Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM PLC

INTERAKSI TIMER, COUNTER, GESER, DAN ROTASI

Kelompok-Kelas : 2-B
Nama (NIM) : Muhammad Jannan Alfana
Tanggal Praktikum : 26 Mei 2023
Nama Asisten : Zidni Ajirul Mujib

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum topik ini adalah supaya penggunaan instruksi timer,
counter, geser, dan rotasi dapat dipahami oleh peserta praktikum.
1.2 Dasar Teori
PLC menggunakan interface diagram tangga atau ladder diagram sebagai alat berinteraksi
dengan pemrograman. Dengan demikian setiap perubahan pada input akan segera direspon dan
menghasilkan perubahan pada output sesuai program. Input device dapat digambarkan pada
bagian sebelah kir, sedangkan minimal terdapat satu buah output pada bagian sebelah kanan
setiap rung. Output dapat berupa internal relay, timer, counter atau dapat juga bit output PLC.
Secara fisik terminal input terminal PLC terhubung ke input device, sedangkan saklar-saklar
internal relay tidak dihubungkan ke dunia luar. Demikian juga dengan bagian output, terminal
output dihubungkan ke field device untuk symbol-simbol bit output, sedangkan koil internal
relay, timer counter dsb. tidak dihubungkan ke dunia luar. Dengan kata lain dapat dikatakan
internal relay, timer, counter tersebut bersifat semu, sedangkan dapat menggunakannya dengan
jumlah hingga bisa mencapai ratusan (Oktavianto, 2019).

Gambar 1.2.1 Satuan waktu timer (Taruno, dkk, 2019)


Timer merupakan salah satu komponen dalam PLC yang digunakan dalam mengulur waktu
kerja dari suatu sistem PLC, baik kendali input maupun output. Dalam timer terdapat dua coil,
yaitu: coil TT atau perintah masukan dan coil RC atau reset masukan. Symbol perintah masukan
dalam zelio adalah TT dan reset masukan adalah RT, sedangkan symbol untuk kontak timer untuk
NO adlah T- dan NC adalah c-. Dalam satuan waktu pada timer dapat dilihat pada gambar 1.1
(Taruno, dkk, 2019).
Pada dasarnya arti dari counter itu sendiri yaitu penghitung. Sehingga pada PLC
Omron, fungsi dari counter itu sendiri sama dengan artinya yaitu sebagai penghitung dari
berapa jumlah masukan di suatu sistem. Pada counter terdapat 2 jenis counter yaitu UP
counter dan UP-DOWN counter. Pada UP-DOWN counter tetap digunakan untuk
menghitung jumlah dari masukan suatu sistem tetapi nilai dari masukan nya dapat
dikurang dan juga ditambahkan secara berurutan (Alam, dkk, 2020).
Dalam sistem kontrol dibutuhkan pengaturan waktu yang menjadikan interval
waktu sebagai salah satu parameter yang berfungsi sebagai pengontrol untuk
ditentukannya suatu operasi tertentu. Pada PLC terdapat pengatur waktu sebagai
perangkat bawaan yang menghitung waktu sepersekian detik dari clock CPU internal.
Timer dapat berperilaku seperti keluaran relay dengan kumparan yang bila diberi energi
mengakibatkan penutupan atau pembukaan kontak setelah beberapa waktu yang telah
ditentukan. Namun terdapat beberapa pendekatan lain, yaitu timer sebagai pengatur
waktu dan delay sebagai blok penundaan yang akan menunda sinyal input mencapai
output. Selain pengatur waktu atau timer, counter atau penghitung juga terdapat pada
PLC sebagai elemen bawaan yang berfungsi sebagai penghitung pada saat jumlah sinyal
input muncul. Counter juga berfungsi sebagai penghitung jumlah barang sesuai dengan
sinyal input sensor pada saat sinyal sensor mendeteksi suatu barang yang muncul.
Counter juga telah diatur kebeberapa nilai nomor preset lalu ketika nilai pulsa input nya
telah diterima maka kontaknya akan beroprasi. Maka yang terjadi adalah kontak akan
tertutup bila biasanya terbuka dan sebaliknya. Counter memiliki 2 jenis yaitu down-
counters dan up-counters. Pada down-counter itu dilakukan penghitungan mundur dari
nilai preset ke nol, lalu untuk up-counters adalah penghitung naik yang menghitung dari
nol hingga nilai preset. Kontak akan berubah status ketika counter telah mencapai nilai
yang telah ditetapkan (Bolton, 2006).
BAB II
TATA LAKSANA PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Terdapat beberapa alat yang digunakan pada praktikum topik ini, di antaranya adalah 1
set komputer yang telah dilengkapi oleh CX-Programmer, modul hardware praktikum PLC
(berisi PLC SYSMAC CP1EN20DR-A), kabel USB, saklar/kontak, lampu 12 V, dan jumper.
2.2 Tata Laksana Percobaan
2.2.1 Penggunaan Instruksi Timer

Program tangga seperti yang ditunjukkan gambar 4.11 pada petunjuk praktikum dibuat
dengan CX-Programmer.

Kompilasi dilakukan sebagai bentuk tindakan pengecekan adanya error atau tidak.
Program diperbaiki apabila masih ada error dan kompilasi ulang.

Program yang telah dibuat disimpan dengan nama file Praktikum41.

Daftar instruksinya dicatat. Format yang dapat digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2 di
buku petunjuk praktikum.

Saklar SPDT, lampu 12 V dan jumper dihubungkan pada masukan atau keluaran PLC
(sesuaikan dengan gambar 4.11).

Program tersebut dimasukkan ke memori PLC dan jalankan (gunakan mode Run).

Keadaan masukan 0.00 di ON-kan, kira-kira selama 10 detik, dan keadaan keluaran
100.00 – 100.03 diamati.
2.2.2 Penggunaan Instruksi Counter

Program tangga seperti yang ditunjukkan gambar 4.12 pada petunjuk praktikum dibuat
dengan CX-Programmer.

Kompilasi dilakukan sebagai bentuk tindakan pengecekan adanya error atau tidak.
Program diperbaiki apabila masih ada error dan kompilasi ulang.

Program yang telah dibuat disimpan dengan nama file Praktikum42.

Daftar instruksinya dicatat. Format yang dapat digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2 di
buku petunjuk praktikum.

Saklar SPDT, lampu 12 V dan jumper dihubungkan pada masukan atau keluaran PLC
(sesuaikan dengan gambar 4.12).

Program tersebut dimasukkan ke memori PLC dan jalankan (gunakan mode Run).

Counter C0 (CNTX) direset dengan meng-ON-kan saklar 0.01 dan meng-OFF-kannya


kembali. Cacahan counter C0 diamati dan nilainya dicatat.

Keadaan saklar 0.00 diubah dari keadaan OFF ke ON, beberapa kali (minimal 10x), dan
nilai cacahan counter C0 diamati dan dicatat.

Counter C1 (CNTR) direset dengan meng-ON-kan saklar 0.04 dan meng-OFF-kannya


kembali. Cacahan counter C1 diamati dan nilainya dicatat.
Keadaan saklar 0.02 diubah dari keadaan OFF ke ON, beberapa kali (minimal 15x), dan
nilai cacahan counter C1 diamati dan dicatat.

Keadaan saklar 0.03 diubah dari keadaan OFF ke ON, beberapa kali (minimal 15x), dan
nilai cacahan counter C1 diamati dan dicatat.

2.3 Gambar Percobaan

Gambar 2.3.1 PLC OMRON SYSMAC CP1E-N20DR-A

Gambar 2.3.2 PLC OMRON SYSMAC CP1E-N20DR-A


Gambar 2.3.3 External Interface PLC OMRON SYSMAC CP1E-N20DR-A

Gambar 2.3.4 Pengkabelan PLC OMRON SYSMAC CP1E-N20DR-A : (a) masukan, (b)
keluaran

Gambar 2.3.5 Modul Praktikum


Gambar 2.3.6 Skema Modul Praktikum

Gambar 2.3.7 Komponen Modul Praktikum

Gambar 2.3.8 CX-Programmer


Gambar 2.3.9 Kabel USB

Gambar 2.3.10 Saklar/kontak

Gambar 2.3.11 Lampu 12 V

Gambar 2.3.12 Kabel Jumper


BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Praktikum


3.1.1 Instruksi Timer
Anak Tangga Langkah Instruksi (termasuk operand)
0 0 LD (0.00)
0 1 OUT (100.00)
0 2 TIM (000#100)
0 3 TIM (001#100)
0 4 TIMX[500] (002&100)
1 LD (T000)
2 5 OUT (100.02)
2 6 LD (T001)
1 7 OUT (100.01)
3 8 LD (T002)
3 9 OUT (100.03)

3.1.2 Instruksi Counter


Anak Tangga Langkah Instruksi (termasuk operand)
0 0 LD (0.00)
0 1 LD (0.00)
0 2 CNTX[546] (000 &5)
1 LD (C000)
1 3 OUT (100.00)
2 4 LD (0.02)
2 5 LD (0.03)
2 6 LD (0.04)
2 7 CNTR[012] (001 #100)
3 8 LD (C001)
3 9 OUT (100.01)
3.2 Analisa Prosedur

3.2.1 Fungsi Alat

Alat dan komponen yang digunakan pada praktikum topik ini adalah laptop yang sudah
terinstall software CX-Programmer, modul perangkat kelas PLC OMRON SYSMAC CP1E-
N20DR-A, kabel USB, saklar, lampu 12V, dan jumper. Software CX-Programmer digunakan
untuk membuat program yang akan dijalankan oleh modul hardware PLC. Modul perangkat
keras PLC OMRON SYSMAC CP1E-N20DR-A digunakan sebagai hardware untuk
menjalankan program yang telah dibuat sebelumnya pada CX-Programmer. Kabel USB
digunakan sebagai penghubung antara laptop dengan modul hardware PLC agar program yang
telah dibuat dapat dikompilasi pada modul hardware PLC. Saklar digunakan sebagai kontak
masukan PLC. Lampu 12 V digunakan sebagai output PLC. Jumper digunakan untuk
menghubungkan (wiring) antara hardware PLC dengan komponen masukan dan keluarannya.
3.2.2 Fungsi Perlakuan
Program tangga seperti yang ditunjukkan gambar 4.11 pada petunjuk praktikum dibuat
dengan CX-Programmer agar programnya dapat disimulasikan dan dapat diketahui hasil
outputnya. Kemudian kompilasi dilakukan sebagai bentuk tindakan pengecekan adanya error
atau tidak. Program diperbaiki apabila masih ada error dan kompilasi ulang. Lalu program
yang telah dibuat disimpan dengan nama file Praktikum41 sebagai penanda bahwa ini adalah
file rangkaian timer pada bab 4. Daftar instruksinya dicatat dan format yang dapat digunakan
dapat dilihat pada tabel 3.2 di buku petunjuk praktikum supaya data keluaran yang disimpan
dapat dianalisis secara jelas. Kemudian Saklar SPDT, lampu 12 V dan jumper dihubungkan
pada masukan atau keluaran PLC (sesuaikan dengan gambar 4.11) agar hardware PLC dapat
mengolah program tangga yang telah dibuat. Program tersebut dimasukkan ke memori PLC
dan jalankan (gunakan mode Run) agar simulasi dapat dijalankan. Lalu keadaan masukan
0.00 di ON-kan, kira-kira selama 10 detik, dan keadaan keluaran 100.00 – 100.03 diamati.
3.3 Analisa Hasil
Pada percobaan pertama yaitu instruksi timer digunakan LD 0.00 sebagai input yang di
hubungkan dengan OUT 100.00, Timer 000, Timer 001, dan TIMX{500} (002&100). Untuk
input selanjutnya digunakan keluaran dari Timer 000 yang dihubungkan pada OUT 100.02.
Pada input selanjutnya digunakan keluaran dari Timer 001 yang dihubungkan pada OUT
100.01. Selanjutnya inputan digunakan keluaran dari Timer 002 yang dihubungkan pada OUT
100.03. Pada timer, sinyal akan keluar apabila set pada timer sudah mencapai nilai yang
ditentukan sehingga timer akan terus menyala sesuai ketentuan.
Pada percobaan kedua yaitu counter digunakan dua buah inputan yang dihubungkan
pada counter 000. Inputan tersebut berasal dari LD 0.00 dan LD 0.01. Selanjutnya keluaran
dari counter yang telah mencapai nilai set nya akan menghasilkan keluaran yang dihubungkan
dengan OUT 100.00. Terdapat tiga buah inputan yaitu LD 0.02, LD 0.03, dan LD 0.04 dimana
inputan tersebut dihubungkan dengan reverseble counter. Setelah itu apabila counter
menghitung dengan mencapai nilai yang sudah ditentukan maka counter akan mengeluarkan
sinyal kepada OUT 100.01.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Praktikum PLC tentang Instruksi Timer, Counter, Geser dan Rotasi
diperoleh pemahaman terkait penggunaan Instruksi Timer, Counter, Geser dan Rotasi.
Instruksi Timer digunakan untuk menyalakan output setelah detik yang sudah ditentukan pada
saat input diaktifkan atau ditekan. Kemudian Instruksi Counter digunakan sebagai penghitung
dari berapa jumlah masukan di suatu sistem.
4.2 Saran
Sebelum praktikum berlangsung, praktikan diharapkan membaca dan memahami
terlebih dahulu terkait materi yang akan dipelajari sebelum praktikum dimulai. Selain itu
praktikan dapat menginstall terlebih dahulu software CX-Programmer yang akan digunakan
dalam praktikum sehingga waktu yang digunakan lebih efisien dan juga apabila terdapat
kendala dapat langsung dibantu oleh asisten praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, dkk. 2020. PLC Menggunakan CX Programmer 9.1 dan ZELIO Soft2. Yayasan Kita
Menulis.
Bolton, William. 2006. Programmable Logic Controller Fourth Edition. Oxford: Elsevier Ltd
Oktavianto, Adi. 2019. Software Version Control. Semarang: CV. Oxy Consultant
Taruno, Djoko Laras Budiyo, Zamtinah, Alex Sandria Jaya Wardhana. 2019. Instalasi Listrik
Industri. Yogyakarta: UNY Press
LAMPIRAN

Lampiran daftar Pustaka:

(Alamsyah, dkk, 2020)


Taruno, dkk, 2019).

Taruno, dkk, 2019).


Taruno, dkk, 2019).

(Oktavianto, 2019).
(Oktavianto, 2019).

Taruno, dkk, 2019).


Taruno, dkk, 2019).

Taruno, dkk, 2019).


(Oktavianto, 2019).

(Oktavianto, 2019).
(Bolton, 2006)

Anda mungkin juga menyukai