Anda di halaman 1dari 70

MUD AREA

PT. Pamapersada Nusantara


SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION

PAMA SAFETY MANAGEMENT SYSTEM


15 ELEMEN PSMS
1. Kepemimpinan dan organisasi 9. Kesehatan kerja dan ergonomi.
2. Komunikasi 10. Rekayasa dan pengendalian desain
3. Inspeksi terencana 11. Seleksi dan penempatan
4. Inventaris tugas kritis 12. Alat pelindung diri
5. Penyelidikan insiden 13. Evaluasi sistem
6. Standar, prosedur dan Disiplin 14. Perlindungan lingkungan
7. Penanganan keadaan darurat 15. Keselamatan di luar pekerjaan.
8. Pelatihan

Teori domino menggambarkan hubungan sebab-akibat munculnya biaya akibat insiden dimana
kurangnya kendali merupakan faktor pertama. Untuk memutus hubungan sebab-akibat tersebut,
karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi, bahaya
apa yang ada ditempat kerja dan resiko apa mungkin menimpa dirinya. Serta Perusahaan harus
memastikan bahwa lingkungan kerja tidak mengancam keselamatan karyawan atau membahayakan
masyarakat sekitarnya. Hal ini tertuang dalam sebuah sistem yaitu PSMS.
PT. Pamapersada Nusantara
SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

Maksudnya adalah bagaimana kita mengidentifikasi (mengenali) bahaya-bahaya yang ada


ditempat kerja serta menilai seberapa tinggi resikonya
 BAHAYA
setiap benda, bahan, kegiatan atau kondisi yang memiliki potensi menyebabkan cedera,
kerusakan atau kerugian
contoh : Dump Truck, LV, Jalan sempit, Jalan berlubang, tiang listril, dll
 RESIKO
kesempatan atau kemungkinan bertemunya dua atau lebih bahaya yang mengakibatkan
sejumlah kerugian.
contoh : Jika Trailer (bahaya) bertemu dengan Light Vehicle (bahaya) di jalan hauling
(bahaya), maka ada resiko bertabrakan.

Semakin banyak bahaya yang bertemu, maka akan semakin tinggi tingkat resikonya. Jika
resiko semakin tinggi, maka kemungkinan terjadinya Insiden akan semakin besar. Tugas
kita sebagai Operator adalah meminimalisir bertemunya bahaya sehingga bisa
menurunkan resiko. Tanggap dan peduli untuk mengetahui bahaya-bahaya yang ada
disekitar kita bekerja dan tidak melakukan tindakan tidak aman yang memunculkan
bahaya.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

IBPR DALAM MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

AKIBAT
P X S X KEMUNGKINAN
F=R

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Setelah persiapan selanjutnya kita melakukan identifikasi bahaya yang terdapat


dalam suatu kegiatan atau proses di tempat kerja.

Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan;


• Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera/loss ?
• Target apa saja yang terkena/terpengaruh bahaya ?
• Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul ?

What if…?
 What could go wrong?
 What could someone do wrong?
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Kelompok/Jenis Bahaya
Bahaya Fisik (Physical Hazards)
– Kebisingan, radiasi, getaran, panas, pencahayaan, ketinggian
Bahaya Kimia (Chemical Hazards)
Eksplosif, flammable, korosif, karsinogen, toksik

Bahaya Biologi (Biological Hazards)


Microorganisme: Virus, bakteri, jamur, binatang, parasit
Macroorganisme: Ular, Buaya, Macan
Bahaya Psikologi (Psychological Hazards)
Hubungan kerja, jam kerja, kekerasan/violence, stres
Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)
layout, manual handling, desain kerja/tugas
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Teknik Mengidentifikasi Bahaya


 Berkeliling tempat kerja dan perhatikan hal-hal yang
bisa menjadi sumber kecelakaan.

 Hiraukan hal sepele dan konsentrasi pada bahaya


yang bisa menyebabkan cedera serius.

 Tanyakan kepada pekerja pemikiran dan


pertimbangan mereka!

 Cermati instruksi lembaran data pabrik pembuat, hal


ini bisa membantu mengidentifikasi bahaya.

6
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Teknik Mengidentifikasi Bahaya


 Cermati catatan insiden dan
kesehatan.

 Cermati catatan inspeksi dan


hasil pengamatan sebelumnya.

 Evaluasi sumber energi utama setiap


tempat kerja.

HIRACourse
8
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Teknik Penilaian Resiko

R = Px S x F
P = Probability
Adalah besarnya kesempatan terjadinya suatu cidera, kerusakan atau kerugian
akibat bahaya tersebut.

S = Severity / Keparahan
Adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi jika bahaya tersebut
menimbulkan insiden
F = Frequency / Keseringan

HIRACourse
Adalah seberapa sering bahaya tersebut ditemui / muncul di lokasi kerja dan
seberapa banyak orang terkena dampak kondisi bahaya tsb
PT. Pamapersada Nusantara
SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO


SEVERITY (S) / KEPARAHAN (S)
1 Kerugian <US$ 100
2 US$ 100 < Kerugian < US$ 1
000

3 US$ 1 000 < Kerugian < US$ 5


000

4 US$ 5 000 < Kerugian < US$ 10


000

5 US$ 10 000 < Kerugian

FREQUENCY (F) / FREKUENSI (F) PROBABILITY (P) / PROBABILITAS (P)


5 Few persons once per year (Rare) 1 No Probability of Occurrence/
Sedikit orang sekali dalam setahun (Jarang) Tidak Terdapat Kemungkinan Terjadi
3 Some persons monthly (Unusual) 2 Less than Average Probability of Occurrence/
Beberapa orang setiap bulan (Tidak Biasa) Kemungkinan Terjadi Lebih Kecil daripada Rata-
2 Some persons weekly (Seldom) Rata
Beberapa orang setiap minggu (Kadang-Kadang) 3 Average Probability of Occurrence/
3 Few persons once per day (Often) Kemungkinan Terjadi Rata-Rata
Sedikit orang sekali setiap hari (Sering) 4 Good Probability of Occurrence
5 Many persons many times per day (Continuous) Kemungkinan Besar Terjadi
Banyak orang berkali-kali setiap hari (Terus- 5 Will Definitely Occur
menerus) Pasti Akan Terjadi
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
MATRIKS KODE BAHAYA

KODE RISK RISK KEMUNGKINAN TINDAKAN


BAHAYA POTENTIAL LEVEL AKIBAT DIPERLUKAN
HAZARD POTENSI TINGKAT POSSIBLE REQUIRED
CODE RESIKO RESIKO CONSEQUENCE ACTION
AA 75  125 Resiko Kritikal Kematian atau Kerugian Barang Besar >US$ 10000 Stop & Perbaiki (Segera)
Critical Risk Fatality or Major Property Damage >US$ 10000 Stop & Fix (Immediately)

A 32  75 Resiko Tinggi LTI Serius / Kerugian Barang US$ 5000 to 10000 Perbaiki Dalam12 Jam
High Risk Serious LTI or Property Damage US$ 5000 to 10000 Fix Within 12 Hours

B 18  32 Resiko Sedang LTI / Kerugian Barang US$ 1000 to 5000 Perbaiki Dalam 3 Hari
Medium Risk LTI or Property Damage US$ 1000 to 5000 Fix Within 3 Days

C 2  18 Resiko Rendah Cedera Ringan atau Kerugian Barang Ringan Perbaiki Jika Dapat
Low Risk Minor Injury or Minor Property Damage Fix When Possible
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

BAGAIMANA MENGENDALIKAN RESIKO ?


Risk / Resiko: Suatu ukuran yang menyatakan kemungkinan dan
keparahan dari suatu akibat kerugian

Terminate Treat Tolerate Transfer


PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Bagaimana TREAT dalam konsep safety ?

Terminate Treat Tolerate Transfer

Treat (in Safety Concept)


• : metode proses atau bahan untuk menghilangkan
Eliminasi : Modifikasi terhadap
seluruh bahaya. ( 100% )
• Substitusi : Mengganti material, bahan atau proses dengan yang lebih sedikit
bahayanya. ( ± 75% )
• Isolasi : Mengisolasi bahaya dari manusia dengan alat pengaman, atau dengan
ruangan atau pemisahan waktu. (± 50%)
• Administrasi : Mengatur waktu atau kondisi pemaparan resiko (± 30% )
• Training : Meningkatkan kemampuan sehingga menjadikan tugas tersebut menjadi
berkurang bahayanya bagi orang yang terlibat. (± 20% )
• Alat Pelindung Diri (APD) : Digunakan sebagai cara terakhir ! Peralatan yang
dirancang dan dipakai dengan tepat men-gurangi tingkat keparahan resiko yang
tertinggal. (± 10% )
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

CONTOH APLIKASI HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO :


I. Primary Control Methode / Engineering Control :
a. Menghilangkan bahaya ( Eliminasi )
contoh : - Memasang lock out
- memasang metal detector / automatic control
- menyiram debu dengan TW
- menguragi penggunaan bahan kimia, dsb.
b. Mengganti material, bahan / proses ( subtitusi )
contoh : - Mengganti APAR halon dengan AF11
- Mengganti design tambang yg lebih safe (bench/slope, jalan,dsb)
c. Memisahkan bahaya ( isolasi )
contoh : - memasang pelindung mesin berputar ( machine guarding )
- Memasang “sekat ban” pemisah jalan hauling
- Membuat tanggul / bundwall jalan tambang
- Memasang rumah genset tertutup, dsb

II. Secondary Control Methode / Administrative Control:


contoh : - Seleksi karyawa baru
- pembatasan jam kerja
- pengaturan rotasi mutasi
- pemberian surat peringatan, dsb
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

III. Tertiary Control Methode / Works Practice ( Training )


Meliputi praktek kerja sesuai Prosedur dan Training yang memastikan
Karyawan memahami prosedur / bahaya
Contoh :
- Induksi setelah cuti
- Pelatihan IBPR, Basic safety, dsb.
- merevisi prosedur kerja yang lebih aman, dsb

IV. PPE / APD


- Pemakaian APD yang standard ( safety shoes, masker, ear plug,dsb)
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Safety Assasment
Setiap operator harus memahami medan kerja terutama terkait potensi bahaya yang ada
Banyak sekali incident yang terjadi di jobset yang berakibat kerugian bagi perusahan maupun pekerja
Oleh karena setiap operator harus bisa menganalisa terkait potensi bahaya yang akan terjadi .
Menjaga jarak aman unit adalah memposisikan antara dua atau lebih unit
Baik dalam keadaan berhanti pada posisi yang aman untuk menghindari terjadinya senggolan atau
Tabrakan antar unit yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada unit sehingga dapat menyebabkan
Luka atau cedera serius bahkan kematian
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

STUDI KASUS

1 2

3
4
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Hasil identifikasi bahaya dari ilustrasi gambar diatas lakukan penilaian resiko,
dengan mengisi form berikut :
FORM PENILAIAN RESIKO
KAPAN PENILAIAN RESIKO PENGENDALIAN
NO BAHAYA POTENSI BAHAYA
BAHAYA MUNCUL P S F R RESIKO

Note : P : Probability ( kemungkinan )


S : Severity ( Keparahan )
F : Frekuensi ( Keseringan / kekerapan )
R : Risk / Resiko ( Nilai Resiko )
PT. Pamapersada Nusantara
SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION

HIGH RISK CONTROL PROTOCOL (HRCP)

Adalah kegiatan atau pekerjaan dengan tingkat resiko tinggi/Critical.dimana setiap jenis kegiatan atau
pekerjaan memiliki tingkat resiko yang berbeda. Adapun jenis-jenis pekerjaan yang termasuk dalam
HRCP adalah sebagai berikut :

1. Mengoperasikan Dump Truck


2. Mengoperasikan Light Vechicle
3. Aktifitas peledakan (Blasting)
4. Bekerja di ketinggian
5. Pekerjaan di dekat air
6. Isolasi Energi (Lock out)
7. Bekerja dengan Listrik (tegangan ≥ 380V)
8. Mengoperasikan unit Lifting
9. Bekerja di ruang terbatas
10. Bekerja di dekat tebing
11. Tyre Handling
12. Land Clearing
13. Explorasi Mineral dan Batubara

