Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Dosen Pengampu : Drs. Jongga Manullang.,M.Pd

DI SUSUN

KELOMPOK 1
Amelia Dzikrina 5181131001
Henri Hasudungan Sinaga 5183331005

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 202
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahNya Tim
Penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik..
Makalah ini membahas materi tentang “ Diagram Garis Sistem Transmisi Tenaga
Listrik”. Tim Penulis berharap semoga pembaca dapat memahami isi materi yang
disampaikan dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Tim Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, Tim Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah. Demikian yang dapat Tim Penulis sampaikan, atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Medan, 18 September 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Tenaga Listrik ............................................................................2
2.2 Diagram Garis Sistem Transmisi Tenaga Listrik....................................................6

BAB III PENUTUP .............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................9


3.2 Saran............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu
Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan
kemasyarakat melalui jaringan distribusi.Jaringan distribusi merupakan bagian
jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat. Jaringan distribusi
dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan
distribusi sekunder.

Diagram satu garis atau diagram garis tunggal adalah cara yang
disederhanakan untuk merepresentasikan sistem tenaga tiga fase. Diagram satu
baris tidak menunjukkan koneksi listrik sirkuit yang tepat. Seperti namanya,
diagram satu garis menggunakan satu garis untuk mewakili ketiga fase
tersebut. Ini adalah jenis blue-print instalasi listrik paling dasar. Diagram garis
tunggal menunjukkan rating dan kapasitas peralatan listrik dan konduktor
sirkuit serta perangkat proteksi. Pada diagram garis tunggal ini selain
pembagian grup pada PHB utama/cabang/ sub cabang juga menginformasikan
jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan jenis pengaman arusnya,
dan sistem pembumian/pertanahannya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan system tenaga listrik serta
transmisi tenaga listrik?
1.2.2 Bagaimana diagram satu garis system transmisi tenaga listrik

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk memahami secara rinci system tenaga listrik serta transmisi
tenaga listrik
1.3.2 Untuk memahami diagram satu garis pada system transmisi tenaga
listrik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Tenaga Listrik

Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari :


2.1.1 Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant)

Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana


terdapat turbin sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator
yang membangkitkan listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik juga
terdapat gardu induk. Peralatan utama pada gardu induk antara lain :
transformer, yang berfungsi untuk menaikan tegangan generator (11,5
kV) menjadi tegangan transmisi /tegangan tinggi (150kV) dan juga
peralatan pengaman dan pengatur. Jenis pusat pembangkit yang umum
antara lain PLTA (pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik
Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik
Tenaga Nuklir).

Sistem pembangkit (generation plant) terdiri dari satu atau lebih unit
pembangkit yang akan mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
listrik dan harus mampu menghasilkan daya listrik yang cukup sesuai
kebutuhan konsumen. Sistem transmisi berfungsi mentransfer energi
listrik dari unit-unit pembangkitan di berbagai lokasi dengan jarak yang
jauh ke sistem distribusi, sedangkan sistem distribusi berfungsi untuk
menghantarkan energi listrik ke konsumen. Adapun diagram garis sistem
tenaga listrik seperti gambar dibawah ini :

2
2.1.2 Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada
konsumer pengguna listrik.
Fungsi dari bagian Transmisi adalah menyediakan servis untuk
merubah dalam menaikan dan menurunkan tegangan pada saluran
tegangan yang ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan.

Standarisasi range tegangan internasional yaitu 345 kV hingga 765 kV


untuk Saluran tegangan Ekstra Tinggi dan 115 kV hingga 230 kV untuk
saluran tegangan Tinggi. Standarisasi tegangan Transmisi listrik di
Indonesia adalah 500 kV untuk Saluran ekstra Tinggi dan 150 kV untuk
saluran Tegangan tinggi
Ditinjau dari klasifikasi tegangannya, transmisi listrik dibagi menjadi :
a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) 200 Kv – 500 Kv
Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan
kapasitas di atas 500 MW.Tujuannya adalah agar drop tegangan dan
penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga
diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Permasalahan
mendasar pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang (tower)
yang besar dan tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas,
memerlukan isolator yang banyak, sehingga pembangunannya
membutuhkan biaya yang besar.

b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (Sutt) 30 Kv – 150 Kv


Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit,
dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat.
Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan oleh
tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang
disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa

3
terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan
Berkas konduktor disebut Bundle Conductor. Jika transmisi ini
beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif adalah
100 km. Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan
jatuh (drop voltaje) terlalu besar, sehingga tegangan diujung
transmisi menjadi rendah.
c. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (Sktt) 30 Kv – 150 Kv
SKTT dipasang di kota-kota besar di Indonesia (khususnya di
Pulau Jawa), dengan beberapa pertimbangan :Di tengah kota besar
tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit
mendapatkan tanah untuk tapak tower.
Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari
masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung
tinggi.Pertimbangan keamanan dan estetika.
d. Saluran Udara Tegangan Menengah (Sutm) 6 Kv – 30 Kv
Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6
KV dan 20 KV. Namun secara berangsur-angsur tegangan operasi
6 KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya menggunakan
tegangan operasi 20 KV. Transmisi SUTM digunakan pada
jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi yang
menghubungkan dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder), SUTM,
Gardu Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan
(Pelanggan/ Konsumen).

2.1.3 Sistem Distribusi


Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur
(Distribution Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV
dan 20kV, yang juga biasa disebut tegangan distribusi primer) yang
merupakan saluran udara atau kabel tanah, gardu distribusi tegangan
menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan menengah dan

4
trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V,
220V) yang menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-jala untuk
industri dan konsumen

Gambar Alur Sistem Tenaga Listrik

Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit


listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu
disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan
tegangannya oleh transformator step-up yang ada dipusat listrik. Saluran
transmisi tegangan tinggi mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV.
Khusus untuk tegangan 500kV dalam praktek saat ini disebut sebagai
tegangan ekstra tinggi. Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah
tegangan listrik ke gardu induk (G1), lalu diturunkan tegangannya
menggunakan transformator step-down menjadi tegangan menengah yang
juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan saat ini
menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang
adalah tegangan 20kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan
distribusi primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga
listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi
menjadi tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan
melalui jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan

5
(konsumen) PLN. Pelanggan-pelanggan dengan daya tersambung besar
tidak dapat dihubungkan pada Jaringan Tegangan Rendah, melainkan
dihubungkan langsung pada jaringan tegangan menengah, bahkan ada pula
pelanggan yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung dari
besarnya daya tersambung. Setelah melalui jaringan Tegangan menengah,
jaringan tegangan rendah dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik
selanjutnya melalui alat pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik
pelanggan tergantung pada besarnya daya tersambung serta pemakaian
kWh nya. Setelah melalui kWh meter, tenaga listrik lalu memasuki
instalasi rumah,yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN umumnya
hanya sampai pada kWh meter, sesudah kWh meter instalasi listrik
umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan,
tenaga listrik langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan seperti
lampu, kulkas, televisi, dam lain-lain.

2.2 Diagram Garis Tunggal Sistem Tenaga Listrik

Definisi diagram satu garis adalah sebuah diagram atau gambar listrik
yang merepresentasikan komponen-komponen sistem instalasi listrik yang
diwakilkan oleh simbol-simbol, dan menggambarkan bagaimana
komponen-komponen itu berhubungan. Kadang diagram atau gambar garis
tunggal instalasi listrik ini disebut juga one-line diagram.

Diagram satu garis atau diagram garis tunggal adalah cara yang
disederhanakan untuk merepresentasikan sistem tenaga tiga fase. Diagram
satu baris tidak menunjukkan koneksi listrik sirkuit yang tepat. Seperti
namanya, diagram satu garis menggunakan satu garis untuk mewakili
ketiga fase tersebut. Ini adalah jenis blue-print instalasi listrik paling dasar.
Diagram garis tunggal menunjukkan rating dan kapasitas peralatan listrik
dan konduktor sirkuit serta perangkat proteksi.

6
2.2.1 Diagram garis tunggal biasanya mencakup:

 Saluran incoming (tegangan nominal dan besarannya —kapasitas dan


nilai)
 Circuit breaker (PMT) utama, fuse atau sekring utama, cut-out
(CTO), switch, dan bus-tie
 Transformator daya (rating, koneksi liltan dan metode pembumian)
 Circuit breaker saluran pengumpan (feeder)
 Fused switches relays (fungsi, penggunaan, dan jenis)
 Transformator arus/potensial (ukuran, jenis dan rasio)
 Trafo untuk sistem kontrol
 Semua kabel utama dan kabel beban
 Semua gardu induk, termasuk relai integral dan panel utama serta
sifat beban di setiap feeder dan di setiap gardu induk
 Tegangan dan ukuran peralatan penting (UPS, baterai, generator,
distribusi daya, sakelar transfer, AC ruang komputer)

2.2.2 Manfaat Diagram Satu-Garis

 Membantu mengidentifikasi saat trouble-shooting dan


menyederhanakan pemecahan masalah
 Diagram satu garis yang akurat akan lebih menjamin keselamatan
kerja personel
 Memenuhi kepatuhan pada regulasi dan standar yang berlaku
 Menjamin pengoperasian fasilitas dengan lebih aman dan andal.

7
Diagram garis tunggal adalah cetak biru dari sistem kelistrikan.
Membuat diagram satu garis adalah langkah pertama dalam menyiapkan
rencana respons kritis, memungkinkan personel kelistrikan untuk
memahami sepenuhnya tata letak dan desain sistem distribusi kelistrikan
fasilitas. Baik itu fasilitas baru atau yang sudah ada, diagram garis tunggal
adalah peta jalan untuk semua aktivitas pengujian, servis, dan
pemeliharaan di masa mendatang. Diagram atau gambar listrik yang
efektif akan dengan jelas menunjukkan bagaimana komponen utama
sistem kelistrikan dihubungkan. Ini menunjukkan jalur distribusi daya
yang benar dari sumber daya yang masuk ke setiap beban hilir – termasuk
peringkat dan ukuran setiap peralatan listrik, konduktor sirkuitnya, dan
perangkat proteksinya.

Contoh Diagram Garis Tunggal pada Transmisi Tenaga Listrik


Yang menunjukkan gambar satu garis dari APP ke PHB utama yang
didistribusikan ke beberapa grup langsung ke beban (untuk bangunan
berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun subpanel
cabang (SSDP) baru ke beban. Pada diagram garis tunggal ini selain
pembagian grup pada PHB utama/cabang/ subcabang juga
menginformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan
jenis pengaman arusnya, dan sistem pembumian/pertanahannya.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Diagram satu garis adalah sebuah diagram atau gambar listrik yang
merepresentasikan komponen-komponen sistem instalasi listrik yang
diwakilkan oleh simbol-simbol, dan menggambarkan bagaimana
komponen-komponen itu berhubungan. Kadang diagram atau gambar garis
tunggal instalasi listrik ini disebut juga one-line diagram
2. Diagram Satu-Garis dalam sistem tenaga listrik bermanfaat untuk :
 Membantu mengidentifikasi saat trouble-shooting dan
menyederhanakan pemecahan masalah
 Diagram satu garis yang akurat akan lebih menjamin keselamatan
kerja personel
 Memenuhi kepatuhan pada regulasi dan standar yang berlaku
 Menjamin pengoperasian fasilitas dengan lebih aman dan andal.

3. Contoh Diagram Garis Tunggal pada Transmisi Tenaga Listrik Yang


menunjukkan gambar satu garis dari APP ke PHB utama yang
didistribusikan ke beberapa grup langsung ke beban (untuk bangunan
berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun subpanel
cabang (SSDP) baru ke beban. Pada diagram garis tunggal ini selain
pembagian grup pada PHB utama/cabang/ subcabang juga
menginformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan
jenis pengaman arusnya, dan sistem pembumian/pertanahannya.

3.2 Saran
Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan
jauh dari kata sempurna karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca
juga sangat minim. Oleh karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk
mengoreksi kembali apa yang sudah kami paparkan di atas. Mudah-mudahan
sumbangsih pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada penulis
dapat membuat makalah ini lebih berguna bagi kita semua

9
DAFTAR PUSTAKA

https://esuhartono.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2015/03/Modul-2-
SistemKelistrikan.pdf

http://www.info-elektro.com/2013/02/diagram-garis-tunggal-pada-
instalasi.html

http://eprints.polsri.ac.id/1686/3/BAB%20II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai