Anda di halaman 1dari 16

Tugas ol 1

1. Mengapa Pancasila Perlu?


Pembelajaran Pancasila, secara formal wajib dan diharuskan bagi seluruh warga negara Indonesia. Pembelajaran mulai
dilaksanakan dari tingkat PAUD hingga Perguruan Tinggi. Tidak boleh ada satu orangpun warga negara Indonesia
yang tidak belajar Pancasila. Selain merupakan amanat dari konstitusi Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pancasila adalah sebagai pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa
yang perlu dikenali, dipelajari dan diimpelemtasikan secara nyata. Apa yang dipelajari dari Pancasila?
Pembelajaran Pancasila meliputi 5 sila dan 45 butir nilai-nilai Pancasila yang menjadi pedoman bagi kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Setiap warga negara Indonesia wajib mempelajari pengetahuan Pancasila dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.

2. Pengkajian Moral Pancasila mengenai Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan dan
adat istiadat. 
    Pancasila memiliki nilai-nilai yang bersumber dari nilai agama, kebudayaan dan adat istiadat. Karena memang The
Founding Fathers kita pada masa itu terdiri dari para ahli dalam keagamaan, tokoh dalam budaya dan adat istiadat.
Dengan demikian rumusan Pancasila sudah benar-benar dimuati nilai-nilai yang telah ada dalam nilai agama, budaya dan
adat istiadat. Sila-sila dalam Pancasila jika kita kaji secara mendalam, Nampak jelas adanya cerminan materi ajaran
agama, kehidupan budaya bangsa dan kebiasaan adat istiadat. 
   Sebagai contoh, ketika terdapat mahasiswa/i dalam sebuah ruangan kelas yang berbeda suku, agama, maupun ras nya.
Namun, ketika mereka di tempatkan dalam 1 kelompok yang sama, mereka yang berbeda suku seperti Jawa, Batak, Cina,
dan lain sebagainya, tidak mempermasalahkan mereka berasal dari mana, namun mereka justru bisa saling menghargai,
dan saling menunjukkan sikap kekeluargaan sebagai sesama warga negara Indonesia.
  Jadi seharusnya ketika semua masyarakat Indonesia sudah dapat mempelajari Pancasila dengan sebenar-benarnya dan
memahami dengan sebaik-baiknya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka kehidupan masyarakat
akan berjalan sesuai dengan tujuan ideologi Pancasila. Dimana kehidupan masyarakatnya penuh dengan kerukunan,
saling menghargai, hormatmenghormati, tidak saling memaksakan kehendak dan dapat saling bekerja sama untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tugas ol 3
Tantangan-Tantangan yang ada dalam menerapkan Nilai Pancasila.
Pengaruh Globalisasi
Saat ini era globalisasi dan teknologi telah mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan umat  manusia. Bagi bangsa
Indonesia hal ini merupakan tantangan tersendiri bukan sebagai ancaman. Tak ayal dibalik peranan era globalisasi,
tersimpan pengaruh negatif namun tak jarang pengaruh positif. Pengaruh globalisasi yang dapat merubah mind-set atau
pola pikir seseorang, masyarakat yang mudah dan mau dikuasai oleh negara lain merupakan salah satu dampat negatif
dari globalisasi tersebut. Upaya-upaya untuk menyelewengkan Pancasila untuk mengganti ideologi Pancasila melalui
perang pemikiran, merupakan salah satu ancaman bagi bangsa Indonesia. 
solusi atas tantangan ini dapat dilakukan dengan melalui penguatan ketahanan mental ideologis warga negara yang
merupakan upaya memperkuat dan mempertahankan diri berbagai macam ancaman dan permasalahan melalui ideologi
negaranya. Ketahanan ideologi akan tumbuh dalam diri warga negara apabila warga negara tersebut memahami dengan
benar apa yang menjadi ideologi negaranya. Sehingga diperlukan pemahaman yang tepat terhadap ideologi Pancasila.
Menurunnya Moralitas dan Kesadaran Moral
Rendahnya ketaatan dan kesadaran moral untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan
bernegara. Ketaatan adalah kewajiban secara moral karena bersumber pada nilai hakikat sifat kodrat manusia, sebagai
makhluk hidup dan makhluk sosial. Untuk memperoleh ketaatan dan kesadaran moral, maka setiap warga negara harus
memiliki pengetahuan yang benar tentang Pancasila baik pada aspek nilai maupu aspek praksisnya. Terhadap Pancasila
saja belum cukup, akan tetapi harus meresapi, menghayati dan pada akhirnya mampu mengaktualisasikan Pancasila
dalam setiap aspek kehidupan.
untuk itu solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ini yaitu upaya untuk menegaskan kembali kedudukan
Pancasila sebagai dasar falsafah hidup bangsa. Dalam kehidupan berbangsa, baik penyelenggaraan negara maupun
warga negara haruslah menjadikan Pancasila sebagai sumber dalam bersikap dan berperilaku. Menjadikan Pancasila
sebagai kekuatan pemersatu bangsa sangatlah diperlukan sebagai upaya menghadapi permasalahan bangsa dimasa
depan.
Tugas Online 4
Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektifitas penyelenggaraan suatu negara. Pancasila
sebagai dasar negara dalam mengatur penyelenggaraan negara disegala bidang, baik bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial-budaya, maupun pertahanan-keamanan. Berdasar pada latar belakang historis yang sulit dibantah , bahwa 1 Juni
1945 yang disebut sebagai lahirnya pancasila, Ir. Soekarno sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila tidak pernah
berbicara ataupun menulis tentang pancasila, baik dalam sebagai pandangan hidup, atau apalagi sebagai dasar negara.
Dalam pidatonya, beliau menyebutkan atau menjelaskan bahwa gagasan tentang pancasila tersebut terbersit bagaikan
ilham setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban
terhadap pertanyaan ketua BPUPKI Dr. Radjiman Widyodiningrat mengenai apa yang akan dijadikan dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk?
Lima dasar atau sila yang buliau ajukan itu dinamakan filosofische grondslag yaitu nilai-nilai esensial yang
terkandung dalam pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, dalam kenyataannya
secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Proses
terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu
kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV dan ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah
mulai nampak pada abad ke VII ketika timbulnya kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur dan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan Nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain
rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada
sumpah pemuda pada tahun 1928.
Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra Sejarah
Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam pertengahan jaman tersier kira-kira 60 juta
tahun yang silam. Baru pada jaman quarter yang dimulai sekitar 600.000 tahun yang silam Indonesia didiami oleh
manusia, dan berdasarkan hasil penemuan fosil Meganthropus Paleo Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo
Soloensis, Homo Wajakensis, serta Homo Mojokertensis.
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga jaman yaitu :
1. Paleolitikum
2. Mesolitikum
3. Neolithicum
Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masaPra Sejarah hakekatnya adalah nilai-nilai Pancasila itu sendiri,
yaitu :
1. Nilai Religi
Adanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan  adanya penguburan, terutama Wajakensis dan
mungkin Pithecanthropus Erectus, serta dalam menghadapi tantangan alam tenaga gaib sangat tampak. Selain itu
ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk aktifitas religi seprti upacara mendatangkan
hujan, dll. Adanya keyakinan terhadap pemujaan roh leluhur juga dan penempatan menhir di tempat-tempat yang tinggi
yang dianggap sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh keajaiban dan slelebagai batas antara dunia manusia dan
roh leluhur. Jelas bahwa masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai-nilai kehidupan religi dalam makna animism dan
dinamisme sebagai wujud dari religious behavior.
2. Nilai Peri Kemanusiaan
Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan yang
ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun sudah meninggal. Hal ini menggambarkan
perilaku berbuat baik terhaap sesama manusia, yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai
kemanusiaan. Mereka tidak hidup terbatasdi wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok pedalaman
dengan pantai dan persebaran kapak. Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
3. Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia, sehingga muncul kesamaan dalam
kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori perbandingan bahasa menurut H.Kern dan benda- benda
kebudayaan Pra Sejarah Von Heine Gildern. Kecakapan berlayar karena menguasai pengetahuan tentang laut, musim,
perahu, dan astronomi, menyebabkan adanya kesamaan karakteristik kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika lautan juga merupakan tempat tinggal selain daratan. Itulah sebabnya mereka menyebut negerinya
dengan istilah Tanah Air.
4. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah memiliki aturan untuk kepentingan
bercocok tanam, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat sosial.
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh seorang kepala
suku yang dipilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang pertama diantara yang sama).
5. Nilai Keadilan Sosial
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti masyarakat pada saat itu telah
berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering menuju ke pola hidup foodproducing. Hal ini menunjukkan bahwa pada
saat itu upaya kearah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada.
6. Nilai-Nilai Pancasila Sebelum Kemerdekaan
Nilai-nilai esensial Pancasila sebelum disahkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI nilainya telah ada pada
bangsayang terkandung Indonesia sejak zaman dahulu berupa :dalam pancasilayaitu : Nilai – Nilai Adat Kemanusiaan
Persatuan Kebudayaan Religius Istiadat Ketuhanan Kerakyatan Keadilantelah dimiliki bangsa Indonesia sejak bangsa
Indonesia melaluiproses sejarah yang cukup panjang , yaitu pada zaman Batu.Kemudian dasar-dasar kebangsaan
Indonesia mulai tampakpada abad ke VII ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya, Airlangga dan Majapahit serta kerajaan-
kerajaan lainnya.
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, dengan ditemukannya prasasti 7 Yupa . Raja
Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada Brahmana dan para
Brahmana membangun Yupa itu sebagai tanda terima kasih kepada Raja yang dermawan. Sosial Masyarakat Kutai yang
membuka zaman sejarah Politik Indonesia pertama kalinya Kerajaan, menampilkan nilai-nilai Kenduri, berupa :
SedekahKetuhanan Brahmana.
Pada abad ke VII muncullah sebuah kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan Sriwijaya, dibawah kekuasaan wangsa
Syailendra . Hal ini termuat dalam prasasti Kedukan Bukit. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedagang
pengrajin dan pegawai Raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagaipengawas dan pengumpul semacam koperasi
sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya.Demikian pula dalam sistem pemerintahannya kerajaan
dalam menalankan sistem pemerintahannya tidak dapat dilepaskandengan nilai Ketuhanan. Sedangkan agama dan
kebudayaandikembangkannya dengan mendirikan suatu Universitas agama Buddha.
Sebelum kerajaan Majapahit, muncul kerajaan- kerajaan yang memancangkan nilai-nilai Nasionalisme. Muncul
kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Di Kerajaan Isana, Jawa Tengah muncul Kerajaan
Kalingga (abad ke Darmawangsa, VII) dan Sanjaya pada (abad ke VIII) . dan Airlangga. Raja Airlangga Membangun
bangunan Keagamaan dan Asrama sebagai sikap toleransi dalam beragama Membuat Hubungan dagang dan kerja sama
dengan Benggala, Chola dan1037, Raja Airlangga Champa yg membuat tanggul 1019 , para pengikutnya , rakyat,
menunjukkan nilai-nilai dan waduk demi dan para brahmana bermusyawarah dan kemanusiaan keseahteraan
memutuskan untuk memohon pertanian Rakyat, Airlangga bersedia menjadimerupakan nilai – nilai Raja sebagai nilai-
nilai sila ke IV. sila ke V.
Pada tahun 1293, berdirilah keraaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan Raja
Hayamwuruk.Pada waktu itu, agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dalam satu Kerajaan, bahkan salah satu
bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru memeluk agama Islam. Toleransi positif dalam beragama dijunjung tinggi sejak
masa bahari yang telah silam. Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak
meninggalkan nilai- nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Namun ,
sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang
Kertaningbumi” pada permulaan abad ke XVI (1520).
Pattimura di Maluku Akhir abad ke XVI , Belanda Abad XVII , pada awalnya (1817) datang ke Belanda menguasai
daerah-daerah yang Indonesia. strategis dan kaya akan Baharuddin di hasil rempah-rempah Palembang (1819) Imam
Bonjol di Minangkabau (1821- 1837) Namun kedudukannya semakin diperkuat dengan kekuatanPangeran Diponegoro di
militerJawa Tengah (1825-1830) Melihat praktek-praktekJelentik , Polim, Teuku Tjik penjajahan Belanda tersebut di Tiro,
Teuku Umar maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah dalam perang Aceh Nusantara, antara lain : (1860)
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakanAdapun di Indonesia , kebangkitan dunia
Timur denganbergolak lah kebangkitan suatu kesadaran akan kekuatannyakesadaran akan berbangsa sendiri.yaitu
kebangkitan Nasionaldipelopori olehdr. Wahidin Sudirohusododengan Budi Utomo-nya. Budi Utomo yang dididirikan
pada 20 Mei 1908, dan inilah yang merupakan pelopor pergerakan Nasional, sehingga segera setelah itu muncullah
organisasi-organisasi pergerakan lainnya.
Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda“Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tuabangsa Indonesia” .
Agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia , pemerintahan Jepang menjanjikan Indonesia Merdeka kelak di
kemudian hari. Pada tanggal 29 April 1945 , Jepang memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
kedua pemerintah Jepang berupa “ kemerdekaan tanpa syarat” sebagai realisasi janji-janji tersebut maka dibentuklah
suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha- usaha periapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sidang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 , pada tanggal 29 Mei 1945, dalam pidato Muh.
Yamin, beliau mengusulkan calon rumusan dasar negara negara Indonesia sebagai berikut : Pada tanggal 31 Mei1945,
dalam pidato Prof. Dr. Peri Peri Peri Supomo mengemukakan Kebangsaan Kemanusiaan Ketuhanan teori-teori negara
sbb : Teori Negara Perseorangan(Individualis), Paham Negara Peri Kesejahteraan Kelas ( Class Theory), Paham
Kerakyatan Rakyat Negara Integralistik. 5 Prinsip sebaga Dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno Pada tanggal 1
Juni 1945, dalam agar diusulkan agar dinamakan pidato Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila. Beliau juga mengusulkan
dasar negara yang terdiri atas 5 bahwa Pancasila adalah sebagai prinsip . Nasionalisme (Kebangsaan dasar filsafat negara
dan Indonesia), Internasionalisme (Peri pandangan hidup Bangsa Kemanusiaan) , Mufakat (Demokrasi) , Indonesia.
Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan YME (Ketuhanan yang berkebudayaan) .
Pada tanggal 22 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuanuntuk membentuk panitia kecil yang terdiri atas
sembilan orang dan dikenal dengan s ebutan Panitia Sembilan. Panitia ini mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu
modus atau persetujuan antara golongan Islam dan golongan kebangsaan. Pada tanggal 11 Juli 1945 keputusan penting
dalam rapat BPUPKI kedua adalah menghendaki Indonesia Raya yangsesungguhnya yang mempersatukan semua
kepulauan Indonesiayang pada bulan Juli 1945 itu sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Irian, Tarakan dan Morotai
yang masih dikuasai Jepang. Pada tanggal 14 Juli badan penyelidik bersidang lagi dan melapirkan hasil pertemuannya
terdiri atas susunan UU yang terdiri dari 3 bagian .
Pada tanggal 16 Agustus 1945, diadakan pertemuan di Pejambon , Jakarta. Dan diperoleh kepastian bahwa
Jepang telah menyerah , maka Soekarno dan Hatta setuju untukdilaksanakannya proklamasi kemerdekaan yang
dilaksanakan di Jakarta. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, di Jl.Pegangsaan Timur 56 Jakarta, pada hari Jum’at
pukul 10.00 WIB, Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah proklamasi dengan hikmat.Sehari
setelah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama, dilanjutkan
dengan sidang PPKI kedua, ketiga dan keempat.
Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan Setelah proklamasi kemerdekaan 17 agustusMaklumat Wakil presiden
No. X 1945 ternyata bangsa Indonesia masih tanggal 16 Oktober 1945 menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya
menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Maklumat Pemerintah tanggal 3 Indonesia, yaitu pemaksaan untuk
mengakui November 1945 pemerintah NICA. Untuk melawan propaganda Belanda , Pemerintah RI mengeluaran tiga
buah maklumat Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yakni :Keadaan demikian telah membawa
ketidakstabilan di bidangPolitik. Akibat penerapan sistem parlementer tersebut makapemerintahan Negara Indonesia
mengalami jatuh bangun kabinetsehingga membawa konsekuensi yang sangat serius terhadapkedaulatan Negara
Indonesia saat ini.
Tugas Online 5
Pancasila pada dasarnya adalah Primer atau yang Utama, sebagai ideologi sekaligus dasar negara Republik Indonesia.
Primer dalam makna ini adalah menyangkut maksud dan tujuan semula. Primer, juga dalam arti kata sebagai fungsinya
semula.
Di awal pidatonya Bung Karno mengajukan pertanyaan kepada sidang terbuka BPUPKI: "saudara -- saudara! Apakah yang
dinamakan merdeka? ; Di dalam tahun '33 saya telah menulis satu risalah bernama "Mencapai Indonesia Merdeka" -
yang intinya menekankan bahwa kemerdekaan, politieke onafhankelijkheid, political independence, tak lain dan tak
bukan, ialah satu jembatan emas dan di seberang jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat, menyusun
masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal, dan abadi. Bung Karno melanjutkan pidatonya dengan
mengatakan dasar (philosopischegrondslag) atau di atas dasar apa (weltanschauung) kita mendirikan negara Indonesia.
"Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme, kebangsaan dan perikemanusiaan-- saya peras menjadi
satu: itulah yang dahulu saya namakan Sosio Nasionalisme"; Bung Karno menjadikan Kebangsaan sebagai prinsip
pertama dengan menyetir pemikiran Ernest Renan tentang syarat bangsa: "le desir d'etre ensemble" (kehendak akan
bersatu) dan senafas dengan Otto Bauer bahwa bangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan
nasib.  Soekarno juga menegaskan demokrasi yang bukan demokrasi Barat, tetapi politiek-economische demokratie --
yaitu politieke demokratie dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan-- saya peraskan pula
menjadi satu : inilah yang dulu saya namakan Sosio Demokrasi. Prinsip kelima sebagai dasar ketiga menyusun Indonesia
merdeka dengan ber-KeTuhanan Yang Maha Esa. Bung Karno menegaskan hendaknya negara Indonesia menjadi negara
yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan
secara kebudayaan, yakni dengan tiada "egoisme agama".
Pancasila sebagai Dasar dan Falsafah Negara terdapat rumusannya dalam Pembukaan UUD 1945. Rumusan Pancasila
pada alinea ke - 4 didahului oleh 3 alinea. Alinea pertama menegaskan jiwa anti-kolonialisme yang melekat dalam
Pancasila. Alinea kedua menegaskan manunggalnya Pancasila dengan sejarah. Perjuangan Pergerakan Kemerdekaan
Indonesia, yang dengan segala suka dukanya telah mengantarkan rakyat Indonesia dengan selamat ke depan pintu
gerbang Indonesia, yang merdeka, adil dan makmur. Alinea ketiga menegaskan jiwa pengakuan akan adanya Rahmat
Tuhan Yang Maha Kuasa dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi membangkitkan keyakinan ideologis dan sebagai dasar negara membangun keyakinan
konstitusi. Pancasila seyogyanya harus dikembangkan sebagai ideologi terapan karena pada hakikatnya Pancasila
merupakan ideologi terbuka. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis.
Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan
nyata yang selalu akan kita hadapi dalam setiap kurun waktu. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia haruslah menjadi
sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dan ancaman dalam
menjalankan ideologi Pancasila juga tidak mampu untuk menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa Pancasila
merupakan ideologi sejati. Oleh karenanya, tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian
bangsa, tidak menjadikan Indonesia kehilangan jati diri sebagai sebuah bangsa, kendati hidup di tengah-tengah
pergaulan dunia. Justru sebaliknya Indonesia harus membangun persaudaraan dunia yang sarat dengan humanisme.
Gandhi pernah berkata: "Saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah perikemanusiaan: "My nationalism is
humanity". Spirit kebangsaan Gandhi yang menguatkan persaudaraan sejati antar bangsa (internasionalisme) dan
senafas dengan pemikiran Bung Karno yang menyatakan : "Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak
berakar  di dalam buminya nasionalisme; dan nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman
sarinya internasionalisme. Nasionalisme yang diyakini Bung Karno lahir dari menselijkheid : Nasionalismeku adalah
Perikemanusiaan, yang lahir dari cinta pada tanah air. Nasionalisme yang cinta pada tanah air sesungguhnya berdasar
pada pengetahuan atas sejarah dan tata ekonomi dunia (Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi, 1964, hal. 5).
Tantangan lain dan bahkan menjadi ancaman serius yang menggugat alasan sebuah keberadaan ("Raison D'etre") nilai-
nilai luhur Pancasila adalah radikalisme. Akhir -- akhir ini radikalisme memperoleh momentum politiknya, menggelegar,
membahana, dan 'seolah' menjadi Tuan di rumah sendiri. Api intoleransi menyambar dimana-mana, penyebar ujaran
kebencian, berita palsu dan bohong (hoaks) dapat berlindung di balik kebebasan berpendapat dan menarik simpati
massa. kebebasan berpendapat individu yang menganut paham radikal justru mendapatkan tempat persembunyiannya.
Pancasila yang lahir dari rahimnya Ibu Pertiwi seharusnya menjadi jiwa bangsa dan antitesis terhadap segala bentuk dan
manifestasi radikalisme. Pengalaman empiris Pancasila sejak kelahirannya 1 Juni 1945 sudah terbukti   berfungsi sebagai
antibodi bagi demokrasi melawan radikalisme: intoleransi.. Pancasila tak lain dan tak bukan adalah komunalisme.
Soekarno pernah berkata: "Apa guna grondwet kalau ia tidak dapat mengisi perut orang yang hendak mati kelaparan,
maka karena itu, jikalau kita betul-betul hendak mendasarkan negara kita kepada paham kekeluargaan, paham tolong
menolong, paham gotong royong dan keadilan sosial, enyahkan tiap-tiap pikiran, tiap-tiap paham individualisme dan
liberalisme daripadanya".
Nilai-nilai luhur Pancasila akhirnya menjadi magnet pemersatu bagi bangsa dan negara Indonesia dengan segala
kekayaan dan keberagamannya: dengan luas 1.913.578 KM2, 34 Propinsi, 17.504 Pulau, 1128 Suku, 269 Juta Jiwa, 6
Agama, dan 546 Bahasa Daerah Aktif (BPS, Mei 2019).
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa seharusnya dapat mengembangkan  nilai-nilai etik, moral, spiritual dan terwujud dalam
sikap menghargai orang lain yang berlainan agama/kepercayaan. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberi
harapan bertumbuhnya peradaban bangsa, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sarat dengan nilai-nilai
kemanusiaan, yang terwujud dalam sikap saling mencintai sesama manusia. Sila Persatuan Indonesia menjadi perekat
perbedaan dan keberagaman, yang terwujud dalam sikap cinta kepada tanah air, menempatkan kepentingan negara dan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dalam
Permusyawaratan/Perwakilan mengandung nilai-nilai kedaulatan rakyat, dan patuh pada putusan rakyat yang sah. Dan
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang mampu mewujudkan kesejahteraan sosial tanpa ekploitasi
manusia atas manusia, terwujud dalam sikap sama rasa sama bahagia.
Tugas ol 6
PENJELASAN SECARA YURIDIS, HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIS SEHINGGA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA
INDONESIA
A. Secara Landasan Yuridis
Landasan yuridis pendidikan merupakan seperangkat konsep peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak
system pendidikan Indonesia. Landasan Yuridis dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diatur dalam
UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang menyatakan : Isi kurikulum setiap jenis, jalur
dan  jenjang pendidikan wajib memuat  Pendidikan  Pancasila,  Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.
Berdasarkan SK Mendiknas RI, No.232/U/2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa kelompok Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebagai pelaksanaan dari SK tersebut, Dirjen Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat Keputusan No.38/DIKTI/Kep/2002,
tentang Rambu- rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa
kompetensi kelompok mata kuliah MPK bertujuan menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis,
berpandangan luas sebagai manusia intelektual. Bagian penting yang dibahas pada mata kuliah MPK Pancasila adalah
terdiri dari sisi historis, filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan bernegara serta etika politik. Pengembangan
tersebut dengan harapan agar mahasiswa mampu mengambil sikap sesuai dengan hati nuraninya, mengenali masalah
hidup terutama kehidupan rakyat, mengenali perubahan serta memahami dan memaknai peristiwa sejarah, nilai-nilai
budaya demi persatuan bangsa Indonesia.
 
B. Secara Landasan Historis
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang kita rasakan sampai saatini tidak terlepas dari perjalanan yang panjang. Bangsa
Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya
penjajah. Bangsa Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan memiliki suatu
prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa
yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father) dirumuskan secara sederhana
namun mendalam yang meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila. Diera reformasi bangsa Indonesia harus
memiliki visi dan pandangan hidup yang kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat
internasional.Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar
negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilainilai Pancasila
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialisPancasila.Proses
perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu
masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar
negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad
Yamin, Soepomo dan Soekarno.Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan
(tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang
artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang
tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18
Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi
rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan
Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945
tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik  Indonesia  adalah  disebut  dengan 
istilah  “Pancasila”.
 
C. Secara Landasan Sosiologis
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keberagaman. Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas
lebih dari 300 suku bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah   mempraktikan   Pancasila  
karena   nilai-nilai   yang   terkandung   di dalamnya merupakan kenyataan-kenyataan (materil, formal, dan fungsional)
yang ada dalam masyarakat Indonesia. Kenyataan objektif ini menjadikan Pancasila sebagai dasar yang mengikat setiap
warga bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental yang berupa norma atau hukum tertulis (peraturan perundang-
undangan, yurisprudensi, dan traktat) maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau kesepahaman,
dan konvensi. Kebhinekaan atau pluralitas masyarakat bangsa Indonesia yang tinggi, dimana agama, ras, etnik, bahasa,
tradisi-budaya penuh perbedaan, menyebabkan ideologi Pancasila bisa diterima sebagai ideologi pemersatu.Data
sejarah menunjukan bahwa setiap kali ada upaya perpecahan  atau  pemberontakan  oleh  beberapa  kelompok 
masyarakat, maka nilai-nilai Pancasilalah yang dikedepankan sebagai solusi untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan
ajaibnya kedudukan Pancasila sebagai kekuatan pemersatu, maka kegagalan usaha pemberontakan yang terakhir
(G30S/PKI) pada 1 Oktober 1965 untuk seterusnya hari tersebut dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Bangsa  
Indonesia   yang   plural   secara   sosiologis   sangat membutuhkan ideologi pemersatu Pancasila. Maka dari itu nilai-nilai
Pancasila harus dilestarikan dari generasi ke generasi untuk menjaga keutuhan masyarakat. Serta pelestarian nilai-nilai
Pancasila dilakukan khususnya lewat proses pendidikan formal, karena lewat pendidikan berbagai butir nilai Pancasila
tersebut  dapat  dikembangkan  dengan terarah dan terencana. Sehingga generasi penerus lebih memahami nilai-nilai
pancasila dan menerapkannya sebagai pedoman bermasyarakat.
Tugas Online 7
Dinamika dan Perkembangan
Masalah karakter bangsa atau identitas bangsa Indonesia akhir-akhir ini menjadi topik yang hangat baik bagi para
pemimpin-pemimpin politik, pemimpin bangsa pada umumnya yang akhir-akhir ini juga melibatkan para akademisi. Hal
ini disebabkan karena masyarakat karena masyarakat dalam transisi dewasa ini terasakan mulai kehilangan karakter
bangsa atau jati diri bangsa atau yang biasa disebut identitas bangsa sebagaimana yang telah diperjuangkan oleh para
pendiri bangsa kita.
Mari kita sejenak berpikir tentang betapa hebatnya para pendiri Republik Indonesia, mereka telah memformulasikan
Pancasila sebagai landasan yang kokoh bagi suatu bangsa besar yang multietnik, multiagama, majemuk baik dari segi
horisontal dan vertikal, ribuan pulau, dan kaya sumber daya alam (yang memiliki daya tarik pihak asing untuk campur
tangan). Pancasila merupakan kesadaran bersama pada saat dimana bangsa ini membutuhkan sebuah landasan untuk
membentuk bangsa yang besar. Kesadaran tersebut muncul dari kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang
lebih besar melalui konsensus dasar yang menjadi syarat utama terwujudnya bangsa yang berkarakter, berkeadilan,
demokratis dan bermartabat.
Para pendiri Negara Republik Indonesia dengan sangat cermat mampu membuat konsensus yang tepat tentang dasar
negara sesuai dengan karakter bangsa yang orisinal, nilai-nilai yang digali dari akar budaya bangsa, menjadi sebuah
negara berkarakter religius, bukan sebagai negara sekuler dan juga negara agama. Langkah besar yang dilakukan oleh
para pendiri Republik Indonesia merupakan pelajaran berharga yang harus menjadi kebanggaan bersama, karena
ditengah kebimbangan banyak negara pada saat itu antara mendirikan negara sekuler dan negara agama, diperoleh
solusi negara nasionalis religius. Rumusan konsepsinya berorientasi sesuai dengan kondisi karakter bangsa dan
kebutuhan masa depan generasi penerus bangsa.
Tidak heran banyak intelektual dan negarawan bangsa lain memuji prestasi monumental pendiri Republik Indonesia.
Mencari rumusan konsensus dasar bagi bangsa majemuk dan multikultur memang tidaklah mudah, Pancasila dan UUD
1945 nampaknya memberi inspirasi bagi banyak negara lain untuk mencari rumusan solutif bagi dasar konstitusi suatu
negara.
Kemampuan Bangsa Indonesia dalam membuat landasan kokoh sebagai dasar negara dalam merajut kebhinekaan
seharusnya dilihat sebagai potensi Indonesia yang dapat menjadi salah satu negara adidaya. Pancasila sebagai falsafah
spiritual yang menjiwai faktor material seperti besarnya jumlah penduduk, luas wilayah, kekayaan alam dan budaya yang
berlimpah, dan letak geografis Indonesia.
Namun, pada era reformasi, Pancasila dipersoalkan oleh sejumlah anak bangsa. Saat terjadi krisis yang menyebabkan
keterpurukan Negara Indonesia hampir di segala bidang kehidupan, Era Orde Baru beserta ideologi Pancasila dianggap
salah satu penyebab terjadinya krisis tersebut. 
TUGAS ONLINE 8
6 Fungsi Ideologi sebagai berikut:
1). Struktur kognitif
Struktur kognitif yakni segala pengetahuan dan pandangan yang merupakan landasan untuk memahami segala kejadian
yang terjadi disekitarnya. Struktur kognitif ini menjadi pacuan dalam memahami dan menyikapi segala persoalan yang
menghadapi sekelompok masyarakat atau bangsa ketika menghadapi masalah tertentu. Pemahaman ideologi oleh suatu
bangsa dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang ada dalam negaranya, baik kebijakan politik, sosial, ekonomi,
maupun kebudayaan.
2). Orientasi Dasar
Orientasi dasar yakni, membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukan tujuan dalam kehidupan
masyarakat. Ideologi dalam hal ini berfungsi untuk menentukan suatu arah dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Suatu negara wajib mempunyai suatu ideologi agar dapat melangsungkan kehidupan bernegara. Jika
suatu negara tidak memiliki suatu ideologi yang dianut, dapat diperediksikan negara tersebut akan mudah terpengaruh
oleh ideologi-ideologi yang menyerang bangsa mereka sehingga bangsa tersebut akan dekat dengan kehancuran.
3). Norma-norma yang menjadi Pedoman
Negara-negara yang berideologi sangat berpegang teguh terhadap norma-norma yang menjadi pedoman dalam
berbangsa dan bernegara. Segala aktivitas dalam menjadi warga masyarakat. Jadi dalam bertindak selalu dalam batasan
norma-norma yang terkandung dalam ideologi tersebut. Dengan berpedoman dengan norma-norma, seseorang dapat
terarah dalam bertingkah laku.
4). Jalan untuk Menentukan Identitas Diri
Sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya kita membangun jatidiri yang dapat memperkuat eksistensi ideologi
yang kita anut. Ideologi dapat menentukan identitas diri suatu bangsa, yakni jatidiri yang berbeda dengan negara-negara
lain. Identitas nasional Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain salah satu di antaranya adalah
adanya ideologi Pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan hidup,  kepribadian, dan dasar negara.
5). Kekuatan untuk Mencapai Tujuan
Ideologi juga berfungsi untuk mendorong dan menyemangati seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Tanpa adanya
pandangan hidup yang di anggap sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara, suatu bangsa tidak akan mampu
untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh karena itu, ideologi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
mewujudkan cita-cita negara tersebut.
6). Sumber Edukasi untuk Masyarakat
Selain lima diatas, ideologi berfungsi sebagai sumber pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
didalamnya.
Menurut pengalaman saya secara struktur kognitif yaitu pada saat saya (yang merupakan orang Chinese) sebagai ketua
kelas mencoba menyelesaikan masalah yang terjadi di kelas saya saat saya masih SMA. Dimana saat itu terjadi
perselisihan antara kedua teman saya (keduanya orang Minang dan Jawa) yang menyebabkan salah satunya tersinggung
dan yang menyinggung mungkin tidak merasa bersalah atas ucapannya. Tindakan saya sebagai ketua kelas yaitu
mencoba untuk mendengarkan dari 2 pihak terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah mereka. Walaupun
sebenarnya itu adalah urusan yang mungkin termasuk urusan pribadi antar individu, namun saya hanya ingin agar
teman-teman yang satu kelas tidak terjadi perselisihan karena kita berada dalam satu kelas yang sama. Mungkin akan
sangat tidak nyaman jika terdapat perselisihan di dalam kelas, karena dapat mengurangi kekompakkan di kelas hanya
karena suatu hal yang seharusnya bisa diselesaikan secara baik-baik. Ketika saya coba memberikan saran kemudian
menasehati secara baik-baik kepada kedua teman saya, mereka tetap mau mendengarkan saya dan akhirnya mereka
mengakui siapa yang salah dan mereka pun berdamai. Saya tidak merasa karena saya ketua kelas berarti saya adalah
yang paling berkuasa menentukan keputusan diantara mereka. Namun, saya juga teman mereka dengan kedudukan
yang sama-sama siswi di kelas dan mereka juga tidak membeda-bedakan saya yang merupakan orang Chinese.
Walaupun kami berbeda, mereka tetap menghargai pendapat saya dan memperlakukan saya sebagai sesama siswi di
kelas itu dan mau mendengarkan pendapat saya sebagai teman mereka. Semenjak saat itu, teman-teman kelas yang lain
terkadang juga mau mempercayakan masalah-masalah mereka kepada saya untuk saya selesaikan. Saya sebagai orang
Chinese satu-satunya disekolah saat itu tentu merasa sangat nyaman walaupun di kelilingi oleh guru dan teman-teman
yang berbeda dari saya, karena mereka sangat menghargai saya dan juga sangat memperlakukan saya dengan baik dan
sama dengan teman-teman lainnya.

Tugas ol 9
Pancasila, ideologi, dasar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sudah ditanamkan pada kita sejak kecil.
Pancasila umumnya ditanamkan lewat pelajaran di kelas, dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, dan bahkan
sekarang juga di perkuliahan.  Kita ditanamkan Pancasila untuk mempertahankan keberadaan dari Pancasila itu sendiri.
Hal ini penting karena Indonesia memiliki lokasi strategis untuk perdagangan dimana negara mudah mendapat pengaruh
dari luar dengan mudah.
Masuknya pengaruh dari luar kemudian dipermudah dengan adanya era globalisasi. Kebanyakan dari pengaruh luar ini
dianggap buruk, salah satu pengaruh luar yang sangat ditolak tentunya adalah yang dapat mempengaruhi ideologi
bangsa secara buruk.
Ideologi secara umum adalah ide atau gagasan yang dijadikan sebagai cita - cita, tujuan suatu kelompok atau negara. Di
sisi lain terdapat Liberalisme. Liebralisme secara sederhana merupakan ideologi yang sangat mementingkan kepentingan
dan hak - hak setiap individu dalam masyarakat. Liberalisme dapat ditemui di segala penjuru dunia.
Apapun yang demokrasi pasti memiliki nilai - nilai dari Liberalisme. Kebebasan hak yang dijunjung oleh Liberalisme
adalah hak dari segala hal yang kita dapat lakukan dari hak hidup hingga hak berjualan. Liberalisme dapat dibilang
sebagai salah satu faktor penting yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini di karenakan
kemunculan dari Liberalisme membuka jalur menuju pembentukan tidak hanya negara namun juga bangsa Indonesia.
Dalam program balas budi tersebut salah satunya adalah berupa pemberian edukasi bagi bangsa pribumi, hal ini tentu
berdampak besar terlebihnya bagaimana bangsa pribumi menjadi terpelajar dan sadar akan penjajahan akan hak
mereka sebagai penduduk asli Nusantara.
Indonesia menjujung tinggi ideologi Pancasila dan menolak penuh ideologi lain nya. Secara pribadi saya sempat melihat
spanduk dari Polres yang isinya berupa ajakan untuk melawan ideologi Liberalisme, Komunisme, dan Imperialisme, saya
sempat tersenyum ingin tertawa melihat sepanduk tersebut semenjak negara ini menjalankan praktek Liberalisme
sebagai sebuah negara demokrasi.
Pancasila terdiri atas lima sila. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Jika kita lihat sila-sila dalam Pancasila, khususnya pada butir - butir pengamalan nya, terdapat hal - hal yang merupakan
bentuk dari Liberalisme dan Sosialisme. Pada sila pertama hak individu untuk beragama dijujung tinggi oleh Pancasila,
hal ini tentu nya lebih menggambarkan Liberalisme dalam Pancasila karena hal ini mendukung dan mementingkan hak
pribadi, walaupun Sosialisme juga memperbolehkan individu untuk beragama dan tidak ada diberi hak bagi mereka yang
atheis. Pada sila kedua jika dilihat dari butir - butir pengamalan nya berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978, lebih
bersifat Sosialis karena terdapat dukungan untuk mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia. Sementara sila ketiga lebih bersifat atau menunjukan ideologi lain yaitu
Nasionalisme. Pada sila keempat terdapat butir pengamalan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang
tentunya terlihat seperti suatu hal yang mendukung Sosialisme. Dan pada sila kelima keadilan sosial   dijujung tinggi,
keadilan ini adalah berupa pemberian hak dan pelaksanaan hukum yang tidak pilih - pilih. Semua individu, kelompok,
intitusi yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia memiliki hak dan tunduk pada hukum yang sama. Dengan ini
dapat di simpulkan bahwa sila kelima termasuk dalam bentuk Liberalisme.
Setelah melihat setiap sila dalam Pancasila dan mengkategorikan sifat sila tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya
Pancasila seimbang antara Sosialisme dan Liberalisme.
Tugas ol 10
Jika dilihat dan ditinjau lebih jauh, generasi milenial saat ini berada pada usia produktif yang memiliki peran penting
untuk kehidupan kelanjutan berbangsa dan bernegara di masa kini dan masa depan.  Berkembang pesatnya era
globalisasi dan digitalisasi menjadikan generasi milenial saat ini unggul dalam kreativitas dan kemudahan dalam
menghubungkan dunia luar. Namun keunggulan ini membuat kaum milenial menginginkan segalanya dengan instant
dan interaksi antar budaya yang terbuka mempangaruhi pikiran dan budayanya. Perilaku kaum milenial yang dinamis
dan fleksibel. Maka pada titik tersebut Pancasila relevan dan berperan penting untuk generasi milenial khususnya.
   Eksistensi Pancasila pendapat para milenial dapat menjadi jembatan emas untuk kaum milenial membangun batas apa
yang diterima pengaruh dari dunia luar yang merugikan dan bersifat negatif. Luar biasanya ideologi Pancasila yang
menempatkan "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada sila pertama, berguna sebagai peringatan bagi semua kita khususnya
milenial bahwa ada Tuhan sebagai pusat dari segala kehidupan. Kemajuan dan kecanggihan teknologi tidak bisa
mengalahkan dan menggantikan kehebatan Tuhan, dan memiliki iman yang kuat menjadi sebuah harusan bagi milenial
saat ini. Milenial harus sadar bahwa semua yang ada di dunia milik Tuhan, sehingga kesombongan pada diri manusia
dapat diminimalisir.
   Pancasila harus menjadi acuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam relevansinya dengan
sila ke-2. Dimana kaum milenial Indonesia harus bijaksana, harus adil dalam pikiran dan perilaku etis kepada sesame,
dan tidak menggampangkan segala sesuatu dan terus berbuat kebaikan yang mementingkan kepentingan umum demi
kebaikan bersama.
   Generasi milenial harus sadar bahwa sangat diperlukannya persatuan dan kesatuan untuk menjaga keutuhan Bangsa
Indonesia yang ada pada sila ke-3. Sikap toleransi sangat dibutuhkan dan memegang tegug pendirian yang tidak bisa
diacak dan dipecah oleh bangsa lain. Sesama warga Indonesia, generasi milenial harus saling bekerja sama dalam
mengangkat derajat bangsa Indonesia dan menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang hebat.
   Generasi muda saat ini juga harus bersikap demokratis dengan mementingkan aspek musyawarah dan mufakat dalam
mengambil suatu keputusan yang terkandung pada sila ke-4. Keputusan tidak boleh diambil secara sepihak, tetapi harus
hasil keputusan bersama. Sila ke-5 "Keadlian sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Para milenial harus mengusahakan
keadilan buat masyarakat, perlu mengkritik sosial, ideology, politik dalam negara yang menciptakan ketidak adilan bagi
rakyat Indonesia.
   Pada hakikatnya para generasi milenial harus terus memelihara serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari. Melalui pendidikan generasi milenial harus sadar bahwa nilai-nilai Pancasila tersebut harus diterapkan untuk
menciptakan Indonesia yang damai, aman, tentram serta adil.
Tugas ol 11
Sebagai mana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan suatu sistem nilai, artinya setiap sila memang
mempunyai  nilai akan tetapi sila saling berhubungan, saling ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila
dengan sila lainnya memiliki tingkatan.  Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung dalam
pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Nilai-nilai tersebut berupa nilai religious, nilai adat istiadat, kebudayaan dan setelah disahkan menjadi dasar Negara
terkandung di dalamnya nilai kenegaraan.
   Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila harus di jabarkan dalam suatu norma
yang merupakan pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan.
Terdapat dua macam norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan norma moral atau
etika. Sebagaimana diketahui sebagai suatu norma hukum positif, maka pancasila dijabarkan dalam suatu peraturan
perundang-undangan yang ekplisit, hal itu secara kongkrit dijabarkan dalam tertib hukum Indonesia. Namun, dalam
pelaksanaannya memerlukan suatu norma moral yang merupakan dasar pijak pelaksanaan tertib hukum di Indonesia.
Bagaimanapun baiknya suatu peraturan perundang-undangan kalau tidak dilandasi oleh moral yang luhur dalam
pelaksanaannya dan penyelenggaraan Negara, maka niscahaya hukum tidak akan mencapai suatu keadilan bagi
kehidupan kemanusiaan.
    Selain itu secara kausalitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah berifat objektif dan subjektif. Artinya esensi nilai-nilai
pancasila adalah universal yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sehingga
memungkinkan dapat diterapkan pada Negara lain barangkali namanya bukan pancasila. Artinya jika suatu Negara
menggunakan prinsip filosofi bahwa Negara berketuhana, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan
berkeadilan, maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai sila-sila pancasila.
   Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam menunjukkan adanya sifat-
sifat umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.
2.      Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada
bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan, maupun dalam kehidupan keagamaan.
3.      Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok
kaidah yang fundamental Negara sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu dalam
hierarki suatu tertib hukum hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum yang tertinggi. Maka secara objektif
tidak dapat diubah secara hukum sehingga terlekat pada kelangsungan hidup Negara. Sebagai konsekuensinya jika nilai-
nilai pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu diubah maka sama halnya dengan pembubaran Negara
proklamasi 1945, hal ini sebagaimana terkandung di dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, diperkuat Tap. No.
V/MPR/1973. Jo. Tap. No. IX/MPR/1978.
   Sebaliknya nilai-nilai subjektif Pancasila dapat diartikan bahwa keberadaan nilai-nilai pancasila itu bergantung atau
terlekat pada bangsa Indonesia sendiri. Pengertian itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai bangsa kausa materialis. Nilai-
nilai tersebut sebagai hasil pemikiran, penilaian kritis, serta hasil refleksi fiosofis bangsa Indonesia.
2.      Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa,
yang diyakini sebagai sumber nilai atas nilai kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3.      Nilai-nilai pancasila di dalamnya terkandung ke tujuh nilai-nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran, keadilan,
kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religius  yang manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia
karena bersumber pada kepribadian bangsa.
   Nilai-nilai pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam
kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan. Dengan kata lain bahwa nilai-nilai pancasila merupakan
das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das sein.
   Di era sekarang sekarang ini, tampaknya kebutuhan akan norma etika untuk kehidupan berbangsa dan bernegara
masih perlu bahkan amat penting untuk ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya ketetapan MPR No.
VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang merupakan penjabaran nilai-nilai
Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai
keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.
   Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat bertujuan untuk:
1.      Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan kebangsaan dalam
berbagai aspek
2.      Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
3.      Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.
   Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai berikut:
a.       Etika sosial dan Budaya
   Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling
memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong-menolong di antara sesame manusia dan anak bangsa.
Senada dengan itu juga menghidupkansuburkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang
bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
b.      Etika pemerintahan dan politik
   Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efesien, dan efektif serta menumbuhkan suasana
politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai
perbedaan, jujur dalam persaingan, serta menjujunjung tinggi hak asasi manusia.
c.       Etika ekonomi dan bisnis
   Etika ini bertujuan agar prinsip dan prilaku ekonomi baik oleh pribadi, institusi, maupun keputusan dalam bidang
ekonomi dapat melahirkan ekonomi dengan kondisi yang baik dan realitas.
d.      Etika penegakan hukum yang berkeadilan
   Etika ini bertujuan agar penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap
warga Negara di hadapan hukum, dan menghindarkan peggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan.
e.       Etika keilmuan dan disiplin kehidupan
   Etika ini diwujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir
rasional, kritis, logis, dan objektif.
   Dengan berpedoman pada etika kehidupan berbangsa tersebut, penyelenggara Negara dan warga Negara berprilaku
secara baik bersumber pada nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya. Etika kehidupan berbangsa tidak memiliki sanksi
hukum. Namun sebagai semacam kode etik, pedoman etik berbangsa memberikan sanksi moral bagi siapa saja yang
berprilaku menyimpang dari norma-norma etik yang baik. Etika kehidupan berbangsa ini dapat kita pandang sebagai
norma etik Negara sebagai perwujudan dari nilai-nilai dasar Pancasila.
   Etika dan moral bagi manusia dalam kehiduan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, senantiasa bersifat
relasional. Hal ini berarti bahwa etika serta moral yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, tidak dimaksudkan untuk
manusia secara pribadi, namun secara relasioanal senantiasa memiliki hubungan dengan yang lain baik kepada Tuhan
yang maha esa maupun kepada manusia lainnya.
Tugas ol 12
Sikap yang sesuai dengan sila pertama
Sila pertama pancasila berbunyi : “ Ketuhanan yang Maha Esa” 
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
a. Dalam lingkungan tempat tinggal
Saya dan keluarga menganut agama Katolik setiap hari minggu selalu beribadah ke gereja di dekat rumah. Sementara
pembantu dan kurir di rumah yang beragama Islam selalu melaksanakan sholat 5 waktu.
b. Dalam lingkungan tempat kerja
Saya dan atasan saya menganut agama yang sama yaitu Katolik, sementara kurir pos kami meganut agama Islam.
Walaupun kurir berbeda agaa dari saya dan atasan saya, kami tetap saling menghormati dan tidak membeda-bedakan
antar agama.
c. Di tempat umum
 Misalnya pada sarana umum seperti pusat perbelanjaan terdapat sarana peribadatan (seperti mushola) agar para
penganut agama Islam tetap dapat menjalankan ibadahnya dengan baik. 

Tugas ol 13
1.  Alasan masalah Lingkungan Hidup 
Jika berbagai permasalahan lingkungan ini tidak dicari solusi, maka keberlanjutan kehidupan manusia di bumi akan
mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan alam menjadi sumber pemenuhan segala kebutuhan hidup manusia, yaitu
penyedia udara, air, makanan, obat-obatan, estetika, dan lainnya.
2. Alasan sebagai Sarana Mengontrol dan Mengendalikan 
Pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah diadopsi, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Adalah untuk mengetahui
kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.
3. Alasan masalah Nilai-Nilai Kearifan Lokal
Kearifan lokal sebagai pembentuk indetitas bangsa  Kerifan lokal bukan sesuatu yang hanya di dengar tetapi dapat
menunjukkan keperkasaannya dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pembelajaran yang bermuatan kearifan lokal
perlu diwacanakan kembali, dipraktekkan dan dievaluasi secara terus menerus.

Tugas ol 14
5 sila dalam pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat dipisah-pisah internalisasi, revitalisasi, hingga
implementasinya. Artinya sila-sila dalam pancasila ada untuk saling menguatkan, saling mendukung, dan saling
melengkapi terhadap sila yang satu dengan sila lainnya. Pancasila sebagai paradigma dan falsafah bila diterapkan lebih
mendalam lagi dalam kehidupan bangsa Indonesia terutama bagi kaum milenilal niscaya mampu membawa bangsa ini
pada kemajuan peradaban bagi segala masa di era industri 4.0. Oleh karena itu, bangsa Indonesia utamanya kaum
milenial tidak boleh keluar dari nilai-nilai pancasila agar selalu memiliki landasan filosofis dan membentuk paradigma
yang visioner dan misioner demi mewujudkan cita-cita bangsa ini.  

Anda mungkin juga menyukai