Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM MIKROPROSESOR

INSTRUKSI PEWAKTU

Nama : Ari Hasan Asyari


Nim : 1167070016
Kelas : A1
Dosen : Muhammad Tsani., ST

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2019
Abstrak – Sistem kontrol pada semua rancang bangun teknologi memegang peran yang sangat
penting. Programmable Logic Controller (PLC) sebagai salah satu basis sistem kontrol sangat
perlu dikenalkan pada penyiapan sumber daya manusia teknologi nuklir. Pembelajaran PLC
mempunyai beberapa kendala. Kendala tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan simulasi
berbasis komputer pribadi. Penggunaan simulasi PLC untuk pemrograman dan kasus-kasus
aplikasinya dalam pembelajaran pada matakuliah PraktikumSistem Mikroprosesor dapat
meningkatkan kemampuan dan pemahaman mahasiswa terhadap pemrograman PLC.

Kata Kunci :Pembelajaran berbasis Kasus, Programmable Logic Controller, Sistem Kontrol

A. PENDAHULUAN

Pewaktu atau timer digunakan sebagai fungsi menghitung berbasis waktu. TIM dan
TIMH(15) adalah instruksi decrementing ON-delay timer yang memerlukan nominal dan nilai
pengaturan SV(set value).

On-delay timer akan kembali reset saat tidak aktif. Nomor TC tidak dapat didefinisikan dua
kali. Jika nomor TC sudah digunakan untuk mendefinisikan instruksi timer atau counter, maka
nomor tersebut tidak bisa digunakan lagi untuk mendefinisikan timer atau counter lain.

Nomor TC yang dapat digunakan pada CPM2A adalah dari 0 hingga 255.

B. DASAR TEORI
Timer sebenarnya bisa dikatakan bentuk modifikasi dari relay/coil. Silakan baca pada
Perangkat Kendali Dasar Sistem Otomasi. Perbedaan mendasarnya, jika relay diberi
tegangan/perintah maka akan akatif saat itu juga, demikian juga dengan kontak-kontak yang
terdapat pada relay tersebut. Pada Timer, saat diberi tengangan atau perintah maka tidak serta-
merta aktif, tetapi menunggu dulu selama beberapa waktu (sesuai dengan nilai
setting/pengaturan yang diberikan). Setelah jeda nilai pengaturan tersebut tercapai, coil Timer
akan aktif sehingga kontak-kontak pada Timer juga akan aktif. Berikut adalah Diagram waktu
sebuah Timer yang paling umum.
Setiap brand PLC memiliki cara pengalamatan dan metode tersendiri dalam penggunaan
instruksi Timer. Pada tutorial PLC ini akan mengambil contoh penggunaan Timer pada PLC
Omron tipe CP1E CPU E20. Saya sengaja mengambil contoh spec terendah dengan asumsi
pemanfaatan yang paling sederhana. Untuk spec yang lebih tinggi moleh jadi memiliki fiturfitur
yang lebih lengkap. Tipe PLC ini memiliki 256 register Timer mulai dari 000-255. Jumlah yang
saya rasa cukup untuk digunakan dalam pemrograman sistem sederhana.

SET Value yang umum digunakan pada Timer adalah tipe BCD, sehingga nilai pengaturan
dapat diatur mulai 0000 hingga 9999. Pengaturan nilai ini bersifat konstan atau fix. Tidak
banyak tutorial PLC yang membahas bahawa jika kita menginginkan nilai Set Value yang dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan, kolom Set value bisa kita isi dengan alamat register tertentu
seperti DM (Data memory). Sehingga dengan mengubah nilai yang terdapat pada DM tersebut,
kita bisa mengubah-ubah pengaturan Timer.

Pada PLC Omron terdapat 2 jenis Timer dasar yang paling sering digunakan, setidaknya dalam
proses belajar. Karena jika sudah sering menangani project dengan kerumitan yang tinggi, jenis
Timer yang lain boleh jadi juga digunakan. 2 jenis Timer dasar tersebut adalah TIM dan TIMH.
Anda bisa membuka Help pada bagian atas CX Programmer, kemudian pilih tipe PLC yang
sesuai. Pada layar Instruction List silakan pilih Timer and Counter. Berikutnya buka TIM lalu
TIMH.
Keduanya memiliki fungsi dan pengalamatan yang sama, perbedaanya ada pada time base
(pengali) pada Set Value. TIM memiliki pengali 100ms (0.1s) yang artinya, nilai yang anda
masukkan ke dalam Set Value akan dikalikan dengan 0.1s. Sehingga jika anda ingin menunda
Timer selama 5 detik, maka set value nya adalah 50. Dengan melihat set value 0 – 9999, maka
TIM memiliki pengaturan waktu penundaan antara 0,1 s hingga 999,9 s. Sedangkan TIMH
memiliki Set value yang lebih rinci yaitu 10ms (0,01s). TIMH bisa dijadikan alternatif saat
ingin memberikan penundaan waktu di bawah 0,1 s.
C. ALAT DAN BAHAN

1. 1 unit Power Supply PTE-033-01

2. 1 unit CPU CPM2A PTE-033-02

3. 1 unit DC Input Simulator PTE-033-06

4. 1 unit Logical LED Display PTE--033-07

5. Kabel Penghubung

6. Jembatan Penghubung

7. Kabel Komunikasi Serial

8. 1 unit Komputer

D. LANGKAH KERJA

1. Siapkan peralatan yang diperlukan.


2. Rangkai peralatan seperti pada gambar
3. Atur saklar DC Input Simulator pada posisi “0”
4. Nyalakan catu daya
5. Buat program berikut ini pada komputer, simpan dengan nama file TIMER1.CXP
6. Download file tersebut kemudian jalankan PLC.
7. Siapkan stopwatch
8. Ubah masukan 0.00 menjadi 1, bersamaan dengan itu jalankan stopwatch
9. Amati keluaran 10.00(A1), saat LED menyala, hentikan stopwatch.
10. Catat waktunya pada tabel
11. Ubah kembali masukan 0.00 menjadi 0 dan reset stopwatch
12. Ulangi langkah 7 hingga 11 tetapi ubah untuk masukan sesuai dengan tabel
13. Amati keluaran PLC ketika LED menyala hentikan stopwatch
14. Catat waktunya pada tabel
15. Hentikan PLC
16. Buat program berikut pada komputer, dan simpan dengan nama TIMER2.CXP
17. Download file tersebut kemudian jalankan PLC.
18. Siapkan stopwatch
19. Ubah masukan 0.00 menjadi 1, bersamaan dengan itu jalankan stopwatch
20. Amati keluaran 10.00(A1), 10.01(A2), 10.02(A3) ketika stopwatch menunjukan 5 detik, 8
detik, dan 9 detik.
21. Catat waktunya pada tabel
22. Ubah masukan 0.00 menjadi o, catat kondisi keluaran pada tabel
23. Hentikan PLC
24. Matikan Catu Daya

E. HASIL PENGAMATAN

a. Percobaan 1
Masukan Keluaran Waktu
0.00 10.00 (A1) 10 s

0.01 10.01 (A2) 20 s

0.01 10.02 (A3) 5s


b. Percobaan 2
Waktu Kondisi Keluaran
Stopwatch
10.00 (A1) 10.01 (A2) 10.02 (A2)

5 detik Nyala Belum Belum

8 detik Nyala Nyala Belum

9 detik Nyala Nyala Belum

0.00 ‘0’ Mati Mati Mati

F. PEMBAHASAN

a. Percobaan 1
• Kondisi pertama

Ketika input 0.00 diberi masukan 1 maka arus mengalir ketimer, lalu timer aktif dan
menghitung selama 10 detik (karena dalam program timernya #100 yang berarti 10
detik). Setelah timer selesai menghitug kontak input T000 aktif (ada masukan 1 dari
timer) dan mengalirkan arus ke output LED 10.00

• Kondisi kedua

Ketika input 0.01 diberi masukan 1 maka arus mengalir ketimer, lalu timer aktif dan
menghitung selama 20 detik (karena dalam program timernya #200 yang berarti 20
detik). Setelah timer selesai menghitug kontak input T002 aktif (ada masukan 1 dari
timer) dan mengalirkan arus ke output LED 10.01

• Kondisi ketiga

Ketika input 0.02 diberi masukan 1 maka arus mengalir ketimer, lalu timer aktif dan
menghitung selama 5 detik (karena dalam program timernya #50 yang berarti 5 detik).
Setelah timer selesai menghitug kontak input T000 aktif (ada masukan 1 dari timer)
dan mengalirkan arus ke output LED 10.02. Lalu END menandakan akhir dalam
sebuah program ladeer plc.

b. Percobaan 2
• Kondisi pertama

Dikondisi pertama disini menandakan bahwa kondisi pertama ini sebagai program
input, dimana pada saat input 0.00 diberi masukan 1 maka arus mengalir keseluruh
timer (timer 1, timer 2, timer3) lalu pada setiap timer aktif dan mulai menghitung,
timer 1 mengitung selama 10 detik, timer 2 menghitung selama 5 detik dan timer 3
menghitung 25 detik selanjutnya setelah masing masing timer telah selesai
menghitung berlanjut ke kondisi kedua.

• Kondisi kedua

Pada kondisi kedua, disini program sebagi output dimana kontak T000 aktif setelah
timer 0 selesai menghitung dan arus mengalir ke output LED 10.00. Kontak T001 aktif
setelah timer 1 selesai menghitung dan arus mengalir ke output LED 10.01.Kontak
T002 aktif setelah timer 2 selesai menghitung dan arus mengalir ke output LED 10.02.
Lalu END menandakan akhir dalam sebuah program ladder.

G. KESIMPULAN

Pada praktikum Instruksi Waktu dapat disimpulkan bahwa :


1. Timer diaplikasikan dengan cara memberi pengaturan waktu untuk menginstruksikan
output aktif pada waktu yang telah diatur pada timer.dengan mengkombinasikan beberapa
perangkat timer pada plc dapat membuat bebrapa siklus yang berjalan terus menerus dan
dapat diatur waktu ON dan OFF nya.
2. Counter digunakan untuk menghitung,dimana counter ini digunakan untuk mencacah
berapa kali suatu tombol ditekan kemudian outputnya baru bisa aktif. Dan bisa juga pada
running led dengan tiga siklus,dalam hal ini tiap siklus counter menghitung sampai 3 siklus
dan setelah tiga siklus semua output mati.
3. Penulisan pada pemberian nilai waktu timer diawali dengan tanda kres (#) karna tanpa
tanda ini timer tidak akan jalan atau aktif
4. Kode pengalamatan pada timer tidak boleh ada yang sama dengan kode pengalamatan 000
s/d 999.dan pada kode pengalamatan counter sama halnya dengan timer .

DAFTAR PUSTAKA
[1] Budiyanto, M. Wijaya, A. 2003. Penganalan dasar-dasar PLC (Programmable Logic
Controller). Gava Media. Yogyakarta.
[2] R. ackremann, J. Franz, T. Hartmann, A. Hopf, M. Kontel, B. Plagemann, 1994.
Programmable Logic Controller Tingkat Dasar, Esslingen, Germany.
[3] Team Lab TE UMS. 2005. Control Pneummatic Dengan Programmable Logic
Controller (PLC). Modul Pelatihan PLC. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai