Anda di halaman 1dari 86

al

PEDAGOGIK
Yusep Kurniawan, M.Pd.
DESAIN PEMBELAJARAN
PEDAGOGIK
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah disebut ….
A. Standar Penilaian Pendidikan
B. Standar Isi
C. Standar Pengelolaan
D. Standar Kompetensi lulusan
E. Standar Pelayanan Minimal
Analisis SKL, KI, dan KD
 Berdasarkan Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 yang
dimaksud dengan Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
 Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Dan
Sebuah upaya untuk : 1) mengetahui arah capaian setiap peserta didik dalam
menuntaskan pembelajaran yang dilakukan; 2) mengetahui apakah KI yang
telah dirumuskan menunjang dalam pencapaian SKL dilakukan pada ….

A. akhir tahun pelajaran

B. pertengahan tahun pelajaran

C. setiap awal semester

D. setiap akhir tahun pelajaran

E. awal tahun pelajaran


Analisis SKL, KI, dan KD
 Berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, Kompetensi Inti (KI)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi Inti dirancang
untuk setiap kelas.
 Analisis dilakukan di awal tahun pelajaran, bukan pada saat proses tahun
pelajaran berjalan. Tanpa melakukan analisis terhadap SKL dan KI
dikhawatirkan proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak jelas arah
tujuannya.
Pak Nur merupakan guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu ia
melakukan analisis kompetensi dasar. Hal tersebut sangat penting
menurutnya dilakukan sebelum melaksanakan proses pembelajaran.
Dasar yang harus menjadi acuan dalam melakukan kegiatan tersebut
adalah ….
1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016
2. Permendikbud No. 21 Tahun 2016
3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016
4. Permendikbud No. 23 Tahun 2016
5. Permendikbud No. 37 Tahun 2018
Permendikbud 37 Tahun 2018
 Status Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 ini adalah Mengubah Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

 ..
Guru sebagai pendidik dalam mengajar harus dapat menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran, guru harus dapat mengembangkan indikator
pencapaian kompetensi. Dalam pengembangannya guru juga harus mengetahui
jenis dan ciri-ciri dari indikator pencapaian kompetensi. Berikut pernyataan yang
benar dari jenis indikator pencapaian kompetensi yang harus dikembangkan guru
adalah ….
A. Indikato utama, Indikator kunci, indikator pendukung
B. Indikator kunci, indikator pendukung, indikator pengayaan
C. Indikator utama, indikator pendukung, indikator penunjang
D. Indikator kunci, indikator pendukung, indikator tambahan
E. Indikator kunci, indikator tambahan, indikator pengayaan
Pak Slamet akan mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dari sebuah
kompetensi dasar. Indikator tersebut sebenarnya tidak harus ada. Ia juga merasa
potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi daripada kompetensi
dasar yang jadi acuan pembuatan indikator pencapaian kompetensi. Indikator yang
ia susun melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal kompetensi dasar.
Oleh sebab itu ia menganggap perlu peningkatan dari standar minimal yang
dituntut kompetensi dasar.
Ilustrasi di atas menggambarkan ciri-ciri dari ….
A. Indikator kunci
B. Indikator tambahan
C. Indikator utama
D. Indikator pendukung
E. Indikator pengayaan
Salah satu bagian yang harus ada dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran
memiliki fungsi sebagai pedoman dalam pengembangan materi pembelajaran,
mendesain kegiatan pembelajaran, mengembangkan bahan ajar, serta dalam
merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Pernyataan di atas merupakan fungsi dari ….
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
D. Standar Kompetensi
E. Tujuan pembelajaran
Bu Budi telah menyusun sebuah Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari sebuah
kompetensi dasar (KD). IPK yang ia susun merupakan IPK yang tertulis dalam
pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik
tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran. IPK yang dibuat bu Budi
merupakan IPK yang menjadi penentu ketercapaian KD.
Ilustrasi tersebut merupakan ciri-ciri dari IPK ….
A. kunci
B. tambahan
C. utama
D. pendukung
E. pengayaan
Rumusan indikator kunci untuk kompetensi dasar "Menganalis
hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di
lingkungan sekitar " adalah ....
A. mengidentifikasi hubungan antar komponen ekosistem
B. menjelaskan hubungan antar komponen ekosistem di lingkungan
sekitar
C. menjelaskan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar
D. menelaah hubungan antar komponen ekosistem
E. menentukan dampak terjadinya ketidakseimbangan ekosistem di
lingkungan sekitar
Indikator Pencapaian Kompetensi

IPK dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional


yang dapat diukur. IPK merupakan rumusan kemampuan yang
harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD) sehingga IPK menjadi
tolak ukur ketercapaian suatu KD.
IPK berfungsi sebagai :
1. pedoman dalam pengembangan materi pembelajaran
2. pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
3. pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
4. pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil
belajar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengembangan IPK memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tentukanlah proses berpikir yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai
kompetensi minimal yang ada pada KD;
2. Rumusan IPK menggunakan kata kerja operasional (KKO) (ada di SLIDE 29 PPT
PEMB.HOTS) yang bisa diukur;
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas, dan mudah dipahami;
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda;
5. Hanya mengandung satu tindakan;
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi, dan kebutuhan peserta didik,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Langkah-langkah dalam merumuskan IPK
1. Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi
target yang harus dicapai peserta didik;

2. Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK;

3. Menggunakan kata kerja operasional yang sesuai untuk perumusan IPK agar
konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK diidentifikasi dari
Lower Order Thinking Skills (LOTS) menuju Higher Order Thinking Skills (HOTS);

4. Merumuskan IPK pendukung dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan


dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta didik.
Hubungan Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan Sumber:
Anderson, L., and Krathwohl, D. (eds.) (2001) “Assessing: A Revision of Bloom’s
Taxonomy” Publishing Co, New York, US.
No Perkembangan Berfikir Taksonomi Bentuk Pengetahuan Pembelajaran
Bloom Revised Anderson (Cognitive (Knowledge Dimension)
Process Dimension)
1 Mengingat (C1) Pengetahuan Faktual Lower Order
Thinking Skills
2 Memahami (C2) Pengetahuan Konseptual (LOTS)

3 Menerapkan (C3) Pengetahuan Prosedural ( MOTS )

4 Menganalisis (C4) Pengetahuan Higher Order


5 Mengevaluasi (C5) Metakognitif Thinking Skills
(HOTS)
6 Mengkreasi (C6)
Kategori IPK

1.IPK kunci,
2.IPK pendukung, dan
3.IPK pengayaan.
IPK Kunci
1. Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi,
Keterpakaian).
2. Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
3. Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
4. Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai
peserta didik tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.

IPK Pendukung
1.Membantu peserta didik memahami indikator kunci
2.Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah
dipelajari peserta didik, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.
IPK Pengayaan

1. Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan


kompetensi dari standar minimal KD.
2. Tidak selalu harus ada.
3. Dirumuskan apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi
yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar
minimal KD.
 IPK kunci harus menjadi fokus perhatian guru dalam
pelaksanaan penilaian karena indikator kuncilah yang menjadi
tolak ukur dalam mengukur ketercapaian kompetensi minimal
peserta didik berdasarkan Kompetensi Dasar.

 Dengan kata lain, IPK kunci adalah indikator yang harus


diujikan kepada peserta didik (dinilai). Sedangkan IPK pendukung
dan IPK pengayaan dalam melakukan penilaian disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan pemahaman peserta didik terhadap IPK
kunci yang telah diberikan.
Merumuskan IPK
Contoh Kompetensi Dasar 3.8 (Mupel IPA Kelas IV)

Menjelaskan pentingnya upaya menjaga keseimbangan dan pelestarian sumber


daya alam di lingkungannya

Kompetensi Dasar 4.8

Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di


lingkungannya.
KI-3
IPK Kunci
3.8.1 Menjelaskan pentingnya upaya menjaga keseimbangan daya alam di lingkungannya
3.8.2 Menjelaskan pentingnya upaya pelestarian daya alam di lingkungannya
IPK Pendukung
3.8.3 Merencanakan upaya menjaga keseimbangan sumber daya alam di lingkungan
3.8.4 Merencanakan upaya pelestarian sumber daya alam di lingkungan
3.8.5 Mengidentifikasi peran hewan sebagai sumber daya alam dalam menjaga keseimbangan alam

IPK Pengayaan
3.8.6 Mendeteksi faktor penyebab ketidakseimbangan sumber daya alam di lingkungan
Ibu Sonia mengajar di SD Merdeka Belajar. Ia adalah adalah guru kelas 5 dengan jumlah
murid sebanyak 20 murid. Di antara 20 murid di kelasnya, Bu Sonia memperhatikan bahwa
2 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian.

Karena ia tidak ingin ketiga muridnya tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid
lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja tambahan untuk 2 murid
tersebut. Jadi jika murid lain mengerjakan 10 soal perkalian, maka untuk 2 anak tersebut
mengerjakan 15 soal perkalian. Keputusan Ibu Sonia sesuai ilustrasi di atas adalah ….
A. salah, karena keputusan bu Sonia kurang jelas
B. salah, karena keputusan bu Sonia kurang berdasar alasan alasan yang jelas
C. benar, karena bu Sonia berusaha memfasilitasi semua murid untuk belajar
D. benar, karena bu Sonia tidak ingin muridnya membuang waktu sia-sia
E. benar, karena bu Sonia menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
Bu Rani merupakan guru kelas 3 SD yang selalu berusaha menciptakan lingkungan
belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai
tujuan belajar yang tinggi. Kemudian ia juga memastikan setiap murid di kelasnya
tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
Keputusan yang diambil Bu Nur seperti pada ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa
Bu Nur mengimplementasikan jenis pembelajaran ….
A. Terpadu
B. Tematik
C. Berdiferensiasi
D. Berkolaborasi
E. Bekerjasama
Ibu Sri mengajar bahasa Indonesia di SD Maju Jaya. Ia memiliki 25 orang murid.
Salah satu Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh murid-muridnya adalah
menceritakan kembali isi teks narasi (cerita imajinasi) yang didengar dan dibaca
secara lisan, tulis, dan visual. Sebagai penilaian sumatif, murid-murid diminta
untuk membuat sebuah pertunjukan yaitu mereka harus menceritakan kembali
sebuah cerita narasi. Setelah siswa ditugaskan membaca cerita narasi yang telah
ditentukan, Bu Sri lalu memberikan pilihan apakah murid ingin bekerja dalam
kelompok atau secara individual. Bu Sri juga membiarkan mereka memilih bentuk
penyajian yang mereka inginkan (puisi, drama, lagu, dan lain-lain). Ibu Dian lalu
berdiskusi dengan murid untuk merancang rubrik penilaiannya. Semua aspek yang
diharapkan dapat dikuasai dan ditunjukkan oleh murid (sesuai kompetensi dasar)
dijadikan kriteria dalam rubriknya tersebut. Ibu Sri juga menetapkan batas waktu
untuk penyelesaian tugas ini.
Dari deskripsi yang disampaikan di atas, strategi diferensiasi
diimplementasikan oleh Bu Sri adalah….
A. diferensiasi proses dan produk
B. diferensiasi konten dan produk
C. diferensiasi konten, proses dan produk
D.diferensiasi produk
E. diferensiasi konten dan proses
Pak Subur adalah guru Kelas VI SD 1 Cemerlang. Salah satu Kompetensi Dasar yang harus dicapai
murid-muridnya adalah: Menganalisis perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia
dalam menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan. Ia kemudian
menyiapkan berbagai materi bacaan terkait kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam
berbagai tingkat kesulitan dan menugaskan murid-muridnya membaca materi yang sesuai dengan
kemampuan mereka. Murid juga diperbolehkan memilih aspek sosial budaya yang ingin mereka
analisis. Menurut Anda, perspektif kebutuhan murid yang diakomodasi dalam rencana
pembelajaran yang dibuat oleh Pak Subur tersebut adalah ….
A. profil belajar dan kesiapan belajar murid
B. minat dan profil belajar murid
C. profil belajar murid
D. kesiapan belajar murid
E. minat dan kesiapan belajar murid
Di antara pernyataan berikut ini, manakah yang menurut Anda merupakan alasan
yang paling tepat bagi pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi?
A. Pembelajaran berdiferensiasi diperlukan agar standar kurikulum dapat
disesuaikan dengan kecepatan murid dalam mencapai standar kurikulum
B. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi untuk merespon atas masalah
yang muncul dalam pembelajaran
C. Pembelajaran diferensi dibutuhkan untuk mengakomodasi kebutuhan anak
yang tingkat pemahamannya lebih tinggi dari yang lainnya
D. Pembelajaran berdiferensiasi diperlukan agar kita dapat menyesuaikan proses
pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid
E. Setiap anak memiliki kemampuan berbeda, sehingga pembelajaran harus dibuat
secara individual berdasarkan pengetahuan awal setiap murid
Pembelajaran Berdiferensiasi
• Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah
usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
• Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk
akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada
kebutuhan murid.
Keputusan-keputusan masuk akal dalam pembelajaran berdiferensiasi yang dibuat
tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan


bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
3. Penilaian berkelanjutan.
4. Merespon kebutuhan belajar muridnya.
5. Manajemen kelas yang efektif.
7 Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi
Dapat Berhasil
1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.
2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada
kuantitatif.
3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian.
4. Pembelajaran Berdiferensi menggunakan beberapa pendekatan
terhadap konten, proses, dan produk.
5. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid.
6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari
pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.
7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis.
Memetakan Kebutuhan Belajar Murid
Tomlinson (2001)
Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Kesiapan belajar (readiness) murid
2. Minat murid
3. Profil belajar murid
KESIAPAN BELAJAR (READINESS)

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari


materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan
murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun
dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai,
mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan
belajar murid berdasar kesiapan murid
Adapun tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid
berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi
tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid
terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette &
Ramsook, 2013).
MINAT MURID
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.
PROFIL BELAJAR MURID
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa,
budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain
itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang.

Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil


belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk
belajar secara natural dan efisien.
PENILAIAN
PEDAGOGIK
Bu Beti melakukan kegiatan penilaian formatif dan dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada proses penilaian penilaian peserta didik ia
libatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman
penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar
memperoleh capaian belajar yang maksimal.

Penjelasan di atas merupakan ….

A. Assesmen of learning
B. Assesmen for learning
C. Assesmen as learning
D. Assesmen to lerarning
E. Assesmen learning
• Penilaian konvensional cenderung dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari
proses pembelajaran.

• Pemanfaatan penilaian bukan sekadar mengetahui pencapaian hasil belajar, justru yang
lebih penting adalah bagaimana penilaian mampu meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam proses belajar.

• Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu :

1. assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran),

2. assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan

3. assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).


Assessment of learning
merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
selesai. Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi di akhir tahun atau
di akhir peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu.
Setiap pendidik melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk memberikan
pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses pembelajaran
selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment of learning.

Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian


sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar).
Assessment for learning
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya
digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar
mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan
umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan,
dan menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat
dimanfaatkan oleh pendidik untuk meningkatkan performan dalam
memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya
tugas, presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-contoh
assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).
Assessment as learning
mempunyai fungsi yang mirip dengan assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai penilaian
formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Perbedaannya,
assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian
tersebut. Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri.
Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as
learning.

Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat dilibatkan dalam merumuskan prosedur
penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan
pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Pak Bondan guru Matematika di SMP Bakti Pertiwi. Ia melakukan penilaian harian pada
seluruh murid di kelasnya. Dua murid Joko dan Dodo yang duduk bersebelahan memiliki
hasil skor ulangan harian yang sama. Ia menduga kedua muridnya bekerjasama. Melihat
kondisi tersebut Pak Bondan mengambil tindakan memberi nilai yang berbeda. Kebetulan
Dodo adalah sepupu Pak Bondan, jadi Dodo mendapat nilai lebih tinggi dari Joko.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa guru tidak menerapkan prinsip penilaian ….
A. Menyeluruh
B. Objektif
C. Sistematis
D. Adil
E. Terpadu
Pak Beni akan melakukan penilaian akhir pembelajaran. Ia membuat 10 butir
soal yang ia rujuk dari materi yang dikembangkan dari IPK. Soal yang ia buat
memiliki konten dan tingkat kesukaran yang sama. 10 soal tersebut ia bagian
kepada ke-20 murid di kelasnya. Dari 20 murid terdapat 3 murid ABK.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa guru tidak menerapkan prinsip
penilaian ….
A. Menyeluruh
B. Objektif
C. Sistematis
D. Adil
E. Terpadu
Pak Slamet seorang guru di SMA Tunas Karya hendak melakukan penilaian
akhir semester. Pak Slamet rencana penilaian akhir tahun dengan mengacu
pada kompetensi dasar yang telah dipelajari selama satu tahun pelajaran.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa guru sudah menerapkan prinsip
penilaian ….
A. Menyeluruh
B. Objektif
C. Sistematis
D. Adil
E. Terpadu
PRINSIP PENILAIAN
PRINSIP PENILAIAN
Seorang guru merancang evaluasi dengan mendasarkan pada indikator dan tujuan
pembelajaran yang sudah ditentukan di RPP. Evaluasi tersebut dimaksudkan untuk
menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa, maka jenis evalausi yang tepat
dipilih oleh guru adalah ….
A. Evaluasi formatif
B. Evaluasi sumatif
C. Evaluasi selektif
D. Evaluasi diagnostik
E. Evaluasi kinerja
Dilihat dari fungsinya, penilaian terdiri atas beberapa macam yakni penilaian formatif,
penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif dan penilaian penempatan.

• Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar
mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
Penilaian formatif berorientasi pada proses, yang akan memberikan informasi kepada
guru apakah program atau proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki.

• Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program
misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir
tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa,
yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.
• Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan

siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya bertujuan

untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-dasus dan lain-lain.

• Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan dalam rangka menyeleksi atau

menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu termasuk jenis

penilaian selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi

penerimaan mahasiswa baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.

• Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan

prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang

diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata lain penilaian

ini berorientasi pada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program

belajar dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa.


Dalam meningkatkan mutu dan kualitas layanan pendidikan di sebuah sekolah harus memperhatikan
standar nasional pendidikan. Berikut delapan standar nasional pendidikan yang benar adalah ….
A. Standar isi, Standar proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian pendidikan, standar mutu
dan layanan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pembiayaan.
B. Standar kompetensi lulusan, Standar isi, Standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan.
C. Standar kompetensi lulusan, Standar isi, Standar proses, standar mutu dan layanan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan.
D. Standar kompetensi lulusan, Standar isi, Standar proses, standar penilaian pembelajaran, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan.
E. Standar kompetensi lulusan, Standar isi, Standar proses, standar penilaian pembelajaran, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 2021
Standar Nasional Pendidikan digunakan pada Pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat pada Jalur Pendidikan formal, Jalur Pendidikan nonformal,
dan Jalur Pendidikan informal.
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum dan penyelenggaraan endidikan untuk mewrrjudkan tujuan
Pendidikan nasional.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah,
dan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu Pendidikan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Perubahan PP tentang Standar Nasional Pendidikan

1. PP No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah


Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

2. PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor


19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

3. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


8 Standar Nasional Pendidikan
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian Pendidikan
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6. Standar Sarana dan Prasarana
7. Standar Pengelolaan
8. Standar Pembiayaan
Sebuah lembaga pendidikan baik pendidikan dasar maupun menengah tentu memiliki
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik. Uraian seperti ilustrasi tersebut tertuang dalam ….
A. Permendikbud No 20 Tahun 2016
B. Permendikbud No 21 Tahun 2016
C. Permendikbud No 22 Tahun 2016
D. Permendikbud No 23 Tahun 2016
E. Permendikbud No 37 Tahun 2018
Salah satu standar nasional pendidikan yang digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar nasional pendidikan yang lain ….

A. Permendikbud No 20 Tahun 2016


B. Permendikbud No 21 Tahun 2016
C. Permendikbud No 22 Tahun 2016
D. Permendikbud No 23 Tahun 2016
E. Permendikbud No 37 Tahun 2018
 Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah yang
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

 Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang memuat
tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup
materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
 Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai
kompetensi lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65
Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

 Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar
dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

• Keempat peraturan menteri di atas tidak dapat dilepaskan dari adanya upaya revisi Kurikulum 2013 yang saat ini sedang
diterapkan di beberapa sekolah sasaran. Dengan kata lain, keempat peraturan menteri di atas pada dasarnya merupakan
landasan yuridis bagi penerapan kurikulum 2013 yang telah direvisi.
Karakteristik Peserta Didik
Pak Adit seorang guru SMP X, ketika melakukan proses pembelajaran menghadapi
peserta didik yang berasal dari berbagai latar belakang kondisi keluarga, ada
keluarga mampu, ada yang miskin, ada yang orang tuanya menjadi pejabat, ada
yang sebagai buruh, dan pegawai swasta. Namun Pak Adit memberikan perhatian
dan pelayanan yang sama kepada peserta didiknya. Hal ini sebenarnya Pak Adit
memperhatiakan karakteristik peserta didik terutama ….
A. Minat
B. Motivasi
C. Etnik
D. Kultural
E. Status sosial
Pak Anton ketika akan melakukan kegiatan pembelajaran dengan topik Tata Surya
melakukan pre tes terlebih dahulu, dengan maksud ingin mengetahui pengetahuan
dan keterampilan yang telah dimiliki peserta didiknya sebagai patokan untuk
memulai pembahasan topik tersebut. Hal ini berarti Pak Anton memperhatikan
karakteristik peserta didik dalam hal ….
A. Kemampuan awalnya
B. Motivasi belajarnya
C. Perkembangan sosialnya
D. Perkembangan emosinya
E. Perkembangan motoriknya
Guru A ketika melakukan proses pembelajaran selalu menggunakan media,
kadang memutar video pembelajaran, kadang memutar CD audio, kadang
menggunakan poster berwarna, agar peserta didiknya memperhatikan dan
tertarik terhadap apa yang dibahasnya serta senang mengikuti pelajarannya,
sehingga hasilnya sangat baik. Pembelajaran dilakukan demikian karena
pertimbangan ….
A. Etnik peserta didik
B. Gaya belajar peserta didik
C. Gender peserta didik
D. Minat peserta didik
E. Kultural peserta didik
Peserta didik dalam suatu kelas gaya belajarnya beragam ada yang
visual, auditori, dan kinestetik. Namun kegiatan pembelajaran selama
ini masih banyak yang konvensional-klasikal. Agar dapat memenuhi
ketiga gaya belajar tersebut, guru perlu ….
A. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab.
B. Menggunakan program audio dan modul.
C. Menggunakan media komik pembelajaran dan buku paket.
D. Menggunakan media audio, video, dan percobaan.
E. Menggunakan modul dan powerpoint.
Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan
atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam
mencapai cita-cita atau tujuannya.
Pemahaman atas karakteristik peserta didik dimaksudkan untuk
mengenali ciri-ciri dari setiap peserta didik yang nantinya akan
menghasilkan berbagai data terkait siapa peserta didik dan sebagai
informasi penting yang nantinya dijadikan pijakan dalam menentukan
berbagai metode yang optimal guna mencapai keberhasilan kegiatan
pembelajaran.
Ragam Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik meliputi:
1. Etnik - suku bangsa
2. Kultural - budaya
3. status sosial,
4. minat,
5. perkembangan kognitif,
6. kemampuan awal,
7. gaya belajar,
8. motivasi,
9. perkembangan emosi,
10. perkembangan sosial,
11. perkembangan moral dan spiritual, dan
12. perkembangan motorik.
1. Etnik
Pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan jenis etnik
apa saja yang terdapat dalam kelasnya.
Data tentang keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi yang sangat
berharga bagi pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

2. Kultural (Budaya)
Implikasi dari aspek kultural dalam proses pembelajaran, pendidik dapat
menerapkan pendidikan multikultural.
Seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu mensikapi
keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya.

