Anda di halaman 1dari 4

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 01 (2017), Hal.

09 – 12 ISSN : 2337-8204

Analisis Efisiensi Boiler Menggunakan Metode Langsung


Yolanda Pravitasaria, Mariana B. Malinoa*, Muhlasah Novitasari Marab

aJurusanFisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura,


Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia
aJurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura,

Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia

*Email : mariana.malino9@gmail.com

Abstrak
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis efisiensi boiler menggunakan metode langsung. Data tekanan,
temperatur dan uap per jam dari boiler diolah melalui proses interpolasi data untuk memperoleh nilai entalpi
panas lanjut dan entalpi air umpan sehingga diperoleh kalor keluaran dari boiler. Nilai GCV rerata bahan
bakar sebesar 12865,14 kJ/kg, berdasarkan hasil analisis uji ultimat diperoleh nilai efisiensi boiler sebesar
46%. Penurunan nilai efisiensi boiler dikarenakan kandungan karbon, hidrogen, belerang dalam bahan bakar
yang tidak terbakar sempurna.

Kata Kunci :Boiler, Efisiensi, GCV, Entalpi, Batubara

1. Latar Belakang serbuk gergaji yang terpenting adalah karbon,


Ketel uap (boiler) adalah sebuah alat untuk hidrogen, nitrogen, abu dan oksigen seperti
menghasilkan uap, yang terdiri atas dua bagian ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 [4].
penting yaitu dapur pemanasan untuk Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat
menghasilkan panas yang didapat dari antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar
pembakaran bahan bakar dan boiler proper untuk yang menghasilkan kalor [5]. Pembakaran yang
mengubah air menjadi uap [1]. Air dalam siklus sempurna akan dapat mengubah seluruh energi
kerja PLTU mengalami proses-proses pemanasan, yang memungkinkan pada bahan bakar. Akan
penguapan, ekspansi, pendinginan, dan kompresi. tetapi pada kenyataannya pembakaran sempurna
Siklus tersebut di kenal sebagai Siklus Rankine [2]. dengan efisiensi 100% sangat sulit tercapai akibat
Pada PLTU terdapat ketel uap (boiler). kerugian (Loss) pada instrumen pendukung [6].
Efisiensi ketel uap dinyatakan sebagai Penelitian yang dilakukan menganalisis
perbandingan panas sebenarnya yang digunakan efisiensi boiler metode langsung dengan sumber
untuk memanaskan air dan pembentukan uap data diperoleh dari PLTU suatu perusahaan yang
terhadap panas hasil pembakaran bahan bakar menggunakan bahan bakar kayu dan batubara.
[3]. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Kelebihan metode langsung adalah relatif tidak
efisiensi boiler antara lain mass flow, tekanan dan memerlukan analisis laboratorium banyak untuk
temperatur uap masuk boiler, serta tekanan dan perhitungan.
temperatur uap keluar boiler [1].
Kayu dan batubara merupakan bahan bakar 2. Metodologi
yang biasa digunakan pada PLTU. Komposisi Penelitian dilakukan selama 7 (tujuh) bulan
bahan bakar tersebut menentukan nilai efisiensi dari Juli – Februari 2014. Sumber data yang
boiler. Komposisi unsur kimia dalam kayu adalah digunakan dalam penelitian adalah data sekunder
karbon 50%, hidrogen 6%, nitrogen 0,04-0,10%, dari data log sheet Boiler Turbine Board (BTB)
abu 0,20 – 0,50% dan oksigen 0 – 45%. Batubara PLTU. Data yang digunakan adalah tekanan,
adalah bahan bakar fosil dengan kualifikasi temperatur masukan dan keluaran boiler serta
terpenting yaitu total embun, analisis proksimasi jumlah uap per jam. Variabel data diukur setiap
yang terdiri dari embun yang melekat, kadar abu, jam pada mana data dalam sehari berjumlah 24
karbon, dan zat yang mudah menguap (volatile data dihitung setiap jam dari jam 00.00 – 24.00
matter), nilai kalor GCV (Gross Calorific Value), WIB. Data diambil dari hasil pencatatan selama 29
total sulfur, analisis abu, dan indeks gerus hari pada bulan Juli 2013 sehingga data
(hardgrove index). Kandungan dalam bahan bakar keseluruhan untuk tiap variabel adalah 3480 data.

9
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 01 (2017), Hal. 09 – 12 ISSN : 2337-8204

Tahap awal proses penentuan efisiensi boiler 3. Hasil dan Pembahasan


adalah data tekanan, temperatur masukan dan Analisis Efisiensi Boiler dimulai berdasarkan
keluaran boiler. Data tersebut diubah menjadi hasil uji ultimat untuk batubara sedangkan data
entalpi panas lanjut, hg, dalam kJ/kg dan entalpi untuk kayu dapat dilihat pada Tabel 1:
air umpan, dalam kJ/kg untuk mendapatkan nilai
energi keluar dan energi masuk pada persamaan
(2) yang diperoleh pada tabel Superheated Steam
dan Saturated steam. Tabel 1 Komposisi unsur kimia dalam kayu
Tahap kedua adalah jika data dari perusahaan No Unsur %
tidak sama dengan nilai di tabel Superheated 1 Karbon 50
Steam dan Saturated steam, maka dilakukan 2 Hidrogen 6
interpolasi untuk mendapatkan nilai sebenarnya 3 Nitrogen 0,04 – 0,10
entalpi panas lanjut, dengan rumus berdasarkan 4 Abu 0,20 – 0,50
persamaan (1), 5 Oksigen 0 – 45
Nilai M adalah nilai Entalpi panas lanjut, hg,
sebenarnya (kJ/kg), M1,1 adalah nilai Entalpi Tabel 2 Data uji spesifikasi batubara
panas lanjut, hg, pada Y1 dan X1 (kJ/kg), M1,2 Parameter Bagian Hasil
adalah nilai Entalpi panas lanjut, hg, pada Y1dan ADB
X2(kJ/kg), M2,1 adalah nilai Entalpi panas lanjut, Total Lengas % -
Kadar Lengas % 13,78
hg, pada Y2 dan X1 (kJ/kg), M2,2 adalah nilai
Kandungan Abu % 5,64
Entalpi panas lanjut, hg, pada Y2 dan X2 (kJ/kg). Karbon % 37,13
Pada persamaan (1), terdapat nilai X, dimana Zat yang mudah % 43,45
X adalah nilai temperatur uap masukan, T, dari menguap
data perusahaan (˚C), X1 adalah nilai temperatur Hidrogen % 2,04
awal, T1, dari tabel uap (˚C), X2 adalah nilai Oksigen % 14,48
temperatur akhir, T2, dari tabel uap (˚C), Y Total Belerang % 0,19
adalah nilai tekanan main steam, P, dari data Nilai Kandungan Kcal/K 5402
perusahaan (kPa), Y1 adalah nilai tekanan awal, Kalori g
P1, dari tabel uap (kPa) dan Y2 adalah nilai
tekanan akhir, P2, dari tabel uap (kPa) Berdasarkan Tabel 1 dan 2, dapat diperoleh hasil
perkiraan teoritis komponen–komponen kimia
 x  x   x  x1   y2  y dapat dilihat pada Tabel 3:
M   2  M 1,1    M 1, 2  
 2
x  x1   2
x  x 1   y2  y1
(1) Tabel 3 Hasil perkiraan teoritis komponen –
 x2  x   x  x1   y  y1
  M 2,1    M 2, 2  komponen kimia
 2
x  x1   2
x  x 1   y2  y1
No Nama Nilai
1 Teoritis keperluan 12,29 kg/kg
Tahap ketiga, data yang telah diinterpolasikan
udara bahan bakar
dipakai untuk menentukan efisiensi boiler
2 Teoritis CO2 17,70 %
berdasarkan persamaan (2):
3 Kelebihan suplai udara 77%
Energi Keluar
4 Massa sebenarnya dari 2175,33
Efisiensi Boiler  %   x 100% suplai udara kg/kg bahan
Energi Masuk (2)
bakar

Q x  h
g  hf 
x 100%
5 Massa sebenarnya dari 2029,31
 q x GCV  gas buang kering kg/kg bahan
bakar
dengan Q adalah nilai uap (kg/jam) dan GCV Analisis kehilangan panas antara lain
bahan bakar dan q adalah nilai bahan bakar yang kehilangan panas dalam gas buang kering,
digunakan sehingga diperoleh nilai efisiensi boiler kehilangan panas karena pembentukan air dari H 2
dari data harian selama satu bulan pengambilan dalam bahan bakar, kehilangan panas karena
data. embun dalam bahan bakar, kehilangan panas
karena embun di udara, kehilangan panas karena
radiasi dan konveksi, kehilangan panas karena

10
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 01 (2017), Hal. 09 – 12 ISSN : 2337-8204

abu terbang yang tidak terbakar, kehilangan panas L5 


695827, 24 x 100 (7)
karena abu bawah yang tidak terbakar. GCV x fuel firing rate
Persamaan Persentase kehilangan panas dalam Analisis persentase kehilangan panas karena
gas buang kering, L1 diberikan oleh persamaan 3 : abu terbang yang tidak terbakar, L6 diberikan
oleh persamaan 8 :
m x Cp x T f  Ta  (3) L6  10, 72 x100 / 5402 (8)
L1  x 100%
GCV Bahan Bakar

Nilai L1 adalah persentase kehilangan panas Analisis kehilangan panas karena abu bawah
dalam gas buang kering, m adalah massa dari gas yang tidak terbakar, L7 diberikan oleh persamaan
buang kg/kg bahan bakar, Cp adalah panas 9:
spesifik dari gas buang kJ/kg, Tf adalah
temperatur dalam gas buang ˚C, Ta adalah L7  40, 608 x100 / 5402 (9)
temperatur luar gas buang ˚C. Analisis Persentase
kehilangan panas karena pembentukan air dari H2 Berdasarkan persamaan (9) dapat hasil dari
dalam bahan bakar, L2 diberikan oleh persamaan perhitungan.
4:
Tabel 4 Hasil perkiraan rugi – rugi daya semua

9 x H 2 x 584  Cp T f  Ta   x100% (4) yang hilang (losses)
L2 
GCV Bahan Bakar
No Nama Nilai
(%)
Nilai H2 adalah kg dari hidrogen dalam 1 kg 1 Kehilangan panas dalam gas 12,69
bahan bakar, Cp adalah panas spesifik dari buang kering
superheated steam kcal/kg˚C, Tf adalah 2 Kehilangan panas karena 1,06
temperatur dalam gas buang ˚C, Ta adalah pembentukan air dari H2
temperatur luar gas buang ˚C dan 584 adalah nilai 3 Kehilangan panas karena lengas 2,66
panas Latent. Analisis persentase kehilangan dalam bahan bakar
panas karena embun dalam bahan bakar, L3 4 Kehilangan panas karena lengas 0,54
diberikan oleh persamaan 5 : diudara
5 Kehilangan panas karena radiasi 0,23
dan konveksi

M x 584  Cp T f  Ta   x100% (5)
L3 
GCV Bahan Bakar
6 Kehilangan panas karena abu 0,08
terbang yang tidak terbakar
Nilai M adalah kg dari embun dalam 1 kg 7 Kehilangan panas karena abu 1,33
bahan bakar, Cp adalah panas spesifik dari dalam yang tidak terbakar
superheated steam kcal/kg˚C, Tf adalah
Faktor bahan bakar dinyatakan dalam bentuk
temperatur dalam gas buang ˚C, Ta adalah
kehilangan panas dalam gas buang kering,
temperatur luar gas buang ˚C dan 584 adalah nilai
kehilangan panas karena pembentukan air dari
panas Latent. Analisis persentase kehilangan
kandungan hydrogen dan kehilangan panas
panas karena embun di udara, L4 diberikan oleh
karena abu terbang dan abu dasar yang tidak
persamaan 6 :
terbakar. Berdasarkan hasil perkiraan rugi – rugi
daya semua yang hilang (losses), kehilangan panas
ASS x H 2 x Cp x T f  Ta  (6)
L4  x 100% terbesar terjadi dalam gas buang sebesar 12,69%
GCV Bahan Bakar semakin tinggi massa gas buang dari hasil analisis
2029,31 kg maka kehilangan panas dalam gas
Nilai AAS adalah massa sebenarnya dari buang dari hasil perhitungan sebesar 12,69 %.
suplai udara per kg dari bahan bakar, H2 adalah yang menunjukkan bahwa semakin banyak
hidrogen dalam 1 kg bahan bakar, Cp adalah komponen – kompenen kimia yang tidak terbakar
panas spesifik dari superheated steam kcal/kg˚C, sempurna.
Tf adalah temperatur dalam gas buang ˚C, Ta Udara teoritis yang diperlukan dan persentase
adalah temperatur luar gas buang ˚C. Selanjutnya udara berlebih yang diperoleh 77% juga
analisis persentase Kehilangan panas karena mempengaruhi massa dari gas buang, artinya
radiasi dan konveksi, L5 diberikan oleh semakin banyak kandungan akhir unsur gas
persamaan 7 : buang 2029,31 kg dibandingkan dengan jumlah
udara yang diperlukan 12,29 kg udara/kg bahan

11
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 01 (2017), Hal. 09 – 12 ISSN : 2337-8204

bakar, setiap kandungan unsur kimia bahan bakar


berdasarkan reaksi kimia maka semakin tinggi
panas yang dikeluarkan dari boiler yang
disebabkan oleh nilai GCV batubara pada
penelitian lebih besar dari GCV kayu sehingga
terjadi pemborosan panas yang berdampak pada Daftar Pustaka
penurunan efisiensi dari boiler tersebut. [1] Sutikno, D., Soenoko, R., Pratikto, P., PT, F. P., &
Kehilangan panas karena pembentukan air Nur Cahyo, P. M. (2011). Study On Pressure
dari hidrogen dalam bahan bakar dan kehilangan Distribution In The Blade Passage Of The
panas karena abu terbang dan abu dasar yang Francis Turbine. Rekayasa Mesin Vol. 2 No.2,
tidak terbakar dikarenakan faktor lingkungan. 154-158.
Jumlah bahan bakar yang digunakan saat
penelitian sebanyak 12117,82 kg/jam dengan [2] Asmudi. (2010). Analisa Unjuk Kerja Boiler
udara yang dibutuhkan 1229 kg, Oksigen yang Terhadap Penurunan Daya Pada PLTU PT.
sudah ada didalam sampel spesifikasi batubara Indonesia Power UBP Perak. Jurusan Teknik
sebanyak 14,48 kg artinya oksigen tambahan yang Perkapalan. Fakultas Teknologi Kelautan. ITS
diperlukan 282,67 kg. Udara mengandung 23% Surabaya. Hal 1-15 diakses di
berat oksigen itu artinya jumlah udara yang digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-
diperlukan untuk 12117,82 kg/jam bahan bakar 9765-Paper.pdf pada tanggal 22 November
adalah 1229 kg udara. Untuk udara teoritis 12,29 2016.
kg udara/kg bahan bakar sehingga untuk
pembakaran sempurna udara yang diperlukan [3] Basuki, C. A., Nugroho, I., & Winardi, I. (2008).
seharusnya 985,99 kg, artinya terjadi kelebihan Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada
udara sebanyak 243,01kg. Hal tersebut Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dengan
menyebabkan ada sisa karbon, belerang dan Menggunakan Metode Least Square. Makalah
hidrogen yang tidak terbakar sempurna. Tugas Akhir. Fakultas Teknik. Universitas
Kehilangan panas karena abu terbang dan abu Dipenogoro diakses di
dasar (bottom ash) bersumber dari alami sumber eprints.undip.ac.id/25596/1/ML2F004464.pdf
batubara, semakin tinggi kandungan abu, zat yang pada tanggal 22 November 2016.
mudah menguap dan lengas makin banyak abu
terbang dan abu dasar yang dihasilkan. [4] Yohana, E., & Askhabulyamin. (2012).
Perhitungan Efisiensi Dan Konversi dari Bahan
4. Kesimpulan Solar Ke Gas Pada Boiler Eraba HKL 1800 KA.
Analisis terhadap efisiensi boiler hasil ROTASI. Vol. 14. No. 2, 7-10.
perhitungan yakni sebesar 46 %. Penurunan nilai
efisiensi boiler dikarenakan kandungan karbon, [5] Winanti, w. S., & Prayudi, T. (2006).
hidrogen, belerang dalam bahan bakar yang tidak Perhitungan Efisiensi Boiler Pada Industri
terbakar sempurna. Faktor lingkungan juga Industri Tepung Terigu. Jurnal Teknik
mengakibatkan penurunan efisiensi boiler yang Lingkungan. Edisi Khusus, 58-65.
dikarenakan abu terbang dan abu dalam tidak
[6] Ristyanto, A. N., Windarto, J., & Handoko, S.
terbakar sempurna.
(2013). Simulator Perhitungan Efisiensi Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Rembang. Jurusan Teknik Elektro UNDIP
Semarang diakses di ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/transient/article/vie
w/3006 pada tanggal 22 November 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai