Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017 || 59

Mobilisasi Sumberdaya dalam Gerakan Literasi


(Studi Pada Gerakan Vespa Pustaka)

Oleh: Luna Febriani, S.Sos., M.A

ABSTRAK
Perilaku literasi merupakan upaya memanfaatkan informasi dari bahan bacaan untuk menjawab
beragam persoalan kehidupan manusia sehari-hari, dalam artian ini perilaku literasi bukan
sekedar membaca, tapi menulis dan memanfaatkan informasi juga. Di Indonesia, perilaku literasi
berada dalam posisi yang memprihatinkan. Dari data yang ada, Indonesia menempati peringgkat
ke 60 dari 61 negara di dunia terkait perilaku literasi. Rendahnya perilaku literasi di Indonesia
ini menjadikan beberapa kelompok masyarakat maupun individu untuk melakukan gerakan dalam
rangka meningkatkan perilaku literasi. Salah satunya adalah gerakan Vespa Pustaka, gerakan ini
merupakan gerakan literasi yang diinisasi oleh pemuda di Kabupaten Bangka Selatan. Uniknya,
gerakan ini dilakukan dengan cara menyelenggarakan perpustakaan jalanan di Toboali, Kabupaten
Bangka Selatan dengan menggunakan sarana motor vespa. Penelitian ini ditujukan untuk melihat
bagaimana gerakan ini dapat eksis dan diterima oleh masyarakat di kabupaten Bangka Selatan atau
dengan kata lain mobilisasi apa saja yang digunakan oleh Vespa Pustaka dalam melakukan gerakan
literasi ini. Dalam membedah penelitian ini digunakan teori mobilisasi sumber daya. Sehingga,
dapat dilihat bentuk mobilisasi sumber daya yang digunakan oleh Vespa Pustaka dalam melakukan
gerakannya,

Kata Kunci: Literasi, mobilisasi, gerakan, pemuda

A. Pendahuluan hari. Dengan kata lain, perilaku literasi merupakan


Perilaku literasi di Indonesia berada dalam suatu kontinum, yakni mulai dari kemampuan
posisi yang memprihatinkan. Berdasarkan data membaca; kemudian membaca dan menulis,
yang didapatkan, peringkat literasi Indonesia diteruskan membaca menulis dan berbahasa dan
berada pada posisi kedua terbawah atau akhirnya membaca menulis berpikir kritis dan
peringkat 60 dari 61 negara yang diteliti oleh berbahasa lisan yang dimanfaatkan untuk belajar
Central Connecticut State University (2015). sepanjang hayat baik dirumah, ditempat kerja
Fakta ini juga didukung oleh survei yang yang maupun dalam masyarakat (Suyono, 82).
dilakukan oleh BPS mengenai minat baca dan Untuk meningkatkan perilaku literasi
menonton anak-anak Indonesia yang menyatakan masyarakat Indonesia, Pemerintah Republik
bahwa hanya 17,66% anak-anak Indonesoa yang Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan
memiliki minat baca, sementara itu sebesar Ke­budayaan mengembangkan Gerakan Literasi
91, 76% anak-anak Indonesia memiliki minat Sekolah (GSL). Gerakan ini dilakukan dengan
menonton (http://www.femina.co.id/trending- cara membaca buku nonpelajaran selam 15
topic/peringkat-literasi-indonesia-nomor-dua- menit sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan
dari-bawah). ini dilakukan untuk menumbuhkan minat baca
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa peserta didik serta meningkatkan keterampilan
perilaku literasi di Indonesia terbilang kecil. membaca agar pengetahuan dikuasai secara
Perilaku literasi merupakan upaya memanfaatkan lebih baik. Selain muncul gerakan literasi yang
informasi dari bahan bacaan untuk menjawab diinisiasi oleh pemerintah, muncul pula gerakan
beragam persoalan kehidupan manusia sehari- dan organisasi yang digagas oleh beberapa
60 || Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017

kelompok masyarakat maupun individu untuk dan berkembang. Oleh karena itu, penelitian ini
dapat menggiatkan perilaku literasi. Salah ditujukan untuk mencari tahu bagaimana Vespa
satunya adalah gerakan literasi Vespa Pustaka Pustaka mengembangkan gerakan literasinya,
yang berlokasi di Toboali, Kabupaten Bangka atau dengan kata lain sumberdaya apa saja
Selatan. yang digunakan gerakan literasi Vespa Pustaka
Gerakan literasi Vespa Pustaka merupakan sehingga mereka dapat bertahan dan berkembang
gerakan literasi yang diinisiasi oleh kelompok hingga saat ini.
pemuda-pemuda yang ada di Toboali, Kabupaten
Selatan. Pemuda merupakan Pemuda adalah B. Rumusan Masalah
individu yang bila dilihat secara fisik sedang Adapun rumusan masalah dalam penelitian
mengalami perkembangan dan secara psikis ini adalah “Bagaimana mobilisasi sumberdaya
sedang mengalami perkembangan emosional, yang dilakukan Vespa pustaka dalam meng­
sehingga pemuda merupakan sumber daya embangkan gerakan Vespa Pustaka?
manusia pembangunan baik saat ini maupun masa
datang. Menurut Undang-Undang No. 40 tahun C. Kerangka Teoritis
2009 Pemuda adalah warga negara Indonesia Dalam mengkaji tulisan ini, peneliti
yang memasuki periode penting pertumbuhan menggunakan salah satu jenis teori dari teori
dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) gerakan sosial yakni teori mobilisasi sumber daya.
sampai 30 (tiga puluh) tahun. Definisi yang Menurut Giddens (gerakan sosial merupakan
kedua, pemuda adalah individu dengan karakter upaya kolektif untuk mengejar suatu kepetingan
yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis bersama, atau mencapai tujuan bersama melalui
namun belum memiliki pengendalian emosi yang tindakan kolektif (collective action) di luar
stabil lingkup lembaga-lembaga yang mapan (Suharko,
Sejarah bangsa Indonesia tidak dapat 2014:15). Konsep dan teori tentang Gerakan
dilepaskan dari gerakan-gerakan yang diinisiasi Sosial mengalami perkembangan pesar pada
oleh pemuda. Kehadiran gerakan pemuda yang dekade 60an dan semakin kaya memasuki abd
sarat nilai dan diapresiasi oleh lapisan masyarakat ke-21.
inilah, yang kemudian harus dikembangkan Teori mobilisasi sumber daya manusia
sedemikian rupa. Sehingga pergerakan bangsa merupakan salah satu bagian teori dari teori
menjadi semakin dinamis, dan perbaikan gerakan sosial baru. Munculnya gerakan sosial
kehidupan bernegara dalam setiap dimensi baru ditandai dengan semakin beragamnyapelaku
kehidupan selalu berkesinambungan (Dewanata, gerakan sosial seperti mahasiswa/i, kalaangan
2008: 139) profesional, perempuan dan tidak lagi menjadi
Kemunculan Vespa Pustaka yang fortopolio buruh dan petani dan juga isu yang
merupakan gerakan literasi Vespa Pustaka ini hendak dicapai seperti hak asasi manusia,
tidak dapat dilepaskan dari rendahnya perilaku demokratisasi, perempuan, lingkungan hidup,
literasi di Kabupaten Bangka Selatan,. Selain ketidakadilan membuat studi gerakan sosial
itu, minimnya akses dan ruang untuk masyarakat bergeser, dari terpusat menjadi menyebar
dalam mengakses buku atau bahan bacaan ke berbagai pusat-pusat disiplin ilmu baik
menjadikan dasar dari gerakan literasi pemuda dikalangan akademisi maupun pelaku perubahan
ini. Hadirnya gerakan literasi Vespa Pustaka (Situmorang, 2013: 10)
mendapatkan respon positif oleh masyarakat Secara umum, studi-studi gerakan sosial
sekitar, sehingga hingga saat ini di usianya yang di Indonesia banyak mengacu pada kerangka
menginjak 3 tahun kehadiran Vespa Pustaka tetap teoritis dari pandangan Rajendra Singh, yang
mendapatkan ruang dalam masyarakat sehingga mana menurut Singh peta teori gerakan sosial
sampai saat ini gerakan literasi masih tetap ada
Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017 || 61

terdiri dari: (1) Klasik, (2) neo-klasik dan partisipasi, sedangkan kepemimpinan
(3) Gerakan Sosial Baru (Sukmana, 2016: adalah kemampuan untuk mempengaruhi
8). Classical social movements meliputi studi kelompok melalui pencapaian tujuan.
tentang perilaku kolektif seperti kerumunan, 3. Sumberdaya dan mobilisasi sumberdaya,
kerusuhan dan penolakan yang berbasis pada akar terdapat lima tipe sumberdaya dalam
psikologi sosial klasik. Sementara, tradisi neo gerakan sosial, yakni: sumberdaya moral,
klasik dihubungkan dengan teori gerakan sosial sumberdaya kultural, sumberdaya organisasi
lama yang mana teori memiliki dua model, yaitu sosial, sumberdaya manusia dan sumberdaya
fungsional dan dialektika Marxis. Sedangkan material,
teori gerakan sosial baru atau gerakan sosial 4. Jaringan dan partisipasi, jaringan sosial
kontemporer memiliki cara pandang tersendiri merupakan faktor pelekat bagi sebagian
tentang logika dari tindakan yang berbasis besar anggora dalam berbagai organisasi.
dalam politik, ideologi, kultur, etnisitas, jender 5. Peluang dan kapasitas masyarakat.perspektif
dan seks sebagai akar dari tindakan-tindakan ini mengacu pada kemampuan masyarakat
kolektif. Sedangkan teori gerakan sosial lama lokal untuk mengorganisir suatu tindakan
menganggap bahwa hal yang paling penting dari kolektif.
aktor sosial didefiniskan oleh relasi-relasi kelas Teori mobilisasi sumberdaya diatas akan
yang berakar dalam proses produksi dan identitas melihat sejauh mana gerakan yang dilakukan
sosial lainnya yang memberntuk aktor-aktor oleh Vespa Pustaka di Kabupaten Bangka Selatan
kolektif (Sukmana, 2015: 118). dapat diterima oleh asyarakat dan dapat bertahan
Tulisan tentang pemuda dan gerakan lite­ hingga sekarang ini.
rasi ini akan dibedah dengan teori mobilisasi
sumberdaya yang diperkenalkan oleh Anthony D. Metode Penelitian
Oberschall. Teori mobilisasi sumberdaya mem­
Penelitian ini menggunakan metode pene­
fokuskan perhatiannya pada proses-proses sosial
litian kualitatif dengan pendekatan riset naratif.
yang memungkinkan muncul dan berhasilnya
Czarniawska (dalam Craswell) mendefinisikan
suatu gerakan. Teori ini berasumsi bahwa faktor
riset naratif sebagai tipe sedain kualitatif yang
penting kelompok melakukan mobilisasi karena
spesifik yang narasinya dipahami sebagai teks yang
memiliki jaringan komunikasi yang sudah
dituturkan atau dituliskan dengan menceritakan
mapan, terdapatnya anggota dengan kemapanan
tentang peristiwa/aksi atau rangkaian peristiwa.
kepemimpinan dan adanya partisipasi tradisional
aksi, yang terhubung secara kronologis (Craswell,
dari anggotanya. Selain itu, dalam kelompok juga
:201596). Prosedur pelaksanaan riset ini dimulai
terdapat pemimpin, anggora, terdapat pertemuan,
dengan memfokuskan pada pengkajian terhadap
kegiatan rutin, rantai sosial, dan berbagai
satu atau dua individu dan penyusuna kronologis
kepercayaan, simbol serta bahasa yang sama.
atas makna dari pengalaman tersebut.
Sehingga, secara sederhana dapat disimpul­
Dalam mengumpulkan data, peneliti meng­
kan bahwa faktor-faktor determinan dalam suatu
gunakan metode pengumpulan data dengan cara
gerakan sosial menurut teori mobilisasi sum­
wawancara, pengamatan, dokumen-dokumen
berdaya, yakni:
terkait, gambar dan sumber data kualitatif
1. Organisasi gerakan sosial, merupakan sistem
lainnya. Data yang telah dikumpulkan kemudian
nilai bersama, perasaan dari komunitas,
akan dianalisis secara sistematis, yakni dengan
norma tindakan dan struktur organisasi.
menggunakan metode analisis data interaktif
2. Pemimpin dan kepemimpinan, pemimpin
Miles dan Huberman yang terdiri dari (Idrus,
didefinisikan sebagai pembuat kepu­tu­
2002):
san strategis yang menginspirasi dan
1. Reduksi data merupakan tahap pemilihan,
mengorganisais orang lain untuk ber­
62 || Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dikarenakan buku-buku yang harganya


pengabstrakan dan transformasi data kasar relatif tinggi juga mendasari lahirnya
yang muncul dari catatan-catatan tertulis gerakan Vespa Pustaka.
dari lapangan Alasan tersebut menjadikan Agam sebagai
2. Penyajian data merupakan tahap pemuda Bangka Selatan untuk menggagas rumah
penyusunan informasi yang memberikan baca bagi masyarakat di Kabupaten Bangka
kemungkinan adanya penrikan kesimpulan Selatan, sehingga berawal dari perpustakaan
dan pengambilan tindakan. pribadi yang dimilikinya ia kemudian membentuk
3. Penarikan kesimpulan merupakan proses rumah baca yang dibuka bagi masyarakat umum.
akhir dimana terjadi penarikan arti atau Kemunculan rumah baca ini mendapatkan respon
makna dari data yang telah ditampilkan. baik bagi masyarakat, karena setidaknya telah
ada ruang bagi masyarakat untuk mendapatkan
E. Hasil dan Pembahasan bahan-bahan bacaan. Selain mendapatkan respon
Perilaku literasi di Indonesia menempati baik dari maysarakat, kemunculan rumah baca
posisi yang memprihatinkan, berdasarkan data ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk
yang ada perilaku literasi Indonesia menempati menyalurkan buku-buku mereka untuk dapat
possisi ke 60 dari 61 negara di dunia. Rendahnya dibaca oleh masyarakat banyak.
perilaku literasi ini kemudian menjadikan Adanya respon yang baik dari masyaakat ini
beberapa kelompok masyarakat dan individu kemudian menjadikan sang penggiatnya untuk
membentuk dan menggiatkan gerakan-gerakan memperbesar dan memperluas jaringan rumah
literasi, salah satunya adalah gerakan Vespa baca. Oleh karena itu, di tahun 2014 penggiat
Literasi. Vespa Pustaka merupakan salah satu rumah baca komunitas ini melakukan penjajakan
gerakan literasi yang ada di Provinsi Kepualauan dengan beberapa pengendara sepeda motor jenis
Bangka Belitung, tepatnya di Kabupaten Bangka vespa yang tergabung dalam komunitas Scooter
Selatan. Kabupaten Bangka Selatan merupakan Toboali di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Penjajakan ini dilakukan untuk memperluas
Kepulauan Bangka Belitung dengan Toboali akses rumah baca komunitas agar seluruh
sebagai ibukotanya. element masyarakat yang ada di Kabupaten
Kelahiran gerakan Vespa Pustaka ini Bangka Selatan dapat menikmati fasilitas dan
diinisiasi oleh salah seorang pemuda dari Toboali, merasakan manfaat dari kehadiran rumah baca
yakni Agam Primadi. Dibentuknya gerakan ini. Kerjasama ini kemudian disambut baik oleh
literasi Vespa Pustaka didasari oleh beberapa hal, para pengendara motor vespa yang tergabung
yakni: dalam Scooter Toboali, yang kemudian tepat
1. Untuk mengatasi persoalan minimnya pada tanggal 8 Mei 2015 terbentuklah gerakan
perilaku literasi di Indonesia, khususnya di literasi yang diberi nama Vespa Pustaka.
Kabupaten Bangka Selatan. Bangka Selatan Seiring tebentuknya Gerakan Vespa
termasuk dalam Kabupaten yang rendah Pustaka, maka dibentuk pula struktur orga­
akan tingkat literasinya. nisasi kepengurusannya. Dibentuknya struktur
2. Untuk memberikan ruang membaca kepada organisasi ini untuk memudahkan dan mem­
masyarakat di Kabupaten Bangka Selatan perjelas pembagian kerja para anggota dan untuk
umumnya dan Toboali khususnya karena melegalisasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
selama ini di Kabupaten Bangka Selatan oleh Vespa Pustaka. Organisasi ini diketua oleh
masih minimnya ruang membaca bagi penggiat dari gerakan Vespa Pustaka itu sendiri
masyarakat. Selain tidak adanya ruang dan memiliki 23 anggota yang mana anggota-
untuk membaca bagi masyarakat, sulitnya anggota tersebut juga merupakan anggota
akses untuk mendapatkan buku-buku bacaan
Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017 || 63

Scooter Toboali. Pelibatan pengendara Vespa maupun eksternal yang ada dalam lingkungan
dalam melakukan gerakan literasi dikarenakan masyarakat sekitar. Menurut McCarthy dan Zald
beberapa hal, yakni: (dalam Sukmana 2010:157) menyatakan bahwa
1. Anggota pengendara vespa merupakan perkembangan gerakan sosial dipandang sebagai
pemuda-pemuda yang memiliki semangat produk dari kekuatan-kekuatan lingkungan
tinggi dan enerjik baik bersifat internal maupun eksternal. Faktor-
2. Untuk mengisi waktu luang para pengendara- faktor internal meliputi: kepemimpinan, tingkat
pengendara vespa, karena selama ini ketersediaan sumberdaya, ukuran kelompok dan
pengendara vespa dianggap hanya tingkat organisasi internal. Sedangkan faktor-
3. Untuk mengubah image atau citra para faktor eksternal meliputi: tingkat represi dari
pengendara vespa yang selama ini cenderung masyarakat, tingkat simpatisan eksternal, serta
dipandang negatif oleh masyarakat sekitar. jumlah dan kekuatan kelompok politik.
Dengan melibatkan para pengendara vespa Dari paparan diatas, maka dapat dirumuskan
ini diharapkan image masyarakat terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pengendara motor vespa menjadi positif. gerakan Vespa Pustaka antara lain:
Dalam melakukan gerakannya, ada beberapa
kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh gerakan 1. Organisasi Gerakan Sosial
Vespa Pustaka, yakni; rumah baca, literasi Menurut McLaughlin (Sukmana, 2016)
jalanan, serta diskusi-diskusi tematik. Rumah karateristik yang menonjol dari suatu gerakan
baca Vespa Pustaka merupakan perpustakaan sosial adalah meliputi adanya sistem nilai
bagi masyarakat yang hendak meminjam dan bersama, perasaan dari komunitas, norma
membaca buku-buku yang disediakan. Rumah tindakan dan struktur organisasi. Faktor
baca ini memiliki koleksi 1500an yang terdiri organisasi gerakan sosial merupakan faktor
dari buku sosial, psikologi, ekonomi, motivasi yang mempengaruhi dalam gerakan literasi
, seri remaja dan anak-anak. Rumah baca ini Vespa Pusta, dimana di dalam gerakan ini
dibuka setiap hari dari mulai pukul 15.00 s.d dibangun sebuah organisasi dengan struktur
17.45 WIB. Untuk literasi jalanan dilakukan yang jelas dan didalammya terdapat sistem
oleh Vespa Pustaka dengan cara membuka lapak nilai bersama, perasaan dari komunitas serta
atau perpustakan buku di jalanan. Perpustakaan norma dan tindakan. Sistem nilai bersama
jalanan ini dilakukan dalam waktu 3-4 kali dalam yang dimiliki dan dijaga oleh Vespa Pustaka
seminggu dan bertempat di depan jan Gedung adalah nilai kepercayaan dan kesukarelaan.
Nasional, Toboali. Sedangkan untuk diskusi Nilai kepercayaan mengacu pada adanya
tematik dilakukan di rumah baca sesuai dengan rasa percaya terhadap sesama anggota
tema-tema yang sedang berkembang. komunitas serta para peminjam buku. Untuk
Gerakan Vespa Pustaka yang digagas oleh nilai kesukarelaan dapat dilihat dari anggota-
pemuda-pemuda Vespa di Toboali Kabupaten anggota yang terlibat dalam gerakan literasi
Bangka Selatan mendapat tanggapan atau Vespa Pustaka merupakan para sukarelawan
respon positif bagi masyarakat sekitar. Hal yang tidak dibayar, bahkan mereka harus
ini terlihat dari antusias masyarakat untuk iuran setiap bulannya untuk menjamin
mengunjungi rumah baca dan perpustakaan keberlangsungan gerakan literasi ini. Hal
jalanan yang digerakkan oleh Vespa Pustaka. inilah yang kemudian menjadikan mereka
Keberhasilan dalam melakukan gerakan literasi dapat menjaga soliditas antara sesama,
oleh Vespa Pustaka tidak dapat dilepaskan karena hubungan yang terjalin dalam gerakan
dari kemampuan gerakan tersebut dalam literasi Vespa Pustaka bukan berdasarkan
memobilisasi sumberdaya yang sifatnya internal material, melainkan berdasarkan hubungan
kekeluargaan.
64 || Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017

2. Pemimpin dan Kepemimpinan pihak, baik yang berasal dari masyarakat


Menurut Morris dan Staggenborg maupun dari tokoh-tokoh birokrasi.
(Sukmana, 2016), para pemimpin sangat Kedua, sumberdaya kultural, dapat
penting dalam gerakan sosial, mereka dilihat dari bagaimana gerakan ini
menginspirasi komitmen, memobilisasi memanfaatkan dan memiliki kompetensi
sumber-sumber, menciptakan dan atau pengetahuan khusus yang dapat
memahami kesempatan, menyusun strategi menjadi nilai untuk suatu gerakan sosial.
dan mempengaruhi hasil-hasil. Pemimpin Dalam hal ini kompetensi kultural yang
gerakan di definisikan sebagai pembuat dimobilisasi oleh Vespa Pustaka adalah
keputusan startegis yang menginspirasi dengan cara melibatkan pemuda-pemuda
dan mengorganisasi orang lain untuk daerah dalam menggerakkan organisasi
berpartisipasi dalam gerakan sosial. dan kegiatan Vespa Pustaka. Dilibatkannya
Sedangkan kepemimpinan adalah kemauan pemuda daerah menjadi nilai penting,
untuk mempengaruhi kelompok melalui karena pemuda merupakan orang yang
pencapaian tujuan. Dalam gerakan literasi masih memiliki kemauan dan semangat
Vespa Pustaka, pemimpin memiliki peranan yang tinggi dalam menjalankan kegiatan
penting dalam mengembangkan dan organisasi. Keuntungan lainnya dengan
memajukan gerakan ini. Pemimpin gerakan melibatkan pemuda daerah adalah interaksi
Vespa Pustaka termasuk dalam dapat dengan pembaca atau pengunjung akan
menginspirasi para anggota gerakan, serta lebih mudah dan cepat dilakukan, karena
dapat memobilisasi sumber-sumber yang berasal dari kebudayaan yang sama. Selain
ada untuk memajukan gerakan ini, seperti pelibatan pemuda daerah, mobilisasi kultural
jaringan. Dimana, pemimpin gerakan Vespa lainnya adalah dengan melakukan literasi
Pustaka ini pernah menjadi pemuda pelopor dijalan, dimana gerakan Vespa Pusta aktif
yang mewakili pemuda Bangka Belitung ke menjemput bola para pembaca yang tidak
Tingkat nasional, sehingga jaringan sudah memiliki waktu luang untuk berkunjung
banyak terbangun. ke rumah baca. Dengan melakukan literasi
jalanan, maka mereka memanfaatkan ruang
3. Sumberdaya dan Mobilisassi Sumberdaya jalanan yang biasanya didatangi dan disukai
Menurut Edwards dan McCarthy anak-anak muda untuk menghabiskan
(Sukmana, 2016), terdapat lima sumberdaya waktunya, sehingga banyak anak muda yang
yakni: sumberdaya moral, sumberdaya tertarik dengan literasi jalanan yang digagas
kultural, sumberdaya organisasi sosial, oleh Vespa Pustaka. Selain itu sumberdaya
sumberdaya manusia dan sumberdaya kultural yang digunakan oleh gerakan Vespa
material. Dalam melakukan dan Pustaka adalah penggunaan media-media
mengembangkan gerakan literasi, gerakan sosial yang digunakan untuk sarana promosi
Vespa Pustaka memanfaatkan sumberdaya- dan informasi kepada masyarakat luas
sumberdaya yang ada dalam lingkungan tentang eksistensi dan kegiatan-kegiatan
masyarakat sekitar. Sumberdaya moral disini yang dilakukan oleh Vespa Pustaka.
merupakan dukungan-dukungan simpati Ketiga, sumberdaya organsasi sosial
dan dukungan orang atau tokoh-tokoh meliputi: jaringan sosial dan organ­ siassi.
terkenal. Dukungan simpati ini dapat dilihat Gerakan literasi Vespa Pustaka meman­
dari banyaknya donasi-donasi buku yang faatkan dan memobilisaisi sumberdaya ini
diberikan oleh masyarakat dalam rangka untuk mengembangkan gerakannya, seperti
mendukung gerakan literasi. Selain itu pemanfaatan jaringan sosial. Tidak dapat
gerakan literasi juga didukung oleh banyak dipungkiri Vespa Pustaka memiliki banyak
Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017 || 65

jaringan dengan organisasi-organisasi baik (dua puluh ribu rupiah). Iuran ini secara
dalam lingkup lokal maupun dalam lingkup tidak langsung dapat membantu kegiatan
luar, seperti KNPI, HIPMI, PBNU serta operasional yang dilakukan oleh Vespa
jaringan rumah baca yang ada diluar kota. Pustaka.
Banyaknya jaringan sosial yang dimiliki Pendayagunaan mobilisasi sumberdaya
oleh gerakan Vespa Literasi ini dirasakan seperti yang telah dipaparkan diatas
dapat membantu keberlangsungan dan menjadikan gerakan Literasi Vespa Pustaka
prasarana yang dibutuhkan, seperti baru- ini dapat ada bertahan dan diterima oleh
baru ini Vespa Pustaka mendapat bantuan masyarakat. Mobilisasi sumberdaya
ratusan buku dari salah satu penerbit yang merupakan pemanfaatan sumberdaya yang
ada di Pulau Jawa. Selain bantuan buku, ada ada dilingkungan sekitar baik yang sifatnya
pula bantuan-bantuan lainnya yang bantuan internal maupun ekternal untuk mendukung
dana dari Kementrian Pemuda dan Olahraga dan mengembangkan suatu gerakan sosial.
(Kemenpora) dan lain sebagainya. Selain mobilisasi sumberdaya diatas, masih
Keempat, mobilisasi sumber daya banyak sumberdaya yang sesungguhnya
manusia. Tidak dapat dipungkiri sumber­ dapat dikembangkan oleh gerakan Vespa
daya manusia lebih nyata dan lebih muda Pustaka. Oleh karena itu diperlukan
diapresiasi dibandingkan sumberdaya moral, inventarisir sumberdaya dan strategi
sumberdaya kultural dan sumberdaya orga­ mobilisasi sumberdaya agar pemanfaatannya
nis­asi sosial. Mobilisasi sumberdaya manusia lebih optimal.
dapat dilihat dari kualitas sumberdaya
manusia yang ada dalam gerakan tersebut F. Kesimpulan
dimana hampir sebagian besar sumberdaya Dari hasil pengamatan yang dilakukan
manusia yang tergabung dalam gerakan terhadap gerakan literasi Vespa Pustaka yang
Vespa Pustaka merupakan orang yang ber­ ada di Kabupaten Bangka Selatan, maka dapat
pendidikan dan sedang menempuh pen­ ditarik kesimpulan bahwa keberadaan Vespa
didikan strata 1, bahkan ada pula yang Pustaka mendapat respon positif dan antusias
sedang menempuh pendidikan strata 2, yang tinggi bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan
yakni ketua Vespa Pustaka. Sehingga, setiap Vespa Pustaka memberikan ruang dan akses bagi
ang­gota Vespa Pustaka memiliki kompetensi masyarakat Toboali dan Bangka Selatan umumnya
masing-masing sesuai dengan latar belakang untuk dapat mebaca. Penerimaan masyarakat
pendidikan mereka. terhadap gerakan literasi Vespa Pustaka ini
Terakhir, sumberdaya material tidak dapat dilepaskan dari kemampuan gerakan
merupakan sumberdaya yang bersifat literasi tersebut dalam memobilisasi sumberdaya
modal atau finansial. Sumber daya material yang ada. Mobilisasi sumberdaya merupakan
merupakan bagian penting, karena dari pemanfaatan sumberdaya yang ada dilingkungan
sumbedaya ini eksintensi dapat berlangsung. sekitar baik yang sifatnya internal maupun
Tidak dapat dipungkiri, dalam melakukan ekternal untuk mendukung dan mengembangkan
gerakan literasinya, hampir sebagian besar suatu gerakan sosial.
sumberdaya finansialnya dikeluarkan dari Menurut McCarthy dan Zald (dalam
kantong pribadi ketua organisasi. Namun, Sukmana 2010:157) menyatakan bahwa per­
selain dari bantuan uang pribadi pemimpin kem­ bangan gerakan sosial dipandang sebagai
organsiasi, sumberdya finansial gerakan ini produk dari kekuatan-kekuatan lingkungan
juga ditopang oleh iuran para anggotanya baik bersifat internal maupun eksternal. Faktor-
dimana setiap bulannya anggota diwajibkan faktor internal meliputi: kepemimpinan, tingkat
untuk membayar iuran sebesar Rp. 20.000,- ketersediaan sumberdaya, ukuran kelompok dan
66 || Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017

tingkat organisasi internal. Sedangkan faktor- - Sumberdaya kultural, dalam hal ini
faktor eksternal meliputi: tingkat represi dari kompetensi kultural yang dimobilisasi
masyarakat, tingkat simpatisan eksternal, serta oleh Vespa Pustaka adalah dengan cara
jumlah dan kekuatan kelompok politik. Adapun melibatkan pemuda-pemuda daerah dalam
mobilisasi sumberdaya yang dilakukan oleh menggerakkan organisasi dan kegiatan
gerakan Vespa Pustaka antara lain: Vespa Pustaka. Dilibatkannya pemuda
1. Sumberdaya moral disini merupakan daerah menjadi nilai penting, karena pemuda
dukungan-dukungan simpati dan dukungan merupakan orang yang masih memiliki
orang atau tokoh-tokoh terkenal. Dukungan kemauan dan semangat yang tinggi dalam
simpati ini dapat dilihat dari banyaknya menjalankan kegiatan organisasi. Kaum
donasi-donasi buku yang diberikan oleh muda dianggap memiliki keunggulan
masyarakat dalam rangka mendukung dibandingkan kelompok sosial lain. Mereka
gerakan literasi. Selain itu gerakan literasi lahir dari kelas menengah perkotaanyang
juga didukung oleh banyak pihak, baik yang memiliki modal sosial dan budaya diban­
berasal dari masyarakat maupun dari tokoh- dingkan kelompok sosial lainnya. Modal
tokoh birokrasi. sosial seperti kemampuan teknologi
2. Pemimpin dan Kepeminpinan informasi, keterampilan berjejaraing, serta
Menurut Morris dan Staggenborg, para prestasi akademik dan pendidikan telah
pemimpin sangat penting dalam gerakan memungkinkan mereka membangun ke­
sosial, mereka menginspirasi komitmen, kuatan soal melalui gerakan sosial (Suharko
memobilisasi sumber-sumber, menciptakan dkk, 2014; 24).
dan memahami kesempatan, menyusun Keuntungan lainnya dengan melibatkan
strategi dan mempengaruhi hasil-hasil. Pe­ pemuda daerah adalah interaksi dengan
mim­ pin gerakan Vespa Pustaka (Agam pembaca atau pengunjung akan lebih mudah
Primadi) menurut para anggota kelompok dan cepat dilakukan, karena berasal dari
Vespa Pustaka merupakan orang atau sosok kebudayaan yang sama. Selain pelibatan
pimpinan yang dapat menginspirasi para pemuda daerah, mobilisasi kultural lain­
anggota gerakan, memiliki kompetensi nya adalah dengan melakukan literasi
akademik serta dapat memobilisasi sumber- dijalan, dimana gerakan Vespa Pusta aktif
sumber yang ada untuk memajukan gerakan menjemput bola para pembaca yang tidak
ini, seperti jaringan. Dimana, pemimpin memiliki waktu luang untuk berkunjung ke
gerakan Vespa Pustaka ini pernah menjadi rumah baca.
pemuda pelopor yang mewakili pemuda - Ketiga, sumberdaya organsasi sosial meliputi:
Bangka Belitung ke Tingkat nasional, jaringan sosial dan organsiassi. Gerakan
sehingga jaringan sudah banyak terbangun. literasi Vespa Pustaka memanfaatkan dan
3. Sumberdaya dan Mobilisassi Sumberdaya memobilisaisi sumberdaya ini untuk meng­
- Sumberdaya moral disini merupakan duku­ embangkan gerakannya, seperti peman­
ngan-dukungan simpati dan dukungan orang faatan jaringan sosial. Tidak dapat dipungkiri
atau tokoh-tokoh terkenal. Dukungan sim­ Vespa Pustaka memiliki banyak jaringan
pati ini dapat dilihat dari banyaknya donasi- dengan organisasi-organisasi baik dalam
donasi buku yang diberikan oleh masyarakat lingkup lokal maupun dalam lingkup luar,
dalam rangka mendukung gerakan literasi. seperti KNPI, HIPMI, PBNU serta jaringan
Selain itu gerakan literasi juga didukung rumah baca yang ada diluar kota.
oleh banyak pihak, baik yang berasal dari - Keempat, mobilisasi sumber daya manusia.
masyarakat maupun dari tokoh-tokoh Tidak dapat dipungkiri sumberdaya manu­
birokrasi. sia lebih nyata dan lebih muda diapresiasi
Jurnal Society, Volume V, Nomor 1, Juni 2017 || 67

dibandingkan sumberdaya moral, Pelajar.


sumberdaya kultural dan sumberdaya Suharko dkk, 2014. Organisasi Pemuda
organisasi sosial. Mobilisasi sumberdaya Lingkungan di Indonesia Pasca Orde Baru.
manusia dapat dilihat dari kualitas Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
sumberdaya manusia yang ada dalam Sukmana, Oman. 2016. Konsep dan Teori Gerakan
gerakan tersebut dimana hampir sebagian Sosial. Malang: Instrans Publishing.
besar sumberdaya manusia yang tergabung
dalam gerakan Vespa Pustaka merupakan Sumber Internet:
orang yang berpendidikan dan sedang http://www.femina.co.id/trending-topic/
menempuh pendidikan strata 1, bahkan ada peringkat-literasi-indonesia-nomor-dua-
pula yang sedang menempuh pendidikan dari-bawah diunduh pada 6 Juni 2017 pukul
strata 2. 12.00.
- Terakhir, sumberdaya material merupakan https://tirto.id/literasi-indonesia-yang-belum-
sumberdaya yang bersifat modal atau merdeka-bBJS diunduh pada 6 Juni 2017
finansial. Sumber daya material merupakan pukul 10.04.
bagian penting, karena dari sumbedaya http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/
ini eksintensi dapat berlangsung. Tidak view/50/293 diunduh pada 6 Juni 2017
dapat dipungkiri, dalam melakukan pukul 13.19.
gerakan literasinya, hampir sebagian besar
sumberdaya finansialnya dikeluarkan dari
kantong pribadi ketua organisasi. Namun,
selain dari bantuan uang pribadi pemimpin
organsiasi, sumberdya finansial gerakan ini
juga ditopang oleh iuran para anggotanya
dimana setiap bulannya anggota diwajibkan
untuk membayar iuran sebesar Rp. 20.000,-
(dua puluh ribu rupiah)
Pendayagunaan sumberdaya di lingkungan
baik yang sifatnya internal maupun ekternal
menjadikan faktor determinan dalam mem­
pengaruhi perkembangan suatu gerakan sosial.

G. Daftar Pustaka
Creswell, John. 2014. Penelitian
Kualitatif & Desain Riset: Memilih di Antara
Lima Pendekatan (Edisi 3). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar..
Dewanata Pandu dan Chavcay Syaifullah. 2008.
Rekonstruksi Pemuda. Jakarta: Kementrian
Negara Pemuda dan Olahraga.
Idrus, Muhammad. 2002. Metode Penelitian
Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Erlangga: Yogyakarta.
Situmorang, Abdul Wahib. 2013. Gerakan Sosial:
Teori dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka

Anda mungkin juga menyukai