Anda di halaman 1dari 6

Nama : Shella fatmasari

Nim :202207029

Sl Kebidanan

PERISTIWA SEJARAH DAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MENGGALANG

PERSATUAN INDONESIA

Pada jaman dimana Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses

yang cukup panjang sejak kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai

datangnya bangsa lain yang menjajah Indonesia. Selama ratusan tahun

bangsa Indonesia berjuang menemukan jati dirinya yang digunakan

sebagai filosofi hidup bangsa yang dirumuskan dan disahkan menjadi

dasar negara Indonesia. Yang sekarang kita kenal sebagai Pancasila dan

tiada lain sebagai nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Sejarah sebagai peristiwa kita dapat memahami sebagai peristiwa

masa lampau manusia yang benar benar terjadi (histoire realita)

sehingga hanya terjadi satu kali saja,yaitu pada kejadiannya sedang

berlangsung sehingga tidak mungkin terjadi lagi pada masa

selanjutnya.Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari

Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605

menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno dengan

didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan


Timur 56, Jakarta Pusat.

Pada masa sebelum kemerdekaan sampai dengan kemerdekaan RI

yaitu dalam ketatanegaraan RI dilakukan upaya menyusun rancangan UU

Ketatanegaraan RI dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia) digunakan pertama kali istilah

Pancasila oleh Ir. Soekarno dan Moch. Yamin.Secara kronologis Pancasila

sebagai filsafat negara tumbuh dan berkembang sejalan dengan sejarah

perjuangan Indonesia yang cukup panjang.Lahirnya falsafah Pancasila

tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa yang telah dimulai sejak

zaman kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Mataram, yang mengalami masa

pasang surut dan terpecah dengan masuknya bangsa barat.

Pertama hal yang paling penting mengenai Nilai-nilai dalam persatuan

yang harus ada dalam diri manusia mengenai apa yang benar dan apa

yang salah ( nilai kebenaran), apa yang indah dan yang buruk (nilai

estetis), apa yang religius dan apa yang tidak religius ( nilai agama), apa

yang baik dan apa yang buruk (nilai moral atau nilai etis ).sumber nilai,

kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, arah dan tujuan dari suatu

perkembangan.
Masyarakat dalam menghadapi perubahan serta proses dalam suatu

bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan reformasi

maupun dalam bidang pendididkan.suatu asumsi-asumsi dasar dan

asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan sumber nilai), sehingga

suatu sumber-sumber hukum.Dengan demikian bisa Pancasila digunakan

sebagai dasar dan sumber nilai dan hukum dalam pembangunan serta

reformasi (reformasi hukum, politik, ekonomi).

Dilihat dari integralistik bangsa Indonesia dengan segala

keanekaragamannya telah membentuk suatu kesatua integrasi sebagai

suatu bangsa yang merdeka yang dituangkan dalam Pokok Pikiran 1

“persatuan” Negara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan

menjadikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam

pembukaan ini diterima aliran pengertian negara kesatuan, negara

melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Dengan demikian

segenap penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib

mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan perorangan dan

golongan.
Sesungguhnya Pada Empat Pilar yang sangat penting Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara wajib mengetahui kumpulan nilai-nilai yang

luhur harus ditanam dan dipahami olah seluruh masyarakat dan menjadi

panduan dalam kehidupan ketatangaraan guna mewujudkan bangsa dan

negara yang adil dan makmur, sejahtera dan bermartabat. Melalalui

pengamalan Empat Pilar maka diharapkan dapat mengukuhkan jiwa

kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme generasi penerus bangsa

untuk semakin mencintai dan berkehendak membangun negeri.

Dengan kehidupan yang terus berjalan mengingat bahwa Pada jaman

generasi sekarang,Globalisasi dan modenisasi yang mendorong

terjadinya transformasi nilai-nilai baru turut memperngaruhi ketahanan

budaya diindonesia.Sesungguhnya bila disadari kearifan lokal merupakan

pendukung terbentuknya kearifan nasional. Hal ini tersirat dalam

Bhineka Tunggal Ika yang meruapakan falsafah hidup bangsa Indonesia

yang hidup dalam keanekaragaman budaya dan adat istiadat serta

menghargai pluralisme.Pembangunan suatu bangsa atau suatu daerah

mestinya mengacu pada kultur yang meruapakan identitas, sehingga

dapat memproyeksilkan realitas masa yang akan datang, dan tidak


mengalami disorientasi dalam pembangunan itu sendiri.

Peristiwa sejarah masa lampau yang terbingkai dalam sejarah lokal

yang memiliki nilai persatuan, kehidupan yang harmonis, bahu

membahu melawan imperialisme dan kolonialisme mesti dijadikan spirit

utnuk mengisi pembangunan itu sendiri untuk Indonesia yang lebih

maju.

Dapat disimpulkan bahwa Seiring dengan perkembangan zaman dan

berkembangnya niali- nilai baru dalam kehidupan masyarakat

indonesia.Harus penanaman nilai-nilai sejarah lokal dipertajam untuk

mengembalaikan ingatan koletifa bangsa Indonesia tentang budaya dan

identitasnya.Selain itu nilai-nilai sejarah di Indonesia yang dilihat dari

bentuk peninggalan-peninggalan sejarah memiliki potensi untuk

dikembangkan dalam upaya peningkatan kesadaran sejarah selain juga

bermanfaat bagi peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor

pariwisata, dan daya jual yang tinggi bagi perekonomian di daerah

diindonesia.Pranta tradisional memberikan penghoramtan kepada nilai-

nilai kemanusiaan semestinya harus dimaknai jiwa budaya untuk

persatuan sehingga memberikan suatu ciri identitias terhadap

kebudayaan lokal, tetapi nilai esensi dalam kebudayaan lokal itu dapat
disosialisasikan kepada orang lain sehingga tercipta kehidupan yang

rukun, harmonis, dan toleransi di antara sesama untuk membangun

persatuan agar tidak luntur.

Anda mungkin juga menyukai