3. Status Sosial
Implikasi dengan adanya keberagaman status-sosial ekonomi ini pendidik dituntut
untuk mampu bertindak adil dan tidak diskriminatif.
4. Minat
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas.

Indikator minat meliputi: perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam
belajar, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, manfaat dan fungsi mata
pelajaran

Implikasinya dalam proses pembelajaran terutama menghadapi tantangan abad 21,


pendidik dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan,
menantang dan inovatif, menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata
pelajaran, serta menggunakan beragam media dan sumber belajar.
5. Perkembangan Kognitif
Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik akan
mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan
pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi.
Tahap-tahap perkembangan kognitif peserta didik menurut Piaget:
0,0 - 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional kongkret
11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional formal
6. Kemampuan/pengetahuan awal
Kemampuan awal merupakan keadaan pengetahuan dan keterampilan yang harus

dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik sebelum mempelajari pengetahuan atau

keterampilan.

Konsep pengurangan menjadi pengetahuan awal peserta didik sebelum

mempelajari pembagian.
7. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih/digunakan oleh
peserta didik dalam menerima, mengatur, dan memproses informasi
atau pesan dari komunikator/pemberi informasi.
Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif,
dan kinestetik.
8. Motivasi
Motivasi yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah
laku tersebut.
• Motivasi timbul dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
instrinsik).
• Motivasi muncul karena faktor dari luar dirinya sendiri (motivasi
ekstrinsik).
9. Perkembangan emosi
Emosi : Tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-
perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung
berdebar. Dengan emosi peserta didik dapat merasakan
senang/gembira, aman, semangat, bahkan sebaliknya peserta didik
merasakan marah, sedih, takut, dan sejenisnya.
10. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku
pada kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling
berkomunikasi dan kerjasama.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial: keluarga,


kematangan, teman sebaya, sekolah, dan status sosial ekonomi.
11. Perkembangan Moral dan Spiritual
Moralitas dalam diri peserta didik dapat berubah dari tingkat yang paling rendah
menuju ke tingkatan yang lebih tinggi seiring dengan kedewasaannya.

Kohlberg : Perkembangan moral anak/peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu


preconventional, Conventional, postconventional.
1. Preconventional
 Perbuatan benar adalah perbuatan yang secara instrument
memuaskan keinginannya sendiri.

 Kepedualiannya apakah mendatangkan keuntungan atau tidak atau


anak menilai baik-buruk bendasarkan kontrak/imbal. jasa.

 Pada tahap pra konvensional peserta didik memiliki rasa takut akan
akibat negatif dari perbuatannya.
2. Conventional
 Orientasi perbuatan yang baik adalah yang menyenangkan,
membantu, atau disepakati oleh orang lain.

 Peserta didik memiliki perasaan rasa bersalah bila berbeda derbeda


dengan orang lain.
3. Postconventional
 Orang mulai peduli pada hak individu, dan yang baik adalah yang
disepakati oleh mayoritas masyarakat.

 Orang menilai baik-buruk, benar-salah berdasarkan hukum yang


berlaku.
12. Perkembangan Motorik
 Perkembangan motorik : Perkembangan gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

 Perkembangan motorik menurut Santrock dikelompokkkan


menjadi motorik kasar dan motorik halus.
Dalam kegiatan pembelajaran guru merasa khawatir dengan murid yang belum
mampu melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Strategi guru yang tepat
saat peserta didik belum siap melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah
....
A. membangun skemata dari pengetahuan awal yang telah diperoleh sebelumnya
dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan
B. merubah perencanaan disesuaikan dengan kemampuan siswa
C. membentuk kelompok siswa dengan kemampuan yang heterogeny
D. tetap melakukan aktivitas dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi
E. melakukan pemantauan dan mendiskusikan dengan rekan sejawat
Terima Kasih
Yusep Kurniawan, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai