Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kajian Singkat Produk


Model alat uji bending merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk
mengetahui kekuatan lengkung produk-produk yang akan diuji dengan cara
bending test. Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu jenis
pengujian bahan yang dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik suatu
bahan teknik. Material ditumpu didekat masing-masing ujung benda uji dan
diberi beban pada satu atau dua titik diantara tumpuan. Sistem mekanik
model alat uji bending ini menggunakan sistem pneumatik.
Pengepresan terjadi karena adanya aliran udara bertekanan dari
kopresor menuju silinder pneumatik yang mengakibatkan piston bergerak
naik maupun turun. Sebelum masuk ke silinder pneumatik udara melewati
air filter terlebih dahulu yang berfungsi untuk menyaring udara dari kotoran
maupun air sehingga udara yang dihasilkan bersih, air filter ini juga
berfungsi menjaga tekanan fluida agar tidak naik turun sehingga tekanan
udara yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Pergerakan maju
mundurnya piston diatur oleh valve.

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 26 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2 Diagram Alir Perancangan

1. Mulai

2. Studi literatur dan


observasi lapangan

3. Identifikasi dan
perumusan masalah

4. Perencanaan dan penjelasan

5. Daftar persyaratan

6. Mengembangkan solusi utama

Tingkatan dan perbaikan


7. Konsep produk

8. Perhitungan sistem pneumatik dan


perhitungan rangka

9. Analisis morfologi

Tidak
10. Evaluasi
hasil rancangan

Ya
11. Rekapitulasi desain final

12. Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 27 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3 Penjelasan Diagram Alir
1. Mulai
Awal kegiatan setelah diterimanya proposal tugas akhir sebagai alat
komunikasi untuk merealisasikan ide secara tulisan.

2. Studi Litertur dan Observasi Lapangan


Studi literatur dilakukan untuk mengenal masalah yang dihadapi, serta
untuk menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan. Pada studi ini
dilakukan survei lapangan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
perancangan model alat uji bending menggunakan sistem pneumatik untuk
mengambil data-data sebagai referensi dan pembanding terhadap hasil
perancangan yang akan dibuat.

3. Identifikasi dan Perumusan Masalah


Mengidentifikasi permasalahan yang akan timbul saat perancangan,
pembuatan maupun saat pengujian alat dalam proses pengumpulan data.
Kemudian merumuskan masalah yang akan timbul untuk menghindari
permasalahan tersebut. Maka perlu diperhatikan semua aspeknya agar
didapatkan hasil yang maksimal.

4. Perencanaan dan Penjelasan Tugas


Mengidentifikasi syarat-syarat dan spesifikasi suatu alat sangat
penting dilakukan dalam proses perancangan. Sebagian besar masalah atau
kegagalan desain disebabkan karena kurang jelasnya kriteria tuntutan
pemakai dan kurang jelasnya bagian-bagian tugas yang harus dipenuhi.
Selain itu, alasan utama penolakan desain dari konsumen adalah faktor
investasi atau ekonomi yang tidak sepadan. Untuk itu diperlukan langkah-
langkah dalam pengembangan dan pembuatan suatu alat/mesin dengan cara
mempelajari tuntutan produk dari calon pengguna. Merencanakan sebuah
komponen alat/mesin harus dapat memenuhi sebuah fungsi dan kelayakan.
Kelayakan sebuah desain alat dapat dinilai dari konstruksi yang lebih
murah biayanya tetapi disertai fungsi yang lebih unggul (hasil produk, umur,

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 28 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
hemat bahan bakar dan mudah perawatannya). Selain itu, yang paling
menentukan adalah hasil akhir dari sebuah alat. Hasil akhir yang baik
merupakan hasil kompromi dari berbagai ragam tuntutan para pengguna dan
pastinya akan menambah mutu dari konstruksi alat yang dibuat.
Alat uji bending ini memiliki berbagai tuntutan yang harus dipenuhi,
sehingga nantinya alat ini dapat diterima dan memenuhi segala kebutuhan
pemakai. Berikut tuntutan-tuntutan dari uji bending, adalah :
1. Mudah dalam pengoperasianya dan perawatanya
2. Menggunakan tombol elektrik untuk pergantian arah bolak-balik
3. Memiliki umur pakai yang panjang
4. Mudah dipindahkan, tidak perlu alat khusus untuk memindahkan
5. Dapat memberi kenyamanan dalam penggunaannya
Selain itu faktor keamanan harus diperhatikan dan perawatanya mudah.
Berdasarkan tuntutan diatas, diharapkan mesin ini dapat beroperasi sesuai
standar yang diminta, biaya pembuatan yang ekonomis, mudah dibuat,
proses perakitan dan penggantian suku cadang mudah.

5. Daftar persyaratan
Daftar persyaratan merupakan berbagai tuntutan/syarat yang harus
dipenuhi sehingga nantinya alat ini dapat diterima dan memenuhi segala
kebutuhan pemakai.
Spesifikasi mesin dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :
1. Keharusan (demands) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus
dimiliki mesin (jika tidak terpenuhi maka mesin merupakan solusi yang
tidak diterima).
2. Keinginan (wishes) disingkat W, yaitu syarat yang masih dapat
dipertimbangan keberadaannya agar dapat dimiliki oleh mesin yang
dirancang.

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 29 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.1 Tuntutan Perancangan Alat

Tuntutan Tingkat
No. Persyaratan
Perancangan Kebutuhan
1. KINEMATIKA 1. Mekanismenya mudah beroperasi D

2. GEOMETRI 1. Panjang 600 mm D

2. Lebar 250 mm D

3. Tinggi 450 mm D

3. ENERGI 1. Menggunakan tenaga kompresor D

4. MATERIAL 1. Mudah didapat D

2. Terjangkau harganya D

3. Baik mutunya W

5. Sesuai dengan standar umum D

6. Memiliki umur pakai yang panjang D

7. Mempunyai kekuatan yang baik D

5. ERGONOMI 1. Nyaman dalam penggunaan D

2. Tidak bising D

3. Mudah dioperasikan D

4. Bentuknya sederhana W

6. SINYAL 1. Petunjuk pengoperasian mudah D

dimengerti

7. KESELAMATAN 1. Konstruksi harus kokoh D

2. Tidak bising D

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 30 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
8. PRODUKSI 1. Dapat diproduksi bengkel kecil W

2. Biaya produksi relatif rendah W

3. Dapat dikembangkan kembali W

9. PERAWATAN 1. Biaya perawatan murah D

2. Suku cadang mudah didapat D

3. Perawatan mudah dilakukan D

10. TRANSPORTASI 1. Mudah dipindahkan W

2. Tidak perlu alat khusus untuk W


memindah

6. Mengembangkan Solusi Utama


Berdasarkan spesifikasi produk hasil daftar persyaratan maka dicarilah
beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari
masalah perancangan yang harus dipecahkan. Kriteria perancangan dari
model alat uji bending ini adalah sebagai berikut :
 Konstruksi mesin yang akan dirancang bentuknya sederhana, dan
mudah dipindah-pindahkan.
 Mudah dalam pengoprasian dan perawatannya.

7. Konsep Produk
Pada tahap ini dilakukan pembuatan gambaran awal, beberapa alternatif
desain alat yang akan dirancang. Penentuan spesifikasi alat ditentukan
berdasarkan identifikasi masalah - masalah yang ada pada survey lapangan.
Berikut ini beberapa alternatif desain mesin untuk kemudian dipilih sebuah
desain yang terbaik.

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 31 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berikut ini adalah desain model alat uji bending menggunakan sistem
pneumatik dengan sebuah silinder sebagai penggerak saat proses penekukan
material/bahan uji bending.
Alternatif Desain I

Gambar 3.2 Alternatif Desain Satu


Keterangan :
1. Rangka alat uji bending
2. Rangka penahan silinder
3. Silinder pneumatic
4. Limit switch
5. Panel box
6. Air filter
7. Kontrol valve
8. Point atas
9. Point bawah

Pada alternatif desain satu ujung sudut point atas dibuat radius untuk
mengurangi gesekan yang terjadi pada proses bending dan point bawah
menggunakan pengunci yang berfungsi sebagai pengaman untuk menahan
material/bahan uji bending. Hal ini memungkinkan terjadinya gesekan pada
pengunci dan material yang akan mempengaruhi hasil dari proses uji
bending tersebut. Pada desain ini terdapat limit switch yang berfungsi

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 32 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebagai pemutus aliran udara. Saat tuas akuator terdorong atau tertekan oleh
suatu objek maka aliran fluida akan terputus dan silinder akan kembali
keposisi awal.

Alternatif Desain II

Gambar 3.3 Alternatif Desain Dua


Keterangan :
1. Rangka alat uji bending
2. Rangka penahan silinder
3. Silinder pneumatic
4. Dial indicator
5. Panel box
6. Penyaring udara (air filter)
7. Kontrol valve
8. Point atas
9. Point bawah

Pada alternatif desain dua point atas dan point bawah menggunakan
roller pada setiap ujung point yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
gesekan antara spesimen benda uji dengan point atas maupun bawah pada
saat pengujian berlangsung. Pada desain ini terdapat dial indicator untuk

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 33 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
membaca panjang simpangan yang terjadi pada proses bending. Hal ini
untuk mencegah terjadinya pengukuran besar simpangan secara manual
seperti pada desain pertama.

Alternatif Desain III

Gambar 3.4 Alternatif Desain Tiga


Keterangan :
1. Rangka alat uji bending
2. Rangka penahan silinder
3. Silinder pneumatic
4. Dial indicator
5. Panel box
6. Penyaring udara (air filter)
7. Kontrol valve
8. Point atas
9. Point bawah
Pada alternatif desain tiga ini secara desain sama dengan desain dua
yaitu pada point atas dan point bawah menggunakan roller serta dial
indicator untuk membaca panjang simpangan. Yang membedakan adalah
letak silinder pneumatik berada ditengah dengan tujuan agar saat proses
pengujian gaya tekan yang terjadi terbagi rata pada semua kaki.

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 34 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
8. Perhitungan Sistem Pneumatik dan Perhitungan Rangka
Tahap ini dilakukan pengolahan data untuk menghitung dimensi
silinder pneumatik, konsumsi udara yang diperlukan, menghitung kekuatan
rangka terhadap tekanan silinder dan menghitung sambungan las pada
rangka alat uji bending.

Mulai

Input nilai yang ditetapkan:


Gaya tekan 100 Kg
Langkah = 100 mm
π = 22/7
p = 6 bar

a. Menghitung dimensi silinder pneumatik


Diameter piston : d2 = ( F+R) / (p x 7.86)
Gesekan : R = ~ ± 5% . F
Gaya efektif piston :
Fa = A x p (saat maju) A = π/4 x (D2)
Fb = A x p (saat mundur) A = (π /4) x ( D2 - d2 )

b. Menghitung konsumsi udara


Tiap langkah piston :
V1 = p x ( π /4) x D2 x h (saat maju)
V2 = p x (π /4) x (D2 - d 2) x h (saat mundur)
Diperlukan tiap menit :
Q1 = (π /4) x D2 x h x n x perbandingan kompresi (saat maju)
Q2 = (π /4) x (D2 -d2) x h x n x perbandingan kompresi (saat mundur)

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 35 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
a

c. Menghitung daya compressor


Debit kompresor :
. Qs = π/4 x (D2) x v
Daya kompresor :
Ns =  (Qs) (ηtot) 

d. Menghitung kekuatan rangka


Kekuatan kaki :
. .
Gaya tekan : P  = 

Momen inersia : I =   
Kekuatan plat :
.
Tegangan bengkok : σb = 
Momen maksimal : Mmax = RA x a
Momen A : RA = P – RB
.
Momen B : RB = 
Momen inersia : Ix = 1/12 . b . h3 

e. Menghitung sambungan las


Gaya yang terjadi :

P =  . τg 

Selesai

Gambar 3.5 Diagram Alir Perhitungan

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 36 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
9. Analisis Morfologi
Analisis morfologi merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan
terstruktur untuk mencari alternatif penyelesaian dengan menggunakan
matriks sederhana. Analisis morfologi ini dibuat sebagai pertimbangan yang
sistematis untuk memilih komponen dan mekasnime mesin yang terbaik.
Secara fungsional alat ini memiliki komponen sebagai berikut :

1. Profil rangka
2. Tenaga penggerak
3. Sistem pneumatik
4. Point bending

Dari data di atas maka didapat gambaran komponen yang akan membentuk
model alat uji bending yang sedang dirancang. Dengan demikian maka
dapat disusun suatu skema klasifikasi yang disebut matriks morfologi, dan
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Matriks Morfologi Alat

Sub Varian yang mungkin


No.
Komponen 1 2 3

1.
Bahan rangka

Square tube
Pipa Besi Siku

2. Penggerak

0.5 Pk 1 Pk 1,5 Pk

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 37 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sistem
3.
pneumatik

Singel acting Double acting

Point
4.
bending
bawah
Tanpa roller Menggunakan roller

5. Point
bending atas

Tanpa roller Menggunakan roller

6.
Plat meja

T = 8 mm T = 10 mm T = 12 mm

Dari tabel matriks morfologi mesin pengepres genteng yang terpilih adalah
sebagai berikut:
1. Profil rangka : Square tube
2. Penggerak utama : Kompresor 1 Pk
3. Sistem pneumatik : Double acting
4. Point bending : Menggunakan roller
5. Plat meja : 10 mm

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 38 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.3 Tabel Spesifikasi Komponen

No Nama Bagian Keterangan

1. Kompresor 1 Pk

3. Rangka Bahan :

ASTM A500, Grade B

Square tube dengan ukuran 25 x 25 x 2 mm

4. Point bending Bahan :

Mild Steel (ST-90) dengan  = 90 kg/mm2

5. Roller Bahan :

Mild Steel (ST-90) dengan  = 90 kg/mm2

Diameter: 5 mm

6. Plat meja Bahan :

Mild Steel (ST-60) dengan  = 60 kg/mm2

Tebal : 10 mm

7. Dudukan point Bahan :

bending Mild Steel (ST-60) dengan  = 60 kg/mm2

Tebal : 10 mm

8. Penahan silinder Bahan :

Mild Steel (ST-60) dengan  = 60 kg/mm2

Tebal : 10 mm

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 39 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
9. Dudukan poros Bahan :
berulir
Mild Steel (ST-60) dengan  = 60 kg/mm2

Tebal : 10 mm

10. Evaluasi hasil rancangan


Alat yang dirancang harus memenuhi syarat, antara lain:
 Rangka alat mampu menahan tekanan silinder pneumatik.
 Rangkaian sistem pneumatik berfungsi sesuai urutan proses.

11. Rekapitulasi Final Desain


Pada tahap ini merupakan gambar disain alat secara detil. Daftar
komponen model alat uji bending yang digunakan secara lengkap.

3.4 Bahan dan Alat


3.4.1 Pemilihan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin alat uji bending ini
harus memenuhi persyaratan tertentu, misalnya bahan tersebut harus
mampu menahan gaya-gaya yang bekerja di setiap komponen. Untuk
rangka harus mampu menahan gaya dari tekanan yang diberikan oleh
silinder. Selain itu bahan tersebut tidak boleh mempunyai elastisitas yang
besar, karena keelastisitasan dari rangka luar akan berpengaruh pada
penurunan tekanan yang diberikan silinder pada saat pengujian
berlangsung. Hal itu akan menyebabkan ketidaksesuaian antara tekanan
yang terjadi pada spesimen benda uji dengan data yang ditunjukkan pada
manometer.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan point atas maupun bawah


selain harus mampu menahan gaya-gaya yang bekerja, bahan ini juga
harus mempunyai kekerasan yang tinggi, karena pada point tersebut
terdapat roller pada setiap ujung point yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya gesekan antara spesimen benda uji dengan point atas maupun

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 40 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
bawah pada saat pengujian berlangsung. Untuk menahan tekanan yang
besar dari roller tersebut, maka bahan untuk pembuatan point harus kuat
dan keras agar point tersebut tidak berubah bentuk pada saat penekanan.

a. Square pipe (ASTM 500)


Untuk bahan kaki menggunakan square pipe dengan dimensi 25
mm dengan ketebalan 2 mm. Pemilihan bahan tersebut didasarkan
pada dimensi dan kekuatan bahan. Dimensi square pipe lebar 25 mm
tersebut cocok digunakan untuk kaki rangka alat peraga, karena
kekuatan bahan tersebut sudah mampu menahan tekanan yang
diberikan oleh silinder pneumatik sehingga bahan tersebut memenuhi
untuk pembuatan alat uji bending yang kita desain.

b. Baja ST 60

Pada pembuatan alat uji bending ini, bahan baja ST 60


digunakan untuk membuat meja dudukan point bawah dan dudukan
silinder pneumatik. Untuk meja dudukan point bawah dari bahan baja
ST 60 dengan dimensi 250 x 130 x 10 mm sudah memenuhi, karena
jika silinder bekerja dengan gaya tekan maksimal, tegangan bengkok
yang terjadi lebih kecil dari tekanan bengkok bahan. Sehingga bahan
tersebut cocok jika digunakan untuk pembuatan dudukan point bawah
dan dudukan silinder pneumatik. Hal ini bertujuan agar saat silinder
bekerja dengan maksimal dudukan silinder atau penyangga silinder
mampu menahan tekanan yang diberikan oleh silinder tersebut.

c. Baja ST 90

Pada alat uji bending ini baja ST 90 digunakan pada bagian


point bawah dan point atas. Pada kedua bagian ini bahan yang
digunakan harus mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi, karena
point bawah berfungsi sebagai tempat meletakkan spesimen benda uji
akan mendapat tekanan yang cukup besar dari point atas. Jika bahan
untuk pembuatan kedua point tersebut kurang keras, maka kedua point
tersebut akan mudah aus karena sering mendapat tekanan yang tinggi
saat alat dioperasikan.

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 41 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4.2 Piranti Keras
Piranti keras dibagi menjadi 2 kelompok :
a. Piranti keras Perancangan
Yang digunakan untuk merancang model alat uji bending adalah :
 Seperangkat komputer (PC) atau laptop
 Alat tulis
 Kalkulator
 Alat ukur

b. Piranti keras Pembuatan & Perakitan


Yang digunakan sedangkan jika dilakukan perakitan dan pembuatan
mesin, piranti keras yang digunakan adalah :
 Alat ukur (mistar, jangka sorong, meteran)
 Mesin skrap
 Mesin bubut
 Mesin las
 Mesin milling
 Mesin bor
 Komponen-komponen penumatik

3.4.3 Piranti Lunak


 Model alat uji bending menggunakan sistem pneumatik didesain
dengan menggunakan Solidwork.
 Gambar gaya yang bekerja pada square tube dan sambungan las
menggunakan Auto Cad.

3.5 Metode Pengambilan Data


Dalam proses pengujian bending (lengkung), pembacaan datanya
dapat kita ketahui dengan melihat besarnya tekanan yang terjadi yang
ditunjukkan oleh pressure gauge. Sedangkan untuk mengetahui kecepatan
displacement benda uji dapat kita ketahui dengan cara pembacaan angka

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 42 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang ditunjukkan oleh dial indicator yang dibandingkan dengan lamanya
waktu terjadinya patah pada benda uji dari awal proses pengujian.
Metode pengolahan data yang digunakan adalah dengan cara mencari
gaya, tegangan, displacement dan kecepatan displacement dari data yang
didapat pada saat melakukan pengujian. Proses pengujian yang dilakukan
meggunakan bahan uji sesuai kebutuhan. Variabel yang digunakan pada
proses pengujian adalah perbedaan dimensi pada benda uji.
Pada masing-masing spesimen harus dilakukan pengujian untuk
mendapatkan hasil pengujian yang falid dan kita bisa mendapatkan hasil
pengujian rata-rata dari kekuatan lengkung tiap benda uji.

3.5.1 Pengujian
Langkah-langkah proses pengujian bending (lengkung) dari awal
sampai selesai diurutkan sebagai berikut :
1. Meletakan benda uji diatas point bending bagian bawah.
2. Posisikan benda uji yang berada diatas point bending bagian bawah agar
menempel dengan point bending bagian atas, dengan cara menjalankan
silinder pneumatik.
3. Posisikan dial indicator pada posisi nol.
4. Mulai menjalankan silinder dan usahakan gerak keluaran piston dapat
berjalan secara kontinyu.
5. Aktifkan alat pengukur waktu pada saat silinder mulai bergerak.
6. Lakukan pengamatan secara seksama pada alat pengukur dan benda uji
hingga benda uji mengalami patah.
7. Pada saat benda uji sudah mengalami lengkung/retak hentikan gerakan
dongkrak, hentikan alat pengukur waktu dan baca angka yang ditunjukan
oleh pressure gauge pada saat yang bersamaan.
8. Catat data-data yang dibutuhkan setelah melakukan pengujian, seperti:
tekanan pada manometer, waktu dan dial indicator.
9. Lakukan pengujian seperti diatas secara berulang kali hingga 10 kali
pengujian dan ambil data-data yang dibutuhkan.

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 43 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.7.2 Draft Tabel Pengumpulan Data Pengujian
Data yang diambil pada pengujian antara lain :
1. Besar tekanan
2. Besar simpangan
3. Waktu pengujian

Tabel 3.4 Draft Pengumpulan Data Pengujian

Dimensi Tekanan Simpangan Waktu


No. No. Sampel (p x l x t) (mm) (Kg/cm2) (mm) (detik)

1 1.1.1
2 1.1.2
3 1.1.3
4 1.1.4
5 2.1.1
6 2.1.2
7 2.1.3
8 2.1.4
9 3.1.1
10 3.1.2
11 3.1.3
12 3.1.4

Dalam melakukan perhitungan untuk mencari flexural strength, terlebih


dahulu kita mencari nilai gaya silinder. Rumus yang digunakan :
 Gaya tekan silinder

p=

Dimana :
P = Gaya tekan silinder (kg)
p = Tekanan silinder (kg/cm2)
A = Luas penampang piston silinder (cm2)

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 44 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
 Untuk three point bending
. .
S =
. .
Dimana :
S = Tegangan lengkung (kg/mm2)
P = Gaya tekan silinder (kg)
l = Jarak antar tumpuan point bending bawah (mm)
b = Lebar benda uji (mm)
d = Tebal benda uji (mm)

 Untuk four point bending


. .
S =
. .
Dimana :
S = Tegangan lengkung (kg/mm2)
P = Gaya tekan silinder (kg)
l = Jarak antar tumpuan point bending bawah (mm)
b = Lebar benda uji (mm)
d = Tebal benda uji (mm)

 Kecepatan penekanan

v =

Dimana :
s = jarak (mm)
t = waktu (s)
 
 
 
 
 
 
 

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 45 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.5 Draft Perhitungan Data Pengujian

Rata-rata ±
Gaya Flexural Kecepatan Standar Deviasi
No. No. Tekan Strength Penekanan Gaya Flexural Kecepatan
Sampel Dongkrak (kg/mm2) (mm/detik) Tekan Strength Penekanan
(kg) Silinder (kg/mm2) (m/s)
(kg)
1 1.1.1
2 1.1.2
3 1.1.3
4 1.1.4
5 2.1.1
6 2.1.2
7 2.1.3
8 2.1.4
9 3.1.1
10 3.1.2
11 3.1.3
12 3.1.4

Teknik Mesin 
Universitas Mercubuana  Page 46 
  http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai