Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok

Windy Vivi Manalu (21S16001)


Samuel Silitonga (21S16020)
Miranda Inggri Manullang (21S16036)
Ruth Cinta Grace Simbolon (21S16055)
Lovika R Napitupulu (21S16059)

Penyelesaian:
Dari masalah Bayfield Mud Company, dilakukan penyelesaian dengan memetakan produksi
ke dalam control limit/ batas kendali untuk melihat pergerakan produksi apakah tetap berada
dalam batas kendali atau tidak. Dalam hal ini yang pertama kali dilakukan ialah menentukan
CL, UCL dan LCL. Berikut merupakan hasil yang diperoleh:
Diketahui:
Mean ( x ) = 50.0 standard deviation (s ) = 1.2
 Sample size (n) = 6
 Data dari tabel faktor control limit jika sample size (n)=6
 Upper Range (D4) =2.004
 Lower Range (D3) = 0
 Mean Range (R-bar) = 3.7 (rata-rata range dari berat tertinggi dan terendah)

σ x =σ / √ n = 1.2/√ n= 1.2 / 2.45 = 0.489

Dengan nilai 3σ = 99.73% maka interval Z = 3


1. X -Chart Limits
 UCLX = X́ + 3σ x́
= 50 + (3x 0.489)
= 50 + 1.47
= 51.47

 LCLX = X́ - 3σ x́
= 50 - (3x 0.489)
= 50 - 1.47
= 48.53

2. R-bar Chart Limits


 UCLR =D4 * (R-bar)
 LCLR=D3 * (R-bar)
Adapun yang menjadi batas kendali atas dan bawah untuk range ialah:
 UCL = (2.004) x (3.7) = 7.4148
 LCL = (0) x (3.7) = 0

1. Analisis permasalahan
Hasil dari statisktik menunjukkan bahwa berat tas melewati batas kendali. Sehingga
dapat diasumsikan bahwasannya dikarenakan masalah mesin dimana dapat dilihat jam
kerja/ shift yang terlalu banyak (dimana perusahaan bekerja 24 jam dan terdapat 3
shift) mengakibatkan kinerja mesin mengalami penurunan yang mengakibatkan
penurunan kualitas terhadap produk yang diproduksi.
2. Saran perbaikan
Adapun saran perbaikan yang dapat dilakukan demi peningkatan kualitas ialah:
1) Melakukan pemberdayaan karyawan yaitu dengan melakukan pelatihan dan
pengembangan berkelanjutan agar karyawan lebih terlatih khususnya dalm
mengikuti pedomen dan prosedur yag ditetapkan oleh perusahaan dan
bagaimana memberikan laporan terkait pekerjaan yang telah dilakukan
2) Membuat SOP kerja sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan terstruktur
untuk memonitor/ mengawasi pekerjaan yang dilakukan yaitu dengan
mendokumentasikan pekerjaan berupa laporan terkait permasalahan yang
terjadi selama beroperasi.
3) Melakukan maintenance/perawatan mesin secara berkalam untuk mencegah
kerusakan mesin. Adapun yang dapat dilakukan seperti
preventive/pencegahan, breakdown maintenance, dan lainnya.
4) Melakukan pencatan/ check untuk melihat setiap cacat pada saat produksi.

Anda mungkin juga menyukai