LILIN AROMATERAPI
DAUN KELOR DAN KULIT JERUK NIPIS
PENCEGAH COVID-19
Laporan Penelitian
Disusun dalam Rangka Mengikuti Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Tahun 2021
Oleh
Janeeta Nabila
Nawang Cendhani Widyatri
Haidar Rayhandi Gibran
1. Mengikuti lomba atas kemauan sendiri dan tanpa paksaan dari siapapun dan pihak
manapun serta telah mendapat persetujuan Orangtua/Wali.
2. Bersedia mengikuti lomba dengan jujur dan penuh tanggung jawab.
3. Mematuhi dan mengikuti protokol kesehatan Covid-19 selama mengikuti tes
sebagaimana diatur oleh panitia.
4. Bersedia dan patuh mengikuti segala peraturan yang telah ditentukan Panitia dan
mematuhi semua Keputusan Tim Juri atau Panitia. Apabila saya tidak mematuhi
segala ketentuan tersebut, saya dan orang tua/wali bersedia menerima konsekensinya,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Apabila terjadi masalah teknis menyangkut komputer/smart phone, listrik, internet,
dan sarana lainnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
6. Atas akibat dari poin tiga dan empat (3 & 4), saya tidak akan melakukan tuntutan
apapun kepada Panitia /Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
3
Surat pernyataan/pakta integritas ini, saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dari
pihak manapun, dan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yang menyatakan
ABSTRAK
Lilin aromaterapi adalah lilin yang mengandung bahan pewangi yang dapat digunakan sebagai
refresing, relaxing dan menyembuhkan sakit kepala. Lilin aromaterapi dapat digunakan untuk
berbagai tujuan, termasuk menghilangkan stres dan kecemasa. Lilin aromaterapi daun kelor dan
kulit jeruk dapat mencegah penyebaran virus Covid-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses
pembuatan lilin aromaterapi daun kelor dan kulit jeruk nipis pencegah Covid-19. Metode penelitian
yang digunakan adalah eksperimen, observasi, dan kajian pustaka. Menggunakan daun kelor
seberat 30 gram dan kulit jeruk nipis seberat 70gram. Dan alkohol dengan takaran masing-masing
50ml untuk merendam kulit jeruk nipis dan daun kelor di wadah yang berbeda. Waktu yang
diperlukan untuk mengekstrak adalah sekitar 3 hari. Proses pembuatan lilin ini diawali dengan
membuat ekstrak dari kulit jeruk nipis dan daun kelor kurang lebih selama 3 hari, kemudian kedua
ekstrak tersebut dicampur di dalam wadah yang berisi lilin cair, setelah pasang sumbu dan tunggu
lilin aromaterapi hingga membeku. Percobaan ini membutuhkan ketelitiaan, kerjasama, kesabaran,
serta kerja keras agar mencapai kesuksesan dan hasil yang memuaskan dalam membuat lilin
aromaterapi.
Kata Kunci: lilin aromaterapi, daun kelor, kulit jeruk nipis, pencegah, Covid-19
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit virus corona (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus corona yang baru-baru ini ditemukan. Sebagian besar orang yang tertular
Covid-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa
penanganan khusus.
Dari hal tersebut muncullah gagasan untuk membuat lilin aromaterapi dari kulit jeruk
dan daun kelor sebagai pencegah penyebaran virus Covid-19. Lilin aromaterapi
adalah lilin yang mengandung bahan pewangi yang dapat digunakan sebagai
refresing, relaxing dan menyembuhkan sakit kepala. Lilin aromaterapi dapat
digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk menghilangkan stres dan kecemasan.
Jeruk nipis merupakan jenis tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan,
tersebar di Asia dan Amerika Tengah dikenal juga sebagai jeruk pecel. Pohon jeruk
nipis dapat mencapai tinggi 3 – 6 meter, bercabang banyak dan berduri, daun
lonjong, tangkai daun bersayap kecil.
Kelor atau merunggai adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan
ini dikenal dengan nama lain seperti: limaran, moringa, ben-oil, drumstick,
horseradish tree, dan malunggay di Filipina.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pembuatan lilin aromaterapi daun
kelor dan kulit jeruk nipis pencegah Covid-19.
D. Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Lilin Aromaterapi
Bahan yang digunaan sebagai minyak aromaterapi adalah jeruk, kemangi, lavender,
vanilla, minyak kayu putih. Bahan yang digunakan sebagai aromaterapi mengandung
struktur kimia berupa benzene yang merupakan gugus aromaterapi. Banyak tanaman
yang digunakan untuk bahan pembuatan lilin aromaterapi beserta manfaatnya antara
lain Aromaterapi rosemary juga dipercaya untuk melancarkan peredaran darah,
mengobati reumatik, mengatasi kulit kusam, menurunkan kolestrol. Aromaterapi
papermint yang dipercaya dapat menyembuhkan gatal gatal seperti penytkit kulit dan
kadas, melancarkan penyumbatan sinus dan paru. Aromaterapi tea tree digunakan
sebagai aromaterapi yang dapat mengobati penyakit paru paru, cacar air, ruam syaraf
dan memberikan perlindungan untuk kulit dari radiasi bakar selama terapi kanker.
Aromaterapi ginger atau jahe dapat menatasi mual, menormalkan tekanan darah,
memberikan kehangatan, menghacurkan parasite usus. Aromaterapi bunga chamomile
dapat memeberikan manfaat menyenangkan, mengatasi badmood, antibiotic antiseptic,
antidepesran alami. Kemudian aromaterapi kulit jeruk pecel dapat mengurangi stresss,
gelisah, mengatasi masalah pernafasan seperti hidung mampet, flu, batuk, pilek.
Aromaterapi daun kemangi dapat mengatasi stress karena mengandung senyawa
flavonoid dan zat adatogen yaitu zat yang dapat mengendalikan stress (dikutip dari
https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/32004_3319021004_6_Kelurahan
%20_20200924_103015.pdf).
Kelor (Moringa oleifera) tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di
ketinggian ± 1000 dpl. Kelor banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman
rumah atau ladang. Daun kelor dapat dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5 hingga 2
meter yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6 bulan. (Kurniasih, 2014). Daun kelor
dapat dipanen setelah tumbuh 1,5 hingga 2 meter yang biasanya memakan waktu 3
sampai 6 bulan.
Menurut sejarahnya, tanaman kelor (Moringa oleifera) berasal dari daerah kawasan
sekitar Himalaya dan India kemudian menyebar sampai ke Benua Afrika dan Benua
Asia-Barat. Tanaman Moringa memiliki nama umum: di Jawa dinamakan kelor dan
Limaran, di Malaysia dinamakan Kalor dan Merunggai. di Thailand dinamakan Marum,di
Filiphina dinamakan Malunggay. Di Anglo Saxon, daun ini dikenal sebagai Ben-Oil Tree,
Clarifer Tree atau Drumstick Tree. Kata Moringa berasal dari kata Tamil Nadu India
7
yang artinya twisted pods (lanjaran biji muda yang seolah menggeliat.). Tanaman kelor
memiliki ketinggian 7-11 meter. Batangnya berkayu, tegak, berwarna putih, kulit tipis.
Daun majemuk bertangkai panjang yang berwarna hijau muda atau hijau pupus.
Menurut Roloff (2009) dalam Nugraha (2013), klasifikasi tanaman kelor adalah sebagai
berikut.
Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Dialypetalae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Familia : Moringaceae
Genus : Moringa
Species : Moringa oleifera
Menurut Simbolan et al., (2007), kandungan kimia yang dimiliki daun kelor yakni asam
amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin,
histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin. Daun kelor juga
mengandung makro elemen seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor,
serta mikro elemen seperti mangan, zinc, dan besi. Daun kelor merupakan sumber
provitamin A, vitamin B, Vitamin C, mineral terutama zat besi. Akar, batang dan kulit
batang kelor mengandung saponin dan polifenol. Selain itu kelor juga mengandung
alkaloida, tannin, steroid, flavonoid, gula tereduksi dan minyak atsiri. Akar dan daun
kelor juga mengandung zat yang berasa pahit dan getir. Sementara biji kelor
mengandung minyak dan lemak (Utami dan Puspaningtyas, 2013).
Manfaat daun kelor untuk kesehatan adalah Akar kelor dapat dimanfaatkan sebagai
antilithic (pencegah terbentuknya batu urine), rubefacient (obat kulit merah), vesicant
(menghilangkan kutil), antifertilitas dan antiinflamasi (peradangan). Batang kelor
dimanfaatkan sebagai rubefacient, vesicant, menyembuhkan penyakit mata, untuk
pengobatan pasien mengigau, mencegah pembesaran limpa dan untuk menyembuhkan
bisul (Krisnadi, 2014). Getah kelor dicampur dengan minyak wijen digunakan untuk
meredakan sakit kepala, demam, keluhan usus, disentri, dan asma. Bunga kelor dapat
digunakan untuk menyembuhkan radang, penyakit otot, histeria, tumor, dan
pembesaran limpa dan menurunkan kolesterol. Teh daun kelor kaya dengan kandungan
polifenol catechin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker, membunuh sel kanker, efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol LDL, dan menghambat pembentukan bekuan darah
abnormal yang menjadi penyebab utama serangan jantung dan stroke (Krisnadi, 2014).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah tanaman yang berasal dari Asia dan tumbuh
subur pada daerah yang beriklim tropis. Jeruk nipis merupakan salah satu tanaman
yang berasal dari famili Rutaceae dengan genus Citrus. Jeruk nipis memiliki tinggi
sekitar 150-350 cm dan buah berkulit tipis serta bunga berwarna putih. Tanaman ini
memiliki kandungan garam 10% dan dapat tumbuh subur pada anah yang
kemiringannya sekitar 30 derajat celcius (Prastiwi dan Ferdiansyah 2013).
Beberapa sumber mengatakan bahwa jeruk nipis berasal dari Birma Utara, Cina Selatan
dan India sebelah utara, tepatnya Himalaya dan Malaysia. Tanaman jeruk nipis masuk
ke Indonesia karena dibawa oleh orang Belanda (Aldi, 2016). Pada daerah tertentu
jeruk nipis dikenal dengan istilah yang berbeda-beda di pulau Sumatera (Kelangsa),
8
pulau Jawa (jeruk pecel dan jeruk nipis), di Kalimantan (lemau epi), pulau Sulawesi
(lemo ape), Makasar (napa punhat em nepi) dan Bugis (lemo kapasa) (Anna, 2012).
Tanaman jeruk nipis Citrus aurantifolia swingle menurut Saraf (2006) termasuk dalam
klasifikasi sebagai berikut.
Sistem perakaran jeruk nipis adalah berakar tunggang, akarnya memiliki cabang dan
serabut akar. Ujung akar terlindung oleh tudung akar yang bagian luarnya berlendir
sehingga ujung aar mudah menembus tanah (Liana, 2017). Batang yang tergolong
batang berkayu, berbentuk bulat, berduri pendek, kaku dan juga tajam. Daunnya
berwarna hijau dan jika sudah tua berwarna kuning. Permukaan atas berwarna hijau tua
mengkilap, permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Tulang daunnya
menyirip dengan tangkai bersayap ((Boekoesoe dan Jusuf 2015). Buah jeruk nipis
berbentuk bolah dengan diameter 3.5-5 cm (Liana, 2017). Sari buah nipis memiliki rasa
asam sekali berisi asam sitrat berkadar 7-8 % dari berat daging buah (Sarwono, 2001).
Saat masih mudah buahnya berwarna kuning jika semakin tua buahnya akan berubah
menjadi hijau muda atau kekuningan. Biji buah berbentuk bulat telur, pipih dan putih
kehijauan (Astarini dkk., 2010). Kulit buah pada jeruk nipis mengandung semacam
minyak atsiri yang pahit rasanya, minyak atsiri adalah minyak yang mudah sekali
mengalami penguapan didalam suhu kamar tanpa mengalami proses penguraian
terlebih dahulu (Liana 2017). Kulitnya juga mengandung flavonoid yang berperan
sebagai penangkap radikal bebas (Silalahi, 2006). Kulitnya jarang dikonsumsi karena
rasanya pahit tetapi banyak digunakan sebaai pelengkap masakan, penghilang bau
amis, bahan untuk pencuci piring (http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/5311/3/BAB
%20II.pdf).
Kandungan gizi yang ada di jeruk nipis adalah air 84,6 gram, protein 1,5 gram, lemak
1,0 gram, serat 1,3 gram, karbohidrat 10,9 gram, tiamin (vitamin B1) 0,02 mg Riboflavin
(vitamin B2) 0,03 mg Niacin (vitamin B3) 0,1 mg Vitamin C 63 mg Kalsium 90 mg Fosfor
20 mg Zat besi 0,3 mg Energi 59 kcal. Adapun senyawa kimia pada jeruk nipis
Antikarsinogenik , Anticardiovascular disease (berkaitan dengan penyakit jantung dan
pembuluh darah) Antihiperglikemia, Antialergi, Antiinflamasi Antimikroba, Antidepresan,
Analgesik (pereda nyeri).
Kandungan yang terdapat pada kulit jeruk nipis juga kaya akan serat makanan,
antioksidan, flavonol glikosida seperti kaempferol. Serta beragam phytochemical seperti
polifenol, limonene, dan terpena. Seratus gram kulit jeruk mengandung 11 gram serat,
sementara satu sendok makan kulit jeruk mengandung vitamin C dengan jumlah 3 kali
lipat dari daging buahnya.
Manfaat jeruk nipis bagi wajah menurut. antara lain mencerahkan wajah,
mengencangkan wajah secara alami, menghilangkan dan mengobati jerawat,
menyamarkan bekas jerawat dan flek hitam di wajah, membersihkan komedo dan
menghilangkan komedo hitam. Jeruk nipis juga memiliki manfaat untuk rambut yaitu,
menebalkan rambut, menghilangkan ketombe, menebalkan alis dan bulu mata.
9
D. COVID-19
Penyakit virus corona atau coronavirus disease 2019 atau lebih popular dengan nama
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus corona atau
SARS-CoV-2. Diberi nama korona atau mahkota karena penampakan virus memang
menyerupai mahkota akibat tonjolan protein berpentuk paku paku yang ada di
pemukaan virus. Ukuran virus corona adalah berdiameter kurang lebih 120 mikrometer.
Penularan virus corona sangat cepat dan menyerang system pernapasan manusia dan
dapat menyebabkan kematian. Penyakit Covid-19 pertama kali melanda di Kota Wuhan
dari China.
Saat ini, Covid-19 membuat semua warga dunia cemas dan panik. Infeksi virus ini
menyebaar dari satu orang ke orang lain melalui percikan atau droplet pada saat
penderita berbicara, bersin ataupun batuk. Apalagi droplet mengenai wajah seperti
mata, hidung, mulut maka orang yang ada didekatnya dapa tertular melalui jarak sekitar
satu meter. Penderita Covid-19 akan mengalami gejala umum seperti demam, batuk
kering, flu. Bahkan, bagi penderita rentan yang disertai penyakit bawaan seperti
diabetes mellitus, jantung, hipertensi akan berakibat pada kematian. Maka dari itu,
semua orang didunia dianjurkan menggunakan masker, jarak jarak atau sosial
distancing, dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah rantai
penyebaran virus Covid-19. (dikutip dari https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-
topik/penyakit-covid-19.)
Varian virus Corona yang sudah menyebar di Indonesia adalah varian virus Inggris
B.1.1.7 disebut Alpha varian. Studi awal pada varian baru virus corona menunjukan
potensi penularan dan rawat inap. Varian virus Corona Afrika Selatan B.1.351 disebut
Beta. Varian virus corona Brasil P.1 disebut Gamma Varian. Varian India B.1.617.2
disebut Delta.Diketahui bahwa varian Delta cenderung lebih menular pada anak
dibawah usia 18 tahun, hal ini didapat berdasarkan riset Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI).
Beberapa vaksin Covid 19 yang sudah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia antara lain vaksin Sinovac dan Sinophram yang berasal dari China, vaksin
Oxford-Astra Zenecan berasal dari Inggris, vaksin Moderna, Pfizer-BioNTech, Novavax
berasal dari Amerika Serikat. Vaksin sudah mendapat ijin penggunaan darurat dari BPOM
serta mendapat sertifikat halal dari MUI. Vaksin tersebut akan memicu system imun tubuh
untuk menghasilkan antibody dan antibody itulah yang digunakan untuk melawan virus
Corona.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, observasi, dan kajian pustaka.
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan berikut.
1. Eksperimen
Penelitian melakukan unjuk eksperimen sebagai tata cara pengumpulan data dengan
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, serta melakukan langkah-langkah
pembuatan lilin aromaterapi daun kelor dan kulit jeruk nipis pencegah COVID-19.
2. Observasi
Observasi dilakukan peneliti untuk melihat secara langsung proses eksperimen serta
pengamatan langsung terhadap subjek penelitian yang dilaksanakan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk membantu mengetahui proses eksperimen dan untuk
evaluasi.
3. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini diperlukan referensi dari buku maupun internet. Referensi-referensi
tersebut dikumpulkan menjadi satu dalam kajian pustaka yang berfungsi menambah
pemahaman tentang suatu bahan maupun hal-hal yang mungkin tidak seharusnya
dilakukan saat eksperimen.
B. Cara Pengukuran
Menggunakan daun kelor seberat 30 gram dan kulit jeruk nipis seberat 70gram. Dan alkohol
dengan takaran masing-masing 50ml untuk merendam kulit jeruk nipis dan daun kelor di
wadah yang berbeda. Waktu yang diperlukan untuk mengekstrak adalah sekitar 3 hari.
Dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap penelitian: Pertama, tahap perencanaan;
kedua, tahap pelaksanaan; dan ketiga tahap pengolahan data. Tahap perencanaan meliputi
mempelajari naskah, buku-buku dan data-data dari internet yang berhubungan dengan
penelitian. Tahap selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini, data yang telah
dikumpulkan dijadikan korpus sebagai data mentah. Kemudian penulis memilih data-data
yang akan digunakan. Setelah tahapan ini selesai, hasilnya dijadikan data utama.
Pengolahan data pada penelitian ini yaitu literatur data utama yang sudah dipilih
berhubungan dengan lilin aromaterapi dari daun kelor dan kulit jeruk nipis pencegah COVID-
19, kemudian dianalisa dan disimpulkan.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Lilin Aromaterapi
Jenis lilin yang digunakan dalam kegiatan pemanfaatan aromaterapi yaitu lilin yang
apabila dinyalakan akan mengeluarkan wangi aromaterapi, karena di dalam batang lilin
telah dicampur dengan cairan aromaterapi.
B. Zat Zat yang Terkandung didalam Daun Kelor dan Kulit Jeruk Nipis
Menurut Simbolan et al., (2007), kandungan kimia yang dimiliki daun kelor yakni asam
amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin,
histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin. Daun kelor juga
mengandung makro elemen seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor,
serta mikro elemen seperti mangan, zinc, dan besi. Daun kelor merupakan sumber
provitamin A, vitamin B, Vitamin C, mineral terutama zat besi. Akar, batang dan kulit
batang kelor mengandung saponin dan polifenol. Selain itu kelor juga mengandung
alkaloida, tannin, steroid, flavonoid, gula tereduksi dan minyak atsiri. Akar dan daun kelor
juga mengandung zat yang berasa pahit dan getir. Sementara biji kelor mengandung
minyak dan lemak (Utami dan Puspaningtyas, 2013).
Kandungan kimia pada kulit jeruk nipis Kalori 37,00 kal 2. Protein 0,80 g 3. Lemak 0,10 g
4. Karbohidrat 12,30 g 5. Kalsium 40,00 mg 6. Fosfor 22,00 mg 7. Zat Besi 0,60 mg 8.
Vitamin B1 0,04 mg 9. Vitamin C 27,00 mg 10 11. Air Hidrat arang 86,00 mg 12,4 g.
Menurut Anna (2012) kandungan lain yang ditemukan dalam jeruk nipis antara lain
seperti vitamin A, belerang, asam sitrun, glikosida, dammar, minyak atrisi (meliputi;
nildehid, aktilaldehid, linali-lasetat, gerani-lasetat, kadinen, lemon kamfer, felandren,
limonene dan sitral), asam amino (lisin, triptofan), asam sitrat.
C. Pemanfaatan Daun Kelor dan Kulit Jeruk Nipis Sebagai Lilin Aromaterapi
Pemanfaatan daun kelor dan kulit jeruk nipis sebagai lilin aroma terapi dilakukan dengan
3 cara, 1 persiapan, 2 pelaksanaan, 3 evaluasi.
1. Persiapan
a. Alat
Gelas kecil berukuran 150 ml
Sendok
Gelas takar
Panci tanpa tutup
b. Bahan
30gram daun kelor segar
12
50ml alkohol 70% (pelarut daun kelor dan kulit jeruk nipis)
25ml ( 10ml larutan daun kelor dan 15ml larutan kulit jeruk nipis) sebagai
campuran lilin
50ml lilin cair
Sumbu
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan terbagi menjadi dua, yaitu tahap pembuatan dan tahap pengambilan
data.
a. Tahap Pembuatan
Lilin yang dihasilkan dapat beku hampir mendekati sempurna dalam suhu kamar.
Ketika dibakar, lilin mengeluarkan aroma jeruk nipis yang cukup kuat dan merilekskan
Tidak terdapat endapan, serta lilin dapat menyala dengan baik.
3. Evaluasi
Berdasarkan hasil uji coba pembuatan lilin aromaterapi dapat diketahui hasil lilin,
aromaterapinya, dan manfaat dari lilin tersebut bagi masyarakat.
13
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Proses pembuatan lilin ini diawali dengan membuat ekstrak dari kulit jeruk nipis dan
daun kelor kurang lebih selama 3 hari, kemudian kedua ekstrak tersebut dicampur di
dalam wadah yang berisi lilin cair, setelah pasang sumbu dan tunggu lilin aromaterapi
hingga membeku. Percobaan ini membutuhkan ketelitiaan, kerjasama, kesabaran,
serta kerja keras agar mencapai kesuksesan dan hasil yang memuaskan dalam
membuat lilin aromaterapi.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan percobaan liln aromaterapi dari kulit jeruk
dan daun kelor ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam penanganan
masalah penyebaran virus Covid-19 di Indonesia, diharapkan lilin aromaterapi ini
dapat mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan zat zat yang ada di dalam daun
kelor dan kulit jeruk nipis.