Anda di halaman 1dari 22

PAJAK PENGHASILAN

PASAL 24

KREDIT PAJAK LUAR NEGERI


Pengertian PPh Pasal 24
 Pajak penghasilan Pasal 24 adalah pajak yang
dibayar atau terutang di luar negeri atas
penghasilan dari luar negeri yang diterima atau
diperoleh wajib pajak dalam negeri.
 PPh pasal 24 ini boleh dikreditkan terhadap total
pajak penghasilan terutang dalam suatu tahun
pajak.
Permohonan Pengkreditan Pajak Atas Penghasilan Luar
Negeri (KMK No.164/KMK.03/2002)

 Tentang Kredit pajak luar negeri, untuk bisa


melakukan pengkreditan pajak luar negeri, Wajib
Pajak harus menyampaikan surat permohonan
kepada Direktur Jendral Pajak dengan dilampiri:
 Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari
luar negeri
 Photo copy Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan
di luar negeri
 Dokumen pembayaran pajak di luar negeri
Penggabungan Penghasilan dari Luar Negeri

 Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar


negeri dilakukan sebagai berikut:
 Penghasilan yang berasal dari usaha, penggabungan dilakukan
dalam tahun pajak pada saat diperolehnya laba tersebut (accrual
basis)
 Penghasilan lainnya seperti sewa, bunga, royalti dan lain-lain,
penggabungan penghasilan dilakukan dalam tahun pajak
diterimanya penghasilan tersebut (cash basis)
 Penghasilan berupa dividen yang diperoleh WP Pribadi dalam
negeri dari penyertaan modal sekurang – kurangnya 50% dari
jumlah saham disetor atau secara bersama – sama dengan WP
dalam negeri lainnya sekurang – kurangnya 50% dari jumlah saham
disetor pada badan usaha diluar negeri yang sahamnya tidak
diperdagangkan di bursa efek, dilakukan dalam tahun pajak
dimana dividen tersebut diumumkan
 Kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh digabungkan
dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak di Indonesia
Penentuan Sumber Penghasilan

 Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya, maka


sumber penghasilan adalah negara tempat badan
yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut
berkedudukan
 Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa
sehubungan denga penggunaan harta gerak, maka
sumber penghasilan adalah negara tempat pihak
yang membayar (atau dibebani bunga, royalti, atau
penggunaan harta) tersebut berada atau
berkedudukan
Penentuan Sumber Penghasilan

 Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan


harta tak bergerak, maka sumber penghasilan adalah negara
tempat harta tersebut terletak
 Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa,
pekerjaan, dan kegiatan, maka sumber penghasilan adalah
negara tempat pihak yang membayar (atau dibebani
imbalan) tersebut berada atau berkedudukan
 Penghasilan berupa bentuk usaha tetap, maka sumber
penghasilan adalah negara tempat bentuk usaha tetap
tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
Besarnya Kredit Pajak yang diperbolehkan

 Pajak atas penghasilan yang terutang atau dibayar di luar


negeri yang dapat dikreditkan terhadap total PPh terutang di
Indonesia hanya pajak yang langsung dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar
negeri tersebut
 Besarnya kredit pajak yang diperbolehkan adalah setinggi-
tingginya sama dengan jumlah pajak yang dibayar atau
terutang di luar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumlah
yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari
luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak (PKP), atau
setinggi-tingginya sama dengan pajak yang terutang atas PKP
lebih kecil dari penghasilan luar negeri
Contoh 1
 PT Putra Jaya di Yogyakarta memperoleh
penghasilan neto pada tahun 2015 sebagai
berikut:
- Penghasilan dari dalam negeri Rp500.000.000
dengan omset Rp15.500.000.000
- Penghasilan dari luar negeri Rp500.000.000
(dari jasa lainnya) tarif pajak 20%
Jawab 1
 1. Menghitung total PKP

Penghasilan dari dalam negeri 500.000.000

Penghasilan dari luar negeri 500.000.000

Jumlah penghasilan neto 1.000.000.000


 Menghitung peredaran bruto
 Peredaran bruto Rp 15.500.000.000
 Penghasilan LN Rp 500.000.000
 Jumlah peredaran bruto Rp 16.000.000.000
Jawab 1
 2. Menghitung total PPh terutang
dg fasilitas
(4,8 M/peredaran bruto) x PKP = ...
(Rp4,8M/16M) x1M = Rp300.000.000
25% x 50% x Rp300.000.000 = Rp37.500.000
tanpa fasilitas
Rp1.000.000.000 –Rp300.000.000= 700.000.000
25% x Rp700.000.000 = Rp175.000.000
Rp37,500.000 + Rp175.000.000 = Rp212.500.000
Jawab 1
 3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai
perbandingan penghasilan
Penghasilan luar negeri
PPh Maksimum di LN   Total PPh teru tan g
Total penghasilan dalam dan luar negeri

Rp500.000.000,00
PPh Maksimum di LN   Rp 212.500.000  Rp106.250.000
Rp1.000.000.000,00
Jawab 1
 4. Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di
luar negeri
Tarif pajak di luar negeri x penghasilan luar negeri
20% x Rp500.000.000 = Rp100.000.000
 5. Menghitung Kedit Pajak luar negeri yang
diperbolehkan
Rp106.250.000 dibandingkan dengan
Rp100.000.000, maka yang boleh dikreditkan
adalah Rp100.000.000.
Contoh 2, Penghitungan PPh Pasal 24 untuk
Penghasilan dari Beberapa Negara
PT X berkedudukan di Jakarta memperoleh penghasilan neto
dalam tahun 2015 adalah sbb:
a. Penghasilan neto dari dalam negeri sebesar
Rp8.000.000.000,00 (peredaran usaha Rp50M)
b. Di Singapura memperoleh penghasilan sewa (neto) sebesar
Rp 2.000.000.000,00, dimana PPh yang dibayar di Singapura
sebesar Rp 800.000.000,00
a. Di Vietnam memperoleh penghasilan (jasa lainnya) sebesar
Rp 6.000.000.000,00, dimana PPh yang dibayar sebesar
Rp1.500.000.000,00
b. Di Malaysia menderita kerugian (rugi neto) sebesar
Rp5.000.000.000,00 peredaran bruto Rp10M
Jawab 2

1) Menghitung Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Neto dari Dalam Negeri Rp 8.000.000.000,00


Penghasilan Neto dari Singapura Rp 2.000.000.000,00
Penghasilan Neto dari Vietnam Rp 6.000.000.000,00
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp16.000.000.000,00

Rugi neto dari Malaysia tidak boleh digabung (tidak diakui)


Jawab 2
2. Menghitung PPh terutang
PPh fasilitas:
4,8 m/50 m x 16.000.000.000 = 1.536.000.000
25% x 50% x 1.536.000.000 = 192.000.000
PPh non fasilitas:
16.000.000.000-1.536.000.000 = 14.464.000.000
25% x 14.464.000.000 = 3.616.000.000
Total PPh terutang = 192.000.000 + 3.616.000.000
= 3.808.000.000
Jawab 2
3) Menghitung PPh yang dipotong di Luar Negeri
Besarnya PPh yang dipotong di Singapura Rp 800.000.000,00
Besarnya PPh yang dipotong di Vietnam Rp 1.500.000.000,00

4) Menghitung PPh Maksimum yang boleh dikreditkan

Rp 2.000.000.000,00 = Rp476.000.000,00
PPh Maksimum dari Singapura   Rp3.808.000.000
Rp16.000.000.000,00

= Rp1.428.000.000,00
Rp6.000.000.000,00
PPh Maksimum dari Vietnam   Rp3.808.000.000
Rp16.000.000.000,00
Jawab 2
5) Menghitung PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan :

Negara Pajak dipotong di Luar Kredit Pajak Maksimum PPh Pasal 24 yang
Negeri boleh dikreditkan
Singapura Rp 800.000.000,00 Rp476.000.000,00 Rp476.000.000,00

Vietnam Rp 1.500.000.000,00 Rp1.428.000.000,00 Rp1.428.000.000,00

Jumlah Rp 2.300.000.000,00 Rp 1.904.000.000,00 Rp 1.904.000.000,00

PPh yang dapat dikreditkan hanya Rp476.000.000,00 meskipun secara nyata


membayar PPh di Singapura sebesar Rp800.000.000,00. Sisanya tidak boleh
dikompensasi ke tahun berikutnya, direstitusi, maupun dibebankan sebagai biaya.
Contoh 3, Penghitungan PPh Pasal 24 Jika Terjadi
Kerugian Usaha Dalam Negeri

PT Ananda Raya berkedudukan di Surabaya memperoleh


penghasilan neto dalam tahun 2015 sebagai berikut:

Penghasilan neto (rugi)dalam negeri Rp(600.000.000,00)


(peredaran usaha Rp10M)
Penghasilan jasa lainnya di Philipina Rp3.000.000.000,00
Jumlah penghasilan neto Rp2.400.000.000,00
PPh yang terutang di Philipina Rp1.200.000.000,00

Hitunglah PPh Pasal 24?


Jawab 3

1) Menghitung Penghasilan Kena Pajak (-600jt + 3M) Rp 2.400.000.000,00


2) Menghitung PPh terutang
25% x Rp2.400.000.000x 50% Rp.300.000.000,00
Jumlah pajak terutang Rp300.000.000,00
3) Menghitung PPh yang dipotong di Luar Negeri Rp 1.200.000.000,00
3.000.000.000 x 300.000.000 = 375,000,000
2.400.000.000
4. Menghitung PPh yang dipotong di LN = Rp.1.400.000

Karena jumlah Penghasilan Kena Pajaknya lebih kecil dari pada


Penghasilan neto dari Luar Negeri (dalam negeri mengalami
kerugian), maka maksimum kredit pajak luar negeri adalah sama
dengan jumlah PPh yang terutang, yaitu Rp300.000.000,00.
Latihan 1

PT. SINAR PAGI yang beralamat di Yogyakarta memperoleh


penghasilan dari dalam dan luar negeri selama tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
Penghasilan dalam negeri (omset 12M) Rp180.000.000,00
Penghasilan luar negeri (neto) Rp420.000.000,00

Diminta:
a) Hitunglah PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan untuk tahun
pajak 2015 jika tarif pajak yang berlaku di luar negeri
sebesar 30%
b) Hitunglah PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan untuk tahun
pajak 2015 jika tarif pajak yang berlaku di luar negeri
sebesar 25%
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai