Teori domino menggambarkan hubungan sebab-akibat munculnya biaya akibat insiden dimana
kurangnya kendali merupakan faktor pertama. Untuk memutus hubungan sebab-akibat tersebut,
karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi, bahaya
apa yang ada ditempat kerja dan resiko apa mungkin menimpa dirinya. Serta Perusahaan harus
memastikan bahwa lingkungan kerja tidak mengancam keselamatan karyawan atau membahayakan
masyarakat sekitarnya. Hal ini tertuang dalam sebuah sistem yaitu PSMS.
PT. Pamapersada Nusantara
SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION
Semakin banyak bahaya yang bertemu, maka akan semakin tinggi tingkat resikonya. Jika
resiko semakin tinggi, maka kemungkinan terjadinya Insiden akan semakin besar. Tugas
kita sebagai Operator adalah meminimalisir bertemunya bahaya sehingga bisa
menurunkan resiko. Tanggap dan peduli untuk mengetahui bahaya-bahaya yang ada
disekitar kita bekerja dan tidak melakukan tindakan tidak aman yang memunculkan
bahaya.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PERSIAPAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
AKIBAT
P X S X KEMUNGKINAN
F=R
EVALUASI RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
What if…?
What could go wrong?
What could someone do wrong?
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Kelompok/Jenis Bahaya
Bahaya Fisik (Physical Hazards)
– Kebisingan, radiasi, getaran, panas, pencahayaan, ketinggian
Bahaya Kimia (Chemical Hazards)
Eksplosif, flammable, korosif, karsinogen, toksik
6
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
HIRACourse
8
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
R = Px S x F
P = Probability
Adalah besarnya kesempatan terjadinya suatu cidera, kerusakan atau kerugian
akibat bahaya tersebut.
S = Severity / Keparahan
Adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi jika bahaya tersebut
menimbulkan insiden
F = Frequency / Keseringan
HIRACourse
Adalah seberapa sering bahaya tersebut ditemui / muncul di lokasi kerja dan
seberapa banyak orang terkena dampak kondisi bahaya tsb
PT. Pamapersada Nusantara
SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION
A 32 75 Resiko Tinggi LTI Serius / Kerugian Barang US$ 5000 to 10000 Perbaiki Dalam12 Jam
High Risk Serious LTI or Property Damage US$ 5000 to 10000 Fix Within 12 Hours
B 18 32 Resiko Sedang LTI / Kerugian Barang US$ 1000 to 5000 Perbaiki Dalam 3 Hari
Medium Risk LTI or Property Damage US$ 1000 to 5000 Fix Within 3 Days
C 2 18 Resiko Rendah Cedera Ringan atau Kerugian Barang Ringan Perbaiki Jika Dapat
Low Risk Minor Injury or Minor Property Damage Fix When Possible
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Safety Assasment
Setiap operator harus memahami medan kerja terutama terkait potensi bahaya yang ada
Banyak sekali incident yang terjadi di jobset yang berakibat kerugian bagi perusahan maupun pekerja
Oleh karena setiap operator harus bisa menganalisa terkait potensi bahaya yang akan terjadi .
Menjaga jarak aman unit adalah memposisikan antara dua atau lebih unit
Baik dalam keadaan berhanti pada posisi yang aman untuk menghindari terjadinya senggolan atau
Tabrakan antar unit yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada unit sehingga dapat menyebabkan
Luka atau cedera serius bahkan kematian
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
STUDI KASUS
1 2
3
4
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Hasil identifikasi bahaya dari ilustrasi gambar diatas lakukan penilaian resiko,
dengan mengisi form berikut :
FORM PENILAIAN RESIKO
KAPAN PENILAIAN RESIKO PENGENDALIAN
NO BAHAYA POTENSI BAHAYA
BAHAYA MUNCUL P S F R RESIKO
Adalah kegiatan atau pekerjaan dengan tingkat resiko tinggi/Critical.dimana setiap jenis kegiatan atau
pekerjaan memiliki tingkat resiko yang berbeda. Adapun jenis-jenis pekerjaan yang termasuk dalam
HRCP adalah sebagai berikut :
Untuk bisa mengenali bahaya dan resiko ditempat kerja, kita harus membiasakan diri menganalisa
deviasi dan inkonsistensi dalam pelaksanaan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja(K3) serta
tindakan perbaikan yang harus diambil untuk memperbaikinya.
PT. Pamapersada Nusantara
SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION
Penyebab Utama Insiden
88%
10% Prilaku 2%
Kondisi Nasib
INSIDEN
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT
PEMAHAMAN FATIGUE
FATIQUE (LELAH)
Fatique dapat diartikan kelelahan setelah menjalani kegiatan yang dilakukan
berulang kali.
PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Fatigue
Gaya Hidup
• kurang tidur
• terlalu banyak tidur
• kurang olahraga
• pola makan yang buruk
PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Fatigue
Konsumsi Obat-obatan
• obat hipertensi
• obat penyakit jantung
• obat penenang
• obat alergi
• obat flu & batuk
PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Fatigue
PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Fatigue
Sakit menyebabkan kekurangan energi :
• metabolisme energi terganggu
• energi yang dihasilkan tubuh berkurang
• energi tubuh dialihkan untuk melawan
penyakit
• energi yang tersedia untuk bekerja tidak
mencukupi
Penyakit Kronis
• kanker
• diabetes
• TBC
• Hepatitis
• Asma
• Gastritis kronis
• Ginjal Sakit juga menyebabkan sulit tidur :
• Backpain pemulihan fatigue tidak optimal
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT
PENYEBAB FATIGUE
Penyebab Fatigue
Kurang Tidur
• tidak memahami kebutuhan
tubuh (peluang tidur tidak
dimanfaatkan)
• waktu tidak cukup
• tempat atau fasilitas kurang
memadai
PENCEGAHAN FATIGUE
LEADERSHIP
LEADERSHIP
BERPIKIR SEBAGAI LEADER
APA ARTI LEADERSHIP ?
1. Dengan komunikasi yang baik, berhasil mempengaruhi banyak orang untuk mencapai tujuan
2. ( Komunikasi = mengirim dan menerima pesan )
3. Mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah. ( ybs dengan sukarela menuruti petunjuk karena
merasa mereka dibutuhkan / dihargai )
4. Tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif.
5. Kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan. Inspirasi pemimpin : Supaya organisasi atau deparment, “fokus” pada tujuan tertentu.
6. Kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan
organisasional bisa tercapai dengan kata lain bagaimana agar keutuhan kerja sama karyawan terjaga
dengan baik.
7. Kesimpulan
a. Seorang leader harus dapat memberikan inspirasi, membujuk, mempengaruhi dan memotivasi,
dapat memicu perubahan yang positif.
b. Leader yang berhasil harus bisa mengadakan perubahan-perubahan dengan tujuan perbaikan.
c. Seorang Leader menciptakan visi bagi orang lain, dan kemudian mendorong mereka untuk
mencapai visi tersebut.
d. Supaya berhasil visi tersebut, bawahan anda harus percaya pada anda dan bersedia berkomitmen
dan mendukung anda dalam mencapai tujuan.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services LEADERSHIP
LEADERSHIP
LEADERSHIP
Solusi Kreatif Mengatasi Persoalan / Keterpurukan
a. Diagnosa dan klarifikasi problemnya
b. Cari alternatif kreatif, apa ada pilihan lain ?
c. Buat keputusan
d. Susun rencana kerja dan terapkan, langkah-langkah yang harus dilakukan agar keluar dari
keterpurukan
e. Evaluasi hasilnya. Bila tidak berhasil, cari alternative baru, setelah anda berhasil mengatasi
persoalan berat, percaya diri anda semakin meningkat.
Bagaiman Meningkatkan EQ ?
a. Minta masukan / koreksi dari orang lain sebanyak mungkin
b. Bila ternyata ada kekurangan anda, perbaikilah segera dengan tekun.
c. Beberapa bulan kemudian, minta feedback teman-teman anda, apakah sudah ada kemajuan dalam
emphaty
d. Proses 1-3 diulang-ulang terus, misalnya mengendalikan cepat marah.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Dump truck adalah Unit yang dipergunakan sebagai alat angkut / transportasi suatu bahan galian baik berupa lapisan tanah
penutup (waste) ataupun bahan galian itu sendiri (commodity). Jenis – jenis Dump truck diantaranya adalah :
a. Vessel Capacity (ukuran vessel) Dump Truck & Bucket Capacity (ukuran bucket) Alat Loading
b. Semakin besar ukuran vessel & bucket, maka volume material yang terambil setiap cycle akan
semakin besar.
c. Swell Factor
d. Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat / bank (Bcm)
menjadi volume gembur / loose (Lcm).
e. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses pengangkutan material.
Cycle time unit dump truck meliputi waktu :
- Loading (pemuatan material ke dump truck/cycle time excavator per-1 dump truck)
- Travelling loaded (travel muatan)
- Dumping (penumpahan material ke disposal)
- Travelling empty (travel kosongan)
- Spot time (waktu tunggu akan loading)
f. Job Efficiency Factor
g. Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi yang sebenarnya. Untuk
menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan kondisi operasi yang sebenarnya
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Dimana :
Q = Produktivitas atau produksi per-jam (m3/jam)
q = Produksi per-cycle atau kapasitas vessel (heaped) (m3)
Cm = Cycle time (menit)
E = Job efficiency atau faktor efisiensi
M = Jumlah dump truck yang beroperasi (unit
Dimana :
q = Produksi per-cycle (m3)
n = Jumlah cycle pemuatan alat loading ke dump truck
q1 = Bucket capacity / Kapasitas bucket (heaped) (m3)
K = Bucket fill factor
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Standard Bucket Capacity Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22
Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.
Standard Parameter Penambangan PT. PAMA, tahun 2001 Vessel Capacity
Operational & Maintenance Manual Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.
Standard Parameter Penambangan PT. PAMA, tahun 2001
Operational & Maintenance Manual
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Dimana :
Cm = Cycle time dump truck (menit)
Ce = Cycle time alat loading (menit)
t1 = Waktu loading (menit)
t2 = Waktu travel muatan (menit)
t3 = Waktu dumping (menit) --- lihat tabel
t4 = Waktu travel kosongan (menit)
t5 = Waktu tunggu loading / spot time (menit) --- lihat tabel
n = Jumlah cycle pemuatan alat loading ke dump truck
D = Jarak angkut (meter)
v1 = Kecepatan muatan (m/menit)
v2 = Kecepatan kosongan (m/menit)
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
CONTOH PERHITUNGAN
Hitunglah produktivitas HD 785-5 (1 unit) dalam (bcm/jam) dengan data-data sebagai berikut :
Waktu loading RH 120-E (Ce) = 25 detik = 0,42 menit
Kecepatan travel muatan (v1) = 20 km/jam = 20/60 = 0,33 km/menit
Kecepatan travel kosongan (v2) = 30 km/jam = 30/60 = 0,50 km/menit
Kondisi area dumping & front = BAGUS
Jarak front–disposal (D) = 2500 m = 2,5 km
Material yang digali = Clay, Swell factor (f) = 1,43)
Bucket fill factor (K) = 0,90
Kapasitas bucket (q )1 = 17 m3
Faktor effisiensi (E) = 0,75 (rata-rata / average)
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
jawaban :
Kapasitas vessel HD 785-5 (qv) (lihat tabel 9) = 60 m3
Sehingga jumlah cycle (n) RH 120-E ke HD 785-5 adalah :
n = qv / (q1 x K) = 60 / (17 x 0,9) = 60 / 14,4 = 4,17 ~ 4 kali
Cycle Time (Cm) = t1 + t2 + t3 + t4 + t5
= (nxCe) + D/v1 + t3 + D/v2 + t5
= (4 x 0,42)+(2,5/0,33)+(tabel 11)+(2,5/0,5)+(tabel 12)
= 1,68 + 7,58 + 0,6 + 5,0 + 0,15
= 15,01 menit
Produksi HD 785-5/cycle (q) = n x q1 x K = 4 x 17 x 0,9 = 57,6 m3
Produktivitas HD 785-5 (Q) = q x 60 x E x M
Cm
= 57,6 x 60 x 0,75 x 1 = 172,685 m3 / jam (loose)
15,01
Produktivitas HD 785-5 dalam (bcm/jam) = Q / f = 172,685 / 1,43 = 120,78
~ 121 bcm / jam
Hitunglah berapa dump truck HD 785-5 yang dibutuhkan dalam 1 fleet, jika diketahui :
Cycle time PC 4000 (Cm EXC) = 24 detik
Jumlah cycle loading PC 4000 per-1 HD 785 (n) = 3 kali
Cycle time HD 785 (Cm DT) = 15 menit
Jawaban :
Cm EXC = 24 detik = 24 / 60 = 0,4 menit
Jadi kebutuhan HD 785 (N) = Cm DT / (n x Cm EXC) = 15 / (3 x 0,4)
= 15 / 1,2
= 12,5 ~ 13 unit
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
BAB 8
MATCH FACTOR
A. Matching Fleet
Adalah dalah kesesuaian kombinasi antara alat loading dengan alat hauling dalam operasional
penambangan. Tujuan utama nya adalah
sebagai panduan bagi Group Leader untuk menentukan kombinasi kerja alat yang optimal serta untuk
memastikan operasional berjalan dengan optimal, produktif, dan aman.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
. Sinkronisasi Armada
Adalah sebuah kondisi dimana satu alat muat melayani sejumlah alat
angkut tanpa adanya waktu menunggu pada alat muat maupun alat angkut. Tujuan nya
adalah sebagai panduan bagi Group Leader dalam menentukan jumlah alat angkut yang
optimal yang tepat untuk setiap alat muat. Seringkali terjadi di lapangan, jumlah alat angkut
sudah di setting sesuai dengan pedoman ini namun masih saja terjadi kondisi waktu tunggu
atau antrian dump truck. Dengan demikian, sinkronisasi
armada yang telah di rencanakan sebelumnya harus terus di monitor secara periodiki tiap 1-
2 jam untuk meminimalkan kendala terkait sinkronisasi armada
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
C. Match Factor
Matching Factor (MF) adalah derajat yang menunjukkan apakah jumlah truck yang
diberikan pada loader untuk mendukung loader tersebut
mencapai efisiensi maksimumnya sudah sesuai atau belum.
Dengan demikian,ketika digunakna MF 0,95 dan GL dituntut untuk tetap mencapai produksi
100 %, maka upaya yang dapat dilakukan adalah optimalisasi Cycle Time DT
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
(AUTONOMOUS MAINTENANCE)
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services LEADERSHIP
LEADERSHIP
A.Pengoperasian Brake
Service Brake
Miss operasi
Seringkali operator menggunakan service brake untuk mengurangi kecepatan travel muatan maupun kosongan.
Pengoperasian yang tepat
Service brake hanya boleh digunakan untuk menghentikan unit, akan tetapi dengan syarat kecepatan unit ≤
10km/jam sehingga dapat diguanakan untuk menghentikan unit saat mundur di front maupun di Disposal,
dikarenakan kecepatan unit paJika hal tersebut terus dilakukan maka akan berakibat terjadinya keausan yang
tidak merata pada lining brakenya, karena pengaruh penggunaan footbrake yang tidak stabil
da saat mundur tidak lebih dari 10km/jam serta dilakukan dengan sekali langkah.
Akibat Jika hal tersebut terus dilakukan maka akan berakibat terjadinya keausan yang tidak merata pada lining
brakenya, karena pengaruh penggunaan footbrake yang tidak stabil
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Parking Brake
Miss operasi
Banyak ditemukan saat parkir operator mengaktifkan 2 atau lebih brake misalkan parking brake dengan
retarder brake .
Pengoperasian yang tepat
Saat parkir hanya menggunakan parking brake saja.
Akibat
Jika kebiasaan 2 atau lebih brake saat parkir, maka jika didapati ternyata parking brakenya tidak bagus
(pada HD 785-5), maka setelah beberapa saat setelah pressure habis unit akan nyelonong. Dikarenakan
ketika air pressure pada reservoir tank HD 785-5 habis atau turun dibawah 2,2 kg/cm² maka brake yang
lain tidak berfungsi kecuali parking brake saja.
Miss operasi
Banyak ditemukan saat parkir operator mengaktifkan 2 atau lebih brake misalkan parking brake dengan
retarder brake .
Pengoperasian yang tepat
Saat parker hanya menggunakan parking brake saja.
Akibat
Terjadi keausan pada lining brake
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
ARSC
Miss operasi
Banyak ditemukan operator yang sekali setting digunakan untuk semua medan kerja
Pengoperasian yang tepat
Setiap menemukan area kerja yang berbeda maka setting ARSC nya juga berbeda, cara mensetting ARSC :
Maju : menambah
Mundur : mengurangi
Keatas : membatalkan
Tekan tengah : mensetting sesuai kecepatan yang sedang digunakan
Akibat
Operator banyak yang mengambil kesimpulan mengoperasikan ARSC tidak nyaman sehingga mereka banyak yang
tidak mau menggunakannya, padahal jika digunakan dan disetting dengan benar mereka akan lebih mudah dalam
bekerja serta fuel consumtion akan lebih ekonomis.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Engine Overrunning
Sering terjadi engine overrunning prevention sustem yang terrecord pada VHMS. Engine over run
disebabkan karena putaran input shaft transmisi ≥ 2600 RPM pada posisi F1 – F7 atau ≥ 2400 RPM
pada posisi speed R2.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Over running terjadi dikarenakan RPM meningkat dikarenakan dorongan dari muatan unit saat diturunan
tajam, bukan dari injakan accelerator pedal kita, yaitu ketika rpm engine mencapai 2600 up, akan diikuti EO2
prevention over running dan retarder berfungsi secara otomatis.
Bagaimana cara pengoperasian agar engine over run tidak terjadi
Jaga putaran engine antara 1800 – 2300 RPM
Gunakan posisi transmisi yang tepat sesuai grade jalan yang dilalui
Operasikan brake system yang benar
Hindari muatan berlebih (overload)
Aktifkan ARSC pada kondisi turunan agar putaran engine tetap terjaga
Akibat apabila terjadi engine over run yaitu :
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Dumping Muatan
Miss operasi
Operator dumping dengan RPM tinggi
Tidak mengurangi RPM saat mendekati akhir stage kedua silinder dumpnya
Menurunkan vessel sambil menjalankan unit maju atau travel
Pengoperasian yang tepat
RPM dumping dibawah 1900
Mengurangi RPM menjelang akhir stage ke dua silinder dumpnya
Menurunkan vessel dalam keadaan unit berhenti
Akibat
Fuel consumtion tinggi atau boros
Seal cylinder dump cepat bocor, fuel akan terbuang sia – sia
Resiko terjadinya insiden akan lebih besar, unit cepat rusak, fuel consumtion tinggi karena accelerator pedal diinjak
sementara unit tidak bisa shif up jika vessel masih posisi selain float
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Mud handling yaitu aktivitas loading, hauling dan dumping dengan material
lumpur atau material yang memiliki karakteristik cair, adapun standart
parameter pada area kerja ini yaitu
1. Harus dilakukan inspeksi oleh pengawas secara berkala (setiap jam)
terhadap potensi terjadi jebolnya tanggul.
2. Terdapat unit support baik bulldozer dalam maintenance front face
dumpingan ataupun grader untuk maintenance dan membersihkan
tumpahan lumpur sepanjang jalan
3. Terdapat papan informasi rambu-rambu khusus aktivitas hauling lumpur
4. Harus tersedia lokasi khusus untuk tempat dumping lumpur
5. Pada lokasi dumping lumpur harus disediakan
a. Papan informasi lokasi dumping lumpur
Lakukan manuver pada lokasi yang dianggap paling aman lakukan manuver
searah jarum jam apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan karean lokasi
yang tidak memungkinkan maka laporkan hal tersebut kepada pengawas
lapangan (GL)
Posisikan unit DT pada area yang paling aman saat akan dilakukan loading
oleh unit excavator hal ini berfungsi agar tidak terjadi amblas pada unit
DT
Apabila posisi pc melakukan tehnik top loading ,pastikan terdapat tanggul di depan
pc sebagai
Stopper dan gunakan speed rendah (1) bila perlu gunakan aiss low
Apabila tidak menggunakan unit DT yang memiliki dump truck mud vessel maka
setiap Dt yang akan dimuati oleh material lumpur harus dibuatkan mud trap di
bagian belakang atau ekor dump body nya yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya tumpahan lumpur. Yaitu dengan cara Tempatkantanah yang kering
(bukanlumpur) di bagian ekor dump body sehingga memagari bagianbelakanng
ekor dump body sama tinggi dengan dinding dump body.
Isi DT dengan material lumpur secukupnya, maksimum setinggi mud block yang
terdapat pada vessel DT.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
Dumping lumpur tidak boleh dilakukan secara langsung (direct dumping), harus ada jarak
minimal 10 – 15 m antara tampungan lumpur dengan bundwall pembatas atau stopper
dengan sudut kemiringan 10⁰
Thank You!
CYCLE TIME UNIT LOADER
START AWAL
SWING KOSONGAN
DIGGING
SWING ISI
LOADING/ DUMPING