PENDAHULUAN
1
menunjukkan grafik yang meningkat. Sebelum akuisisi, produksi minyak ONWJ
sebesar 23.000 BOPD. Kini pasca akuisisi, produksi minyak telah mencapai
hingga 32.000 BOPD. Melihat tingkat produksi ini maka diperlukan perhatian
khusus pada sistem jaringan pipa penyalur minyak bumi PT. PHE-ONWJ.
Total aset jaringan pipa yang dimiliki PHE-ONWJ adalah 392 pipelines. Dari
total seluruh jaringan pipa tersebut, semuanya terhubung dengan 233 aset struktur
(flow stattion dan NUI) yang dimiliki oleh PHE-ONWJ. Jaringan pipa
berdasarkan data jumlah aset struktur dapat dibagi sebagai berikut:
Dari jumlah total jaringan pipa tersebut, PHE-ONWJ berusaha agar seluruh
offshore pipeline atau sistem jaringan pipa bawah lautnya selama beroperasi
selalu mengikuti prosedur operasi, maintenance, inspeksi dan repair atau
2
rehabilitation secara terintegrasi dalam mengoperasikan jaringan pipa tersebut
sesuai code dan standard yang menjadi acuan. Sejarah operasional pipa, status
jaringan pipa yang masih aktif, dan juga perlu suatu pemahaman yang baik
tentang teknik jaringan pipa itu sendiri serta aspek lain yang terkait seperti
pengendalian korosi, mekanika fluida, struktural, pemeliharaan mesin. Oleh
karena itu, diperlukan teknisi-teknisi dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda
untuk bekerja sama dalam suatu tim agar sistem jaringan pipa bawah laut dapat
beroperasi sesuai dengan fungsinya.
3
mendapatkan indeks keandalan, sedangkan untuk menghitung konsekuensi
kegagalan menggunakan metode semi kuantitatif RBI, sehingga bisa diketahui
resiko dari suatu pipeline. Untuk mode kegagalan pada pipa bawah laut yang
digunakan adalah akibat gaya hidrodinamis, hoop stress, longitudinal stress, dan
combined stress. Sedangkan penulis lainnya adalah M. Yudi dan M. Sholihin
(2007) dengan judul ” Tingkat Kehandalan Pipeline Pada Transportasi Minyak
dan Gas Dengan Menggunakan Metode Pipeline Integrity Managment System
(PIMS)”. Dimana dalam penelitian yang dilakukan M. Yudi dan M. Sholihin
didapatkan kesimpulan diantaranya bahwa Metoda PIMS dan RBI dapat
menentukan perencanaan inspeksi dan strategi pemeliharaan.
Dalam Tugas Akhir ini akan menganalisa jaringan pipaminyak bumi non-
aktif PHE-ONWJ yang mengalami kebocoran (leak). Jaringan pipa non-aktif
adalah jaringan pipa yang tidak mengalirkan fluida produksi, namun jaringan pipa
ini tetap dijaga integritasnya jika suatu saat nanti jaringan pipa ini akan
dibutuhkan untuk memproduksi kembali. Berikut data 6 pipeline non-aktif yang
mengalami kebocoran milik PHE-ONWJ yang menjadi objek penelitian dalam
Tugas Akhir ini:
4
Studi kasus yang diangkat dalam Tugas Akhir adalah PHE-ONWJ berencana
untuk mengaktifkan kembali 6 jaringan pipa ini. Keenam pipeline ini telah
dievaluasi berdasarkan Guideline Repair milik PHE-ONWJ, dan keseluruhannya
layak untuk di perbaiki (repair). Metode repair yang sering digunakan oleh PHE-
ONWJ adalah:
Dari perhitungan nilai keandalan dan biaya perbaikan dalam Tugas Akhir ini
akan didapatkan suatu kesimpulan yang akan digunakan sebagai dasar dalam
menentukan strategi untuk diaplikasikan dalam integrity management jaringan
pipa di PHE-ONWJ.
5
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui keandalan jaringan pipa bawah laut yang non-aktif
milik PHE-ONWJ yang mengalami kegagalan akibat kebocoran (leak).
2. Untuk mendapatkan rekomendasi terbaik untuk setiap jaringan pipa bawah
laut yang non-aktif akibat kebocoran untuk dapat diaktifkan kembali.
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk
memberikan rekomendasi keputusan yang terbaik dalam pengambilan keputusan
setelah mengetahui nilai keandalan jaringan pipa non-aktif milik Pertamina Hulu
Energy Offshore North West Java (PHE-ONWJ).
6. Studi ini hanya dibatasi pada jaringan pipa PHE-ONWJ yang mengalirkan
minyak (crude oil).
7. Keandalan pada tahun 2011 diasumsikan sama dengan keandalan terakhir
sebelum mengalami fase off-period.
6
8. Dalam menentukan Safety Class dari Pipeline berdasarkan DNV OS
F101.
7
~halaman ini sengaja dikosongkan~