Anda di halaman 1dari 5

Tugas etika publik..

1. Buatkan sebuah artikel kecil tentang”

Implementasi etika publik dilingkungan (sebutkan tempat bapak ibu kerja) masa pandevi covid 19

Jawaban Tugas Individu Agenda 2 (Etika Publik) Zainal Muttaqin, M.H.I

Hari ke 5 (06 September 2021)

Etika merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang
baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan public.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni
sebagai berikut: 1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. 2) Setia dan
mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. 3) Menjalankan
tugas secara profesional dan tidak berpihak. 4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. 5)
Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. 6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar
etika luhur. 7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. 8) Memiliki
kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. 9) Memberikan layanan
kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. 11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama. 12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. 13) Mendorong
kesetaraan dalam pekerjaan. 14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan
leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik
pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli
dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak
beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud.

Institut Agama Islam (IAIN) Langsa sebagai penyelenggara pelayanan publik senantiasa
berkaitan persoalan nilai, etika, norma atau moral, karena berkaitan dengan persoalan kebaikan dan
keburukan. Hal tersebut juga karena tugas pelayan publik tidak terlepas dari hal-hal yang baik dan
buruk. Dalam praktek pelayanan publik di IAIN Langsa saat ini, masyarakat tentu menginginkan
birokrasi publik yang terdiri dari manusia yang berkarakter, dilandasi sifat kebaikan, yang akan
menghasilkan kebaikan untuk kepentingan masyarakat terutama bagi mahasiswa generasi bngsa.
Tujuan pribadi atau golongan harus dikesampingkan dengan segala cara, karakter ini harus
ditunjukkan, bukan hanya sekedar menghayati nilai kebenaran, kebaikan dan kebebasan yang
mendasar. Hal ini menjadi sangat penting karena birokrasi pelayanan publik ini menempatkan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan, rela berkorban, dan bekerja keras
tanpa pamrih. Semangat luhur kerja keras akan menjadikan birokrat IAIN Langsa sanggup
membentengi diri dan bertahan dari godaan untuk tidak melakukan tindakan yang bertentangan
dengan nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, kebebasan, persamaan, dan keadilan.

Komitmen bersama dan sinergitas antar aktor diperlukan untuk menetapkan nilai etika
moral dalam pelaksanaan pelayanan publik. Payung hukum yang mengatur tentang etika dibutuhkan
agar pelayanan publik dapat berjalan dengan baik dan dapat dijadikan dasar mengenai pelanggaran
dan sanksi yang pantas diberikan. Kesimpulannya adalah tentang perlunya sanksi yang berat
terhadap birokrat yang kurang memiliki etika moral yang baik ataupun birokrat yang melakukan
pelanggaran dalam prinsip birokrasi dalam membantu kebutuhan masyarakat.

Pada tanggal 9 Desember 2016 dalam rangka mewujudkan Reformasi Birokrasi untuk
melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien,
sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Langsa terus berbenah diri, salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun Zona
Integritas.

Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang
pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi
birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Dalam hal ini IAIN Langsa telah mendapatkan Sosialisasi dan pendampingan Zona Integritas oleh
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik indonisai.
Sosialisasi Zona Integritas yang dilaksanakan di Aula Birorektorat kampus setempat
disampaikan langsung oleh Bapak. Dr. Hilmi Muhammadiyah, M. Si selaku Sekretaris IRJEN
kementerian Agama Republik Indonesia. Menurut Hilmi, ada beberapa komponen peniliaan yang
harus disiapkan oleh Satuan Kerja (SATKER) dalam lingkungan Kementerian Agama, pertama,
Pengungkit yang meliputi manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem
manajemen SDM, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan pengawasan dan penguatan kualitas
pelayanan publik. Yang kedua lanjut Hilmi, Hasil, sasaran yang ingin dicapai apakah sudah
terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan publik kepada masyarakat. Hilmi juga mengatakan, setelah sosialisasi dan pendampingan
Zona Integritas ini, IAIN Langsa diberikan waktu selama enam bulan untuk memenuhi instrumen
penilaian tersebut, “ setelah enam bulan, nanti akan dilakaukan evaluasi kembali” ujar pria kelahiran
Ujung Pandang ini.

Sementara itu Rektor IAIN Langsa Dr. H. Zulkarnaini, MA saat memberikan sambutan
mengatakan, Zona Integritas sebagai usaha untuk  mendapatkan pretasi Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP), “ Zona Integritas merupakan upaya untuk mendapatkan WTP”katanya. Untuk itu Zulkarnaini
berharap, melalui sosialisasi ini diharapakn mampu meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih
baik, karena pendidikan adalah salah satu alat ukur untuk mencapai kesuksesan. Sosialisasi Zona
Integritas ini diikuti oleh pejabat struktural dan fungsional dari Birorektorat dan Fakultas
dilingkungan IAIN Langsa.

Pada tanggal 17 Juni 2021, Rektor IAIN Langsa Dr. H. Basri, MA mengatakan, Pengembangan
IAIN Langsa untuk menjadi perguruan tinggi yang berkualitas menjadi rujukan umat Islam, memiliki
kewibawaan akademik, menghasilkan berbagai tawaran ilmiah dan memiliki pengaruh dalam skala
Internasional, maka orientasi ke depan adalah pada integrasi keilmuan, untuk  itu IAIN Langsa
sedang menata sistem pengelolaan yang lebih baik dan terpadu (digitalisasi) dan berkesinambungan
bukan saja untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan bangsa, tetapi juga memperhatikan kemajuan
yang dihadapi bangsa-bangsa lain terkait era revolusi industri 4.0 dan era globalisasi.

Lanjut Rektor, memasuki periode kedua dari rencana strategis pengembangan IAIN Langsa,
yakni sasaran “Peningkatan Mutu Layanan”, dimana terjadinya berbagai kendala yang dihadapi
didalam pencapaian Visi kelembagaan terutama akibat dampak pandemi covid 19, banyak aspirasi
yang berkembang baik di lingkungan Civitas Akademika IAIN Langsa, maupun masyarakat Kota
Langsa dan sekitarnya dimana IAIN Langsa diharapkan dapat bertransformasi menuju Universitas
Islam Negeri (UIN). Peningkatan status kelembagaan Ini tentunya memerlukan kesiapan secara
matang. Saat ini pihaknya terus melakukan pembenahan untuk memenuhi berbagai persyaratan
menjadi Universitas Islam Negeri, diantaranya dengan melakukan pendampingan untuk
mempercepat dosen-dosen Lektor Kepala segera meraih guru besar pada bidangnya, dan bagi dosen
dosen baru dapat mempersiapkan pengembangan karirnya dengan target pada kurun waktu
tertentu dapat menjadi guru besar.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah adanya sinergitas antara civitas akademika dan
stake holders,  alumni, dukungan dari Kementerian Agama dalam menyiapkan sarana dan prasarana
pendidikan yang dibutuhkan, serta dukungan seluruh masyarakat untuk terwujudnya aspirasi
dimaksud. Pada tanggal 26 Agustus 2021, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa Dr. H.
Basri, MA menandatangani Nota Kesepahaman dengan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Aceh di Aula Gedung BPKP Banda Aceh, Kamis (26/8/21).

Rombongan dari IAIN Langsa disambut langsung oleh Kepala BPKP Aceh Indra Khaira Jaya,
SE., MM. Kedua lembaga tersebut sepakat jalin kerjasama untuk mengembangkan manajemen
perguruan tinggi dalam rangka mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang baik (Good University
Governance). Di dalam nota kesepahaman memuat poin peningkatan sumber daya manusia Satuan
Pengawasan Internal (SPI) IAIN Langsa seperti mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk tim
auditor.

Rektor IAIN Langsa Dr. H. Basri, MA menyatakan bahwa IAIN Langsa tidak hanya
melaksanakan tugas akademik saja melainkan juga tugas non-akademik seperti tata kelola
universitas yang berhubungan dengan keuangan, perencanaan, dan sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah. “IAIN Langsa perlu melakukan kerjasama dengan BPKP Perwakilan Aceh untuk
meningkatkan kompetensinya agar menuju Good University Governance,” tandasnya. “Untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka diperlukan penguatan SPI dengan harapan lebih
baik untuk menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) dan Zona Integritas di IAIN
Langsa,” lanjutnya.

Kepala BPKP Perwakilan Aceh Indra Khaira Jaya, SE., MM., menyampaikan bahwa IAIN
Langsa merupakan satu-satunya kampus yang melakukan kerjasama ini. Indra menyambut baik hal
ini, menurutnya pertemuan ini sangat penting ntuk meningkatkan akuntabilitas kampus. “Kerjasama
ini membangun dua pilar penting, pertama, penguatan sistem pengawasan internal dan
membangun soft control budaya pengendalian serta yang kedua adalah penguatan unit
pengawasan,” sebutnya. “BPKP memiliki unit yang akan membina para auditror internal baik agar
sistem perencanaan, keuangan, dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) IAIN
Langsa menjadi lebih baik,” ujarnya. Indra juga menyebutkan bahwa keberadaan SPI ini dapat
mencegah fraud dan membersihkan kegiatan-kegiatan yang terindikasi korupsi maka dari itu perlu
adanya peningkatan kapasitas para auditor untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

Di masa pandemi covid-19 IAIN Langsa dalam mengemban amanatnya sebagai


penyelenggara pelayanan publik tetap berusaha memeberikan pelayanan publik yang maksimal.
Mulai dari penyelenggaraan perkuliahan secara daring, hingga terselenggaranya wisuda secara
daring1 yang mana hal tersebut dilakukan disamping berperan aktif dalam mendukung berbagai
kebijakan pemerintah terkait dengan menyebarnya wabah covid-19 dan juga sebagai langkah tepat
untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

1
https://www.iainlangsa.ac.id/detailpost/iain-langsa-wisuda-460-lulusan

Anda mungkin juga menyukai