a. TUJUAN
Membantu mengeluarkan fases akibat konstipasi
Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy
b. RUANG LINGKUP
Dilakukan pada klien yang membutuhkan Tindakan enema, misalnya tindakan enema
tinggi dan enema rendah
c. ACUAN
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat & Uliyah. (2005). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.
d. DEFINISI
Enema adalah memasukan larutan yang berfungsi sebagai pencahar ke dalam rektum
dan kolon.
Enema rendah: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden
dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakn
sebelum operasi dan pasien yang mengalami obstipasi. Selama tindakan ini posisi
klien dipertahankan miring ke kiri.
Enema tinggi: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon asenden
dengan menggunakan kanul usus. Umumnya dilakukan untuk persiapan operasi.
f. PROSEDUR
1. Persiapan alat dan bahan
Pemberian melalui selang rektal dengan wadah enema pada enema rendah
Volume larutan hangat
Dewasa: 700-1000ml, dengan suhu 40,5-43ºC
Anak-anak:
- Bayi: 150-250ml
- Usia bermain (toddler): 250-350ml
- Usia sekolah: 300-500ml
- Remaja: 500-700 ml
Cat: Suhu cairan yang digunakan untuk anak-anak adalah 37,7ºC, sedang untuk
dewasa dihangatkan 40,5-43ºC
Vaseline atau jeli
Wadah enema
Selang rektal dengan ujung bulat
Dewasa: No.22-30 G French (fr)
Anak-anak: No.12-18 fr
Selang menghubungkan selang rektal ke wadah (selang irrigator)
Klem pengatur pada selang
Termometer air untuk mengukur suhu larutan
Perlak pengalas
Selimut mandi
Kertas toilet
Pispot
Waslap, handuk serta sabun
Masker
Sarung tangan sekali pakai
Tiang intraven
Bengkok
2. Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang
akan dilaksanakan
d. Membuat kontak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
e. Selama komunikansi digunakan bahasa yang jelas
f. Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klasifikasi
g. Memperlihatkan kesabaran, punuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
h. Pasien disiapkan dalam posisi yang sesuai
3. Persiapan lingkungan
a. Ruangan terutup
b. Pastikan semua jendela atau pintu dalam keadaan tertutup agar privasi terjaga
c. Pasang sekat atau sampiran
d. Gunakan selimut untuk melindungi daerah privasi pasien
4. Prosedur pelaksanaan
Penatalaksanaan cleansing enema yang terdiri dari low enema (enama rendah) dan high
enema (enama tinggi), diantaranya:
1) Jelaskan prosedur kepada klien
2) Tutup ruangan/tirai
3) Susun wadah enema, hubungkan selang, klem, dan selang rektal
4) Tutup klem pengatur
5) Siapkan larutan hangat dan periksa suhu larutan dengan termometer air atau dengan
meneteskan sedikit larutan diatas pergelangan tangan sebelah dalam. Tambahkan
larutan hangat kedalam wadah
6) Bilas wadah, isi dengan larutan, lepaskan klem, dan biarkan larutan keluar sampai tak
ada udara. Tempatkan dekat dengan unit tempat tidur untuk memenuhi selang. Klem
kembali selang
7) Bantu klien untuk pada posisi miring ke kiri (lateral kiri) untuk huknah rendah dan
miring ke kanan untuk huknah tinggi dengan lutut kanan fleksi
8) Letakkan perlak pengalas dibawah pantat klien dan letakkan pispot dekat dengan
tempat tidur
9) Gunakan masker
10) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
11) Selimuti tubuh dan ekstrimitas bawah klien dengan selimut mandi, biarkan hanya
anal yang kelihatan
12) Beri pelumas 3-4 cm pada ujung selang rektal dengan pelumas jeli
13) Dengan perlahan, regangkan bokong dan cari letak anus. Instrusikan klien untuk
rileks dengan menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
14) Masukkan ujung selang rektal secara perlahan dengan mengarahkannya ke umbilikus
klien. Panjang insersi beragam: 7,4-10cm untuk orang dewasa, 5-7,5cm untuk anak-
anak, dan 2,5-3,25cm untuk bayi. Tarik selang dengan segera, jika ditemukan
obstruksi
15) Buka klem pengatur dan biarkan larutan masuk dengan perlahan dengan wadah
setinggi pinggul klien
16) Terus pegang selang sampai pengisian cairan berakhir
17) Naikkan wadah secara perlahan sampai pada ketinggian diatas anus (30-45cm untuk
ketinggian enema tinggi, 30cm untuk enema rendah, dan 7,5cm untuk bayi). Waktu
pengaliran sesuai dengan pemberian volume larutan (misal 1 liter dalam 10 menit)
18) Tutup klem selang setelah semua larutan dialirkan
19) Letakkan lapisan tisu toilet disekitar selang pada anus dan dengan perlahan tarik
selang
20) Jelaskan pada klien bahwa perasaan distensi andominal (proses peningkatan tekanan
abdominal yang menghasilkan peningkatan tekanan dalam perut dan menekan
dinding perut) adalah normal
21) Minta klien untuk menahan larutan selama mungkin saat berbaring ditempat tidur
(untuk bayi atau anak kaci, dengan perlahan pegang kedua sisi pantat selama
beberapa menit)
22) Bereskan wadah enema dan selang
23) Lepaskan sarung tangan
24) Bantu klien ke kamar mandi atau mengatur posisi pispot, kemudian observasi feses
dan larutan (peringatkan klien agar tidak menyiram toilet sebelum perawat
menginspeksi)
25) Bantu klien sesuai kebutuhan untuk mencuci area anal dengan air hangat dan sabun
26) Cuci tangan kemudian dokumentasikan warna dan konsistensi feses
LEMBAR OBSERVASI
Skala Penilaian
No Elemen Prosedur
1 2 3 4
1. Persiapan alat a. Volume larutan hangat
Dewasa: 700-1000ml, dengan suhu
40,5-43ºC
b. Vaseline atau jeli
c. Wadah enema
d. Selang rektal dengan ujung bulat
Dewasa: No.22-30 G French (fr)
e. Selang menghubungkan selang rektal
ke wadah (selang irrigator)
f. Klem pengatur pada selang
g. Termometer air untuk mengukur suhu
larutan
h. Perlak pengalas
i. Selimut mandi
j. Kertas toilet
k. Pispot
l. Waslap, handuk serta sabun
m. Masker
n. Sarung tangan sekali pakai
o. Tiang intraven/infus
p. Bengkok
a. TUJUAN
a. Menjaga kebersihan pasien
b. Mencegah terjadinya infeksi
c. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
d. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
e. RUANG LINGKUP
Dilakukan pada klien yang membutuhkan perawatan colostomy seperti mengganti alat
colostomi, irigasi colostomi
f. ACUAN
Hidayat & Uliyah. (2005). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.
Smeltzer,Susanne C,(2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth. Volume 2 Edisi 8. EGC
g. DEFINISI
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma, dan mengganti kantong kolostomi
secara berkala sesuai kebutuhan.
h. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
Sarung tangan bersih
Colostomi bag
Kantung plastic
Kapas Nacl 0,9%
Pincet anatomis 2 buah
Skin barrier
Stomahessive pasta (membuat permukaan kulit jadi baik dan sebagai skin barrier)
bila ada.
2. Persiapan Klien
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilaksanakan.
d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya Selama
komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam
e. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
f. Privasi klien selama komunikasi dihargai.
g. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek
selama berkomunikasi dan melakukan Tindakan
h. Membuat kontrak (waktu, tempat, dan tindakan yang akan dilakukan)
i. Langkah-Langkah
1. Tingkatkan kenyamanan dan ketertiban klien dalam prosedur
a. Biarkan klien memilih relaks berikan privasi
b. Jelaskan detil dari prosedur
2. Angkat alat
a. Biarkan pasien duduk di toilet/ dikursi /TT menghadap toilet pasien.
3. Bersihkan kulit
a. Bersihkan kulit dengan kapas Nacl dengan menggunakan pincet atau
cuci kulit dg air hangat dan sabun ringan menggunakan waslap halus
lembab,pasien mungkin lebih suka mandi sebelum memasang alat yang
bersih.
b. Bilas dan keringkan kulit secara seksama setelah pembersihan
B. TUJUAN
1. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran pencernaan.
2. Mendiagnosa perdarahan lambung.
3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
4. Membuang cairan atau partikel dari lambung.
C. RUANG LINGKUP
Dilakukan pada klien yang membutuhkan perawatan Lavage gastric atau bilas lambung
D. ACUAN
Hidayat & Uliyah. (2005). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.
Smeltzer,Susanne C,(2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth. Volume 2 Edisi 8. EGC
E. DEFINISI
Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan menggunakan NGT (Naso
Gastric Tube).
F. PROSEDUR
a. Persiapan alat
1. Baki berisi NGT lengkap dengan corong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
Ukuran NGT :
no.14-20 untuk ukuran dewasa
no. 8-16 untuk anak-anak
no.5-7 untuk bayi
2. Dua buah baskom
3. Perlak dan handuk sebagai pengalas
4. Stetoskop
5. Spuit 10 cc
6. plester
7. Piala ginjal dan kom penampung
8. Air hangat 1 sampai 2 liter
9. Kassa/tissue,
10. Jelly
11. Susu hangat
b. Langkah-Langkah
1. Tahap pra interaksi
a. Cek catatan keperawatan
b. Siapkan alat-alat
c. Cuci tangan
2. Tahap orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan klien dan keluarga.
3. Tahap kerja
a. Mencuci tangan
b. Perawat memakai skort
c. Perlak dan alas dipasang disamping pasien
d. NGT di ukur dari epigastrium sampai pertengahan dahi kemudian diberi tanda
e. Ujung atas NGT diolesi jelly,bagian ujung bawah diklem
f. NGT dimasukkan perlahan-lahan melalui hidung pasien sambil disuruh
menelannya ( bila pasien sadar )
g. Periksa apakah NGT betul-betul masuk lambung dengan cara ;
1) Masukan ujung NGT kedalambaskom yang berisi air,jika tidak ada
gelembung Maka NGT sudah masuk kedalam lambung.
2) Masukan Udara dengan spuit 10cc dan didengarkan pada daerah
lambung dengan menggunakan stetoskop.setelah yakin pasang
plester pada hidung untuk memfiksasi NGT.
h. Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal atau
kepala lebih rendah selanjutnya klem dibuka.
i. Corong dipasang diujung bawah NGT,air/susu dituangkan kedalam corong
jumlah cairan sesuai kebutuhan.cairan yang masuk tadi dikeluarkan dan
ditampung dalam baskom.
j. Pembilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar dari
lambung sudah jernih.
k. Jika air yang keluar sudah jernih Selang NGT dicabut secara pelan-pelan dan
diletakan dalam baki.
l. Setelah selesai pasien dirapikan, mulut dan sekitarnya dibersihkan dengan
tissue jelaskan pada pasien bahwa prosedur yang dilakukan telah selesai.
m. Alat-alat dikemas dan dibersihkan
n. Perawat mencuci tangan
o. Mencatat semua tidakan yang telah dilakukan pada status pasien
Nama :
NPM :
Nama :
NPM :
A. Pengertian NGT
Prosedur di mana tabung plastik tipis dimasukkan ke dalam lubang hidung, menuju
esofagus, lalu masuk ke perut.
Setelah selang NGT dipasang dan diamankan dengan benar, perawat dapat memenuhi
asupan nutrisi pasien melalui selang atau tabung NG tersebut dengan menggunakan
spuit 10cc sebagai penampung awalnya.
1. Dekompresi lambung
Tabung nasogastrik terhubung ke suction untuk memfasilitasi dekompresi dengan
membuang isi lambung. Dekompresi lambung diindikasikan untuk obstruksi usus
dan ileus paralitik dan bila pembedahan dilakukan pada lambung atau usus.
2. Aspirasi kandungan cairan lambung
Baik untuk drainase atau mendapatkan spesimen untuk dianalisis. Ini juga akan
memungkinkan drainase dalam kasus overdosis atau keracunan obat.
3. Pemberian makan dan pemberian obat
Memasukan selang NGT ke saluran GI akan memungkinkan pemberian makan
dan pemberian berbagai obat. Tabung NG juga dapat digunakan untuk makanan
enteral pada awalnya.
4. Pencegahan muntah dan aspirasi
Dalam pasien-pasien trauma, tabung NG dapat digunakan untuk membantu
pencegahan muntah dan aspirasi, serta untuk penilaian perdarahan pada gastro-
intestinal (GI).
E. Kontraindikasi Pemasangan NGT
Trauma wajah/midface yang berat (adanya gangguan pada cribiform plate)
Adanya risiko memasukkan nasogastric tube ke intrakranial
Pada kasus ini sebaiknya gunakan selang orogastrik
Riwayat baru dilakukan operasi pada daerah hidung
Gangguan koagulasi
Sedang konsumsi obat antikoagulan
Varises esofagus
Striktur esofagus
Riwayat baru dilakukan ligasi (banding) varises esofagus
Tertelan bahan bersifat basa (risiko terjadinya ruptur esofagus)
G. Tahap kerja:
1. Menjaga privasi
2. Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler
3. Mencuci tangan
4. Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas memalui satu lubang
hidung saat lubang yang tersumbat. Ulangi pada lubang hidung yang lain,
bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan kasa atau lidi kapsas.
5. Periksa adakah infeksi.
6. Memasang handuk di atas dada klien,
7. Membuka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrument steril.
8. Pasang sarung tangan.
9. Ukur panjang selang yang akan dimasukan dengan cara menempatkan ujung
selang dari klien ke ujung telinga atas lalu dilanjutkan sampai processus
xipodeus.
10. Beri tanda pada selang yang telah di ukur dengan plester.
11. Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20cm dari ujung selang.
12. Meminta klien untuk rileks dan bernafas normal. Masukan selang perlahan
sepanjang 5-10 cm.Meminta klien untuk menundukam kepala ( flesksi ) sambil
menelan.
13. Masukan selang sampai batas yang ditandai.
14. Jangan memasukan selang secara paksa bila ada tahanan.
a. Jika klien batuk, pilek, bersin hentikan dahulu, lalu ulangi dan menarik nafas
dalam.
b. Jika masih ada tahanan, menarik selang dan memasukan ke hidung yang lain
secara perlahan.
c. Jika klien muntah menarik tube, dan menginspeksi tenggorokan nlalu
melanjutkan memasukan selang secara bertahap.
15. Mengecek kepatenan :
a. Masukan ujung pipa sampai terendam dalam mangkok. Klem di buka jika
sonde sudah masuk lambung maka ditandsi dengan tidak adanya gelembung
udara yang keluar.
b. Memasukan udara dengan spuit 2-3 cc kedalam lambung sambil
mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar udara dikeluarkan kembali
dengan menarik spuit.
16. Pasang spuit atau corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk
lambung.
17. Memfiksasi selkang pada hidung dengan plester.
18. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman.
19. Merapikan dan membereskan alat.
20. Lepas sarung tangan.
21. Cuci tangan
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN NGT
Nama :
NPM :
1 2 3
1 Persiapan pasien 1. Informasi tentang tindakan disampaikan
kepada psien
2. Lingkungan aman dan nyaman disiapkan
3. Posisi kepala diatur fowler tinggi, kecuali bila
ada kontraindikasi