Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH HIV/AIDS

Diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah PATOLOGI KLINIK

Dosen Pengampu :
Hj. Sri Dwi Omarsari
Disusun Oleh :
Kelompok 6
IKP 3B

1. Aldi Tri Rahma (1910105486)


2. Devi Fitria Sutisna (1910105493)
3. Tita Sri Mulyani (1910105528)
4. Yulita Pajriyani (1910105539)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SEBELAS APRIL SUMEDANG
TAHUN 2021/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh


Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat, karunia serta Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini.
Makalah ini yang berjudul “HIV/AIDS” ini kami susun untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah PATOLOGI KLINIK.
Tentunya tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya
makalah ini, maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
Ibu Hj. Sri Dwi Omarsari Selaku Dosen Mata Kuliah PATOLOGI KLINIS FIKes Sebelas April
Sumedang yang telah memberikan arahan serta dukungan dalam menulis dan menyelesaikan
makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang di miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Wabillahitaufiqwalhidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Sumedang, 15 November 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................3
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................4
1.4 MANFAAT.................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian HIV dan AIDS..............................................................................................................5
2.2 Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS.................................................................................5
2.3 Sejarah HIV/AIDS...........................................................................................................................6
2.4 Epidemiologi HIV/AIDS.................................................................................................................7
2.5 Gejala dan Komplikasi....................................................................................................................7
2.6 Tahapan infeksi pada HIV/AIDS...................................................................................................8
2.7 Patofisiologi HIV/AIDS.................................................................................................................10
2.7 Asuhan keperawatan.....................................................................................................................11
BAB III.......................................................................................................................................................1
PENUTUP..................................................................................................................................................1
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................1
3.2 SARAN.......................................................................................................................................2

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
virus HIV yang termasuk famili retroviridae. Tahapan akhir dari infeksi HIV adalah
AIDS.

Infeksi HIV merupakan kejadian pandemik. Infeksi tersebut menjadi penyebab utama
kematian menggantikan infeksi Tuberkulosis (TB). Sekitar tahun 2006, sebanyak 2,9 juta
orang meninggal akibat AIDS di seluruh dunia.1,2 Sejak pertama kali ditemukan (1987)
sampai dengan Juni 2012, kasus HIV-AIDS tersebar di 378 dari 498 (76%)
kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia.

Persentase terbesar terjadi pada laki–laki sekitar 70% dan perempuan sekitar 29%.3
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan satu dari dua human T-cell
lymphotropic retrovirus yang utama. Human T cell leukemia virus (HTCLV) adalah
retrovirus utama lainnya. Virus tersebut akan menginfeksi dan menghancurkan limfosit
T-helper (CD4), sehingga menyebabkan host kehilangan imunitas seluler. Hal ini
menyebabkan pasien mudah terkena infeksi oportunistik.4,5 Infeksi HIV ini dapat
menyebar melalui kontak seksual, pajanan parenteral ke dalam darah, dan transmisi
maternal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS?
2. Apa penyebab HIV/AIDS ?
3. Bagaimana sejarah HIV/AIDS?
4. Bagaimana epidemiologi HIV/AIDS?
5. Apa saja gejala dan komplikasi HIV/AIDS?
6. Apa saja tahapan infeksi HIV/AIDS ?
7. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS ?
8. Bagaimana diagnose HIV/AIDS ?
1.3 TUJUAN
Penulisan makalah tentang HIV/AIDS diharapkan dapat membantu untuk Memahami
tentang definisi,penyebab,sejarah,epidemiologi,gejala dan komplikasi, tahapan
infeksi,patofisiologi diagnosa HIV/AIDS.

1.4 MANFAAT
Dapat memberikan informasi tentang penyakit HIV/AIDS kepada pembaca atau sesama
mahasiswa. Sehingga dapat membuka wawasan kita semua terhadap pentingnya
mengetahui penyakit HIV/AIDS

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HIV dan AIDS

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4
yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi
HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah,
sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular
melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam
tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi
HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat
meningkatkan harapan hidup penderita.

2.2 Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS

Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan
nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang
menjadi AIDS.Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal,
penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular
dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:

1. Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan


pengaman
2. Menggunakan jarum suntik bersama-sama

5
3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa
menggunakan alat pengaman diri yang cukup
4. Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-
cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu
setelahnya.

2.3 Sejarah HIV/AIDS

Virus HIV diyakini pertama kali ditemukan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo
pada tahun 1920, ketika dilaporkan adanya penyebaran infeksi virus simian
immunodeficiency viruses (SIV)dari simpanse dan gorila kepada manusia. Semenjak
itu kasus kematian mendadak dengan gejala-gejala khas hilang dan dianggap tidak
menjadi ancaman.

Keresahan kembali terjadi pada awal tahun 80-an, dimana pada tahun 1981 ditemukan
infeksi paru yang amat jarang yang disebut pneumocystis carinii pneumonia (PCP)
pada lima orang pemuda homoseksual yang sebelumnya tidak memiliki masalah
kesehatan di Los Angeles. Pada saat yang bersamaan, New York dan California turut
melaporkan adanya jangkitan kanker ganas yang disebut dengan sarcoma kaposi,
penyakit ini juga menyerang sekelompok pria homoseksual. Penyakit-penyakit yang
dilaporkan tersebut ternyata memiliki hubungan dengan adanya kerusakan berat pada
sistem kekebalan tubuh. Pada akhir tahun 1981, infeksi semakin meluas, dilaporkan
270 kasus pasien dengan kerusakan kekebalan tubuh yang parah pada pria homoseksual
dan 121 orang diantaranya meningal dunia. Pada akhir tahun ini pula pertama kali
didapati kasus PCP pada orang yang menggunakan narkoba suntik.

Terkait cara penularan yang diketahui selama ini, pada awal tahun 1982 pakar
menyebut penyakit ini dengan gay-related immune deficiency (GRID). Namun pada
bulan september CDC menamakan penyakit tersebut dengan Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) karena diperkirakan penyebaran penyakit ini tidak
semata-mata dapat ditularkan oleh perilaku seksual sesama jenis semata. Benar saja,
pada awal tahun 1983 ditemukan adanya penularan virus ini melalui hubungan
heteroseksual dari laki-laki kepada perempuan. Pada tahun ini pula diketahui pertama
kali bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui ibu yang menderita HIV/AIDS pada
bayi yang dikandungnya.

6
Tahun 1984 dikampanyekan bahwa penyakit ini sangat menular melalui penggunaan
jarum suntik bersama. Hal tersebut menjadi pukulan telak bagi dunia kesehatan yang
pada saat itu masih sering menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa pasien.

Berbagai cara dilakukan untuk menghentikan penyebaran penyakit mematikan ini.


Namun setiap tahun jumlah penderita semakin meningkat. Untuk itu pada tanggal 1
Desember 1988, WHO mencanangkan tanggal tersebut sebagai hari AIDS sedunia dan
peringatan ini diperingati setiap tahunnya agar masyarakat dunia senantiasa waspada
akan penyakit tersebut.

Saat ini, lebih dari 36,7 juta orang hidup dengan HIV/AIDS, penting bagi kita untuk
menjaga diri dan keluarga dari infeksi penyakit tersebut. Selain itu penting bagi kita
untuk senantiasa merangkul mereka yang hidup dengan HIV/AIDS agar memiliki
semangat hidup yang tinggi untuk melawan penyakit yang mereka derita.

2.4 Epidemiologi HIV/AIDS

Infeksi HIV (human immunodeficiency virus) secara epidemiologi tersebar luas di


seluruh dunia dengan konsentrasi tertinggi ditemukan di daerah subSaharan Afrika.

Global

Lebih dari 35 juta orang di seluruh dunia diketahui meninggal dunia akibat HIV. Tahun
2015, 1.1 juta orang meninggal akibat berbagai kasus terkait infeksi HIV. Ada sekitar
36.7 juta orang hidup dengan HIV, dengan 2.1 juta orang yang baru terdeteksi mengidap
infeksi HIV di tahun 2015 secara global. Area subsaharan Afrika merupakan area dengan
tingkat kasus infeksi HIV tertinggi, yakni dengan 25.6 juta ODHA tahun 2015, area ini
juga memegang 2/3 populasi global dari infeksi HIV baru.

Epidemi HIV meningkat secara nyata diantara pekerja seks (PS) pada tahun 2000.
Epidemi ini bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Di Tanjung Balai Karimun,
Propinsi Riau misalnya, pada tahun 1995/1996 hanya ada 1% PS dengan HIV, sedangkan
tahun 2000 menjadi 8,38% PS dengan HIV. Prevalensi PS dengan HIV di Merauke
sebesar 26,5%, Jakarta Utara sebesar 3,36%, dan di Jawa Barat sebesar 5,5%.

2.5 Gejala dan Komplikasi

7
Gejala HIV dan AIDS

Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV.
Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu
membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus
HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke
stadium lanjut menjadi AIDS.

Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV
setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan
oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare
kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.

Komplikasi HIV dan AIDS

Komplikasi hiv/aids bisa memicu terjadinya PCP. Infeksi jamur ini bisa menyebabkan
penyakit parah. Di amerika serikat, PCP masih menjadi penyebab pneumonia paling
umum pada orang yang terinfeksi HIV. Kandidiasis adalah komplikasi HIV yang
terbilang umum.

2.6 Tahapan infeksi pada HIV/AIDS


Infeksi HIV menurut data yang dihimpun hellosehat.com biasanya terbagi dalam empat
tahap, tergantung bagaimana efek HIV pada sistem imun Anda: infeksi primer akut,
infeksi laten klinis, infeksi HIV simptomatis dan perkembangan HIV menjadi AIDS.

1. Tahap infeksi HIV akut


Dalam 2-4 minggu setelah infeksi HIV, banyak orang (namun tidak semua)
mengalami gejala yang menyerupai flu, yang merupakan respon alami tubuh terhadap
infeksi HIV, seperti demam, pembengkakan kelenjar, radang tenggorokan, ruam,
nyeri otot dan sendi, nyeri dan sakit kepala.

Selama periode awal infeksi ini, virus dalam jumlah besar dihasilkan dalam tubuh.
Tubuh Anda merespon dengan menghasilkan antibodi HIV dan limfosit sitotoksik (sel
T pembunuh yang mencari dan menghancurkan virus atau bakteri). Maka, kadar HIV
pada darah akan sangat menurun, serta jumlah sel T CD4+ sedikit melambung.

8
Selama tahap infeksi HIV akut, Anda berisiko tinggi menularkan HIV pada pasangan
seksual dan pengguna obat karena kadar HIV pada aliran darah sangat tinggi. Untuk
alasan ini, sangat penting untuk mengurangi risiko penularan.
2. Tahap laten klinis
“Latensi” merupakan periode di mana virus tinggal atau berkembang pada tubuh
manusia tanpa menghasilkan gejala atau hanya gejala ringan, karena infeksi tidak
menyebabkan gejala atau komplikasi lainnya. Tahap kedua dari infeksi HIV memiliki
rata-rata durasi 10 tahun untuk orang yang tidak menjalani pengobatan antiretroviral
(ART).
Jika Anda menjalani ART, Anda dapat hidup dengan latensi klinis selama beberapa
dekade karena perawatan membantu menjaga virus.

Walau berjumlah sangat sedikit di dalam darah, HIV sangat aktif pada sistem limfa
tubuh. Jika Anda memiliki HIV dan tidak menjalani ART, jumlah virus akan mulai
meningkat dan jumlah CD4 akan menurun.Jika hal ini terjadi, Anda dapat mulai
memiliki gejala konstitusional dari HIV begitu kadar virus meningkat pada tubuh
Anda. Namun, orang dengan HIV tetap terinfeksi dan dapat menularkan HIV ke orang
lain pada fase ini.
3. Infeksi HIV simptomatis
Seiringnya waktu, HIV menghancurkan sistem imun Anda. Apabila jumlah virus terus
meningkat ke level yang lebih tinggi, sistem imun akan memburuk. Kondisi kesehatan
Anda mencapai tahap yang lebih serius.
Gejala dari tahap infeksi HIV ini meliputi penurunan berat badan dengan cepat,
kehilangan ingatan, demam yang kambuh, serta diare yang berlangsung lebih dari
seminggu. Apabila perawatan obat anti-HIV tidak bekerja, atau jika seseorang tidak
melakukan perawatan, sistem imun akan mulai memburuk dengan cepat.
Dalam tahap ini, infeksi oportunistik juga akan meningkat. Infeksi ini tidak akan
menjadi masalah pada orang dengan sistem imun normal, namun pada orang dengan
sistem imun yang lemah, infeksi dapat sangat berbahaya. Infeksi dapat disembuhkan,
tapi perkembangan penyakit tidak dapat dihentikan.
4. AIDS
AIDS merupakan tahap infeksi HIV yang terjadi saat sistem imun sudah rusak dengan
parah dan Anda rentan terhadap infeksi oportunistik. Jumlah sel T CD4+ merosot,
serta jumlah virus meningkat dengan signifikan. Apabila jumlah sel T CD4+

9
seseorang jatuh di bawah 200 sel per milimeter kubik darah dan pasien didiagnosis
dengan kondisi terkait HIV tahap 4 (seperti tuberkulosis, kanker, dan pneumonia),
Begitu HIV berkembang menjadi AIDS, pasien lebih mudah mengalami kematian.
Tanpa pengobatan, orang yang mengalami AIDS biasanya bertahan sekitar 3 tahun.
Begitu Anda memiliki penyakit oportunistik berbahaya, harapan hidup tanpa
perawatan menurun menjadi sekitar 1 tahun. Untunglah dengan perkembangan
pengobatan, harapan hidup orang dengan AIDS meningkat. Jadi, seperti itulah yang
akan terjadi dalam tubuh bila terkena HIV.

2.7 Patofisiologi HIV/AIDS


Patofisiologi HIV (human immunodeficiency virus) dimulai dari transmisi virus ke
dalam tubuh yang menyebabkan infeksi yang terjadi dalam 3 fase: serokonversi,
asimtomatik, dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

Transmisi HIV

HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, seperti darah,
ASI, semen dan sekret vagina. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui port
d’entree yang terdapat pada tubuh, umumnya kemungkinan ini meningkat melalui
perilaku berisiko yang dilakukan.

Virus kemudian masuk ke dalam sel dengan menempel pada reseptor CD4 melalui
pembungkus glikoprotein. Sebagai retrovirus, HIV menggunakan enzim reverse-
transcriptase, memungkinkan terbentuknya DNA-copy, untuk terbentuk dari RNA-virus.
Virus kemudian menempel dan merusak CD4, sehingga terjadi deplesi nilai CD4 dalam
darah, seiring dengan terjadinya peningkatan replikasi virus yang direfleksikan dari hasil
nilai viral load yang tinggi, menandakan tingkat virulensi yang tinggi.

Fase Infeksi HIV Infeksi HIV terdiri dari 3 fase: serokonversi, asimtomatik, dan AIDS.

1. Serokonversi
Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi viremia
plasma dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari setelah virus
masuk melalui mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu,
dengan gejala yang cukup ringan dan tidak spesifik, umumnya berupa demam, flu-
like syndrome, limfadenopati dan ruam-ruam. Kemudian, keluhan akan berkurang dan

10
bertahan tanpa gejala mengganggu. Pada masa ini, umumnya akan mulai terjadi
penurunan nilai CD4, dan peningkatan viral-load.
2. Fase Asimtomatik
Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah.
Penderita infeksi HIV dapat hidup bebas gejala hingga 5-10 tahun walau tanpa
intervensi pengobatan. Pada fase ini, replikasi virus terus berjalan, virulensi tinggi,
viral load stabil tinggi, serta terjadi penurunan CD4 secara konstan.

3. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar yang tinggi. CD4
dapat menurun hingga lebih rendah dari 200/µl.
Infeksi oportunistik mulai muncul secara signifikan. Infeksi oportunistik ini bersifat
berat, meliputi dan mengganggu berbagai fungsi organ dan sistem dalam tubuh.
Menurunnya CD4 mempermudah infeksi dan perubahan seluler menjadi keganasan.
Infeksi oportunistik berupa:
 Demam > 2 minggu
 Tuberkulosis paru
 Tuberkulosis ekstra paru
 Sarkoma Kaposi
 Herpes rekuren
 Limfadenopati
 Candidiasis orofaring
 Wasting syndrome
 Stadium Infeksi HIV

2.7 Asuhan keperawatan


1. Pengkajain
1. Anamnesa
Tanggal Pengkajian : 15 Mei 2021
Tanggal Masuk : 14 Mei 2021
Ruang / Kelas : Wijaya Kusuma
Nomor Register : 499203
Diagnosa Medis : HIV/AIDS
1) Identitas

11
A. Indentitas Pasien
Nama : An. A
Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 25 Agustus 2002
Usia : 18 tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMP
Bahasa yang digunakan : Bahsa Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Paseh
Sumber Biaya : Keluarga
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. C
Usia : 40 tahun
Alamat : Paseh
Hubungan Dengan Pasien : Ayah kandung

2) Riwayat Keperawatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama :
Pasien masuk ke puskesmas paseh lalu dirujuk ke RSUD
Sumedang pada tanggal 14 Mei 2021 dengan keluhan demam hilang
timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.
b) Kronologis keluhan
Saat dilakukan pengkajian tanggal 15 Mei 2021 pada pukul 08.00
WIB, keluarga pasien mengatakan pasien mempunya riwayat
hubungan seks bebas sering berganti ganti pasangan seks semenjak 3
tahun yang lalu, pasien mengatakan badan letih, pasien mengatakan
nafsu makannya kurang, makan pasien selama dirumah sakit hanya 2
sendok makan, muntah ( - ) , mual (+ ) pasien mengatakan
tenggorokannya sakit saat menelan pasien mengatakan tidur sering
terbangun pada malam hari. Pasien kadang merasakan pusing, pasien

12
mengatakan badan nya terasa lemas, nyeri pada perut skala nyeri 5-6
(dari SKALA 0-10), pasien merasakan nyeri pada persendian saat
istirahat dan aktivitas. Pasien mengatakan batuk berdahak, pasien
mengatakan dada sakit jika batuk, nafas sesak, pendengaran pasien
mulai terganggu pada telingga bagian kanan, pasien mengatakan dia
tidak mampu untuk beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat
lemah, pasien mengalami penurunan berat badan seberat 8 Kg, klien
tampak pucat. BAB ( - ) sejak 1 hari saat pengkajian Selama dirawat
dirumah sakit klien tampak tidak menghabiskan porsi makan nya,
hanya 2 sendok makan, klien tampak lemah dan letih, klien tampak
susah untuk beraktifitas secara mandiri, klien tampak kurus, klien
tampak meringis menahan sakit, klien tampak pucat, mulut klien
tampak ada sariawan dan kering, klien tampak terbaring.
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a) Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak ada mengalami alergi makanan, udara atau
obat- obatan.

b) Riwayat Kecelakaan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami riwayat kecelakaan
sebelumnya.
c) Riwayat Dirawat Rumah Sakit
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya.
d) Riwayat Pemakaian Obat
Sebelumnya pasien pernah mengkonsumsi obat – obaytan penenang.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan keluarganya tidak ada mengalami riwayat
penyakkit yang sama dengan yang diderita klien dan tidak memiliki
penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, Jantung. Penyakit menular
seperti, TBC, HIV, Hepatitis, dll
GENOGRAM

13
Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

…… : Tinggal serumah

D. Penyakit yang pernah diderita anggota Keluarga yang mejadi faktor resiko
Tidak ada karena tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
E. Riwayat Psikososial dan Spriritual
a) Adakah orang terdekat dengan pasien
Orang tua pasien merupakan orang terdekat dan satu rumah dengan
pasien.
b) Interaksi dalam keluarga
- Pola komunikasi : Pola komunikasi dengan keluarga baik
dan koopratif.
- Pembuat keputusan : Pasien sering membuat keputusan
sendiri tanpa sepengetahuan orang tua
- Kegiatan kemasyarakatan : Hubungan pasien dengan masyarakat
baik tetapi kalien kurang aktif pada
kegiatan masyarakat
c) Dampak penyakit pasien terhadap keluarga
Keluarga kebingungan menghadapi kondisi pasien dikarenakan
kurangnya pengetahuan mengenai penyakit yang diderita pasien.
d) Masalah yang mempengaruhi pasien
Tidak ada masalahbyang mempengaruhi kondisi pasien.
e) Mekanisme koping terhadap stress
Pasien berusaha sedapat mungkin untuk tidak menjadikan penyakit
nya sebagai beban fikiran, dan menghambat proses penyembuhan.
f) Persepsi pasien terhadap keluarga
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bias beraktivitas kembali.

14
g) Sistem nilai kepercayaan
pasien mengatakan sering tidak mengerjakan sholat 5 waktu saat sehat
dan sakit. Pasien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan
selalu berdoa kepada ALLAH untuk di angkatkan penyakitnya
F. Kondisi Lingkungan Rumah
Rumah dengan ukuran 10 m x 10 , 3 kamar tidur, 1 kamar mandi di dalam
rumah, ventilasi cukup, jendela selalu terbuka, lingkungan rumah bersih.

G. Pola Kebiasaan

Pola Kebiasaan
Hal Yang Dikaji Sebelum Sakit Di Rumah Sakit
Pola Nutrisi
 Frekuensi makan : …. x/hari 3 x/hari 3 x/hari
Baik Tidak
 Nafsu makan : baik/tidak
1 Porsi ½ Porsi
 Porsi makan yang dihabiskan
Tidak ada Tidak ada
 Makanan yang tidak disukai
Tidak ada Tidak ada
 Makanan yang membuat alergi Indomie, gorengan, Tidak ada
 Makanan pantangan makanan berbumbu TKTP 2100
kkal

 Makanan diet Tidak ada Protein 1,5


 Penggunaan obat-obatan sebelum gr/kg BB/hari
makan Tidak ada Tidak ada
 Penggunaan alat bantu (NGT, dll) Tidak ada Tidak ada

Pola Eliminasi BAK


5-6 x/hari 5-6 x/hari
 Frekuensi (1150cc/24 jam)

 Warna Kuning jernih Kuning jernih

15
 Keluhan Tidak ada Tidak ada

 Penggunaan alat bantu (kateter, dll) Tidak ada Tidak ada

Pola Eliminasi BAB


 Frekuensi
1x/hari 1x/hari
 Waktu Pagi Pagi
(pagi/siang/malam/tidak tentu)
Coklat
 Warna Coklat
Semi padat
 Konsistensi Semi padat
Tidak ada
 Keluhan Tidak ada
Tidak ada
 Penggunaan Laxatif : ya / tidak Tidak ada

Pola personal Hygiene


 Frekuensi mandi 2x/hari 2x/hari

 Frekuensi oral Hygiene 2x/hari 2x/hari


2x/hari Tidak ada
 Frekuensi cuci rambut

Pola Istirahat dan Tidur


 Lama tidur siang : … jam/hari 3 jam/hari 3 jam/hari

 Lama tidur malam : ….. jam/hari 7 jam/hari 7 jam/hari


Tidak ada Tidak ada
 Kebiasaan sebelum tidur

Pola Aktivitas dan Latihan


 Waktu bekerja : Pagi Tidak ada

 Olahraga : ya / tidak Tidak ada Tidak ada


Tidak ada Tidak ada
 Frekuensi olahraga : ……
Tidak ada Tidak ada
x/minggu

 Keluhan dalam beraktivitas

Kebiasaan Yang Mempengaruhi

16
Kesehatan
 Merokok : ya/tidak Tidak
Ya

3-4 x sehari, 1-2 batang Tidak


 Frekuensi, jumlah, lama
Tidak ada
 Minuman keras/NAPZA : Tidak ada
Ya/Tidak

2. Pengkajian Fisik
1. Pemeriksaan Fisik Umum :
a. Berat badan : 43 kg (saat ini), 51 kg (sebelum sakit)
b. Tinggi badan : 164 cm
c. TTV :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 105 x/menit
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Suhu tubuh : 36.9oC
d. Lingkar lengan : 24 cm
e. TSF : 7 cm
f. Keadaan umum : sedang
g. Pembesaran kelenjar getah bening : Ya, lokasi : tenggorokan

2. Sistem Penglihatan:
3. Sistem Penglihatan:
a. Posisi mata : ( √ ) Simetris ( - ) Asimetris
b. Kelopak mata : ( √ ) Normal ( - ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata : ( √ ) Normal ( - ) Abnomal
d. Konjungtiva : ( - ) Merah muda ( √ ) Anemis ( - ) Sangat merah
e. Kornea : ( √ ) Normal ( - ) Keruh/berkabut
f. Sklera : ( √ ) Ikterik ( - ) Anikterik
g. Pupil : ( √ ) Isokor ( - ) Anisokor

17
h. Otot-otot mata :
( √ ) Tidak Ada Kelainan
( - ) Juling Keluar
( - ) Juling Ke Dalam
( - ) Berada Diatas
i. Fungsi penglihatan : ( - ) Baik (√ ) Kabur ( - ) Dua bentuk/diplopia
j. Tanda-tanda radang : Tidak ada
k. Pemakaian kaca mata : ( √ ) Tidak ( - ) Ya, jenis: tidak ada
l. Pemakaian lensa kontak : Tidak
m. Reaksi terhadap cahaya : Positif

4. Sistem Pendengaran :
a. Daun telinga : ( √ ) Normal ( - ) Tidak, kanan/kiri: Tidak ada
b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) : Khas serumen, kuning, cair
c. Kondisi telinga tengah : ( √ ) Normal ( - ) Kemerahan
( - ) Bengkak ( - ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga : ( √ ) Tidak ( - ) Ada
e. Perasaan penuh di telinga : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
f. Tintus : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
g. Fungsi pendengaran : ( √ ) Normal ( - ) Kurang ( - ) Tuli
h. Gangguan keseimbangan : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
i. Pemakaian alat bantu : ( - ) Ya ( √ ) Tidak

5. Sistem Wicara :
( √ ) Normal
( − ) Tidak
( − ) Aphasia
( − ) Aphonia
( − ) Dysartria
( − ) Dysphasia
( − ) Anarthia

18
6. Sistem Pernafasan :
a. Jalan nafas : ( √ ) Bersih ( - ) Ada sumbatan
b. Pernafasan : ( - ) Tidak sesak ( - ) Sesak
c. Menggunakan otot bantu pernafasan : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
d. Frekuensi : 22 x/menit
e. Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak
teratur
f. Jenis pernafasan : Spontan
g. Kedalaman : ( √ ) Dalam ( - ) Dangkal
h. Batuk : ( √) Tidak ( - ) Ya
i. Sputum : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
j. Konsistensi : ( - ) Kental ( - ) Encer
k. Terdapat darah : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
l. Palpasi dada :
Dada simetris, pergerakan otot dinding dada dinamis, pergerakan
abdomen dan dada sama, taktil fremitus kanan dankiri sama,
ekspansi paru kanan dan kiri sama, tidak ada massa/benjolan.
m. Perkusi dada : Paru kanan dan kiri sonor/resonan pada seluruh lapang.
n. Suara nafas : ( √ ) Vesikuler ( - ) Ronkhi
( - ) Wheezing ( - ) Rales
o. Nyeri saat bernafas : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
p. Penggunaan alat bantu nafas : ( √ ) Tidak ( - ) Ya

7. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
 Nadi: 105 x/menit
 Irama : (√ ) Teratur ( - ) Tidak teratur
Denyut : ( - ) Lemah ( √ ) Kuat
 Distensi vena jugularis : ( - ) Ya ( √ ) Tidak

19
 Temperatur kulit : ( - ) Hangat ( √ ) Dingin
 Warna kulit : ( √ ) Pucat ( - ) Cyanosis ( - ) Kemerahan
 Pengisian kapiler : 4 detik
 Edema :
( − ) Ya, tidak ada
( √ ) Tidak
( − ) Tungkai atas
( − ) Tungkai bawah
( − ) Periorbital
( − ) Muka
( − ) Skrotalis
( − ) Anasarka
b. Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apical : 109 x/menit
 Irama : ( √ ) Teratur ( - ) Tidak teratur
 Kelainan bunyi jantung : ( - ) Murmur ( - ) Gallop
 Sakit dada : ( - ) Ya ( √) Tidak
 Timbulnya :
( - ) Saat beraktivitas
( - ) Tanpa aktivitas
( - ) Seperti ditusuk-tusuk
( - ) Seperti terbakar
( - ) Seperti tertimpa benda berat
 Skala nyeri : Tidak ada

8. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
 Pucat : ( - ) Tidak ( √ ) Ya
 Perdarahan :
( √ ) Tidak
( - ) Ya, tidak ada
( - ) Ptechie

20
( - ) purpura
( - ) Mimisan
( - ) perdarahan gusi
( - ) Echimosis

9. Sistem Saraf Pusat


 Keluhan sakit kepala : Tidak ada (vertigo/migrant, dll)
 Tingkat kesadaran :
( √ ) Compos mentis
( - ) Apatis
( - ) Somnolent
( - ) Soporokoma
 Glasgow come scale (GCS) : 15 (E: 4, V: 5, M: 6)
 Tanda-tanda peningkatan TIK :
( √ ) Tidak
( - ) Ya, tidak ada
( - ) Muntah proyektil
( - ) Nyeri kepala hebat
( - ) Papil edema
 Gangguan sistem persyarafan :
( - ) Kejang
( - ) Pelo
( - ) Mulut mencong
( - ) Disorientasi
( - ) Polineuritis/kesemutan
( - ) Kelumpuhan ekstremitas (Kanan /kiri /atas /bawah)
 Pemeriksaan reflex :
a. Refleks fisiologis : ( √ ) Normal ( - ) Tidak
b. Refleks patologis : ( √ ) Tidak ( - ) Ya, tidak ada

10.Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut :

21
- Gigi : ( - ) Caries ( √ ) Tidak
1) Penggunaan gigi palsu : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
2) Stomatis : ( - ) Ya ( √ ) Tidak

3) Lidah kotor : ( - ) Ya ( √ ) Tidak


4) Salifa : ( √ ) Normal ( - ) Abnormal
b. Muntah : ( √ ) Tidak, ( - ) Ya, tidak ada
 Isi : ( - ) Makanan ( - ) Cairan ( − ) Hitam
 Warna :
( - ) Sesuai warna makanan
( - ) Kehijauan
( - ) Coklat
( - ) Kuning
( - ) Hitam
 Frekuensi : Tidak ada
 Jumlah : Tidak ada
c. Nyeri daerah perut : (√ ) Ya, tidak ada ( - ) Tidak
d. Skala nyeri :3
e. Inspeksi : permukaan Abdomen asites
f. Auskultasi : Terdapat gerakan peristaltik, bising usus 8 x/menit.
g. Palpasi :
Perut kembung, nyeri tekan dirasakan pada kuadran kanan atas,
terdapat pembesaran hepar/hepar teraba.
h. Perkusi :
Dullness pada daerah kanan atas, timpani pada kuadran yang lain.
i. Lokasi & karakter nyeri :
( - ) Seperti ditusuk-tusuk ( - ) Melilit-lilit ( - ) Cramp
( - ) Panas/seperti terbakar ( - ) Setempat ( - ) Menyebar
( - ) Berpindah-pindah ( - ) Kanan atas ( - ) Tengah bawah
( - ) Kanan bawah ( √ ) Kiri atas ( - ) Kiri bawah
j. Diare :
( √ ) Tidak ( - ) Ya,

22
tidak ada Lamanya : Tidak ada, frekuensi : Tidak ada
k. Warna feaces : ( - ) Kuning kecoklatan ( - ) Putih seperti air cucian
beras
( - ) Coklat ( - ) Hitam ( - ) Dempul
l. Konsistensi faeces : ( - ) Setengah padat ( - ) Cair ( - ) Berdarah
( - ) Terdapat lendir ( - ) Tidak ada kelainan
m. Konstipasi : ( √ ) Tidak ( - ) Ya,
n. Hepar : ( √ ) Teraba ( - ) Tak teraba
o. Abdomen : ( - ) Kembung ( - ) Asites ( - ) Distensi

11. Sistem Endokrin


Perbesaran kelenjar tiroid : ( √ ) Tidak ( - ) Ya
( - ) Exoptalmus
( - ) Tremor
( - ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
( - ) Poliuri
( - ) Polidipsi
( - ) Poliphagi
Luka gangren : ( √ ) Tidak ( − ) Ya

11. Sistem Urogenital


- Balance cairan :-
- Perubahan pola kemih :
( - ) Retensi
( - ) Urgency
( - ) Disuria
( - ) Tidak lampias
( - ) Nokturia
( - ) Inkontinensia
( - ) Anuria
- Distensi/ketegangan kandung kemih : ( - ) Ya ( √ ) Tidak

23
- Keluhan sakit pinggang : ( - ) Ya ( √ ) Tidak
- Skala nyeri : Tidak ada

12. Sistem Integumen


Turgor kulit : ( √ ) Baik ( - ) Buruk Temperatur kulit : Akral dingin
Warna kulit : ( √ ) Pucat ( - ) Sianosis
: ( √ ) Baik ( - ) Lesi
( - ) Luka, lokasi : tidak ada
( - ) Insisi operasi, lokasi : tidak ada ( - ) Gatal-gatal
( - ) Memar/lebam ( - ) Kelainan pigmen
( - ) Luka bakar, Grade : tidak,
Porsentase : tidak ( - )
dekubitus, lokasi : tidak ada
Kelainan kulit : ( √ ) Tidak ( - ) Ya, jenis : tidak ada

13. Sistem Muskuloskeletal


Kesulitan dalam pergerakan : ( √ ) Ya ( - ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( - ) Ya (√) Tidak Fraktur
Kondisi, tidak ada
Kelainan bentuk tulang sendi : ( - ) Kontraktur ( - ) Bengkak
Kelainan struktur tulang belakang : ( - ) Skoliasis ( - ) Lordosis
( - ) Kiposis
Keadaan tonus otot : ( √ ) Baik ( - ) Hipotoni
( - ) Hipertoni ( - ) Atoni

4444 4444
Kekuatan otot: 4444 4444

Keterangan :

5 : dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan gravitasi dan

tahanan
4 : dapat melakukan ROM yang penuh dan dapat melawan tahanan yang sedang

24
3 : dapat melakukanROM secara penuh dengan melawan gravitasi tetapi tidak
bisa melawan tahanan
2 : tidak mampu melawan gaya gravitsi
1 : kontraksi otot hanya dapat dipalpasi
0 : tidak ada kontraksi otot

3. Hasil Pemeriksaan Penunjang


1) Imunoserologi
Tanggal, 15 Mei 2021
No. PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SATUAN
1 Anti Toxoplasma igG# Negatif Negatif IU/mL

2 Anti-CMV igG# Positif Negatif AU/ml

Kons : 247.4

2) Hematologi
NAMA
TANGGAL HASIL RUJUKAN
PEMERIKSAAN
15 Mei 2021 LED (laju endap 102 mm P<10 mm
darah) 1 jam
15 Mei 2021 HGB 8,2 g/dL P:13.0-16.0
W:12.0-14.0
16 Mei 2021 HGB 9,4 g/Dl P:13.0-16.0
W:12.0-14.0
17 Mei 2021 HGB 10,3 g/dL P:13.0-16.0
W:12.0-14.0

4. Data Fokus

Data Subjektif Data Objekif

25
1. Klien mengatakan tidak ada 1. Klien tampak lemah dan letih
nafsu makan
2. Klien tampak susah beraktivitas
2. Klien mengatakan sakit
3. Klien tampak tidak bersemangat
tenggorokan nyeri menelan
3. Klien mengatakan nyeri 4. Berat badan klien turun selama sakit
tekan pada perut seberat 8kg, BB sehat 51, BB sakit
4. Klien mengatakan nyeri pad 43
persendian, saat beraktivitas 5. Klien tampak kurus
dan istirahat
6. Klien tampak makan hanya 2
5. Klien mengatakan batuk
sendok saja
berdahak
7. Mulut klien tampak sariawan dan
6. Klien mengatakan dada sakit
kering
jika batuk
8. Klien tampak pucat
7. Klien mengatakan sulit
9. Klien tampak meringis menahan
untuk beraktifitas sendiri
sakit
8. Klien mengatakan badan
terasa letih dan lemas jika 10. Nyeri tekan pada perut
beraktifitas
11. Skala nyeri 5 -6
9. Keluarga mengatakan
12. Klien tampak terbaring
kebingungan menghadapi
penyakit yang diderita pasien 13. Klien tampaktidak mampu
karena kurangnya untuk beraktifitas secara mandiri
pengetahuan dari keluarga 14. HB tanggal 15 Mei 2021 : 8,2

15. HB tanggal 16 Mei 2021 : 9,4

16. HB tanggal 15 Mei 2021 :10,3

17. Keluarga tampak bingung ketika di


tanyakan tentang penyakit pasien

18. Keluarga dan pasien tidak dapat


menjawab pertanyaan yang diajukan.
5. Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

26
KEPERAWATAN
1. DS: Pembengkakan Ketidakseimbangan
1. Klien mengatakan badan kelenjar getah nutrisi kurang dari
terasa letih dan lemas bening di kebutuhan tubuh
2. Klien mengatakan tidak ada tenggorokan
nafsu makan sejak 2 bulan
yang lalu Nyeri tenggorokan
3. Klien mengatakan sakit
tenggorokan nyeri menelan
Kete gangan otot
4. Klien mengatakan nyeri
pada bagian
tekan pada perut
kerongkongan
DO:
bawah
1. Klien tampak lemah dan
letih
2. Berat badan klien turun 8
Gangguan
kg , saat sehat 51 kg ,saat
menelan
sakit 42 kg
3. Klien tampak kurus
4. Klien tampak makan hanya
Asupan Diet
2 sendok saja
Kurang
5. Mulut klien tampak
sariawan
6. HB tanggal 15 Mei 2021 :
8,2
7. HB tanggal 16 Mei 2021 :
9,4
8. HB tanggal 17 Mei
2021 :10,3
2. DS: Infeksi akibat Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri virus HIV
tekan pada perut
2. Klien mengatakan nyeri
pada persendian, saat

27
beraktivitas dan istirahat
3. Klien mengatakan dada
Kerusakan Jaringan
sakit jika batuk
tubuh
P :
Klien mengatakan nyeri di
persendian,
Q:
Nyeri tekan pada
Klien mengatakan nyeri
perut dan
saat beraktivitas, nyeri juga
Persendian
datang tiba tiba

R:
Klien mengatakan nyeri di
persendian Agen cedera fisik
S:
Klien meringis, skala nyeri
5-6, klien mengatakan tidak
nyaman saat nyeri datang
T:
Klien mengatakan nyeri
hilang timbul

DO:
1. Klien tampak meringis
menahan sakit
2. Skala nyeri 5 -6
3. Nyeri tekan pada perut
3. DS : Kurangnya asupan Intoleran aktivitas
nutrisi
1. Klien mengatakan sulit
untuk beraktifitas sendiri
2. Klien mengatakan badan
terasa letih dan lemas jika Letih dan lemas
beraktifitas

28
DO :
1. Klien tampak susah
Penurunan
beraktivitas
kekuatan otot
2. Klien tampak tidak
bersemangat
3. Klien tampak terbaring
4. Klien tampak tidak mampu Imobilisasi

untuk beraktifitas secara


mandiri
4. DS : Latar belakang Defisiensi
lingkungan, pengetahuan
Keluarga mengatakan
pendidikan dll.
kebingungan menghadapi
penyakit yang diderita pasien
Kurangn terpapar
karena kurangnya
informasi
pengetahuan dari keluarga dan
pasien.
DO :
Kurang
1. Keluarga tampak bingung Pengetahuan
ketika di jelaskan tentang
penyakit pasien
2. Keluarga dan pasien tidak
dapat menjawab pertanyaan
mengenai penyakit yang
diderita pasien

2. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
diet kurang dengan kondisi terkait gangguan menelan.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik dengan kondisi terkait nyeri tekan
pada perut dan persendian.
3) Intoleran aktivitas berhubungan dengan imobilisasi dengan kondisi terkait Penurunan

29
kekuatan otot.
4) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

3. Intervensi Keperawatan
NO
DIAGNOSA NOC NIC
.
1. Ketidakseimbangan Tujuan: Manajemen Nutrisi :
nutrisi kurang dari 1. Status Nutrisi : 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh Asupan Makanan makanan
berhubungan dengan dan cairan 2. Monitor adanya
asupan diet kurang 2. Status menelan penurunan berat badan
dengan kondisi terkait 3. Berat Badan : Masa 3. Monitor adanya mual,
gangguan menelan. Tubuh muntah dan diare
4. Kolaborasi dengan
Stelah dilakukan dokter untuk
intervensi keperawatan pemasangan NGT
selama 1x 24 jam 5. Monitor jumlah nutrisi
asupan nutrisi pasien dan kandungan kalori
dapat terpenuhi dengan 6. Monitor kadar
Kriteria hasil: albumin, Hb dan Ht
1. Adanya peningkatan 7. Kolaborasi dengan ahli
berat badan sesuai gizi untuk menentukan
dengan tujuan jumlah kalori dan
2. Berat badan ideal nutrisi yang
sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien
badan 8. Berikan makanan yang
3. Tidak adanya tanda- sudah dikonsultasikan
tanda malnutrisi dengan ahli gizi.
4. Menunjukan

peningkatan fungsi
menelan
5. Mampu

30
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
2. Nyeri akut Tujuan: Manajemen nyeri :
berhubungan dengan 1. Tingkat nyeri 1. Lakukan pengkajian
agen cedera fisik 2. Kontrol gejala nyeri secara
dengan kondisi terkait 3. Tingkat kenyamanan komprehensif
nyeri tekan pada perut termasuk lokasi,
dan persendian. Stelah dilakukan karakteristik, durasi,

intervensi keperawatan frekuensi, kualitas

selama 1x 24 jam nyeri dan faktor

berkurang atau hilang presipitasi.

dengan 2. Control lingkungan


yang dapat
Kriteria hasil:
mempengaruhi nyeri,
1. Pasien dapat seperti suhu ruangan,
mengontrol nyerinya pencahayaan dan

2. Skala nyeri berkurang kebisingan.

dari skala 6 menjadi 3. Ajarkan tentang tehnik

skala 3 nonfarmakologi.
4. Berikan analgetik
3. Klien mengatakan
untuk mengurangi
nyeri sudah
nyeri.
berkurang
5. Ajarkan teknik
4. Dapat mengenali relaksasi
faktor penyebab nyeri
3. Intoleran aktivitas Tujuan: Bantuan perawatan diri :
1. Monitoring vital sign
berhubungan dengan 1. Toleransi terhadap
sebelum/sesudah
imobilisasi dengan aktivitas latihan dan lihat
respon pasien saat
kondisi terkait 2. Daya tahan
latihan
Penurunan kekuatan 3. Energi psikomotor 2. Konsultasikan dengan
terapi fisik tentang
otot. 4. Perawatan diri :
rencana ambulasi
aktivitas sehari – hari sesuai dengan
kebutuhan
( ADL )
3. Bantu klien untuk

31
menggunakan tongkat
Stelah dilakukan saat berjalan dan
cegah terhadap cedera
intervensi keperawatan 4. Ajarkan pasien atau
selama 1x 24 jam pasien tenaga kesehatan lain
tentang teknik
dapat beraktivitas dan ambulasi
meningkat mobilisasinya, 5. Kaji kemampuan
pasien dalam
dengan mobilisasi
Kriteria hasil: 6. Latih pasien dalam
menuhan kebutuhan
1. Klien meningkat 7. ADL secara mandiri
dalam aktivitas fisik sesuai kemampuan
8. Dampingi dan Bantu
2. Mengerti tujuan dan pasien saat mobilisasi
peningkatan dan bantu penuhi
kebutuhan
mobilitas 9. ADL pasien Berikan
3. Memverbalisasikan alat bantu jika klien
merlukan.
perasaan dalam 10. Ajarkan pasien
meningkatkan gaimana merubah sisi
dan berikan bantuan
kekuatan dan jika diperlukan.
kemampuan
berpindah
4. Memperagakan
penggunaan alat
Bantu untuk
mobilisasi
4. Defisiensi pengetahuan Tujuan :
Pengajaran : proses
berhubungan dengan 1. Pengetahuan : proses penyakit
kurang informasi penyakit 1. Kaji tingkat
pengetahuan pasien
2. Pengetahuan : prilaku dan keluarga terkait
kesehatan dengan proses
penyakit secara
3. Pengetahuan : spesifik
promosi kesehatan 2. Jelaskan tentang
Stelah dilakukan penyakit pasien
sesuai kebutuhan.
intervensi keperawatan
3. Review pengetahuan
selama 2x 24 jam pasien pasien dan keluarga
dan keluarga mengenai

32
menunjukan pengetahuan
kondisinya.
tentang proses penyakit 4. Edukasi pasien
dengan mengenai
penyakitnya
Kriteria Hasil :
5. Perkuat informasi
1. Pasien dan keluarga yang diberikan
menyatakan telah dengan anggota tim
kesehatan lainya.
memahami tentang
penyakit yang
diderita pasien,
bagaimana kondisi
pasien saat ini,
prognosis dan
program pengobatan.
2. Pasien dan keluarga
bisa melaksanakan
prosedur
penatalaksanaan yang
telah di jelaskan oleh
tenaga kesehatan
secara benar.
3. Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
telah di jelaskan oleh
tenaga kesehatan.

33
4. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
NO. TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1. 17 Mei 2021 Ketidakseimbangan 1) Mengkaji adanya alergi S:
Makanan
nutrisi kurang dari 2) Memonitor adanya 1) Klien mengatakan
kebutuhan tubuh penurunan berat badan nafsu makan berambah
3) Monitoring adanya mual,
berhubungan dengan muntah dan diare meski sedikit.
asupan diet kurang 4) Kolaborasi dengan dokter 2) Klien mengatakan
dengan kondisi untuk pemasangan NGT tidak ada riwayat alergi
terkait gangguan 5) Kolaborasi dengan ahli makanan
menelan. gizi untuk menentukan O:
jumlah kalori dan nutrisi TTV :
yang dibutuhkan pasien TD : 100/70 mmHg
6) Berikan makanan yang Nadi : 104x/menit
sudah dikonsultasikan Suhu : 36,9 C
dengan ahli gizi. Pernafasan : 22 x/menit
1) Klien tampak tidak
menghabiskan porsi
makannya, hanya ½
porsi makan.
2) Berat badan klien 43kg
saat pengkajian,
sebelumnya berat
badan klien 51kg. klien
tampak
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
2. 17 Mei 2021 Nyeri akut 1) Lakukan pengkajian S :
berhubungan dengan nyeri secara 1) Klien mengatakan nyeri
agen cedera fisik komprehensif termasuk yang dirasakan
dengan kondisi lokasi, karakteristik, berkurang.
terkait nyeri tekan durasi, frekuensi, 2) Klien mengatakan
pada perut dan kualitas dan faktor nyerinya hilang-hilang
persendian. presipitasi. timbul.
2) Control lingkungan O:
yang dapat 1) Klien tampak meringis
mempengaruhi nyeri, saat melakukan
seperti suhu ruangan, aktivitas.
pencahayaan dan 2) Skalanya nyeri pasien
kebisingan. berkurang dari 6
3) Ajarkan tentang tehnik menjadi 4 (0-10)
nonfarmakologi. 3) Mengajarkan klien
4) Berikan analgetik untuk teknik napas dalam
35
mengurangi nyeri. untuk mengurangi
5) Ajarkan teknik relaksasi nyeri
A:
Masalah belum Teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
3. 17 Mei 2021 Intoleran aktivitas 1) Monitoring vital sign S:
sebelum/sesudah latihan
berhubungan dengan Pasien mengatakan susah
dan lihat respon pasien
imobilisasi dengan saat latihan untuk bergerak karena
2) Konsultasikan dengan
kondisi terkait penurunan kekuatan otot
terapi fisik tentang
Penurunan kekuatan rencana ambulasi sesuai O:
dengan kebutuhan
otot. TTV :
3) Bantu klien untuk
menggunakan tongkat TD : 100/70 mmHg
saat berjalan dan cegah
Nadi : 104x/menit
terhadap cedera
4) Ajarkan pasien atau Suhu : 36,9 C
tenaga kesehatan lain
Pernafasan : 22 x/menit
tentang teknik ambulasi
5) Kaji kemampuan pasien Klien tampak susah saat
dalam mobilisasi
melakukan aktivitas.
6) Latih pasien dalam
menuhan kebutuhan
7) ADL secara mandiri A:
sesuai kemampuan
8) Dampingi dan Bantu Masalah belum teratasi
pasien saat mobilisasi

36
dan bantu penuhi Tindakan 2,4,7,8
kebutuhan
P:
9) ADL pasien Berikan alat
bantu jika klien Intervensi dilanjutkan
merlukan.
Tindakan 2,4,7,8
10) Ajarkan pasien gaimana
merubah sisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
4. 17 Mei 2021 Defisiensi S:
1) Kaji tingkat
pengetahuan pengetahuan pasien dan Pasien dan keluarga
keluarga terkait dengan
berhubungan dengan menjelaskan kembali apa
proses penyakit secara
kurang informasi spesifik yang sudah di jelaskan
2) Jelaskan tentang oleh perawat menegnai
penyakit pasien sesuai
kebutuhan. penyakit HIV/AIDS.

3) Review pengetahuan O:
pasien dan keluarga Pasien dan Keluarga
mengenai kondisinya.
Tampak dapat menjawab
4) Edukasi pasien
mengenai penyakitnya pertanyaan perawat

5) Perkuat informasi yang mengenai penyakit


diberikan dengan HIV/AIDS
anggota tim kesehatan
lainya. A:
Masalah Teratasi.
P:
Intervensi dihentikan

37
38
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AIDS. Virus ini menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh
manusia, seperti sel T4 CD4+ makrofag, dan sel dendritik. HIV merusak sel T4 CD4+
secara langsung dan tidak langsung, sel T4 CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan
tubuh dapat berfungsi baik. Sejak dilaporkan adanya kasus AIDS yang pertama oleh
Gottlieb dkk. di Los Angeles pada tangal 5 Juni 1981, pada bulan Januari 1983 Luc
Montagnier dkk. menemukan virus penyebab penyakit AIDS ini dan disebut dengan LAV
(Lymphadenopathy Virus). Hasil penelitian Gallo, Maret 1984 di Amerika menyatakan
penyebab penyakit ini adalah Human T Lymphotropic Virus Type III, disingkat dengan
HTLV III dan tahun 1984 berdasarkan hasil penemuannya, J.Levy menamakan AIDS
Related Virus (ARV) sebagai penyebab penyakit ini. Pada bulan Mei 1986 Komisi
Taksonomi Internasional menetapkan nama virus penyebab AIDS adalah Human
Immunodeficiency Virus, disingkat dengan HIV.

AIDS merupakan singkatan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome. Syndrome


berarti kumpulan gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit. Deficiency berarti kekurangan,
Immune berarti kekebalan, dan Aquired berarti diperoleh atau didapat, dalam hal ini
“diperoleh” mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang
menderita AIDS bukan karena ia keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena ia
terjangkit atau terinfeksi virus penyebab AIDS. Oleh karena itu, AIDS dapat diartikan
sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya sistem
kekebalan tubuh seseorang.19 AIDS merupakan suatu sindroma yang amat serius, dan
ditandai oleh adanya kerusakan sistem kekebalan tubuh penderitanya.20 Dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.

1
3.2 SARAN
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya Keperawatan
HIV/AIDS. Khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang perawat atau
tenaga medis lainnya agar dapat memberikan pelayanan yang baik sehingga dapat
menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik terhadap rekan
kerja dan siapapun yang terdapat di lingkungan kerja.

2
DAFTAR PUSTAKA

iDitjen PPM dan PLP Depkes RI, 1997. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Dilaporkan
sampai dengan Desember 1997

iiDitjen PPM dan PLP Depkes RI, 1997. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Dilaporkan
sampai dengan Desember 1997.

iiiKementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/KPAN, 2003. Strategi Nasional


Penanggulangan HIV/AIDS 2003-2007. Jakarta

ivRiono, P., Jazant, S., 2004. The Current Situation of the HIV/AIDS Epidemic in Indonesia.
Aids Education and Prevention, 16, Supplement A, 78-90. The Guilford Press.

vBPS dan Depkes, 2005. Situasi Perilaku Berisiko Tertular HIV di Indonesia: Hasil SSP Tahun
2004-2005. BPS, Jakarta.

viDitjen PP &PL, Depkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.

vii(Sumber: Pemodelan Matematik Epidemi HIV di Indonesia, 2008-2014, Kemkes)

https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/49-general/1603-sejarah-hiv-aids

Kemenkes Indonesia (dr. Karunia Ramadhan – RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso)

© 2019 Komisi Penanggulangan Aids Surakarta ( KPA ). All Rights Reserved.

Jl. Alun-alun Utara No.8, Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Kota Surakarta

Referensi : 2. Medscape, HIV Infection and AIDS. April 2016. Didapat dari:
http://emedicine.medscape.com/article/211316-overview

World Health Organization, HIV/AIDS, Novermber 2016. Didapat dari:


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs360/en/

Anda mungkin juga menyukai