Anda di halaman 1dari 6

PT.

LEMATANG

STANDAR OPERASI PROSEDUR

IJIN KERJA dan JSA

PERAN NAMA JABATAN TANDA TANGAN TANGGAL


SAFETY
DISUSUN JERI HERIYANTO 05 FEBRUARI 2019
KOORDINATOR

DISETUJUI CANDY TOHA DIREKTUR 05 FEBRUARI 2019


PROSEDUR PR.010 – HSE /R.02/19

IJIN KERJA dan JSA


Tanggal Revisi : 05 FEBRUARI 2019 Revisi : 02
Tanggal Berlaku : 05 FEBRUARI 2019 Halaman : 1

1) TUJUAN
Prosedur ini adalah untuk memberi perlindungan bagi pekerja terhadap kecelakaan dan atau
kerusakan property sebagai suatu protes kerja yang mengandung risiko tinggi.

2) RUANG LINGKUP
Prosedur ijin kerja ii mencakup system pengendalian terhadap ijin untuk melakukan pekrjaan
yang berisiko tinggi di proyek atau dilingkungan PT. Lematang oleh karyawan internal maupun
yang dilakukan oleh mitra kerja. Ataupun diarea kerja klien.

3) REFERENSI
-

4) DEFENISI
Mitra Kerja adalah orang / organisasi yang akan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan proyek dilingkungan PT. Lematang.
Pekerjaan Berisiko Tinggi adalah Pekerjaan dengan bahaya atau kondisi yang sangat
memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Surat Ijin Kerja Aman adalah sebuah dokumen atau ijin tertulis yang digunakan untuk mengontrol
jenis pekerjaan tertentu yang perpotensi membahayakan pekerja.

5) PROESEDUR
5.1. IJin Kerja
5.1.1. Surat ijin kerja diperlukan untuk pekerjaan sebagai berikut :
5.1.1.1. Pekerjaan tidak rutin.
5.1.1.2. Pekerjaan rutin tetapi mempunyai risiko tinggi atau dapat
menyababkan risiko kecelakaan dengan kekerapan kategori Possible
(mungkin terjadi).
5.1.1.3. Pekerjaan yang belum pernah dilakukan.
5.1.2. Untuk jenis ijin kerja adalah sebagi berikut :
5.1.2.1. Ijin Kerja Biasa (ijin kerja dingin) yaitu untuk pekerjaan biasa yang tidak
mempunyai risiko kebakaran dan peledakan.
PROSEDUR PR.010 – HSE /R.02/19

IJIN KERJA dan JSA


Tanggal Revisi : 05 FEBRUARI 2019 Revisi : 02
Tanggal Berlaku : 05 FEBRUARI 2019 Halaman : 2

5.1.2.2. Ijin Kerja Panas yaitu untuk untuk pekerjaan yang mempunyai bahaya
kebakaran dan peledakan dan bahaya sengatan listrik.
5.1.2.3. Ijin Kerja galian yaitu pekerjaan galian atau risiko tertimbun
5.1.2.4. Ijin kerja pengangkatan yaitu untuk pekerjaan pengangkatan dengan
menggunakan crane.
5.1.2.5. Ijin kerja Bekerja diketinggian yaitu untuk pekerjaan yang mempunyai
risiko jatuh dari ketinggian atau bekerja pada ketinggian yang melebihi
1,8 meter.
5.1.2.6. Ijin kerja ruang terbatas yaitu untuk pekerjaan pada ruang terbatas

5.1.3. Pemohon ijin kerja yang akan mengajukan permohonan ijin pekerjaan kepada
Sub Bidang pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ijin kerja tertera di
dalam Formulir Ijin Kerja (FORM-K3-002).
5.1.4. Surat Ijin Kerja harus diberi nomor dokumen oleh bagian safety dilokasi kerja.
5.1.5. Sub Bidang pekerjaan pekerjaan kemudian melakukan pengecekan terhadap
formulir ijin kerja sekaligus memastikan area tempat bekerja sudah aman,
termasuk kelengkapan alat pemadam kebakaran & APD yang sesuai sebagai
Pengawas K3 berkewajiban melakukan pemantauan selama pekerjaan
berlangsung terkait dengan pelaksanaan K3.
5.1.6. Apabila semua perlengkapan yang dipersyaratkan dalam formulir ijin kerja sudah
terpenuhi, maka Formulir Ijin Kerja disetujui dan dikeluarkan oleh Sub Bidang
pekerjaan.
5.1.7. Sebelum memberikan Formulir Ijin Kerja, Sub Bidang pekerjaan memberikan
Briefing K3 kepada pelaksana pekerjaan.
5.1.8. Formulir Ijin Kerja yang telah disetujui kemudian dicatat ke dalam log book yang
terdapat di Sub Bidang Pekerjaan.
5.1.9. Pelaksana pekerjaan wajib menjalankan/ mematuhi APD dan SOP yang sesuai
dengan Formulir Ijin Kerja serta mematuhi semua rambu-rambu K3 yang ada.
5.1.10. Pelaksana Pekerjaan selama melakukan pekerjaannya memasang salinan surat
ijin kerja dekat tempat bekerja dan Supervisor mengawasi pekerjaan sesuai
ketentuan formulir ijin kerja yang telah ditetapkan.
5.1.11. Jika diketemukan di lokasi pekerjaan pekerja tidak sesuai dengan Formulir Ijin
Kerja yang ada, maka Sub Bidang pekerjaan berhak memberhentikan pekerjaan
dan dapat dilanjutkan kembali jika sudah memenuhi persyaratan sesuai ijin kerja
yang dikeluarkan.
PROSEDUR PR.010 – HSE /R.02/19

IJIN KERJA dan JSA


Tanggal Revisi : 05 FEBRUARI 2019 Revisi : 02
Tanggal Berlaku : 05 FEBRUARI 2019 Halaman : 3

5.1.12. Jika pekerjaan telah selesai dilaksanakan, maka pelaksana pekerjaan


menandatangani Formulir Ijin Kerja yang kemudian diserahkan kepada Sub
Bidang pekerjaan untuk diperiksa apakah lokasi pekerjaan sudah bersih dan
sesuai dengan laporan pekerjaan. Jika sudah sesuai, maka Sub Bidang pekerjaan
menandatangani formulir ijin kerja sebagai persetujuan.
5.1.13. Satu Formulir Ijin Kerja hanya berlaku untuk 1 (satu) kali pekerjaan sampai
selesai.
5.1.14. Staf bidang perizinan akan mendata dan membuat laporan terhadap
kegiatan/pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan mengenai Ijin Kerja &
Briefing K3 seperti tersebut diatas.
5.1.15. Jika pekerjaan itdak dapat diselesaikan dalam 1 hari yang sama maka ijin kerja
dapat divalidasi.
5.1.16. Pengajuan ijin kerja mungkin dapat berbeda tergantung pada kebijakan
perusahaan klien.
5.1.17. Ijin kerja yang telah ditutup harus di berikan kepada pemberi ijin kerja untuk
diarsipkan.
5.1.18. Pemegang ijin kerja hanya menyimpan copy saja.

5.2. JSA (Job Safety Analisis)


5.2.1. Pekerjaan yang memerlukan JSA adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan tidak rutin
2. Pekerjaan yang belum pernah dilakukan.
3. Pekerjaan rutin dan dengan risiko kecelakaan tinggi dan dapat menyebabkan
P.A.K

5.2.2. JSA dibuat oleh Supervisor / Foreman dan pelaksana pekerjaan.

5.2.3. Dalam membuat JSA supervisor / foreman dapat menggunakan metode sebagai
berikut :
1. Observasi langsung dan diskusi
2. Wawancara dann diskusi

5.2.4. Langkah – langkah pembuatan JSA adalah sebagai berikut :


5.2.4.1. Supersviosr / foreman akan melakukan inventarisasi tugas terlebih
dahulu.
PROSEDUR PR.010 – HSE /R.02/19

IJIN KERJA dan JSA


Tanggal Revisi : 05 FEBRUARI 2019 Revisi : 02
Tanggal Berlaku : 05 FEBRUARI 2019 Halaman : 4

5.2.4.2. Tugas yang dimaksud pada point 5.2.4.2 adalh tugas yang berarti
pekerjaan atau single task.

5.2.4.3. Setelah inventarisasi tugas diakukan maka harus ditetapkan tugas kritis,
yaitu :
1. Pekerjaan yang berpotensi kecelakaan tinggi
2. Pekerjaan, baru non rutin, pekerjaan berubah
3. Tingkat kekerapan tinggi
4. Tingkat keparahan tinggi
5. Pekerjaan yang belum memounyai SOP atau langkah berbahaya
tidak tertanggulangi dengan SOP yang ada.

5.2.4.4. Uraikan tugas menjadi langkah – langkah kerja, dalam menguraikan


langkah – langkah kerja maka harus :
5.2.4.4.1. Tentukan langkah kerja dari awal sampai akhir.
5.2.4.4.2. Gunakan kata kerja aktif atau operasional sederhana pada
setiap langkah pekrjaan.
5.2.4.4.3. Hindari menggunakan kata – kata yang terlalu umum seperti
; mengoperasikan, merawat, membangun, dsb.

5.2.4.5. Dalam menguraikan langkah – langkah kerja harus dihindari sebagai


berikut :
5.2.4.5.1. Terlau rinci dalam menyusun urutan langkah kerja.
5.2.4.5.2. Menggunakan kata kerja yang terlalu umum, sehingga
banyak bahaya yang tidak terdeteksi
5.2.4.5.3. Mencatat “bagaimana melakukan pekerjaan, “bukan apa
yang dikerjakan”.

5.2.4.6. Identifikasi bahaya dan potensi kerugian dalam setiap langkah


pekerjaan.
5.2.4.7. Tetapkan pengendalian bahaya setiap langkah pekerjaan.
5.2.4.8. Tentukan penanggung jawab terhadap pengendalian yang telah
ditentukan.

5.2.5. JSA harus diberi nomor dokumen sesuai Surat Ijin Kerja.
PROSEDUR PR.010 – HSE /R.02/19

IJIN KERJA dan JSA


Tanggal Revisi : 05 FEBRUARI 2019 Revisi : 02
Tanggal Berlaku : 05 FEBRUARI 2019 Halaman : 5

5.2.6. JSA yang sudah dibuat harus direview oleh bagian safety yang bertugas diarea
proyek.
5.2.7. Bagian Safety dapat menambahkan pengendalian bahaya jika diperlukan.
5.2.8. Jika telah direview maka JSA yang dibuat harus mendapatkan persetujuan dari
atasan / pimpinan bagian sub bidang pekerjaan atau site manager atau facilites
owner.
5.2.9. JSA harus ditanda tangani oleh pembuat JSA, Bagian safety,dan penyetujui JSA.
5.2.10. JSA yang telah dibuat dan disahkan wajib di sosialisasikan ke semua pekerja yang
terlibat dalam pekerjaan pada JSA tersebut.
5.2.11. Jika pekerjaan telah selesai maka JSA diarsipkan dan dimasukkan kedalam data
base.
5.2.12. JSA harus direviewe kembali jika terdapat bahaya yang belum termasuk dalam
JSA tersebut dan jika terjadi kecelakaan atau semua pengendalian pada JSA.

Anda mungkin juga menyukai