PP 85 1999
PP 85 1999
com
Menimbang :
a. bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kelestariannya sehingga tetap mampu menunjang
pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan;
b. bahwa dengan meningkatnya pembangunan di segala bidang, khususnya pembangunan di
bidang industri, semakin meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan termasuk yang
berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan manusia;
c. bahwa untuk mengenali limbah yang dihasilkan secara dini diperlukan identifikasi
berdasarkan uji toksikologi dengan penentuan nilai akut dan atau kronik untuk menentukan
limbah yang dihasilkan termasuk sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun;
d. bahwa sehubungan dengan hal tsb di atas, dipandang perlu mengubah dan menyempurnakan
beberapa ketentuan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (LN RI Tahun
1997 No. 68, TLN No. 3699);
3. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (LN RI Tahun 1999 No. 31, TLN No. 3815);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN.
Pasal I
Mengubah ketentuan Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, sbb. :
1. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sbb. :
"Pasal 6
Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan atau uji karakteristik dan atau uji
toksikologi."
2. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sbb. :
"Pasal 7
(1) Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi :
a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b. Limbah B3 dari sumber spesifik;
c. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
www.hukumonline.com 1
www.hukumonline.com
(2) Perincian dari masing2 jenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah ini.
(3) Uji karakteristik limbah B3 meliputi :
a. mudah meledak;
b. mudah terbakar;
c. bersifat reaktif;
d. beracun;
e. menyebabkan infeksi; dan
f. bersifat korosif.
(4) Pengujian toksikologi untuk menentukan sifat akut dan atau kronik.
(5) Daftar limbah dengan kode limbah D220, D221, D222, dan D223 dapat dinyatakan
limbah B3 setelah dilakukan uji karakteristik dan atau uji toksikologi."
3. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sbb. :
"Pasal 8
(1) yang dihasilkan dari kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I, Tabel 2 Peraturan
Pemerintah ini, apabila terbukti memenuhi Pasal 7 ayat (3) dan atau ayat (4) maka limbah
tsb merupakan limbah B3.
(2) Limbah B3 dari kegiatan yang tercantum dalam Lampiran I, Tabel 2 Peraturan
Pemerintah ini dapat dikeluarkan dari daftar tsb oleh instansi yang bertanggung jawab,
apabila dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa limbah tsb bukan limbah B3 berdasarkan
prosedur yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab setelah berkoordinasi
dengan instansi teknis, lembaga penelitian terkait dan penghasil limbah.
(3) Pembuktian secara limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan
a. Uji karakteristik limbah B3;
b. Uji toksikologi; dan atau
c. Hasil studi yang menyimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan tidak menimbulkan
pencemaran dan gangguan kesehatan terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya.
(4) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) akan ditetapkan
oleh instansi yang bertanggung jawab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis dan
lembaga penelitian terkait.
Pasal II
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Oktober 1999
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Oktober 1999
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA RI,
ttd.
MULADI
LAMPIRAN I
www.hukumonline.com 3
www.hukumonline.com
Kode JenisIndustri/Kegiatan Kode Sumber Pencemaran Asal /Uraian Limbah Pencemaran Utama
Limbah Kegiatan
D201 PUPUK 2412 - proses produksi - katalis bekas - Logam Berat
amonia, urea - sludge proses (terutama AS,
dan/atau asam produksi Hg)
fosfat - limbah laboratorium - Sulfida/senya-
- IPAL yang - sludge dari IPAL wa amonia
mengolah efluen - karbon aktif bekas
dari proses
produksi di atas
D202 PESTISIDA 2421 - MFDP 1 pestisida - Sludge dari IPAL - Bahan aktif
Bahan organik atau - Penyimpanan - Alat pengemasan pestisida
inorganik yang dan pengemasan dan perlengkapan - Hidrokarbon
digunakan untuk pestisida - Produk off-spec2 terhalogenasi
pemberantasan atau - IPAL yang - Residu proses - Pelarut mudah
pengendalian hama mengolah efluen produksi dan terbakar
atau gulma dari proses formulasi - Logam dan
(insektisida, herbisida, produksi - Pelarut bekas logam berat
fungisida, algasida, pestisida - Absorban dan filter (terutama As,
rodensida, defoliant bekas Pb, Hg, Cu, Zn,
- Residu proes Th)
destilasi evaporasi - Senyawa Sn -
- Pengumpulan debu organik
- Limbah laboratori
um
- Residu dan insinera
tor
D203 PROSES KLORO 2411 - proses produksi - sludge dari IPAL - Logam berat
ALKALI 2413 klorin (metoda) - absorban dan filter (terutama Hg)
Umumnya merupakan 2429 elektrolisis bekas - Hidrokarbon
kegiatan yang terkait dengan - alat yang terhalogenasi
dalam produksi menggunakan terkontaminasi Hg
senyawa kimia atau proses sel - sludge hasil proses
produkyang berbahan merkuri) pengawetan
dasar plastik seperti : - pemurnian garam - limbah laboratorium
soda kostik, klorin, - proses produksi
vinylchloride, soda kostik
polyvinyl-chloride, (metoda sel
parafin mengandung merkuri)
klorin, - IPAL yang
clhylenedichloride, mengolah efluen
hypochlorites, asam dari proses
hydrochloric, dll. produksi di atas
D204 RESIN ADESIF 2429 - MFDP resin - Bahan dan produk - Bahan organik
Phenol formaldehide adesif off-spec (terutama
(PF), urea - IPAL yang - Residu dari senyawa fenol)
formaldehide (UF), mengolah efluen kegiatan produksi - Hidrokarbon
melamine dari produksi - Katalis beks terhalogenasi
formaldehide (MF), resin adesif - Pelarut bekas
dll. - Limbah
laboratorium
D205 POLIMER 2413 - MFDP monomer - Monomer/oligomer - Berbagai
Kegiatan produksi, 2430 dan polimer yang tidak bereaksi senyawa
baik khusus ataupun 2520 - IPAL yang - Katalis bekas organik
terintegrasi dalam 2430 mengolah efluen - Residu - Hidrokarbon
manufaktur produk dari produksi produksi/reaksi terhalogenasi
plastik atau serat, polimer polimer absorban - Logam berat
dengan cara (misalnya karbon (terutama Cd,
polimerisasi yang aktif bekas) Pb, Sb, Sn)
www.hukumonline.com 4
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 5
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 6
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 7
www.hukumonline.com
D217 BATERE SEL 3140 - MFDP batere sel - Sludge proses - Logam berat
KERING kering produksi (terutama Cd,
- IP AL yang - Residu proses Pb, Ni, Zn, Hg)
mengolah effluen produksi - Residu padat
proses produksi - Batere bekas, off- mengandung
batere spec dan logam
kadaluwarsa
- Sludge dari IPAL
- Metal powder
- Dust, slag, ash
D218 BATERE SEL 3140 - MFPD batere sel - sludge proses - logam berat
BASAH basah produksi (terutama Cd,
- IPAL yang - batere bekas, Pb, Ni, Zn, Sb)
mengolah effluen kadaluwarsa dan - asam/ alkali
proses produksi off-spec - sel mengan
batere - sludge dari IPAL dung litium
- Larutan asam/alkali
D219 KOMPONEN 3110/3120 - Manufaktur dan - Sludge proses - Logam dan
ELEKTRONIK/PERA 3150/3190 perakitan produksi logam berat
LATAN 3210/3220 komponen dan - Pelarut bekas (terutama As,
ELEKTRONIK 3230/3320 peralatan - Mercury Ba, Cd, Cr, Pb,
elektronik contsotor/swi tch Ag, Cu, Ni, Zn,
- IPAL yag - Lampu flueroresens Se, Sn, Sb)
mengolah efluen (Hg) - Nitrat
proses - Coated glass - Fluenda
- Larutan etching - Residu cat
untuk prunted - Bahan organik
circuit - Larutan
- Caustic strapping alkali/asam
(photoresist) - Pelarut
- Residu ssolder dan terhalogenasi
flux-nya - Residu proses
- Limbah pengecatan etching (PeCl3 )
D220 EKSPLORASI DAN 1110 - Ekplorasi dan - Slop minyak - Bahan organik
PRODUKSI 1120 produksi - Lumpur bor - Bahan
MINYAK, GAS DAN - Pemeliharaan (drilling mud) bekas terkontaminasi
PANAS BUMI fasilitas produksi - Sludge minyak minyak
- Pemeliharaan - Karbon aktif dan - Logam berat
fasilitas absorban bekas - Merkuri (pada
penyimpanan - Sludge dari IPAL karbon aktif,
- IP AL yang - Cutting pemboran molecular sieve
mengolah effluen - Residu dasar tanki dll)
pemrosessan (yang memiliki
minyak dan gas kontaminan di atas
alam standar dan
- Tanki memiliki
penyimpanan karakteristik limbah
B3)
D221 KILANG MINYAK 2320 - Proses - Sludge minyak - Bahan organik
DAN GAS BUMI pengolahan - Katalis bekas - Bahan
- IPAL yang - Karbon aktif bekas terkontaminasi
mengolah effluen - Sludge dari IPAL minyak
proses - Filter bekas - Logam dan
pengolahan - Residu dasar tanki logam berat
- Unit Dissolved - (yang memiliki (terutama Ba,
Air Flotation kontaminan diatas Cr, Pb, Ni)
(DAF) standar dan - Sulfida
- Pembersihan heat memiliki - Tensicative
exchanger karakteristik limbah (surfactant, dll)
- Tanki B3)
penyimpanan - limbah laboratorium
- limbah PCB1
D222 PERTAMBANGAN 1320 - Kegiatan - Sludge - Logam berat
1020 pertambangan pertambangan - Residu pelarut
yang berpotensi terkontaminasi - Sianida
untuk logam berat,
menghasilkan Flotation
limbah B3 Sludge/tailling
seperti - (yang memiliki
www.hukumonline.com 8
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 9
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 10
www.hukumonline.com
D236 PROSES LOGAM - Proses cold rolling, - Larutan oksalat dan - Logam berat
NON-FERRO drawing, sheeting, dan sludgenya (terutama As,
finishing logam non- - Larutan permanga - Ba, Cd, Cr, Ni,
ferro (misalnya Cu, Al, nat (pickling) Pb)
Zn, alloy) - Residu asam - Nitrat, fluorida
pickling - Asam borat dan
- Larutan pembersih oksalat
alkali - Larutan asam/
- Minyak emulsi alkali
pendingin/pelumas - Limbah minyak
D237 METAL 2710/2720 - Seluruh proses - Sludge - Logam dan
HARDENING 2811/2812 pegolahan - Pelarut bekas logam berat
289I/2892 - (misalnya: nitri- (terutama Ba,
2899/2911 ding,carburizing) Cr, Mn)
2912/2915 - IPAL yang - Sianida
2919/2922 mengolah effluen
2924/2926 proses
2927/3110
3120/3190
3430/3530
D238 METAL/PLASTIC 2710/2720 - Semua proses - Emulsi minyak - Logam dan
SHAPING 2731/2732 yang berkaitan (misalnya cairan logam berat
2811/2812 - Termasuk : cutting dan minyak - Emulsi minyak
2891/2893 grunding, pendingin) - Hidrokarbon
2899/2911 cutting, rolling, - Sludge dari proses terhalogenasi
2912/2915 drawing, filling shaping - Fluorida nitrat
2919/1922 dll - Pelarut bekas
2924/2925
2926/2927
2930/3110
3120/3130
3410/3420
3430/3511
3530/3591
3592/4520
D239 LAUNDRY DAN 9301 - Proses cleaning - Pelarut bekas - Pelarut organik
DRY CLEANING dan degreasing - Larutan kostik - Hidrokarbon
yang memakai bekas terhalogenasi
pelarut organik - Sludge proses - Lemak dan
dan pelarut cleaning dan gemuk
kostik kuat degreasing
www.hukumonline.com 11
www.hukumonline.com
- Limbah carbide-
residu
- Katalis (reformer/
desulfurizer) bekas
D242 DAUR ULANG 9000 - Recycle/regenera - Residu proses - Hidrokarbon
PELARUT BEKAS si/purifikasi pela destilasi dan terhalogenasi
rut organik bekas evaporasi
- Filter dan absorban - Bahan organik
bekas
D243 GAS INDUSTRI 4020 - Manufaktur dan - Limbah carbide- - residu alkali
formulasi gas industri residu - Logam berat
(acetylene, hidrogen) - Katalis (reformer/
desulfurizer) bekas
D244 GELAS KERAMIK/ 2610 - Manufaktur dan - Bubuk gelas- - Logam berat
ENAMEL formulasi produk terlapisi logam (terutama Pb,
gelas dan - Emulsi minyak Cd, Cr, Co, Ni,
keramik/enamel - Residu dari proses Ba)
etching - Limbah minyak
- Hg (glass switchest) - Fluorida
- Debu/sludge dari
peralatan pengenda-
li pencemaran udara
- Residu Opal glass –
As
- Bronzing &
decolorizing agent-
As
D245 SEAL, GASKET, 3699 - Manufaktur dan - Sisa asbestos - Asbestos
PACKING formulasi produk - Adhesive coating - Logam berat
seal, gasket, dan (terutama Pb,
packing Hg, Zn)
D246 PRODUK KERTAS 2102 - Manufaktur dan - Adesif/perakat sisa - Pelarut organik
formulasi produk dan kadaluarsa - Logam berat
kertas - Residu pencetakan dari tinta/
- Kegiatan (tinta/pewarna) pewarna
pencetakan dan - Pelarut bekas
pewarnaan - Sludge dari IPAL
D247 CHEMICAL/INDUS 4520 - degreasing, - Alkali , pelarut - Larutan asam/
TRIAL CLEANING 9309 descaling, asam dan/atau alkali
phosphating, larutan oksidator
derusting, yang terkontaminasi
passivation, logam, minyak,
refinishing, dll gemuk
- Residu dari kegiat-
an pembersihan
D248 FOTOKOPI 5150 - Pemeliharaan - Toner bekas - Logam berat
2429 peralatan (t erutama Se)
- MFDP toner
D249 SEMUA JENIS - Proses - Limbah PCB - PCB
INDUSTRI YANG replacement,
MENGHASILKAN/ refilling,
MENGGUNAKAN reconditioning
LISTRIK atau retrofitting
dari transformer
dan capasitor
www.hukumonline.com 12
www.hukumonline.com
TABEL
DAFTAR LIMBAH DARI BAHAN KIMIA KADALUARSA, TUMPAHAN, SISA
KEMASAN, ATAU BUANGAN PRODUK YANG TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI.
KODE LIMBAH BAHAN PENCEMAR
D3001 Asetaldehida
D3002 Asetamida
D3003 Asamasclat, garam-garamnya dan ester-esternya
D3004 Aseton
D3005 Asetonitril
D3006 Asetilklorida
D3007 Akrolein
D3008 Aktilamida
D3009 Akrilonitril
D3010 Aldrin
D3011 Aluminium Alkil dan Turunannya
D3012 Aluminium fosfat
D3013 Amonium Pikrat
D3014 Amonium Vanadat
D3015 Anilina
D3016 Arsen dan senyawanya
D3017 Arsen Oksida, Tri-, Penta-
D3018 Arsen Disulfida, Arsen Triklorida
D3019 Dictilarsina
D3020 Barium dan senyawanya
D3021 Chromated Copper Arsenat
D3022 Benzena
D3023 Klorobenzena
D3024 1,3- Diisosianatometil-Benzena
D3025 Dictilbenzena
D3026 Heksahidrobenzena
D3027 Benzenasulfonat Asam Klorida
D3028 Benzenasulfonil Klorida
D3029 Berilium dan senyawanya
D3030 Bis (Klorometil) Eter
D3031 Bromoform
D3032 1,1,2,3,4,4 – Heksakloro-1,3-Butadiena
D3033 n-Butil Alkohol
D3034 Butana
D3035 Butilaldehida
D3036 Kadmium dan senyawanya
D3037 Kalsium kromat
D3038 Anoniacal Copper Arsenat
D3039 Dikloro karbonat
D3940 Karbon disulfida
D3041 Karbon tetraklorida
D3042 Kloroasetaldehida
D3043 Klorodama, Isomer Alfa dan Beta
www.hukumonline.com 13
www.hukumonline.com
D3094 Heksakloroetana
D3095 Hidrogen sianida
D3096 Hidrazina
D3097 Asam fosfat
D3098 Asam plourat
D3099 Asam pluorida
D3100 Asam sulfida
D3101 Hidroksibenzena (penol)
D3102 Hidroksitoluen (kresol)
D3103 Isobutil alkohol (isobutanol)
D3104 Timbal asetat
D3105 Timbal kromat
D3106 Timbal nitrat
D3107 Timbal oksida
D3108 Timbal fosfat
D3109 Bindana
D3110 Maleat anhidrida
D3111 Maleat hidrazida
D3144 Fosfin
D3145 Posfor sulfida
D3146 Fosfor pentasulfida
D3147 Malat anhidrida
D3148 1-Bromo,2-Propanon
D3149 2-Nitropropana
D3150 n-propitamina
D3151 Propiten diklorida
D3152 Pirena
D3153 Puidin
D3154 Selenium dan senyawanya
D3155 Selenium dioksida
D3156 Selenium sulfida
D3157 Perak sianida
D3158 2,4,5-TP (silvex)
D3159 natrium azida
D3160 striknidin-10-satu dan garam-garamnya
D3161 asam sulfat, dimetil ester sulfat
D3162 sulfur posfit
D3163 2,4,5-T
D3164 1,2,4,5-tetraklorobenzena
D3165 1,1,1,2-Tetrakloroetana
D3166 1,1,2,2-Tetrakloroetana
D3167 2,3,4,6-Tetraklofenol
D3168 Tetraklorometana
D3169 Tetraetil timbal
D3170 2,4,5-Triklorofenol
D3171 2,4,6-Triklorofenol
D3172 1,3,5-Trimitrobenzena
D3173 Vanadium oksida
D3174 Vanadium pentaoksida
D3175 Vinil klorida
D3176 Warfarin
D3177 Dimetilbenzena
D3178 Seng fosfit
www.hukumonline.com 16
www.hukumonline.com
LAMPIRAN II
www.hukumonline.com 17
www.hukumonline.com
LAMPIRAN III
www.hukumonline.com 18
www.hukumonline.com
D5022 Aniline
D5023 Antimony
D5024 Antimony compounds, NOS
D5025 Any congenor polychlorinated dibenzo-furan
D5026 Any congenor polychlorinated dibenzo-p-dioxin
D5027 Aramite
D5028 Arsenic
D5029 Arsenic compounds, NOS
D5030 Arsenic acid
D5031 Arsenic pentoxide
D5032 Arsenic trioxide
D5033 Asbestos (dust & fibres)
D5034 Auramine
D5035 Azaserine
D5036 Barban
D5037 Barium
D5038 Barium compounds, NOS
D5039 Barium cyanide
D5040 Basic solutions or bases in solid form
D5041 Bendiocarb
D5042 Bendiocarb-phenol
D5043 Benomyl
D5044 Benz(c)acridine
D5045 Benz(a)anthracene
D5046 Benzal chloride
D5047 Benzene
D5048 Benzenearsonic acid
D5049 Bencidine
D5050 Benzo(b)fluoranthene
D5051 Benzo(j)fluoranthene
D5052 Benzo(k)fluoranthene
D5053 Benzp(a)pyrene
D5054 p-benzoquinone
D5055 Benzohichloride
D5056 Benzyl chloride
D5057 Beryllium powder
D5058 Beryllium compounds, NOS
D5059 Bis (pentamethylene)-thiuram tetrasulfide
D5060 Bromoaceton
D5061 Bromoform
D5062 4-bromophenyl phenyl ether
D5063 Brucine
D5064 Butyl benzyl phtalate
D5065 Cacodylic acid
D5066 Cadmium
D5067 Cadmium compounds, NOS
D5068 Calcium chromate
D5069 Calcium cyanide
D5070 Carbaryl
www.hukumonline.com 19
www.hukumonline.com
D5071 Carbendazim
D5072 Carbofuran
D5073 Carbofuran phenol
D5074 Carbon disulfide
D5075 Carbon oxyfluoride
D5076 Carbon tetrachloride
D5077 Carbosulfan
D5078 Chloral
D5079 Chlorambucil
D5080 Chlordane
D5081 Chlordane (alpha and gamma isomers)
D5082 Chlorinated benzenes, NOS
D5083 Chlorinated ethane, NOS
D5084 Chlorinated fluorocarbons, NOS
D5085 Chlorinated naphtalene, NOS
D5086 Chlorinated phenol, NOS
D5087 Chlornaphazine
D5088 Chloroacetaldehyde
D5089 Chloroalkyl ethers, NOS
D5090 p-chloromniline
D5091 Chlorobenzene
D5092 Chlorobenzilate
D5093 p-chloro-m-cresol
D5094 z-chloroethyl methyl ether
D5095 Chloroform
D5096 Chloromethyl vinyl ether
D5097 Beta-chloronaphtalene
D5098 o-chlorophenol
D5099 1-(o-chlorophenyl)thiourea
D5100 Chloroprene
D5101 3-chloropiopionitrile
D5102 Chromium
D5103 Chromium compounds, NOS
D5104 Chrysene
D5105 Citrus red no.2
D5106 Coat tal creosole
D5107 Copper cyanide
D5108 Cicosole
D5109 Cresol (cresilic acid)
D5110 Crotonaldehyde
D5111 m-cumenyl methyl carbamate
D5112 Cyanides (soluble salt & complexes), NOS
D5113 Cyanogen
D5114 Cyanogen chloride
D5115 Cyanogen chloride
D5116 Cycasin
D5117 Cycloate
D5118 2-cyclohexyl-4,6-dinitrophenol
D5119 Cyclophosphamide
www.hukumonline.com 20
www.hukumonline.com
D5120 2,4-D
D5121 2,4-D,salt, esters
D5122 Daunomycin
D5123 Dazomet
D5124 DDD
D5125 DDE
D5126 DDT
D5127 Diallate
D5128 Dibenza (a,h)acridine
D5129 Dibenza(a,j)acridine
D5130 Debenza(a,h)anthracene
D5131 711-1Dibenzo(c,g) carbazole
D5132 Dibenzo(a,c)pyrene
D5133 Dibenzo(a,h)pyrene
D5134 Dibenzo(a,l)pyrene
D5135 1,2-Dibromo-3-chloropropane
D5136 Dibutyl pthalate
D5137 o-Dichlorobenzene
D5138 m-Dichlorobenzene
D5139 p-Dichlorobenzene
D5140 Dichlorobenzene, NOS
D5141 3,3-Dichlorobenzidine
D5142 1,4-Dichloro-2-butene
D5143 Dichlorodifluoromethane
D5144 Dichloroethylene, NOS
D5145 1,1-Dichloroethylene
D5146 1,2-dichloroethylene
D5147 Dichloroethyl ether
D5148 Dichloroisopropyl ether
D5149 Dichloromethoxy ethane
D5150 Dichloromethyl ether
D5151 2,4-dichlorophenol
D5152 2,6-dichlorophenol
D5153 Dichorophenylarsine
D5154 Dichloropropane, NOS
D5155 Dichloropropanol,NOS
D5156 Dichloropropane, NOS
D5157 1,3-Dichloropropene
D5158 Dieldrin
D5159 1,2,3,4-diepoxybutane
D5160 Diethylarsine
D5161 1,4-Diethyleneoxyde
D5162 Diethylhexyl phatalate
D5163 N,N-Diethylhydinzine
D5164 O,O-Diethyl O-methyl dithiophosphate
D5165 Diethyl-p-nitrophenyl phosphate
D5166 Diethyl phtalate
D5167 O,O-Diethyl O-pyrazinyl phosporothioate
D5168 Diethylene glycol, dicarbamate
www.hukumonline.com 21
www.hukumonline.com
D5169 Diethylstillbesterol
D5170 Dihydrosafrole
D5171 Diisopropylfluorophosphate (DIP)
D5172 Dimethoate
D5173 3,3’dimethoxibenzidine
D5174 p-dimethylaminoazobenzene
D5175 7,12-dimethylbenz(a)anthracene
D5176 3,3’dimethylbenzidine
D5177 Dimethylcarbamoyl chloride
D5178 1,1-dimethylhydrazine
D5179 1,2-dimethylhydrazine
D5180 Alpha-alpha-dimenthylphenethylamine
D5181 2,4-dimethylphenol
D5182 Dimethyl phtalate
D5183 Dimethyl sulfate
D5184 Dimetilen
D5185 Dinitrobenzene, NOS
D5186 4,6-Dinitro-o-cresol
D5187 4,6-Dinitro-0-cresol salts
D5188 2,4-dinitrophenol
D5189 2,4-dinitrotoluene
D5190 2,6-dinitrotoluene
D5191 Dinoseb
D5192 Di-n-octylphtalate
D5193 Diphenylamine
D5194 1,2-diphenylhydrazine
D5195 Di-n-propylnitrosamine
D5196 Disulfiram
D5197 Disulfoton
D5198 Dithiobiuret
D5199 Endosulfan
D5200 Endothall
D5201 Endrin
D5202 Endrin metabolites
D5203 Epichlotohydrin
D5204 Epinephrine
D5205 EPTC
D5206 Ethyl carbamate (urethane)
D5207 Ethers
D5208 Ethyl cyanide
D5209 Ethylenebisdithiocaibamic acid
D5210 Ethylenebisdithiocarbamic acid, salts & esters
D5211 Ethylene dibromide
D5212 Ethylene dichloride
D5213 Ethylene glicol monoethyl ether
D5214 Ethyleneimine
D5215 Ethylene oxyde
D5216 Ethylenethiourca
D5217 Ethylidene dichloride
www.hukumonline.com 22
www.hukumonline.com
D5218 Ethylmethacrylate
D5219 Ethyl methanesulfonate
D5220 Ethylziram
D5221 Pamphur
D5222 Perbam
D5223 Pluoranthene
D5224 Pluorine
D5225 Pluoronclamide
D5226 Pluoroacetic acid, sodium salt
D5227 Pormaldehyde
D5228 Pormetanate hydrochloride
D5229 Pormic acid
D5230 Pormparanate
D5231 Glycidylaldehyde
D5232 Halogenated organic solvents
D5233 Halomethanes, NOS
D5234 Heptachlor
D5235 Heptachlor Epoxide
D5236 Heptachlor Epoxide (alpha, beta, & hamma isomers)
D5237 Heptachlorodibenzofurans
D5238 Heptachlorodibenzo-p-dioxin
D5239 Hexachlorobenzene
D5240 Hexachlorobutadiene
D5241 Hexachlorocyclopentadiene
D5242 Hexachlorodibenzo-p-dioxin
D5243 Hexachlorodibenzofurans
D5244 Hexachloroethane
D5245 Hexachlorophene
D5246 Hexachloropropene
D5247 Hexacthyl tetraphosphate
D5248 Hexavalent chromium compounds
D5249 Hydrazine
D5250 Hydrogen cyanide
D5251 Hydrogen fluoride
D5252 Hydrogen sulfide
D5253 Indeno(1,2,3-cd)pyrene
D5254 3-lodo-2-propynyl-n-butylenibamate
D5255 Inorganic cyanides
D5256 Inorganic fluorine compounds
D5257 Isobutyl alcohol
D5258 Isodrin
D5259 Isolan
D5260 Isosafrote
D5261 Kepone
D5262 Lasiocarpine
D5263 Lead
D5264 Lead compounds, NOS
D5265 Lead acetate
D5266 Lead phosphate
www.hukumonline.com 23
www.hukumonline.com
D5316 Nicotine
D5317 Nicotine salts
D5318 Nitric oxide
D5319 p-nitroaniline
D5320 Nitrobenzene
D5321 Nitrogen dioxide
D5322 Nitrogen mustard
D5323 Nitrogen mustard, hydrochloric salts
D5324 Nitrogen mustard N-oxides
D5325 Nitrogen mustard, N-oxide, hydrochloride salt
D5326 Nitroglycerin
D5327 p-nitrophenol
D5328 2-nitropropane
D5329 Nitrosamines, NOS
D5330 N-Nitrosodi-n-butylamine
D5331 N-Nitrosodiethanolamine
D5332 N-Nitrosodiethylamine
D5333 N-Nitrosodimethylamine
D5334 N-Nitroso-N-ethylurea
D5335 N-Nitrosomethylethylamine
D5336 N-Nitroso-N-methylurethane
D5337 N-Nitroso-N-methylurethane
D5338 N-Nitrosomethylvinylamine
D5339 N-Nitrosomorpholine
D5340 N-Nitrosonornicotine
D5341 N-Nitrosopiperidine
D5342 N-Nitrosopirrolydine
D5343 N-Nitrososarcosine
D5344 5-Nitro-o-tohridine
D5345 Octamethylpyrophosphoramide
D5346 Organic cyanides
D5347 Organic phosphorous
D5348 Organic solvents
D5349 Organohalogen compounds
D5350 Osmium tetroxide
D5351 Oxamyl
D5352 Paraldehide
D5353 Parathion
D5354 Pebulate
D5355 Pentachlorobenzene
D5356 Pentachlorodibenzo-p-dioxin
D5357 Pentachlorodibenzofurans
D5358 Pentachloroethane
D5359 Pentachloronitrobenzene (PCNB)
D5360 Pentachlorophenol
D5361 Phenacetin
D5362 Phenol
D5363 Phenylenediamine
D5364 Phenylmercury acclate
www.hukumonline.com 25
www.hukumonline.com
D5365 Phenylthiourea
D5366 Phosgene
D5367 PHOSphin
D5368 Phorate
D5369 Phtalic acid esters, NOS
D5370 Phtalic anhydride
D5371 Physostigmine
D5372 Physostigmine salicylate
D5373 2-Picoline
D5374 Polychlorinated biphenyls, NOS
D5375 Poltasium cyanide
D5376 Poltasium dimethyldithiocarbamate
D5377 Potasium-n-hydroxymethyl-n-methyl-dithiocarbamate
D5378 Poltasium-n-methyldithiocaibamate
D5379 Poltasium pentachlorophenate
D5380 Poltasium silver cyanide
D5381 Promecarb
D5382 Pronamide
D5383 1,3-propane sultone
D5384 Propham
D5385 Propoxur
D5386 n-propylamine
D5387 Propargyl alcohol
D5388 Propylene dichloride
D5389 1,2-propylenimine
D5390 Propylthiouracil
D5391 Prosulfoenib
D5392 Pyridine
D5393 Reserpine
D5394 Resoreinol
D5395 Saccharin
D5396 Saccharin salts
D5397 Safiole
D5398 Selenium
D5399 Selenium compounds, NOS
D5400 Selenium dioxide
D5401 Selenium sulfide
D5402 Selenium, tetrakis (dimethyldithiocarbamate)
D5403 Selenourca
D5404 Silver
D5405 Silver compounds, NOS
D5406 Silvre cyanide
D5407 Silvex (2,4,5-TP)
D5408 Sodium syanide
D5409 Sodium dibutyldithiocnibamate
D5410 Sodium diethyldithiocnibamate
D5411 Sodium diethyldithiocnibamate
D5412 Sodium pentachlorophenate
D5413 Streptozotocin
www.hukumonline.com 26
www.hukumonline.com
D5414 Strycluninc
D5415 Strychnine salts
D5416 Sufallate
D5417 TCDD
D5418 Tetrabuthylthiuram monosulfide
D5419 1,2,4,5-tetrachlorobenzene
D5420 Tetrachlorodibenzo-p-dioxine
D5421 Tetrachlorodibenzo-p-furans
D5422 Tetrachlorocthane, NOS
D5423 1,1,1,2-tetrachlorocthane
D5424 1,1,2,2 tetrachlorocthane, NOS
D5425 Tetrachloroethylene
D5426 2,3,4,6-tetrachlorophenol
D5427 2,3,4,6-tetrachlorophenol, potassium salt
D5428 2,3,4,6-tetrachlorophenol, sodium salt
D5429 Tetracthyldithiopyrophosphate
D5430 Tetracthyl lend
D5431 Tetracthyl pyrophosphate
D5432 Tetranitromethane
D5433 Thallium
D5434 Thallium compounds, NOS
D5435 Thallic oxide
D5436 Thallium (1) acclate
D5437 Thallium (1) carbonate
D5438 Thallium (1) chloride
D5439 Thallium (1) nitrate
D5440 Thallium selenite
D5441 Thallium (1) sulfate
D5442 Thioacetamide
D5443 Thiodicarb
D5444 Thiofanox
D5445 Thiomethanol
D5446 Thiophanate-methyl
D5447 Thiophenol
D5448 Thiosemicarbazide
D5449 Thiourca
D5450 Thiram
D5451 Tirpate
D5452 Tellurium; tellinium compounds
D5453 Toluene
D5454 Toluenediamine
D5455 Toluene-2,4-diamine
D5456 Toluene-2,6-diamine
D5457 Toluene-3,4-diamine
D5458 Toluene diisocyanate
D5459 o-toluidine
D5460 o-toluidine hydrochloride
D5461 p-toluidine
D5462 Toxaphene
www.hukumonline.com 27
www.hukumonline.com
D5463 Triallate
D5464 2,4,6-Tribromophenol
D5465 1,2,4-trichlorobenzena
D5466 1,1,2-trichloroethane
D5467 Trichloroethylene
D5468 Trichloromethanethiol
D5469 Trichloromonofluoromethane
D5470 2,4,5-trichlorophenol
D5471 2,4,6-trichlorophenol
D5472 2,4,5-T
D5473 Trichloropropane, NOS
D5474 1,2,3-Trichloropropane
D5475 O,o,o-Truethyl phosphorothioate
D5476 Trietylamine
D5477 1,3,5-trinitrobenzene
D5478 Tris(1-aziridinyl) phosphine sulfide
D5479 Tris (2,3,-dibromepropy) phoshate
D5480 Trypan blue
D5481 Uracil mustard
D5482 Vanadium pentoxide
D5483 Vinyl chloride
D5484 Warfarin, pada konsentrasi lebih kecil dari 0,3%
D5485 Warfarin, pada konsentrasilebih besar dari 0,3%
D5486 Warfarin salt, pada konsentrasi lebih kecil dari 0,3%
D5487 Warfarin salt, pada keonsentrasi lebih besar dari 0,3%
D5488 Zinc cyanide
D5489 Zinc phosphide, pada konsentrasi lebih besar dari 10%
5490 Zinc phosphide, pada konsentrasi lebih kecil atau sama dengan 10%
D5491 Ziram
Singkatan NOS (Not Othenrise Specified)menunjukkan bahwa anggota dari kelompok tsb tidak
terdaftar dengan nama secara spesifik dalam Lampiran III.
www.hukumonline.com 28
www.hukumonline.com
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 85 TAHUN 1999
TENTANG
PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999
TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN
UMUM
Kegiatan pembangunan bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat yang
dilaksanakan melalui rencana pembangunan jangka panjang yang bertumpu pada pembangunan
di bidang industri.
Pembangunan di bidang industri tsb di satu pihak akan menghasilkan barang yang
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat, dan di lain pihak industri itu juga akan menghasilkan
limbah. Di antara limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri tsb terdapat limbah bahan
berbahaya beracun (limbah B3).
Untuk mengindentifikasi limbah sebagai limbah B3 diperlukan uji karakteristik dan uji
toksikologi atas limbah tsb. Pengujian ini meliputi karakterisasi limbah atas sifat2 mudah
meledak dan atau mudah terbakar dan atau bersifat reaktif, dan atau beracun dan atau
menyebabkan infeksi, dan atau bersifat korosif. Sedangkan uji toksikologi digunakan untuk
mengetahui nilai akut dan atau kronik limbah. Penentuan sifat akut limbah dilakukan dengan uji
hayati untuk mengetahui hubungan dosis-respon antara limbah dengan kematian hewan uji untuk
menetapkan nilai LD50. Sedangkan sifat kronis limbah B3 ditentukan dengan cara mengevaluasi
sifat zat pencemar yang terdapat dalam limbah dengan menggunakan metodelogi tertentu.
Apabila suatu limbah tidak tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah ini, lolos
uji karakteristik limbah B3, lolos uji LD50, dan tidak bersifat kronis maka limbah tsb bukan
limbah B3, namun pengelolaannya harus memenuhi ketentuan.
Limbah B3 yang dibuag langsung ke dalam lingkungan dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengingat resiko tsb,
perlu diupayakan agar setiap kegiatan industri dapat meminimalkan limbah B3 yang dihasilkan
dan mencegah masuknya limbah B3 dari luar Wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia dalam
pengawasan perpindahan lintas batas limbah B3 telah meratifikasi Konvensi Basel pada tanggal
12 Juli 1993 dengan Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1993.
Untuk menghilangkan atau mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan dari limbah B3
yang dihasilkan maka limbah B3 yang telah dihasilkan perlu dikelola secara khusus. Pengelolaan
limbah B3 merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan,
pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan
tsb. Dalam rangkaian kegiatan tsb terkait beberapa pihak yang masing2 merupakan mata rantai
dalam pengelolaan limbah B3, yaitu :
a. Penghasil Limbah B3: d. Pemanfaat Limbah B3;
b. Pengumpul Limbah B3: e. Pengolah Limbah B3:
c. Pengangkut Limbah B3: f. Penimbun Limbah B3.
Dengan pengolahan limbah sebagaimana tsb di atas, maka mata rantai siklus perjalanan
limbah B3 sejak dihasilkan oleh penghasil limbah B3 sampai penimbunan akhir oleh pengolah
limbah B3 dapat diawasi. Setiap mata rantai perlu diatur, sedangkan perjalanan limbah B3
dikendalikan dengan sistem manifest berupa dokumen limbah B3. Dengan sistem manifest dapat
diketahui berapa jumlah B3 yang dihasilkan dan berapa yang telah dimasukkan ke dalam proses
pengolahan dan penimbunan tahap akhir yang telah memiliki persyaratan lingkungan.
www.hukumonline.com 29
www.hukumonline.com
Dalam mela kukan pengelolaan limbah B3 perlu diperhatikan hirarki pengelolaan limbah
B3 antara lain dengan mengupayakan reduksi pada sumber, pengolahan bahan, substitusi bahan,
pengaturan operasi kegiatan, dan digunakannya teknologi bersih. Bilamana masih dihasilkan
limbah B3 maka diupayakan pemanfaatan limbah B3.
Pemanfaatan limbah B3, yang mencakup kegiatan daur ulang (recycling) perolehan
kembali (recovery/dan penggunaan kembali (reuse) merupakan satu mata rantai penting dalam
pengelolaan limbah B3. Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3 di satu pihak dapat dikurangi
jumlah limbah B3 sehingga biaya pengolahan limbah B3 juga dapat ditekan dan di lain pihak
akan dapat meningkatkan kemanfaatan bahan baku. Hal ini pada giIirannya akan mengurangi
kecepatan pengurasan sumber daya alam.
Pasal I
Angka 1
Pasal 6
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengelolaan limbah B3 adalah
mengidentifikasikan limbah dari penghasil tsb apakah termasuk limbah B3 atau tidak.
Mengidentifikasikan limbah ini akan memudahkan pihak penghasil, pengumpul,
pengangkut, pemanfaat, pengolah, atau penimbun dalam mengenali limbah B3 tsb sedini
mungkin.
Mengidentifikasi limbah sebagai limbah B3 dilakukan melalui tahapan sbb. :
a. Mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana pada Lampiran I
Peraturan Pemerintah ini, dan apabila cocok dengan daftar jenis limbah B3 tsb, maka limbah
tsb termasuk limbah B3;
b. Apabila tidak cocok dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana pada Lampiran I Peraturan
Pemerintah ini maka diperiksa apakah limbah tsb memiliki karakteristik : mudah meledak,
dan atau mudah terbakar, dan atau beracun, dan atau bersifat reaktif, dan atau menyebabkan
infeksi, dan atau bersifat korosif.
c. Apabila kedua tahapan tsb sudah dilakukan dan tidak memenuhi ketentuan limbah B3, maka
dilakukan uji toksikologi.
Angka 2
Pasal 7
Ayat (1)
Huruf a
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya berasal
bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencurian, pence
gahan korosi (inhibitor korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lain2.
Huruf b
Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian limbah.
Huruf c
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi, karena tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak
dapat dimanfaatkan kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan
pengelolaan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa kemasan limbah
B3 dan bahan2 kimia yang kadaluarsa.
Ayat (2)
Cukup jelas.
www.hukumonline.com 30
www.hukumonline.com
Ayat (3)
Pengujian karakteristik limbah dilakukan sebelum limbah tsb mendapat perlakuan
pengolahan. Limbah diidentifikasi sebagai limbah B3 apabila memenuhi salah satu atau lebih
karakteristik limbah B3.
Dalam ketentuan yang dimaksud dengan :
a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan, standar (25°C, 750
mmHg) dapat meledak atau mela lui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
b. Limbah mudah terbakar adalah limbah2 yang mempunyai salah satu sifat2 sbb. :
1) Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala tidak lebih dari 60 °C (140°F) akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
2) Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 760
mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang
terus menerus.
3) Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
4) Merupakan limbah pengoksidasi.
c. Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah2 yang mempunyai salah satu sifat2 sbb. :
1) Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa
peledakan.
2) Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
3) Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.
4) Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan
12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan.
5) Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25°C,
760 mmHg).
6) Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
d. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia
atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan kulit atau mulut.
Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mutu
konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan
anorganik dalam limbah sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Pemerintah ini.
Apabila limbah mengandung salah satu pencemar yang terdapat dalam Lampiran II Peraturan
Pemerintah ini, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam Lampiran II
Peraturan Pemerintah ini, maka limbah tsb merupakan limbah B3. Bila nilai konsentrasi zat
pencemar lebih kecil dari nilai ambang batas pada Lampiran II Peraturan Pemerintah ini
maka dilakukan uji toksikologi.
e. Limbah yang menyebabkan infeksi yaitu bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan
dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang
terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung
kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan
dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah.
f. Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sbb. :
1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
www.hukumonline.com 31
www.hukumonline.com
2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi
lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55°C.
3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih
besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
Ayat (4)
Penentuan sifat akut limbah dilakukan dengan uji hayati untuk mengukur hubungan
dosis-respons antara limbah dengan kematian hewan uji, untuk menetapkan nilai LD50.
Yang dimaksud dengan LD50 (Lethal Dose fifty) adalah dosis limbah yang
menghasilkan 50% respons kematian pada populasi hewan uji. Nilai tsb diperoleh dari analisis
data secara grafts dan atau statistik terhadap hasil uji hayati tsb. Metodologi dan cara penentuan
nilai LD50 ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab.
Apabila nilai LD50 secara oral lebih besar dari 50 mg/kg berat badan, maka terhadap
limbah yang mengandung salah satu zat pencemar pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini
dilakukan evaluasi sifat kronis.
Sifat kronis limbah (toksik, mutagenik, karsinogenik,teratogenik dan lain2) ditentukan
dengan cara mencocokkan zat pencemar yang ada dalam limbah tsb dengan Lampiran III Peratu
ran Pemerintah ini. Apabila limbah tsb mengandung salah satu dan atau lebih zat pencemar yang
terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah ini, maka limbah tsb merupakan limbah B3
setelah mempertimbangkan faktor2 di bawah ini :
1) Sifat racun alami yang dipaparkan oleh zat pencemar;
2) Konsentrasi dari zat pencemar;
3) Potensi bermigrasinya zat pencemar dari limbah ke lingkungan bilamana tidak dikelola
dengan baik;
4) Sifat persisten zat pencemar atau produk degradasi racun pada zat pencemar;
5) Potensi dari zat pencemar atau turunan/degradasi produk senyawa toksik untuk berubah
menjadi tidak berbahaya;
6) Tingkat dimana zat pencemar atau produk degradasi zat pencemar terbioakumulasi di
ekosistem;
7) Jenis limbah yang tidak dikelola sesuai ketentuan yang ada yang berpotensi mencemari
lingkungan;
8) Jumlah limbah yang dihasilkan pada satu tempat atau secara regional atau secara nasional
berjumlah besar;
9) Dampak kesehatan dan pencemaran/kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah yang
mengandung zat pencemar pada lokasi yang tidak memenuhi persyaratan;
10) Kebijaksanaan yang diambil oleh instansi Pemerintah lainnya atau program peraturan
perundang-undangan lainnya berdasarkan dampak pada kesehatan dan lingkungan yang
diakibatkan oleh limbah atau zat pencemarnya;
11) Faktor-faktor lain yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan limbah B3.
Metodologi untuk evaluasi Lampiran III Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh instansi
yang bertanggung jawab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis dan lembaga penelitian
terkait.
Apabila setelah dilakukan uji penentuan toksisitas baik akut maupun kronis dan tidak
memenuhi ketentuan di atas, maka limbah tsb dapat dinyatakan sebagai limbah non B3, dan
pengelolaannya dilakukan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung
jawab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis terkait.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Angka 3
Pasal 8
Cukup jelas.
www.hukumonline.com 32
www.hukumonline.com
Pasal II
Cukup jelas.
www.hukumonline.com 33