Anda di halaman 1dari 9

Jurnal S.

Pertanian 1 (1) : 39 – 47 (2017) ISSN : 2088-0111

ANALISIS KELAYAKAN USAHA HOME INDUSTRY KERUPUK OPAK DI DESA


PALOH MEUNASAH DAYAH KECAMATAN MUARA SATU KABUPATEN
ACEH UTARA

Asnidarˡ, Asrida3
1
Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2,3
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan
Muara Satu Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2016. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha home industry kerupuk opak di Desa Paloh
Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara. Jenis penelitian ini
adalah studi kasus terhadap 20 responden dari 100 pelaku usaha home industry kerupuk
opak di Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus
analisis biaya, pendapatan dan keuntungan. Sementara untuk menghitung kelayakan usaha,
rumus yang digunakan adalah Revenue Cost Ratio (R/C), Break Even Point (BEP) dan
Return On Investment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan
yang diterima oleh pengrajin usaha home industry kerupuk opak adalah sebesar Rp.
13.099.252/tahun. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha diperoleh R/C 1,42, nilai BEP
produksi 12.400 ikat, BEP harga Rp. 1.757 dan nilai ROI 42,3 %. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa usaha home industry kerupuk opak di Desa Paloh Meunasah Dayah
Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara layak untuk diusahakan.

Kata Kunci : Analisis kelayakan, usaha home industry kerupuk opak

PENDAHULUAN sektor pertanian salah satunya dengan cara


Kondisi strategis Indonesia sebagai industrialisasi berbasis pertanian atau
Negara agraris merupakan potensi yang agroindustri.
cukup besar untuk dikembangkan dalam Agroindustri merupakan industri
menunjang pembangunan ekonomi yang mengolah bahan baku hasil pertanian
nasional. Indonesia perlu melakukan menjadi barang yang mempunyai nilai
berbagai strategi pengembangan khususnya tambah yang dapat dikonsumsi oleh
di sektor pertanian. Hal ini dikarenakan, masyarakat. Mengingat sifat produk
adanya sumber daya dasar bagi pertanian yang tidak tahan lama maka
pembangunan pertanian diantaranya peran agroindustri sangat diperlukan.
keragaman iklim, potensi lahan, sumber Berbeda dengan industri lain, agroindustri
daya manusia, dan kemampuan pengelolaan tidak harus mengimpor sebagian besar
sumber daya. bahan bakunya melainkan telah tersedia
Pentingnya sektor pertanian dalam banyak di dalam negeri.
pembangunan ekonomi adalah Singkong merupakan produk
menyediakan lapangan kerja bagi sebagian pertanian yang cocok untuk dijadikan unit
besar penduduk, sumber pendapatan rumah bisnis karena manfaat yang diperoleh
tangga, sebagai sumber penghasil bahan komoditi tersebut cukup banyak dan
pangan dan bahan baku bagi sektor lain, dan bermanfaat melihat pangsa pasar yang
penghasil devisa bagi Negara. Berdasarkan cukup menggiurkan atas bahan baku
kelebihan tersebut, bentuk pengembangan singkong. Singkong (Manihot esculenta)

39
yang dikenal juga ketela pohon atau umbi Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh
kayu, adalah pohon tahunan tropika dan Utara“.
subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan Tujuan Penelitian
pokok penghasil karbohidrat dan daunnya Penelitian ini bertujuan untuk
sebagai sayuran. Keberadaan singkong mengetahui kelayakan usaha home
pada awalnya banyak ditemukan tumbuh industri kerupuk opak di Desa Paloh
liar di hutan, kebun, bahkan tumbuh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu
disembarang tempat. Kabupaten Aceh Utara.
Sejalan dengan permintaan pasar
yang terus meningkat, maka beberapa METODE PENELITIAN
singkong dibudidayakan di Indonesia. Waktu dan Lokasi Penelitian
Sebagai bahan makanan, singkong Penelitian ini dilaksanakan di Desa
memiliki kelebihan dibandingkan dengan Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara
bahan makanan lainnya. Kelebihan Satu Kabupaten Aceh Utara pada bulan
singkong terletak pada kandungan Agustus 2016. Objek dalam penelitian ini
karbohidrat, lemak, protein, kalori, fosfor adalah usaha home industri kerupuk opak.
dan cita rasanya yang lezat (Sukma, 201). Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja
Masyarakat Desa Paloh Meunasah (purposive sampling), yang didasarkan
Dayah Kecamatan Muara satu banyak yang pada pertimbangan bahwa di Desa Paloh
mengusahakan ubi kayu/singkong sebagai Meunasah Dayah adalah salah satu daerah
mata pencaharian dengan cara membuat yang memproduksi kerupuk opak.
produk olahan salah satunya adalah kerupuk
Populasi dan Sampel
opak sehingga desa ini dikenal sebagai
Populasi adalah keseluruhan objek
sentra produksi olahan ubi kayu/singkong di
yang akan diteliti. Populasi dalam
Kabupaten Aceh Utara. Kerupuk opak
penelitian ini adalah 100 home industri
adalah makanan ringan yang sangat populer
kerupuk opak yang ada di Desa Paloh
dikalangan masyarakat, terbuat dari
Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu
singkong, berbentuk bundar tipis dan
Kabupaten Aceh Utara. Sedangkan
rasanya gurih.
sampel adalah sebagian/wakil populasi
Selain itu usaha kerupuk opak
yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini
memberikan peluang yang baik untuk para
adalah 20 home industri kerupuk opak di
tenaga kerja karena dengan usaha kerupuk
Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan
opak dapat menghasilkan pendapatan.
Muara Satu Kabupaten Aceh Utara.
Usaha. kerupuk opak adalah usaha yang
sangat mudah untuk dilakukan karena Jenis dan Sumber Data
pembuatan kerupuk ini relatif mudah serta Data yang digunakan dalam penelitian ini
biaya yang relatif murah. Bagi masyarakat terdiri dari :
desa Paloh Meunasah Dayah ini kerupuk 1. Data primer yaitu data yang diperoleh
opak merupakan hasil industri rumah tangga langsung dari lapangan melalui
yang sudah sangat membudaya. wawancara dengan pemilik usaha
Berdasarkan uraian singkat tentang home industri kerupuk opak di desa
produk kerupuk opak diatas, maka penulis Paloh Meunasah Dayah Kecamatan
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian Muara Satu Kabupaten Aceh Utara
dengan judul penelitian “Analisis menggunakan kuisioner dan
Kelayakan Usaha home industri Kerupuk pengamatan (observasi) langsung di
OPak di Desa Paloh Meunasah Dayah lapangan.

40
2. Data Sekunder , yaitu data yang P = Harga produk dari usaha home
diperoleh dari instansi-instansi terkait industri kerupuk opak (Rp)
dengan masalah dan obyek yang Q = Total penjualan dari usaha home
diteliti. industri kerupuk opak (Rp)
Metode Analisis Data Keuntungan
Data yang dikumpulkan di lapangan Keuntungan usaha merupakan
dan ditabulasikan kemudian dipindahkan pengurangan pendapatan total dengan
ke dalam bentuk tabelaris sesuai dengan biaya total dari usaha home industri
kebutuhan analisis. Untuk pengujian kerupuk Opak. Secara matematis dapat
hipotesisis diuji dengan analisis biaya dan ditulis sebagai berikut (Rahim dan
keuntungan. Hastuti, 2007) :
π = TR – TC
Biaya Produksi Keterangan:
Biaya produksi adalah semua π = Keuntungan dari usaha home industri
pengeluaran ekonomis yang harus kerupuk opak (Rp)
dikeluarkan untuk memproduksi suatu TR = Total pendapatan dari usaha home
barang. Berikut rumus untuk menghitung industri kerupuk opak (Rp)
biaya produksi (Soekartawi, 2006). TC = Total biaya dari usaha home industri
TC = TFC + TVC kerupuk opak (Rp)
Keterangan:
TC = Total biaya dari usaha home Break Even point atau BEP
industri kerupuk opak (Rp) Break Even point atau BEP adalah
TFC = Total biaya tetap dari usaha home suatu analisis untuk menentukan dan
industri kerupuk opak (Rp) mencari jumlah barang atau jasa yang
TVC = Total biaya variabel dari usaha harus dijual kepada konsumen pada harga
home industri kerupuk opak (Rp). tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang
timbul serta mendapatkan keuntungan /
Penyusutan profit. Berikut rumus untuk menghitung
Penyusutan adalah alokasi harga BEP ( Soekartawi, 2006).
perolehan dan biaya secara sistematik dan Break event (BEP) Produksi (Kg) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝)
rasional sepanjang umur manfaat aktiva
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 (𝑅𝑝)
tetap yang bersangkutan, secara sistematis
Break event (BEP) Harga (Rp) =
dapat ditulis sebagai berikut ( Sondik, 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝)
2013) : 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑅𝑝)
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 Kriteria BEP Produksi adalah sebagai
=
𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 berikut :
a. Jika BEP Produksi < Jumlah
1. Pendapatan Produksi, maka usaha berada pada
Pendapatan adalah jumlah uang posisi menguntungkan.
yang diterima oleh pengrajin usaha home b. Jika BEP Produksi = Jumlah
industri kerupuk opak. Adapun rumus Produksi, maka usaha berada pada
yang digunakan untuk menghitung posisi titik impas atau tidak laba/tidak
pendapatan adalah sebagai berikut( rugi.
Soekartawi, 2006). c. Jika BEP Produksi >Jumlah Produksi
TR = P x Q maka usaha berada pada posisi yang
Keterangan: tidak menguntungkan.
TR = Total pendapatan dari usaha home
industri kerupuk opak (Rp)

41
Sementara untuk BEP Harga kriterianya kerja dan biaya bahan penunjang. Biaya
adalah sebagai berikut : tetap merupakan jenis biaya yang
a. Jika BEP Harga < Harga Jual, maka dikeluarkan dalam satu kali proses
usaha berada pada posisi yang produksi adalah tetap jumlahnya dan tidak
menguntungkan. mengalami perubahan. Dalam melakukan
b. Jika BEP Harga = Harga Jual, maka proses produksi kerupuk opak yang
usaha berada pada posisi titik impas termasuk biaya tetap adalah penyusutan
atau tidak laba/tidak rugi. peralatan yang digunakan, yang dihitung
c. Jika BEP Harga > Harga Jual, maka berdasarkan umur ekonomis masing-
usaha berada pada posisi yang tidak masing peralatan. Biaya variabel adalah
menguntungkan. biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi tergantung dari besar kecilnya
Analisis Return On Investment (ROI) produksi yang dihasilkan. Biaya variabel
Analisis Return On Investment meliputi biaya yang digunakan untuk
(ROI) dalam analisa keuangan mempunyai pembelian bahan baku (ubi, garam),
arti yang sangat penting sebagai salah satu tenaga kerja dan pembelian kayu bakar.
teknik analisa keuangan yang bersifat
menyeluruh/ komprehensif. Return On Biaya Tetap
Investment (ROI) merupakan rasio yang Biaya tetap merupakan biaya yang
mengukur kemampuan perusahaan secara jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume
keseluruhan didalam menghasilkan kegiatan tertentu dan tergantung jenis
keuntungan dengan jumlah keseluruhan kegiatan usahanya. Biaya tetap pada usaha
aktiva yang tersedia didalam perusahaan home industry kerupuk opak adalah biaya
(Syamsuddin, 2009). penyusutan peralatan. Biaya penyusutan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 (𝑅𝑝) peralatan terdiri dari biaya penyusutan
(ROI) = x 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 (𝑅𝑝) mesin parut sebesar Rp. 288.098, mata parut
Revenue Cost Ratio sebesar Rp. 50.000, papan alas Rp. 13.000,
Revenue/ Cost Ratio adalah tungku pengukusan Rp. 73.917, plastik kaca
merupakan perbandingan antara sebesar Rp. 82.800, kawat sebesar Rp.
total penerimaan dengan total biaya 17.000, ember besar Rp. 35.000, ember
dengan rumusan sebagai berikut sedang Rp. 15.000, ember kecil Rp. 10.333,
(Soekartawi, 2006). piring Rp. 7.500, plastik jemur sebesar Rp.
𝑇𝑅 131.600 dan pisau Rp. 30.000 serta pipa
Revenue Cost Ratio (R/C) =
𝑇𝐶 giling sebesar Rp. 3.000 pertahun.
Jika R/C Ratio > 1, maka usaha yang Fungsi masing-masing peralatan ini
dijalankan mengalami keuntungan atau dalam kegiatan produksi adalah sebagai
layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio berikut : mesin parut, mata parut berfungsi
< 1, maka usaha tersebut mengalami untuk memarut ubi menjadi adonan yang
kerugian atau tidak layak untuk halus sehingga mudah dalam pembuatan
dikembangkan. Selanjutnya jika R/C Ratio kerupuk. Papan alas berfungsi sebagai alas
= 1, maka usaha berada pada titik impas untuk mencetak kerupuk opak, Plastik kaca
(Break Event Point). juga berfungsi sebagai alas saat kerupuk
dicetak dan memudahkan saat pengukusan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan penjemuran. Pipa digunakan untuk
Analisis Biaya Produksi menggiling adonan hingga tipis. Piring
Biaya produksi meliputi biaya tetap digunakan untuk mencetak kerupuk menjadi
dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan bulat, tungku pengukusan digunakan untuk
biaya penyusutan alat dan biaya variabel mengukus adonan kerupuk yang telah cetak,
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga

42
kawat digunakan sebagai penyangga saat dikukus tersebut. Rata-rata biaya tetap yang
pengukusan supaya kerupuk tidak terlalu digunakan oleh pengrajin usaha home
lengket, plastik jemur digunakan untuk industry kerupuk opak dapat dilihat pada
menjemur adonan kerupuk yang sudah tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Total biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha home industri kerupuk opak di Desa
Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara tahun 2016.
Biaya Tetap Jumlah Biaya (Rp/tahun)
Biaya penyusutan peralatan 757.248
Total Biaya Tetap 757.248
Sumber :Data Primer (diolah),2016
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat pertahun dengan harga ubi Rp. 2200 dan
dilihat rata-rata penggunaan biaya tetap kebutuhan ubi pertahun 8820 kg, garam
yang harus dikeluarkan pada usaha home sebesar Rp. 223.500 dengan harga garam
industri kerupuk opak berupa penyusutan Rp. 5000 per kg dan kebutuhan garam
alat sebesar Rp.757.248,- per tahun. Nilai pertahun adalah 44,7 kg, biaya pembelian
penyusutan ini diperoleh dari perhitungan kayu bakar Rp. 5.000.000, harga kayu bakar
jumlah unit peralatan dikurangi nilai residu Rp.200.000 per mobil dengan kebutuhan 25
(nilai sisa) dikali dengan harga kemudian mobil pertahun dan upah tenaga kerja
dibagi dengan umur ekonomis. Sehingga sebesar Rp. 5.616.000 pertahun, jumlah
diperoleh nilai penyusutan peralatan per upah ditentukan oleh banyaknya jumlah
tahun. kerupuk yang diproduksi yaitu dalam 1000
kerupuk upahnya yaitu sebesar Rp. 30.000.
Biaya Variabel untuk lebih jelasnya tentang Perincian rata-
Biaya variabel adalah biaya yang rata biaya variabel yang digunakan oleh
jumlah totalnya berubah sebanding dengan pengrajin kerupuk opak dapat dilihat pada
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel tabel 2 berikut ini:
terdiri dari biaya bahan baku meliputi biaya
pembelian ubi sebesar Rp. 19.404.000
Tabel 2. Total biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha home industri kerupuk opak di Desa
Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara tahun 2016.
No Jenis biaya variable Biaya variabel (Rp/thn)
1. Biaya bahan baku 19.627.500
2. Biaya kayu bakar 5.000.000
3. Biaya tenaga kerja 5.616.000
total biaya variabel (Rp/thn) 30.243.500
Sumber : Data Primer (diolah),2016
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat yang terdiri dari biaya tetap dan biaya
dilihat bahwa penggunaan biaya variabel variabel. Setiap usaha memiliki total biaya
untuk biaya bahan baku sebesar Rp. yang berbeda-beda, dimana besarnya total
19.627.500,- pertahun, biaya kayu bakar biaya suatu usaha ditentukan oleh
sebesar Rp. 5.000.000,- per tahun dan besarnya biaya tetap dan biaya variabel
biaya tenaga kerja sebesar Rp. 5.616.000 pada usaha home industri kerupuk opak
Sedangkan total biaya variabel selama yang menjadi objek dalam penelitian ini.
satu tahun yaitu sebesar Rp. 30.243.500,- Adapun total biaya dari usaha tersebut
Total Biaya dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Total biaya dari suatu usaha
merupakan jumlah keseluruhan biaya,

43
Tabel 3. Perincian penggunaan total biaya yang harus dikeluarkan pada usaha home
industri kerupuk opak (Rp/thn)
No Uraian biaya Jumlah Biaya (Rp/tahun)
1 Rata-rata total biaya tetap 757.248
2 Rata-rata total biaya variabel 30.243.500
Total biaya (Rp/thn) 31.000.748
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat perhari karena dalam setiap 1 kg ubi
dilihat penggunaan total biaya pada usaha menghasilkan 20 kerupuk. Sedangkan
home industri kerupuk opak di Kecamatan kebutuhan ubi pertahun yaitu sebanyak
Muara Satu Kabupaten Aceh Utara sebesar 8.820 kg dan menghasilkan kerupuk
Rp. 31.000.748,- per tahun dari sebanyak 176.400 kerupuk/tahun. Kerupuk
penjumlahan total biaya tetap dengan total tersebut dijual per ikat kepada konsumen,
biaya variabel. dalam satu ikat dihitung 10 kerupuk
sehingga dari produksi kerupuk sebanyak
Analisis Pendapatan pada Usaha Home 176.400 akan menghasilkan sebanyak
Industri Kerupuk Opak 17.640 ikat kerupuk dan dijual dengan
Pendapatan merupakan total nilai dari harga Rp. 2.500,-.
produk yang dijual dalam jangka waktu Adapun rata-rata pendapatan yang
tertentu dikali dengan harga jual yang diterima oleh setiap pengrajin usaha home
diukur dalam satuan rupiah (Rp). Usaha industri kerupuk opak dari hasil penjualan
home industri kerupuk opak rata-rata kerupuk dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
membutuhkan ubi sebanyak 24,5 kg dan
menghasilkan sebanyak 490 kerupuk
Tabel 4. Perincian pendapatan pada usaha home industri kerupuk opak (Rp/tahun)
Jumlah produksi kerupuk Harga jual (Rp/ikat)
(ikat/thn)
17.640 2.500
Total pendapatan (Rp/thn) 44.100.000
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Rata-rata keuntungan per tahun pada Keuntungan merupakan pengurangan dari
usaha home industri kerupuk opak di Desa total pendapatan dengan total biaya yang
Paloh Meunasah Dayah Kabupaten Aceh dikeluarkan pada usaha home industri
Utara adalah sebesar Rp. 44.100.000, hasil kerupuk opak. Suatu usaha dikatakan
ini diperoleh dari perkalian antara harga untung apabila total pendapatan yang
kerupuk per ikat dengan banyak kerupuk diterima lebih besar dari pada total biaya
yang dihasilkan. yang dikeluarkan. Rinciankeuntungan yang
Analisis keuntungan diperoleh pada usaha home industri kerupuk
opak dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5. Rata-rata keuntungan usaha home industri kerupuk opak per tahun
No Uraian jumlah (Rp)
1. Total Pendapatan (TR) 44.100.000
2. Total Biaya (TC) 31.000.748
Rata-rata Keuntungan(Rp/tahun) 13.099.252
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Keuntungan yang diperoleh pada Paloh Meunasah Dayah Kabupaten Aceh
usaha home industri kerupuk opak di Desa Utara sebesar Rp. 13.099.252/tahun yang

44
diperoleh dari hasil pengurangan antara tersebut menunjukkan bahwa, usaha home
total pendapatan dengan total biaya yang industry kerupuk opak ini mendapat
dikeluarkan selama 1 tahun. keuntungan Rp 42,3 dalam setiap Rp. 100
biaya yang diinvestasikan.
Analisis kelayakan
Break Event Point (BEP) Revenue Cost Ratio
BEP adalah suatu kondisi dimana Revenue Cost Ratio adalah suatu
perusahaan tidak mendapatkan pengujian analisa kelayakan dengan
keuntungan dan tidak pula mengalami perbandingan antara total pendapatan
kerugian. dengan total biaya yang dikeluarkan.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝) Kriterian yang digunakan dalam analisis
BEP Produksi (Kg) =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 (𝑅𝑝) ini adalah apabila nilai R/C >1 maka
𝑅𝑝. 31.000.748
= usaha tersebut dikatakan untung dan layak
𝑅𝑝. 2.500
= 12.400 ikat untuk diusahakan, karena besarnya
pendapatan lebih besar dari besarnya
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝) biaya yang dikeluarkan, dan sebaliknya.
BEP Harga (Rp) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝐻 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘(𝑅𝑝) Perhitungan hasil analisis pendapatan
Rp. 31.000.748
= dengan biaya (R/C) dapat dilihat sebagai
Rp. 17.640
berikut :
= Rp. 1.757 𝑇𝑅
Revenue Cost Ratio (R/C) =
Dari perhitungan diatas dapat 𝑇𝐶
Rp. 44.100.000
diketahui BEP produk dan BEP harga R/C =
Rp. 31.000.748
yaitu 12.400/ikat dan BEP harga sebesar R/C = 1,42
Rp. 1.757. Sementara nilai produksi R/C merupakan nilai perbandingan
kerupuk pada usaha home industry antara total pendapatan dengan total biaya.
kerupuk opak adalah 17.640 ikat/tahun Total pendapatan yang diterima oleh
dengan harga jual Rp. 2.500,/ikat. Dapat pengrajin usaha home industry kerupuk
disimpulkan bahwa Jumlah tersebut lebih opak adalah sebesar Rp. 44.100.000 dan
besar dari BEP produk dan BEP harga total biaya yang dikeluarkan adalah
maka usaha ini dikatakan menguntungkan. sebesar Rp. 31.000.748.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
Return On Investment (ROI) disimpulkan bahwa usaha home industry
Return On Investment (ROI) kerupuk opak dinyatakan menguntungkan
merupakan suatu analisis untuk melihat dan layak untuk diusahakan. Hal ini dapat
seberapa banyak keuntungan yang bisa dilihat dari perbandingan total pendapatan
diperoleh dari total modal yang dengan total biaya yang lebih besar dari
ditanamkan pada suatu usaha. satu, yaitu memiliki angka 1,42 > 1.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 (𝑅𝑝)
ROI = x 100% Dengan kata lain nilai R/C sebesar 1,42
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 (𝑅𝑝)
Rp. 13.099.252 bermakna, untuk setiap Rp. 100 biaya
= x 100%
Rp. 31.000.748 yang dikeluarka, maka pengrajin usaha
= 42,3 % home industri kerupuk opak di Desa Paloh
Dari perhitungan ROI diatas, dapat Meunasah Dayah memperoleh pendapatan
dilihat bahwa nilai ROI yang diperoleh sebesar Rp. 142.
adalah sebesar 42,3 %. Persentase tersebut
menunjukkan bahwa usaha home industry KESIMPULAN DAN SARAN
kerupuk opak hanya memperoleh 42,3 % Kesimpulan
keuntungan dari besarnya modal yang Hasil penelitian pada usaha home
dikeluarkan selama 1 tahun. Angka industry kerupuk opak di Desa Paloh

45
Meunasah Dayah menunjukkan bahwa Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan
usaha ini menguntungkan dengan total Bisnis. Edisi Kedua. Cetakan
keuntungan sebesar Rp. 13.099.252/ Keempat. Jakarta : Penerbit
tahun. Dari perhitungan BEP diperoleh Prenada Media group.
BEP produksi yaitu 12.400 ikat, BEP Kuswadi, 2005, Meningkatkan Laba
harga Rp 1.757, nilai ROI sebesar 42,3 % Melalui Akuntansi Keuangan dan
dan nilai R/C sebesar 1,42 sehingga dapat Akuntansi Biaya . Jakarta: PT.Elex
disimpulkan bahwa usaha home industri Media Komputindo.
kerupuk opak yang ada di Desa Paloh M. Nafarin, 2007. Penganggaran
Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu perusahaan, edisi reviisi, Jakarta
Kabupaten Aceh Utara layak untuk :Salemba Empat.
diusahakan. Mulyadi . 2009. Auditing. Edisi Keenam.
Universitas Gajah Mada, Salemba
DAFTAR PUSTAKA Empat. Jakarta.
Ahmad Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Niswonger. 2006. Prinsip-prinsip
Teori Dan Aplikasi. Jakarta : PT akuntansi, Terjemahan Marianus
Elex Media Komputindo. Sinaga, Edisi 14, Jilid 1. Jakarta :
Arkena, Y dan Purwoko. 2013. Kelayakan Erlangga.
industry kerupuk jamur tiram di Rahim. Abd. Dan Hastuti. DRW. 2007.
Kabupaten Bogor. Fakultas Ekonomi Pertanian. Penebar
Teknologi Pertanian, IPB. Swadaya, Jakarta.
Carter, W.K. (2009). Akuntansi Biaya. Sadono Sukirno, 2006, Ekonomi
Edisi 14. Salemba Empat : Jakarta. Pembangunan Proses masalah dan
E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Dasar Kebijakan, cetakan ketiga,
Teery D. Warfield, 2011. Penerbit Kencana, Jakarta.
Intermediate Accounting, Edisi 12 Sahirman. 2005. Cara membuat kerupuk.
by:Erlangga Jakarta: PT. Musi Perkasa Utama.
Garrison. 2006. Akuntansi Manajerial Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani.
Edisi 11, Buku 1. Jakarta :Salemba Jakarta: UI Press
Empat. Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Hanafi, Mahmud M. 2010. Manajemen No. 19/M/I/2006
Keuangan. Edisi Pertama. Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa
Yogyakarta: BPFE. Kritis atas Laporan Keuangan. PT.
Hansen, D.R. dan Maryanne M Mowen. Raja Grafindo Persada,
2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Jakarta.
7. Terjemahkan Dewi Fitriasari Syamsuddin. 2009. Manajemen Keuangan
dan Deny Arnos. Jakarta : Perusahaan, PT. Raja Grafindo
Salemba. Persada, Jakarta.
Harahap, Refika Meilitha sari. 2015. Susilowati, S. Hery dkk. 2006.
Analisis Kelayakan Usaha Diversifikasi Sumber Pendapatan
Kerupuk Opak di Kabupaten Rumah Tangga di Pedesaan
Pegajahan ( Studi Kasus : Desa Jawa Barat, Jurnal FAE, Volume
Sukasari, Kecamatan Pegajahan, 20 No. 1, Mei 2002, Hal. 85-109.
Kabupaten Serdang Bedagai). Wahyono. Marzuki .2006. Pembuatan
Program Studi Agribisnis Fakultas Aneka Kerupuk. Jakarta : penebar
Pertanian Universitas Sumatera swadaya.
Utara. Wicaksono, Indra Bagus. 2011. Analisis
Kelayakan Usaha Dan Strategi

46
Pengembangan Agroindustri Agribisnis, Universitas
Keripik Pisang Agung (Studi Brawijaya.
Kasus Pada Kabupaten Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi
Lumajat). Fakultas Pertanian biaya. Jakarta : graha ilmu
Jurusan Sosial Ekonomi,

47

Anda mungkin juga menyukai