Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021

p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

Pengembangan dan Pengujian


Sistem Informasi Manajemen Jalan Untuk Pemeliharaan Jalan Di
Kabupaten Buleleng Menggunakan Standar Iso 9126

1
Made Raka Dwija Wiradiputra, 2I Made Candiasa, 3Dewa Gede Hendra Divayana

Program Studi Ilmu Komputer Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Indonesia

Email : maderakadwija@gmail.com1, candiasa@undiksha.ac.id2, hendra.divayana@undiksha.ac.id 3

Abstrak
Pemerintah daerah memiliki anggaran yang terbatas untuk pengelolaan jalan di daerah, sementara
itu jaringan jalan yang dikelola sangat panjang. Untuk itu, pemerintah daerah membuat rumusan
berupa prioritas pemeliharaan jalan. Data yang terus bertambah mempengaruhi ruang penyimpanan,
waktu pencarian, dan metode pengelolaan. Waktu pengerjaan lama dan tenaga yang diperlukan
banyak, sehingga layanan menjadi terhambat. Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis
termotivasi untuk membangun Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Jalan untuk
Pemeliharaan Jalan di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui respon
pengguna terhadap Sistem Informasi Manajemen Jalan di Kabupaten Buleleng, dan (2) Mengetahui
tingkat akurasi pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Jalan di Kabupaten Buleleng. Tahapan
penelitian ini menggunakan Software Development Life Cycle (SDLC) dengan model waterfall yang
bersifat sistematis dan berurutan dalam pengembangan sebuah perangkat lunak, mulai dari tahap
analisis (Requirement Analysis), perancangan (system design), implementasi (implementation),
pengujian (testing), pengoperasian dan pemeliharaan (operation and maintance).
Kata-kata Kunci : jalan, pemeliharaan jalan, sistem informasi, e-government

Abstract
Local governments have a limited budget for road management in their region, meanwhile the
managed road network is very long. For this reason, the local government make a formulation of
road maintenance priorities. The growth of the data affects storage space, search time, and
management methods. High processing time and much of efforts were required, so that the service has
hampered. Based on these problems, the author motivated to build a Development of Road
Management Information System for Road Maitenance in Buleleng Regency. The aims if the study
are: (1) To know the user's response to the Development of Road Management Information System for
Road Maitenance in Buleleng Regency, and (2) To know the accuracy of the Development of Road
Management Information System for Road Maitenance in Buleleng Regency. The stages of this
research use the Software Development Life Cycle (SDLC) with a waterfall model that is systematic
and sequential in developing a software, started from the analysis phase, system design phase,
implementation phase, testing phase, operation and maintenance phase.
Key words: road, road maintenance, information system, e-government

17
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

I. Pendahuluan sedangkan dana yang dimiliki pemerintah


Kabupaten Buleleng dengan terbatas dan rumitnya birokrasi. Karena
wilayah seluas 136,588 hektar atau adanya jalan yang rusak, terbatasnya dana,
1.365,88 km2 dengan persentase sekitar dan banyaknya keluhan masyarakat
24,25% dari total luas Provinsi Bali, mengenai jalan yang rusak maka
Kabupaten Buleleng terbagi dalam pemerintah harus memprioritaskan jalan
wilayah-wilayah administrasi yaitu 9 mana yang memang harus diperbaiki.
Kecamatan. (Badan Pusat Statistik Mengingat pentingnya permasalahan
Kabupaten Buleleng, 2019) tersebut untuk dicari solusinya, diperlukan
Kota Singaraja pernah menjadi sebuah sistem yang yang mampu
ibukota bagi Kepulauan Sunda Kecil yang membantu pengelolaan data jalan.
akhirnya dalam pemekaran daerah menjadi Berdasarkan masalah tersebut, maka
tiga provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat, penulis termotivasi untuk membangun
Bali, dan Nusa Tenggara Timur ditetapkan Sistem Informasi Manajemen Jalan di
ibu kota Provinsi Bali dipindahkan dari Kabupaten Buleleng. Adapun kontribusi
Kota Singaraja ke Kota Denpasar. yang dapat diberikan melalui penelitian ini
(Simanjuntak, 2013) meliputi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
Jalan raya adalah bagian yang yang terkait dengan data dan informasi bagi
penting dalam prasarana transportasi darat, unit fungsional pemerintah daerah selaku
dimana karakteristik fisik dan kinerja pihak yang berwenang mengelola jaringan
pelayanan yang penting bagi pergerakan jalan di daerah.
barang, orang, dan lainnya. Berdasarkan Pemanfaatan SPK dengan metode
data Badan Pusat Statistik Kabupaten Simple Additive Weighting (SAW), dipilih
Buleleng (2019), panjang jalan di karena dapat menyeleksi alternatif dengan
Kabupaten Buleleng pada tahun 2019 kriteria yang ditetapkan untuk prioritas
mencapai 1.303.35 km, yang terdiri dari perbaikan jalan di Kabupaten Buleleng
jalan nasional sepanjang 196,65 km, jalan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
propinsi 106,65 km dan jalan kabupaten Kriteria-keriteria yang digunakan dalam
sepanjang 999.95 km. Malisa & penelitian ini adalah luas kerusakan jalan,
Yudihartanti (2018) memaparkan, seperti umur jalan, volume lalu lintas jalan, nilai
yang diamanatkan pada Pasal 13 UU No. kondisi jalan, nilai kondisi bangunan
38 Tahun 2007 tentang jalan, Pemerintah pelengkap jalan dan biaya pekerjaan. Selain
Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai itu, juga terdapat fitur pemanfaatan Sistem
penyelenggara jalan mempunyai kewajiban Informasi Geografis (SIG) untuk
wajib melaksanakan pemeliharaan, menampilkan lokasi tertentu terkait dengan
perawatan dan pemeriksaan jalan berkala pengelolaan data jalan. Selain implementasi
dalam mempertahankan tingkat pelayanan sistem informasi itu sendiri, dalam
minimal yang telah ditetapkan. pengelolaan jalan, kelengkapan kriteria
Permasalahan dari adanya yang digunakan, sistem ini juga
kewenangan pemerintah daerah dalam diimplementasikan dengan web dengan
mengelola jalan yaitu semakin banyaknya struktur CodeIgniter, penerapan level
jalan yang dikelola oleh daerah, kemudian pengguna dalam memperkuat keamanan
semakin banyaknya jalan yang rusak,

18
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

sistem, serta adanya fitur pengaduan oleh Berdasarkan UU RI No. 22 Tahun


masyarakat. 2009, klasifikasi jalan meliputi, a). Menurut
fungsinya dapat dibedakan menjadi jalan
II. Kajian Pustaka arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. b)
Berdasarkan muatan sumbu dibagi dalam
1. Kabupaten Buleleng
beberapa kelas, yaitu jalan kelas I, jalan
Luas wilayah Kabupaten Buleleng kelas II, jalan kelas III, dan Jalan khusus. c)
seluas 136.588 hektar atau sekitar 24,25% Wewenang pengelolaan jalan secara
dari total luas Provinsi Bali, berdasarkan administratif dibagi menjadi, Jalan Nasional,
topografinya keadaan Kabupaten Buleleng Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, Jalan
berupa pegunungan di sisi selatan dan di sisi Kotamadya, Jalan Desa, dan Jalan Khusus.
utara berupa dataran rendah. (Badan Pusat (Hanafiah & Sulaiman, 2018)
Statistik Kabupaten Buleleng, 2019) Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011, perlu
dilakukan pemeliharaan jalan meliputi
Pemeliharaan rutin jalan dan pemeliharaan
berkala jalan untuk mempertahankan jalan
agar dapat difungsikan berdasarkan kalkulasi
yang telah ditetapkan dan tetap terjaga
Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Buleleng kondisinya seperti semula dibangun. (Buana
Ilmu Populer, 2017)
Wilayah administratif Kabupaten
Adapun yang menjadi kriteria dalam
Buleleng terdiri atas 129 desa definitif dan
pemeliharaan jalan meliputi luas kerusakan
19 kelurahan yang yang tersebar dalam 9
jalan, umur jalan, volume lalu lintas jalan,
kecamatan, meliputi Kecamatan Banjar,
nilai kondisi jalan, nilai kondisi bangunan
Buleleng, Busung Biu, Gerokgak,
pelengkap jalan dan biaya pekerjaan.
Kubutambahan, Sawan, Seririt, Sukasada,
enurut SK No. 77 Dirjen Bina Marga,
dan Tejakula seperti yang ditunjukkan pada
Tahun 1990, kondisi jaringan jalan dibagi
Gambar 1.
menjadi jalan dengan kondisi yang mantap
2. Jalan (stabil) dan jalan dengan kondisi tidak
Menurut Undang-Undang RI No. 22 mantap.
Tahun 2009 yang dimaksud dengan jalan Berdasarkan data Dinas Pekerjaan
adalah seluruh bagian bangunan jalan, Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten
termasuk bangunan yang melengkapinya Buleleng panjang jalan kabupaten di
dalam peruntukannya bagi lalu lintas umum, Kabupaten Buleleng per bulan Desember
baik yang berada di bawah permukaan tanah, tahun 2015 mencapai 878,19 km. Kondisi
maupun di atas pemukaaan tanah, kemudian jalan kabupaten semakin lebih baik jika
dibawah permukaan air, dan di atas dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun
pemukaan air, kecuali jalur rel dan jalur kondisi jalan berdasarkan publikasi yang
kabel. Jalan berperan mendorong ditunjukkan pada Gambar 2.
pembangunan suatu wilayah pengembangan,
adanya jaringan jalan juga bertujuan
pengembangan daerah satu dengan daerah
lainnya. (Suwardo & Haryanto, 2018)

19
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

dengan sistem informasi, informasi


merupakan kompulan data tersturktur berupa
bahasa, tulisan, video, dan sebagainya.
(Sutabri, 2012a)
Nilai dari informasi berkaitan dengan
keputusan, dimana informasi tidak akan
diperlukan jika tidak ada pilihan. Keputusan
dapat berupa keputusan berulang sederhana
hingga keputusan strategis yang berjangka
panjang sehingga nilai sebuah informasi
Gambar 2. Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten dapat berupa konteks pengambilan sebuah
Buleleng Per Desember 2015 keputusan (Soeherman & Pinontoan, 2013)
Berdasarkan data yang ditunjukkan Sistem memiliki pendefinisian yang
Gambar 2, kondisi jalan kabupaten di berbeda yaitu, sistem berdasarkan prosedur
Kabupaten Buleleng dibagi menjadi 3 dan sistem berdasarkan elemen atau
kondisi, yaitu jalan dengan kondisi baik kelompok. Sistem berdasarkan pendekatan
sepanjang 507,670 km atau dengan prosedur didefinisikan sebagai sekumpulan
persentase sekitar 58,36%, kondisi sedang unit kerja berisi prosedur-prosedur yang
sepanjang 215,727 km atau dengan saling terkait satu dengan yang lainnya untuk
persentase sekitar 24,56%, dan kondisi buruk menyelesaikan suatu pekerjaan atau target
sepanjang 128,295 km atau dengan yang telah ditentukan. (Sutabri, 2012b)
persentase sekitar 17,08%. Meluasnya pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi yang tidak
3. Sistem Informasi terbatas pada bidang ekonomi, namun juga
Menurut Sutabri (2012), Sistem ke bidang lain seperti pendidikan, sosial,
informasi merupakan sistem yang dapat hingga pemerintahan atau e-government.
digunakan oleh suatu organisasi untuk Terlebih, dengan adanya otonomi daerah saat
menyelaraskan kebutuhan dan proses ini sehingga pemerintahan dirangsang untuk
kegiatan sehari-hari yang diharapkan mampu mewujudkan pemerintahan yang baik (good
menbantu fungsi organisasi dari aspek governance) oleh pemerintah pusat.
manajerial dengan tujuan penyediaan laporan (Kurniadi, 2020)
yang diperlukan kepada pihak luar. Dwiyanto (2013) menyatakan bahwa
Adapun keterkaitan data dengan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan,
informasi sangat erat dan tidak dapat dapat dilakukan dengan pemanfaatan
dipisahkan sehingga menjadi kesatuan. Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK)
Gordon B. Davis dalam Sutabri (2012) yang bertujuan memudahkan interaksi
menjelaskan keterkaitan antara data dengan masyarakat dengan penyelenggara layanan
informasi adalah informasi merupakan hasil publik.
dari data yang telah diproses menjadi bentuk 4. Sistem Pendukung Keputusan
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya
sehingga mempunyai arti bagi penerima, Menurut Diana (2018), penting bagi
dimana hasilnya dapat memiliki nilai dan pengambil keputusan dalam memengetahui
dapat dijadikan sebagai dasar dalam informasi seputar keadaan setiap alternatif
membuat keputusan. Jika dihubungkan yang dimiliki SPK merupakan sistem
informasi manajemen yang dikembangkan

20
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

untuk membantu proses mengambil kondisi jalan di kabupaten buleleng, hingga


keputusan, lebih cenderung digunakan dalam menentukan batasan-batasan yang akan
manajemen. Tujuan adanya sistem ini digunakan dalam penelitian.
bukanlah menggantikan peran manajemen, Teknik pengumpulan data yang
namun untuk mendukung mereka. Sistem ini digunakan, yaitu dengan melakukan
mamu membantu memecahkan wawancara langsung dengan pihak Dinas
permasalahan yang berbentuk kuantitatif. Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten
Proses pemilihan berbagai alternatif Buleleng. Berdasarkan hasil wawancara yang
dari berbagai kriteria disebut dengan Mutiple didukung oleh dokumen perundang-
Criteria Decision Making (MCDM). Salah undangan, peraturan pemerintah yang
satu metodenya yaitu metode Simple berlaku tentang jalan, serta tinjauan data-data
Additive Weighting (SAW) atau penjumlahan yang telah dipublikasikan oleh Dinas
terbobot merupakan metode SPK yang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten
membandingkan rating kinerja setiap Buleleng. Penentuan jalan yang dipilih
alternatif pada semua kriteria. (Nofriansyah merupakan jalan yang mendapat usulan
& Defit, 2017) perbaikan jalan yang diajukan oleh
masyarakat melalui musyawarah rencana
III. Metodologi Penelitian
pembangunan.
Pelaksanaan penelitian ini Selanjutnya dilakukan analisis
dilaksanakan dengan menerapkan proses kebutuhan perangkat lunak untuk memahami
Software Development Life Cycle (SDLC) dan memberikan gambaran perangkat lunak
dengan model waterfall, mulai dari tahap seperti apa yang akan dibangun, baik berupa
analisis (Requirement Analysis), perancangan domain infromasi untuk sistem, fitur sistem,
(system design), implementasi maupun antarmuka sistem (interface).
(implementation), pengujian (testing),
2. Perancangan
pengoperasian dan pemeliharaan (operation
and maintance). (Shalahuddin & Rosa, 2013) Hasil analisis yang dilakukan dapat
berupa informasi terkait dengan
permasalahan pengelolaan jalan hingga
spesifikasi kebutuhan perangkat lunak,
kemudian dilanjutkan dengan tahapan
perancangan sistem seperti apa yang akan
dikembangkan. Dalam tahapan perancangan
Gambar 3. Tahapan SDLC Model Waterfall dilakukan penentuan perangkat keras
(hardware) dan pendefinisian sistem secara
1. Analisis keseluruhan agar perangkat lunak yang
Tahapan terkait dengan analisis nantinya dikembangkan dapat berfungsi
dilakukan identifikasi masalah pengelolaan dengan efektif dan efisien.
jalan, menganalisis permasalahan yang telah 3. Implementasi
berhasil ditemukan di lapangan melalui studi
pustaka baik berupa buku maupun penelitian Setelah dibuat rancangan sistem,
terkait yang telah dilakukan sebelumnya dilanjutkan dengan tahapan implementasi
sehingga memperoleh masukan untuk hasil perancangan menjadi sebuah sistem
pengembangan perangkat lunak, yang memiliki fungsionalitas sesuai dengan
pengumpulan data pendukung mengenai kebutuhan sistem itu sendiri menggunakan

21
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

bahasa pemrograman yang disesuaikan (laptop) yang memiliki spesifikasi sebagai


dengan platform yang diharapkan pengguna, berikut, Processor Intel Celeron 2,0 GHz,
yaitu perangkat lunak berbasis web yang RAM 4GB, Monitor 14 inch dengan resolusi
mampu diakses dengan mudah dan cepat. 1366 x 786 pixel. Lingkungan perangkat
Tahapan ini juga disebut dengan pengodean. lunak sebagai berikut, sistem operasi
Hasil implementasi tersebut berupa unit-unit Microsoft Windows 10 64-bit, bahasa
atau fungsi-fungsi yang saling terintegrasi pemrograman PHP 7, HTML5, CSS3,
membentuk sistem yang dikembangkan. JavaScript dan MySQL. Database server
package yang digunakan adalah XAMPP
4. Pengujian
versi 5.5.27.Mozilla Firefox browser. Web
Menurut Shalahuddin & Rosa (2013), framework CodeIgniter versi 3. Text editor
tahapan pengujian meliputi berbagai segi Sublime Text dan Notepad++.
yang mencangkup logika, antarmuka, Sistem Informasi Manajemen Jalan di
termasuk hal-hal penunjang sistem agar Kabupaten Buleleng ini dirancang
sistem mampu berfungsi sesuai yang telah menggunakan 9 menu utama yang kemudian
ditetapkan. Pada tahap pengujian, pada menu utama tersebut terdapat submenu-
pengembang sistem harus mampu submenu lainnya yang terkait dengan menu-
meminimalisir kesalahan (error) yang terjadi menu utama tersebut. Adapun struktur menu
pada sistem dan memastikan keluaran sistem dari Sistem Informasi Manajemen Jalan
sesuai dengan apa yang diinginkan. digambarkan pada Gambar 4.
IV. Hasil dan Pembahasan Tampilan dalam sistem ini
menyesuaikan dengan fungsi yang dapat
1. Hasil Implementasi dilakukan oleh masing-masing pengguna.
Adapun implementasi tampilan antarmuka
perangkat lunak Sistem Informasi
Manajemen Jalan ditunjukkan pada Gambar
5.

Gambar 4. Struktur Menu Sistem


Perangkat lunak Sistem Informasi
Manajmen Jalan ini dikembangkan pada
lingkungan perangkat keras komputer mobile
22
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

tingkat kebenaran metode yang digunakan,


cara kerja yang sesuai prosedur dan
spesifikasi internal lainnya. Whitebox testing
dilaksanakan pada tanggal 8 November 2020
yang diuji langsung oleh pengembang Sistem
Informasi Manajemen Jalan. Pengujian
dilakukan sesuai dengan item uji yang telah
dirancang. Berdasarkan hasil pengujian
kotak putih (whitebox testing) menunjukkan
bahwa seluruh implementasi algoritma telah
berhasil dan berjalan sesuai harapan.
b) Pengujian Kotak Hitam (Blackbox
Testing)
Berdasarkan pemaparan oleh Jaya
(2018), black box testing berkosentrasi dari
sisi kesesuaian perangkat lunak yang
dikembangkan dengan kebutuhan pengguna
yang telah didefinisikan pada saat awal
perancangan. Pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan,
dan keluaran dari perangkat lunak sesuai
Gambar 5. Implementasi Antarmuka Halaman Utama dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
(Home) Blackbox testing dilakukan sesuai dengan
item uji yang telah dirancang. Adapun hasil
blackbox testing adalah seluruh proses pada
2. Hasil Pengujian sistem telah berjalan dengan baik.
Pengujian perangkat lunak Sistem
Informasi Manajemen Jalan dilakukan
dengan 4 (empat) tahap, yaitu meliputi c) Uji Kegunaan (usability testing)
Pengujian Kotak Putih, Pengujian Kotak Pengujian yang dilakukan yaitu,
Hitam, uji kegunaan (usability), dan Uji pengujian lapangan melalui respon pengguna
Kesesuaian Sistem. Adapun rincian hasil untuk mengetahui bagaimana respon
pengujian perangkat lunak yaitu sebagai pengguna terhadap sistem yang
berikut. dikembangkan. Hamdani & Arianto (2016)
a) Pengujian Kotak Putih (Whitebox Testing) memaparkan bahwa pengujian ini juga
Menurut Irawan (2017), whitebox mengarah kepada kualitas sistem yang
testing merupakan awal dari serangkaian berdasarkan ISO 9126 yang merupakan salah
pengujian suatu sistem. Pengujian lainnya satu metode pengujian perangkat lunak
dapat dilakukan setelah melakukan pengujian berstandar internasional yang merupakan
kotak putih dimana hasil pengujian ini hasil pengembangan International
adalah tingkat kelayakan sistem berdasarkan Organization for Standardization (ISO) dan
logika algoritma dan cara kerja sistem dan International Electrotechnical Commission
menguji cara kerja dari produk tesebut, (IEC). Kemampuan pengujian dengan
pengujian ini diarahkan untuk menunjukkan metode ini meliputi pendefinisian kualitas,

23
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

mutu, model, dan metrik dari perangkat


lunak yang diuji. Adapun standar ISO 9126
terdiri atas faktor-faktor seperti berikut.
a. Functionality (Fungsionalitas), = 86,67 %
merupakan kesesuaian fungsi perangkat
Berdasarkan persentase keseluruhan
lunak dalam menyediakan kebutuhan
subyek maka diperoleh hasil respon adalah
pengguna
b. Reliability (Kehandalan), merupakan Baik, yaitu 86,67 % dengan sedikit revisi
stabilitas perangkat lunak dalam pada perbaikan navigasi di halaman
mempertahankan kinerja dalam kondisi pengelolaan data dan berdasarkan hasil
tertentu. pengujian tersebut maka Sistem Informasi
c. Usability (Kebergunaan), merupakan Manajemen Jalan dinyatakan LAYAK
kemudahan perangkat lunak baik dalam diterapkan sebagai sistem pendukung
kemudahan penggunaan maupun pengelolaan jalan di Kabupaten Buleleng.
kemudahan dipelajari oleh pengguna. d) Uji Kesesuaian Sistem.
d. Efficiency (Efisiensi), merupakan efisiensi Pengujian kesesuaian sistem untuk
perangkat lunak terkait dengan jumlah menguji apakah hasil akurasi perhitungan
proses kerja dengan sumber daya sumber yang menjadi salah satu fitur sistem.
daya yang digunakan
Berdasarkan penelitian oleh Mujiastuti et al.
e. Maintainability (Pemeliharaan)
(2019), pengujian akurasi penting untuk
merupakan kemudahan untuk melakukan
pemeliharaan, pengembangan, dan dilakukan untuk pengendalian kesalahan.
modifikasi perangkat lunak sehingga Adapun hasil pengujian kesesuaian sistem
mampu beradaptasi dan menyesuaikan yang telah dilaksanakan diperoleh hasil
dengan kebutuhan terkini pengguna. bahwa hasil perhitungan yang dihasilkan
f. Portability (Portabilitas), merupakan oleh sistem sesuai dengan pembanding yaitu
kemudahan akses perangkat lunak oleh hasil perhitungan dengan menggunakan cara
pengguna dalam platform yang berbeda- manual seperti yang ditunjukkan pada Tabel
beda. 2.
Berdasarkan data respon pengguna
Tabel 2. Perbandingan Hasil Perhitungan pada
yang telah dilaksanakan dengan rincian hasil Pengujian Kesesuaian
yang ditunjukkan pada Tabel 1, maka dapat
dihitung persentase keseluruhan subyek
dengan perhitungan sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Respon Pengguna

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan


pada Tabel 2, maka Sistem Informasi
Manajemen Jalan dapat digunakan sebagai
pendukung rekomendasi pembuatan
keputusan dalam mendukung pengelolaan
jalan di Kabupaten Buleleng.
V. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan secara berurutan dimulai dari
tahap analisis, implementasi dan
24
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

pengembangan sistem, pengujian perangkat 2. Perlu adanya metode pembanding untuk


lunak, dan evaluasi hasil maka adapun agar memberikan pengguna alternatif
kesimpulan yang dapat diambil yaitu hasil yang akan digunakan sebagai acuan
perangkat lunak yang dikembangkan dengan dalam membuat keputusan yang lebih
nama Sistem Informasi Manajemen Jalan di tepat.
kabupaten Buleleng telah diimplementasikan 3. Kekurangan penelitian ini tentunya dapat
dengan basis berupa website dengan bahasa dijadikan sebagai acuan penelitian dengan
pemrograman HTML5, CSS3, PHP, pengembangan perangkat lunak yang
javascript, dan MySQL. Sistem ini juga lebih baik.
dilengkapi dengan Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dengan metode Simple
Additive Weighting (SAW) dan konsep Daftar Pustaka
Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui
Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng.
pemanfaatan Google Maps API sebagai (2019). Kabupaten Buleleng dalam Angka
pendukung pengambilan keputusan. Hasil Tahun 2019 (1st ed.). Badan Pusat Statistik
pengujian menunjukkan pada 1) pengujian Kabupaten Buleleng.
kotak putih (whitebox testing) menunjukkan
Buana Ilmu Populer. (2017). Undang-Undang
bahwa seluruh implementasi algoritma telah Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
berhasil dan berjalan sesuai harapan. Bhuana Ilmu Populer.
Kemudian, 2) berdasarkan pengujian kotak
Diana. (2018). Metode Dan Aplikasi Sistem
hitam (blackbox testing) seluruh proses pada
Pendukung Keputusan (1st ed.). Deepublish
sistem telah berjalan dengan baik. Publisher.
Selanjutnya , pada pengujian akurasi sistem
diperoleh bahwa hasil perhitungan yang Dwiyanto, A. (2013). Mengembalikan
Kepercayaan Publik Melalui Reformasi
dihasilkan sistem telah sesuai dan dapat Birokrasi (1st ed.). Gramedia Pustaka
digunakan sebagai pendukung rekomendasi Utama.
pembuatan keputusan. Berdasarkan
Hamdani, A. U., & Arianto. (2016).
pengujian kegunaan yang menggunakan
Implementasi Dan Pengujian Sistem
standar pengujian perangkat lunak ISO 9126 Informasi Jasa Penyewaan Kendaraan
melalui respon pengguna diperoleh hasil baik Bermotor Menggunakan Standar ISO 9126
atau sebesar dengan diperoleh hasil sebesar Studi Kasus: PT. XYZ. Jurnal Sains Dan
86,67 % , di mana sistem telah mampu Teknologi Industri, 13(2), 218–228.
memenuhi kebutuhan pengguna dinyatakan Hanafiah, H. Z., & Sulaiman, A. R. (2018).
layak diterapkan sebagai sistem pendukung Rekayasa Jalan Raya (1st ed.). Penerbit
pengelolaan jalan di Kabupaten Buleleng. Andi.
Adapun saran yang dapat disampaikan Irawan, Y. (2017). Pengujian Sistem Informasi
penulis berdasarkan hasil penelitian ini, Pengelolaan Pelatihan Kerja UPT BLK
yaitu sebagai berikut. Kabupaten Kudus dengan Metode
1. Perangkat lunak yang dapat Whitebox Testing. Sentra Penelitian
dikembangkan menjadi aplikasi mobile Engineering Dan Edukasi, 1.
namun harus dipastikan bahwa aplikasi Jaya, T. S. (2018). Pengujian Aplikasi dengan
tersebut dapat lebih efektif dan efisien Metode Blackbox Testing Boundary Value
dibandingkan aplikasi dalam bentuk Analysis (Studi Kasus: Kantor Digital
website. Politeknik Negeri Lampung). Jurnal
Informatika: Jurnal Pengembangan IT,

25
Jurnal Ilmu Komputer Indonesia (JIK) , Volume 6 , No : 1, Februari 2021
p-ISSN : 2615-2703 (Print) dan e-ISSN: 2615-2711 (Online)

3(1), 45–48.
Kurniadi. (2020). Collaborative Governance
Dalam Penyediaan Infrastruktur (1st ed.).
Deepublish.
Mujiastuti, R., Komariyah, N., & Hasbi, U.
(2019). Sistem Penilaian Kinerja Karyawan
Menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (SAW). JUST IT: Jurnal Sistem
Informasi, Teknologi Informasi Dan
Komputer, 9(2), 133–141.
Nofriansyah, D., & Defit, S. (2017). Multi
Criteria Decision Making (MCDM) pada
Sistem Pendukung Keputusan (1st ed.).
Deepublish.
Shalahuddin, M., & Rosa, A. S. (2013).
Rekayasa perangkat lunak terstruktur dan
berorientasi objek. In Bandung: Informatika
(1st ed.). Penerbit Informatika.
Simanjuntak, B. A. (2013). Dampak otonomi
daerah di Indonesia: merangkai sejarah
politik dan pemerintahan Indonesia (1st
ed.). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Soeherman, B., & Pinontoan, M. (2013).
Designing Information System (1st ed.).
Elex Media Komputindo.
Sutabri, T. (2012a). Analisis Sistem Informasi
(1st ed.). Penerbit Andi.
Sutabri, T. (2012b). Konsep Sistem Informasi
(1st ed.). Penerbit Andi.
Suwardo, & Haryanto, I. (2018). Perancangan
Geometrik Jalan: Standar Dan Dasar-
Dasar Perancangan (1st ed.). UGM Press.

26

Anda mungkin juga menyukai