiri (C = a + by). dari variabel konsumsi (C) dan investasi (I).
Rumus : Y = C + I → (C = a + by).
− Keseimbangan 3 Sektor, Perhitungan pendapatan keseimbangan 3
sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran
pemerintah (G), pajak (Tx) dan pembayaran transfer (Tr). Rumus : Y =
C + I + G → (C = a + byd).
− Keseimbangan 4 Sektor, Perhitungan pendapatan keseimbangan 4
sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran
pemerintah (G), pajak (Tx) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan
impor (M). Rumus : Y = C + I +G (X – M) → (C = a + bYd = > Yd
= Y – Tx + Tr).

Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Rumah Tangga
I = Perusahaan Swasta
G = Campur Tangan Pemerintah
S=Y–C
Y=C+I/C+S

d. Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi :


Masalah Makro Ekonomi:
− Masalah Pertumbuhan Ekonomi (karena minimnya minat untuk
menjadi pengusaha atau wirausaha)
− Masalah Ketidak stabilan Kegiatan Ekonomi
− Masalah Pengangguran ( Pengangguran a/ orang yg sedang
mencari pekerjaan tetapi belum dapat)
− Masalah Kenaikan Harga (Inflasi/ kenaikan harga secara umum
u/ janga waktu tertentu)
− Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Kebijakan Makro Ekonomi:
 Kebijakan Fiskal, meliputi langkah-langkah pemerintah
membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran
pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat dalam perekonomian.
 Kebijakan Moneter, meliputi langkah-langkah pemerintah
yang dilaksanakan oleh Bank Sentral untuk mempengaruhi
penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku
bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat.
 Kebijakan Segi Penawaran, bertujuan untuk mempertinggi
efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat
menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah
atau dengan mutu yang lebih baik.

 Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam
rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi
lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan
fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja
pemerintah.
Instrument Kebijakan Fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.
Kebijakan Anggaran/ Politik Anggaran:
− Anggaran defisit/fiskal ekspansif, kebijakan– pengeluaran >
pemasukan jika keadaan ekonomi sedang resesif.
− Anggaran surplus/kebijakan fiskal kontraktif >>
pemasukannya > pengeluarannya. Saat kondisi yang
ekspansi mulai memanas (overheating) untuk menurunkan
tekanan permintaan.
− Anggaran berimbang (balanced budget), pengeluaran =
pemasukan. Tujuan terjadinya kepastian anggaran serta
meningkatkan disiplin.

 Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi jumlah uang yang
beredar dan kredit yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat.
Kebijakan Moneter Bertujuan untuk mencapai stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan:
− Kesempatan Kerja, semakin besar gairah untuk berusaha, maka
akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan
produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini
berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan
kesejahteraan masyarakat.
− Kestabilan Harga, apabila kestabilan harga tercapai maka akan
menimbulkan kepercayaan dimasyarakat. Masyarakat percaya
bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan
harga yang akan masa depan.
− Neraca Pembayaran International, neraca pembayaran
international yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi
disuatu Negara. Agar neraca pembayaran international
seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-
kebijakan moneter.

Kebijakan Moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:


− Kebijakan Moneter Ekspansif/Monetary Expansive Policy
adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang
yang beredar.
− Kebijakan Moneter Kontraktif/Monetary Contractive Policy
adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tigh
tmoney policy).

Kebijakan Moneter, yaitu antara lain:


− Operasi Pasar Terbuka, dengan cara mengendalikan uang
yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (governmentsecurities).
− Fasilitas Diskonto (discountrate), pengaturan jumlah uang
yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral
pada bank umum.
− Rasio Cadangan Wajib, mengatur jumlah uang yang beredar
dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang
harus disimpan pada pemerintah.
− Himbauan Moral, menghimbau perbankan pemberi kredit
untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam
uang lebih kebank sentral untuk memperbanyak jumlah uang
beredar pada perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai