MAP/SHE/12/02/002/SOP
REVISI
(POEDJIONO) (BAMBANG YUDI H}
SAFETY PROJECT MANAGER 0
JUDUL S0P: TANGGAL EFEKTIF
IPBRPP / HIRADC 1/10/2013
DISTRIBUSI PM, ALL DEPT, SHE
I. Ruang lingkup
PT Mitra Alam Pamapersada menetapkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
pengelolaan lingkungan adalah landasan utama dalam kegiatan operasinya dengan
mengidentifikasi dengan sistematis semua Bahaya yang ada di setiap area operasi dengan
pengendalian bahaya dan resiko untuk melindungi karyawan dan harta benda.
1. Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Kepmen No. 555/K/26/M.PE/1995.
Bertanggung jawab untuk melaksanakan proses IPBRPP ( ‘HIRADC’ ) di wilayah tanggung area
kegiatanya.
Menakar/ menilai bahaya dan resiko ( IPBRPP/ HIRADC )
Menentukan pengendalian yang sesuai untuk menurunkan potensi bahaya dan resiko pada semua
daftar bahaya yang telah terklarifikasi.
Melaksanakan langkah pengendalian sesuai hirarki pengendalian
Memgunakan form Standar
Memastikan semua personil di Dept menerima pelatihan IBPR.PP
C. Karyawan
Semua karyawan harus menerima sosialisasi tentang semua “IBPRPP” yang ‘Ada’, ‘Baru’ atau
pun ‘Revisi’ secara terus menerus
Semua karyawan harus menandatangani absensi kehadiran setiap kali menghadiri acara
pengenalan / pelatihan / bimbingan pembiasaan “IBPRPP”.
bertanggung jawab untuk melaksanakan IPBRPP /‘HIRADC’ dijalankan setiap hari di tempat
mereka bekerja.
Definisi
‘Bahaya’ bisa merupakan Benda, Bahan (Zat), Aktivitas atau Kondisi yang potensial menyebabkan
Cedera, Kerusakan atau Kerugian. Dimana:
‘Benda’ (berupa benda fisik seperti; meja, kursi, truk, ban, perkakas, dll),
‘Zat’ (berupa zat kimia seperti; diesel, minyak, debu, gas, dll),
‘Aktivitas’ (berupa tindakan, kegiatan atau tugas-tugas yang dilakukan oleh karyawan seperti;
gagal memakai APD dan tindakan berbahaya lainnya), atau
‘Kondisi’ (berupa kondisi berbahaya seperti; lantai atau jalan yang licin dan kondisi berbahaya
lainnya.)
‘Resiko’ didefinisikan sebagai Adanya ‘Kesempatan’ atau ‘Kemungkinan’ ‘satu atau lebih’
keadaan ‘Bahaya’ yang dapat terjadi dan mengakibatkan ‘Kerugian’ atau kemungkinan
mengakibatkan kerugian apapun (termasuk Near Miss, Cedera, Kerusakan Harta Benda atau
Kerugian Prematur).
RECORDS / CATATAN
Catatan rinci semua pelatihan ‘IBPRPP’ yang dilakukan di semua Job Site harus disimpan
dengan baik.
Catatan rinci semua sesi pelatihan pembiasaan ‘IBPR’ di setiap Job Site harus disimpan
dengan baik.
KEMUNGKINAN / PROBABILITY
MATRIK RESIKO
Hampir tidak Kemungkinan Bisa terjadi Hampir sering
Mungkin
mungkin terjadi kecil terjadi Terjadi
terjadi
KEPARAHAN
/SEVERITY
1 2 3 4 5
Fatality Meninggal 4 4 8 12 16 20
Multype
Fatality
Meninggal>1 5 5 10 15 20 25
RANGE RESIKO 1≤ 5 6 ≤ 10 11 ≤ 16 17 ≤ 25
KATAGORI RESIKO L (Low) M (Moderat) H (High) E (Extreme)
Jika tingkat Resiko / Residual masih dalam kategori ‘E’ (17 ≤ 25) atau ‘H’ (11 ≤ 16), serta Resiko
masih belum dikurangi dengan cukup dan tidak dapat diterima. Tim Manajemen Proyek
bertanggung jawab untuk melakukan Penilaian Resiko tambahan (IBPR PP) dan membuat serta
Page 4 of 10
mengimplementasi pengelolaan tambahan yang akan mengurangi Resiko terkait sampai tingkat yang
dapat diterima (‘M’ atau ‘L’).
Resume Kenampakan Resiko harus diulas setahun sekali untuk pastikan bahwa itu masih berlaku. Jika
teridentifikasi Resiko yang baru, IBPR terinci harus dilakukan dan Kenampakan Resiko harus direvisi
dan diperbarui / disesuaikan (ulasan Kenampakan Resiko yang lengkap dan semua dokumen terkait
harus dilakukan setiap kali proses, aktivitas atau bahaya baru diperkenalkan di site).
LANGKAH PENGENDALIAN
3. Perancangan menjauhkan bahaya. Mendesain peralatan atau perkakas untuk mengeliminir atau
mengurangi Bahaya dengan baik,
4. Pengendalian bahaya secara administrasi. Menyesuaikan waktu dan kondisi dengan proses
administrasi ( batas waktu paparan / tingkat batas paparan / dll), Memberi pelatihan dasar yang
sesuai untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran untuk mengurangi resiko,
membuat SOP/IK, membuat aturan khusus, Regulation and Policy
5. Mengurangi Resiko melalui Alat Pelindung Diri. Digunakan sebagai upaya terakhir!
Menyediakan APD yang sesuai dan baik, untuk mengurangi keparahan dari resiko terkecil.
Hal di atas umumnya dikenal sebagai Hierarki Pengendalian Resiko.
Untuk memastikan semua Resiko dikurangi / dikelola secara efektif, Hierarki Pengendalian Resiko
diatas harus diterapkan pada setiap Bahaya atau daerah Resiko yang terdata dalam Kenampakan
Resiko dan rincian Penilaian Resiko. Tujuannya adalah untuk mencapai tingkat kemungki-nan tertinggi
dalam efisiensi biaya melalui penguran-gan resiko.
RISK MATRIX & HAZARD CODE / MATRIKS RESIKO DAN KODE BAHAYA
‘Matriks Resiko’ dan ‘Kode Bahaya’ harus digunakan sebagai petunjuk dalam proses Penilaian
Resiko. Tim Manajemen Site dan Karyawan bagaimanapun juga harus menggunakan kesadaran
sendiri untuk menentukan prioritas implementasi tindakan perbaikan (jangan semata-mata
mengandalkan matriks ini).
Gunakan informasi yang terinci dalam matriks, untuk menghitung Potensi Resiko.
Jika terdapat peyimpangan atau tidak dilakukan prosedur sesuai SOP ini team Management akan
memberikan sangsi tertulis.
1. Prosedur ini berlaku sejak ditanda tangani oleh Project Manajer / KTT.Tambang.
2. Prosedur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapannya, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
VIII. Selesai
Page 1 of 10
Dokumen N0;
PT. MITRA ALAM PERSADA lRevsial
IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RESIKO PENETAPAN PENGENDALIAN ( IBPRPP) Halaman
Tgl berlaku
Departement
Departement Head Safety Dept Project Manager
Nr/NON RutinR Rutin
TANPA KONTOL DENGAN KONTROL
PERALATAN
PENGENDALI
KATEG KATEG PIC Status
POTENSI AN / TGL
NO. LOKASI AKTIVITAS RESIKO KEMUNG KEPAR NILAI ORI KEMUNG KEPAR NILAI ORI Kaba (Open/Con KET.
BAHAYA KONTROLYAN Target
KINAN AHAN RESIKO RESIKO KINAN AHAN RESIKO RESIKO g tinu/ Close)
G DILAKUKAN
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 19 15 16 17 18 19
PENGENDALIAN
1 = Ellminate : Pengendalian dengan jalan mengurangi sumber bahaya
2 = Substitute : Pengendalian dengan jalan mengganti bahan/alat/cara kerja
3= Engineering : Pengendalian dengan jalan melakukan design ulang /rekayasa
4 = Administrative : pengendalian yang bersifat administrative, misalnya pembuatan dan pemasangan tanda
5 = PPE : pengendalian dengan cara memakai PPE.
6 = Skill training : Pengendalian dengan memberikan pelatihan.
7 = Special rule : pengendalian dengan membuat aturan khusus
8 = Industry Hygiene : pengendalian melalui penerapan aturan Higiene industri.
9=SOP/IK : Pengendalian dengan jalan membuat SOP/IK
10 = Regulation and Policy : menanggulani potensi bahaya dengan mempertimbangkan persayaratan
Hukum/Perundang-undangan dari pemerintah dan policy & Objectives policy
Page 2 of 10
3 Diisi jenis Peralatan terkait 4 Diisi Kegiatan Rutin ayau Non Rutine
5 Diisi Potesi Bahaya 6 Disi Resiko dari bahaya tersebut
KEMUNGKINAN (Tanpa Kontrol) KEPARAHAN (Tanpa Kontrol)
7 Diisi besarnya kesempatan terjadinya suatu cedera, kerusakan atau 8 Diisi besarnya tingkat keparahan terjadinya suatu
kerugian akibat bahaya tsb.dihitung dalam skala 1- 5 cedera, kerusakan atau kerugian akibat bahaya tsb.dihitung dalam skala 1- 5
NILAI RESIKO ( Tanpa Kontrol) KATEGORI RESIKO (Tanpa Kontrol )
Diisi besarnya (tingkat Kesmpatan) X (tingkat keparahan) terjadinya suatu diisi dengan ;
9 (cedera, kerusakan atau kerugian akibat bahaya tsb.) dihitung dalam skala a. Nilai Resiko (1 ≤ 5 ) katagori Resiko Low (L)
10
1- 25’ b. Nilai Resiko (6 ≤ 10) katagori Resiko Moderat ( M )
c. Nilai Resiko (11 ≤ 16) katagori Resiko High (H)
d. Nilai Resiko (17 ≤ 25) katagori Resiko Extrem ( E )
PENGENDALIAN /KONTROLYANG DILAKUKAN KEMUNGKINAN ( Dengan Kontrol )
Diisi dengan pengendalian yang sudah dilakukan sesuai dengan dokumen Diisi besarnya kesempatan terjadinya suatu
11 12
yang ada misalnya: ( Eliminasi, Perancangan, Subtitusi, Administrasi, cedera, kerusakan atau kerugian akibat bahaya tsb.dihitung dalam skala 1- 5
Alat Pelindung Diri ( APD ))
1. Harus ada sistem yang benar dan tepat untuk Format standard pengenalan bahaya dan resiko
memperkenalkan semua resiko dan bahaya itu akan digunakan di seluruh unit kerja Awal / Seterusnya Project Manager
terhadap kesehatan dan keselamatan, yang harus perusahaan sehingga bahaya terhadap kesehatan Kepala Departemen
diketahui pegawai ketika mereka melaksanakan dan keselamatan diketahui oleh pegawai ketika Kepala Seksi
tugas. mereka melaksanakan tugas. Departemen Safety
2. Sistem di atas harus mencakup nilai resko yang Format standard juga akan digunakan untuk Kepala Departemen
ditanggung atas semua resiko berkaitan dengan menampung semua daftar resiko berkaitan Awal / Seterusnya Kepala Seksi
bahaya tadi. dengan bahaya-bahaya dan untuk mencatat Departemen Safety
keseluruhan proses HIRA diarea kerja.
3. Semua bahaya yang paling utama diketahui Rumus standard untuk menaksir ukuran resiko itu
dan semua resiko yang terdaftar ( di atas) harus :- R = P x S
dicatat dan didokumentasikan dengan benar. Dimana:- Kepala Departemen
R = Resiko Awal / Seterusnya Kepala Seksi
P = Kemungkinan (dalam skala 1 - 5)
S = Keparahan (dalam skala 1 - 5)
Untuk proses dari metode HIRA gunakan Safety
4. Semua tindakan dan langkah-langkah yang Standards dan tindakan dan langkah-langkah
perlu untuk menghilangkan atau menghapuskan yang perlu untuk menghilangkan atau
bahaya yang tercatat, atau untuk mengontrol Awal / Seterusnya Kepala Departemen
menghapuskan bahaya yang tercatat, atau untuk
sumber-sumber resiko itu, atau untuk Kepala Seksi
mengontrol sumber-sumber resiko itu, atau
mengurangi resiko-resiko harus ditetapkan. untuk mengurangi resiko-resiko harus ditetapkan.
5. Harus ada standar, prosedur dan peraturan Standard, prosedur dan peraturan-peraturan Awal / Seterusnya Pertemuan Dewan K3&LH
yang tepat untuk mengontrol dan mengurangi yang tepat itu akan disusun secara sistemaits Proyek Manager
resiko dan bahaya itu. sehingga- sehingga Management secara efektif Kepala Departemen
mengontrol, mengatur dan mengurangi semua Kepala Seksi
bahaya dan resiko yang didapat Departemen Safety di Job Site
Page 4 of 10
6. Semua pegawai harus mendapat Semua karyawan (termasuk karyawan-karyawan Project Manager
training untuk proses HIRA. kontraktor dan sub-kontraktor) akan dibiasakan Kepala Departemen
dengan cara proses HIRADC (menghadiri training Kepala Seksi
HIRADC). Mereka juga akan dibiasakan dengan cara Awal / Seterusnya Departemen Safety
yang dapat digunakan dengan praktis (dalam
keseharian) dengan cara menggunakan “4 langkah
Keselamatan”.
7. Harus ada sistem yang benar Semua karyawan (termasuk karyawan kontraktor
untuk memastikan bahwa semua dan sub-kontraktor) akan diperkenalkan dengan Project Manager
pegawai sudah mengetahui semua semua bahaya dan resiko yang mungkin menimpa Kepala Departemen
bahaya dan resiko (seperti tersebut mereka ketika bekerja. Ini termasuk pembiasaan Kepala Seksi
dalam di atas) yang mungkin penggunaan standard dan prosedur. Diadakan Awal / Seterusnya Departemen Safety
menimpa mereka ketika sedang Training pada waktu pengenalan pertama dan pada
bekerja. waktu pengenalan ulang semua sistem tersebut
pada waktu pembicaraan keselamatan harian,
mingguan dan bulanan.
8. Semua bahaya yang diketahui Semua bahaya yang diketahui dan resiko yang ada Bila diperlukan Project Manager
dan resiko yang diketahui harus harus diperbaharui dan di update bila perlu, paling minimum dua Departemen Safety
ditinjau secara berkala. sedikit dua tahunan. tahunan
Semua revisi harus dicatat dengan benar, semua Project Manager
standard harus direvisi dan semua karyawan harus Seterusnya Kepala Departemen
diinformasikan tentang revisi tersebut. Seluruh Karyawan