Untuk bisa mengenali bahaya dan resiko ditempat kerja, kita harus membiasakan diri menganalisa
deviasi dan inkonsistensi dalam pelaksanaan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja(K3) serta
tindakan perbaikan yang harus diambil untuk memperbaikinya.
PT. Pamapersada Nusantara
SAFETY GENERAL AND
Operational Training & Services OPERATION
Penyebab Utama Insiden

88%

10% Prilaku 2%

Kondisi Nasib

INSIDEN
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

PEMAHAMAN FATIGUE

FATIQUE (LELAH)
Fatique dapat diartikan kelelahan setelah menjalani kegiatan yang dilakukan
berulang kali.

CIRI – CIRI PENGEMUDI MENGALAMI GEJALA FATIQUE (LELAH)


1. Mata terasa panas, kering lelah dan berat
2. Persepsi jarak dan kecepatan berkurang
3. Konsentrasi dan reflek berkurang
4. Sering Menguap
5. Dll

HAL – HAL YANG DAPAT MENIMBULKAN GEJALA FATIGUE :


1. Saat mengemudi jarak jauh / dalam tempo yang lama
2. Jenuh karena rute yang dilalui / aktifitas job yang sama dan
dilakukan berulang
3. Mengemudi malam hari setelah beraktifitas seharian
4. Berkendara di luar kebiasaan waktu dimana tidak biasa
beraktifitas
5. Tidak cukup Istirahat ( kurang dari 5 jam )
6. Mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

PENYEBAB FATIGUE

Penyebab Fatigue
Gaya Hidup
• kurang tidur
• terlalu banyak tidur
• kurang olahraga
• pola makan yang buruk

Asupan nutrisi yang tidak


sesuai dengan kebutuhan
dapat menyebabkan kondisi
biologi berubah.
Menyebabkan mudah
fatigue level risk nya naik
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

PENYEBAB FATIGUE

Penyebab Fatigue

Konsumsi Obat-obatan
• obat hipertensi
• obat penyakit jantung
• obat penenang
• obat alergi
• obat flu & batuk

Pada saat sebelum bekerja jika mengkonsumsi Obat, konsultasikan


dengan Dokter/ Paramedis perusahaan (WAJIB)

Dikarenakan efek samping obat dapat berpengaruh terhadap organ


tubuh, menyebabkan ngantuk, lemas, nyeri lambung, mual atau
berdebar-debar
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

PENYEBAB FATIGUE

Penyebab Fatigue

Masalah psikologis dapat :


Masalah Psikologis • menguras energi (otak sangat
• depresi boros energi)
• stress • sulit focus pada tugas (human error
• problem keluarga tingg)
• mempengaruhi emosi (bad mood)
• membuat sulit tidur (tidak pulih dari
fatigue
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

PENYEBAB FATIGUE

Penyebab Fatigue
Sakit menyebabkan kekurangan energi :
• metabolisme energi terganggu
• energi yang dihasilkan tubuh berkurang
• energi tubuh dialihkan untuk melawan
penyakit
• energi yang tersedia untuk bekerja tidak
mencukupi

Penyakit Kronis
• kanker
• diabetes
• TBC
• Hepatitis
• Asma
• Gastritis kronis
• Ginjal Sakit juga menyebabkan sulit tidur :
• Backpain pemulihan fatigue tidak optimal
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

PENYEBAB FATIGUE

Penyebab Fatigue
Kurang Tidur
• tidak memahami kebutuhan
tubuh (peluang tidur tidak
dimanfaatkan)
• waktu tidak cukup
• tempat atau fasilitas kurang
memadai

Akibat kurang tidur :


• Pembersihan limbah tidak memadai
• Perbaikan sel tidak memadai
• Pemulihan mental tidak memadai
• Pengaturan (suhu, tekanan darah,
kolesterol, pencernaan dan gula
merah, dll) terganggu.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

PENCEGAHAN FATIGUE

• Tiap karyawan harus tidur sebelum bekerja yang cukup


minimal 7 JAM (Akumulasi)
• “FIT TO WORK” harus dijalankan diawal shift
• Menjalankan “OPERATION DIVISION POLICY” secara
menyeluruh (fit to work, ruang istirahat, no pinalty, rest
area, fatigue check 100%, Mess Management)
• Program edukasi dan sosialisasi “FIT AWARENESS”
kepada operator dan keluarganya
• Monitoring dan evaluasi pelaksanaan “FATIGUE
CALCULATOR” terintegrasi dengan “Bandara System”
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

Fatigue Control Policy

Bandara System Rest Room Bandara Rest Area Jalan Tambang

Kondisi Kamar Operator Sosialisasi Fatigue Istri Karyawan Fatigue Check


PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services FATIGUE MANAGEMENT

STANDARD PENGECEKAN FATIG


Standarisasi Pengecekan Fatigue For Operator
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services LEADERSHIP

LEADERSHIP

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB SEORANG LEADER


Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengarahkan anggotanya, membina hubungan kerja
dengan pihak luar yang memberikan informasi dan bantuan. Seorang Leader adalah sosok yang
menjadi panutan.

5 LEADERSHIP PRATICES COMMON TO SUCCESFULL LEADERS.


1. CHALLENGING THE PROCESS
Mencari peluang – peluang baru.
Bereksperimen dan mengambil resiko.
2. INSPIRING A SHARED VISION
Memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan.
Menghimpun dukungan dari berbagai pihak.
3. ENABLING OTHERS TO ACT
Memper – Kolaborasi atau kerjasama.
Memampukan anak buah
4. MO PELING THE WAY
Selalu memberi contoh.
Planning Small Wins.
5. ENCOURAGING THE HEART
Mengakui & Menghargai kontribusi nyata.
Merayakan keberhasilan mencapai suatu sasaran.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services LEADERSHIP

LEADERSHIP
BERPIKIR SEBAGAI LEADER
APA ARTI LEADERSHIP ?
1. Dengan komunikasi yang baik, berhasil mempengaruhi banyak orang untuk mencapai tujuan
2. ( Komunikasi = mengirim dan menerima pesan )
3. Mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah. ( ybs dengan sukarela menuruti petunjuk karena
merasa mereka dibutuhkan / dihargai )
4. Tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif.
5. Kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan. Inspirasi pemimpin : Supaya organisasi atau deparment, “fokus” pada tujuan tertentu.
6. Kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan
organisasional bisa tercapai dengan kata lain bagaimana agar keutuhan kerja sama karyawan terjaga
dengan baik.
7. Kesimpulan
a. Seorang leader harus dapat memberikan inspirasi, membujuk, mempengaruhi dan memotivasi,
dapat memicu perubahan yang positif.
b. Leader yang berhasil harus bisa mengadakan perubahan-perubahan dengan tujuan perbaikan.
c. Seorang Leader menciptakan visi bagi orang lain, dan kemudian mendorong mereka untuk
mencapai visi tersebut.
d. Supaya berhasil visi tersebut, bawahan anda harus percaya pada anda dan bersedia berkomitmen
dan mendukung anda dalam mencapai tujuan.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services LEADERSHIP

LEADERSHIP

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI DAN KECERDASAN EMOSIONAL ( Untuk Mandiri )


1. Rasa percaya diri adalah unsur penting
2. Berpikir positif
3. Manfaatkan potensi anda ( menekankan karakter / perilaku, bukan harta benda )
4. Bangkitkan kekuatan anda :
- Tegas dan tangkas dalam bertindak
- Yakin bisa merubah perilaku dan pemikiran orang lain
- Kekuasaan dimanfaatkan sebagai komoditas berharga
- Ingin terkenal, berkuasa, dll
5. Menggapai kemenangan pertama
6. Bangkit dari keterpurukan
7. Kembangkan kecerdasan emosionaluntuk lebih rasa percaya diri

OVER CONFIDENCE ( Terlalu Percaya Diri )


a. Tidak mau mengakui kesalahan
b. Tidak mau mendengar kritikan
c. Tidak mau minta masukan

Bagaimana Mengatasi Gejolak Emosional Karena Terpuruk ?


a. Terimalah kenyataan ( Tak perlu cari kambing hitam )
b. Jangan dimasukan dalam hati ( Keterpurukan pasti pernah terjadi )
c. Jangan panik
d. Minta bantuan emosionaldari orang-orang terpercaya ( keluarga, teman dekat, dll )
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services LEADERSHIP

LEADERSHIP
Solusi Kreatif Mengatasi Persoalan / Keterpurukan
a. Diagnosa dan klarifikasi problemnya
b. Cari alternatif kreatif, apa ada pilihan lain ?
c. Buat keputusan
d. Susun rencana kerja dan terapkan, langkah-langkah yang harus dilakukan agar keluar dari
keterpurukan
e. Evaluasi hasilnya. Bila tidak berhasil, cari alternative baru, setelah anda berhasil mengatasi
persoalan berat, percaya diri anda semakin meningkat.

Hasil Riset Daniel Goleman :


Semua Leader yang sukses, selalu dengan EQ yang tinggi ( Meskipun IQ dan keahlian teknis
penting ) Penghargaan akan martabat diri yang positif dan kuat dengan rasa “nyaman” bisa
berinteraksi dengan orang lain secara effektif

Bagaiman Meningkatkan EQ ?
a. Minta masukan / koreksi dari orang lain sebanyak mungkin
b. Bila ternyata ada kekurangan anda, perbaikilah segera dengan tekun.
c. Beberapa bulan kemudian, minta feedback teman-teman anda, apakah sudah ada kemajuan dalam
emphaty
d. Proses 1-3 diulang-ulang terus, misalnya mengendalikan cepat marah.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

3.1 Definisi Dump Truck

Dump truck adalah Unit yang dipergunakan sebagai alat angkut / transportasi suatu bahan galian baik berupa lapisan tanah
penutup (waste) ataupun bahan galian itu sendiri (commodity). Jenis – jenis Dump truck diantaranya adalah :

1.Heavy Dump Truck 2.Articulate Dump Truck 3.Semi Dump Truck

3.2 Definisi Produktivitas


Produktivitas adalah hasil dari proses produksi dalam satuan waktu tertentu.
Contoh : bcm/jam, ton/jam, m2/jam, dan lain-lain

3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Dump Truck


PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Besar kecilnya produktivitasyang dicapai oleh dump truck dipengaruhi oleh :

a. Vessel Capacity (ukuran vessel) Dump Truck & Bucket Capacity (ukuran bucket) Alat Loading
b. Semakin besar ukuran vessel & bucket, maka volume material yang terambil setiap cycle akan
semakin besar.
c. Swell Factor
d. Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat / bank (Bcm)
menjadi volume gembur / loose (Lcm).
e. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses pengangkutan material.
Cycle time unit dump truck meliputi waktu :
- Loading (pemuatan material ke dump truck/cycle time excavator per-1 dump truck)
- Travelling loaded (travel muatan)
- Dumping (penumpahan material ke disposal)
- Travelling empty (travel kosongan)
- Spot time (waktu tunggu akan loading)
f. Job Efficiency Factor

g. Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi yang sebenarnya. Untuk
menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan kondisi operasi yang sebenarnya
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cycle Time Dump Truck

Cycle time dump truck dipengaruhi oleh :

Cycle time alat muat / loading


Semakin cepat cycle time alat loading, maka cycle time dump truck akan lebih cepat.
Jumlah cycle pemuatan alat loading ke dump truck
Ini sangat dipengaruhi oleh kapasitas vessel dump truck dan produksi alat loading per-bucket. Semakin sedikit
cyclenya, maka akan semakin cepat.
Jarak angkut
Semakin jauh jarak angkut, maka cycle time akan semakin lama.
Kecepatan hauling dump truck
Semakin tinggi kecepatan hauling dump truck, maka cycle timenya akan semakin cepat.
Kondisi area dumping & area front loading
Semakin bagus kondisi area dumping dan area front loading, maka cycle time dump truck akan semakin cepat.
Ketrampilan Operator
Semakin bagus ketrampilan operator dalam mengoperasikan unit, maka cycle time akan semakin cepat.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

3.5 Perhitungan Produktivitas Dump Truck


Rumus yang umum dipakai untuk perhitungan produktivitas dump truck adalah :

Dimana :
Q = Produktivitas atau produksi per-jam (m3/jam)
q = Produksi per-cycle atau kapasitas vessel (heaped) (m3)
Cm = Cycle time (menit)
E = Job efficiency atau faktor efisiensi
M = Jumlah dump truck yang beroperasi (unit

Produksi Per-Cycle (q)


Adapun produksi per-cycle (q) dump truck dihitung berdasarkan rumus :

Dimana :
q = Produksi per-cycle (m3)
n = Jumlah cycle pemuatan alat loading ke dump truck
q1 = Bucket capacity / Kapasitas bucket (heaped) (m3)
K = Bucket fill factor
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Bucket Fill Factor (Backhoe)

Bucket Fill Factor (Shovel)

Standard Bucket Capacity Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22
Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.
Standard Parameter Penambangan PT. PAMA, tahun 2001 Vessel Capacity
Operational & Maintenance Manual Referensi : Specification and Application Handbook (Komatsu), edition 22.
Standard Parameter Penambangan PT. PAMA, tahun 2001
Operational & Maintenance Manual
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Cycle Time (Cm)

Dimana :
Cm = Cycle time dump truck (menit)
Ce = Cycle time alat loading (menit)
t1 = Waktu loading (menit)
t2 = Waktu travel muatan (menit)
t3 = Waktu dumping (menit) --- lihat tabel
t4 = Waktu travel kosongan (menit)
t5 = Waktu tunggu loading / spot time (menit) --- lihat tabel
n = Jumlah cycle pemuatan alat loading ke dump truck
D = Jarak angkut (meter)
v1 = Kecepatan muatan (m/menit)
v2 = Kecepatan kosongan (m/menit)
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Referensi : Specification and Application Handbook


(Komatsu), edition 22.

Job Eficiency (E)


Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran produksi yang sebenarnya. Untuk menentukan
faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan kondisi
operasi yang sebenarnya.
Referensi: Specif

tandard Cycle Time Hydraulic Excavator\


Referensi : Specification and Application Handbook
(Komatsu), edition 22.
tandard Parameter Penambangan PT. PAMA, tahun 2001 Referensi: Specification and Application
(*) : Cycle time PC 3000, PC 4000, EX 2500, EX 3600 Handbook (Komatsu), edition 22.
berdasarkan pengambilan data di lapangan.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Matching Factor (MF)


Matching factor ini berfungsi untuk mengetahui kebutuhan
alat loading dan alat angkut dalam satu fleet.
Dimana :
MF = Matching factor
Cm DT = Cycle time alat angkut
(menit)
Cm EXC = Cycle time alat loading (menit)
N = Kebutuhan alat angkut (unit)
n = Jumlah cycle pemuatan alat
loading ke alat angkut

CONTOH PERHITUNGAN
Hitunglah produktivitas HD 785-5 (1 unit) dalam (bcm/jam) dengan data-data sebagai berikut :
Waktu loading RH 120-E (Ce) = 25 detik = 0,42 menit
Kecepatan travel muatan (v1) = 20 km/jam = 20/60 = 0,33 km/menit
Kecepatan travel kosongan (v2) = 30 km/jam = 30/60 = 0,50 km/menit
Kondisi area dumping & front = BAGUS
Jarak front–disposal (D) = 2500 m = 2,5 km
Material yang digali = Clay, Swell factor (f) = 1,43)
Bucket fill factor (K) = 0,90
Kapasitas bucket (q )1 = 17 m3
Faktor effisiensi (E) = 0,75 (rata-rata / average)
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

jawaban :
Kapasitas vessel HD 785-5 (qv) (lihat tabel 9) = 60 m3
Sehingga jumlah cycle (n) RH 120-E ke HD 785-5 adalah :
n = qv / (q1 x K) = 60 / (17 x 0,9) = 60 / 14,4 = 4,17 ~ 4 kali
Cycle Time (Cm) = t1 + t2 + t3 + t4 + t5
= (nxCe) + D/v1 + t3 + D/v2 + t5
= (4 x 0,42)+(2,5/0,33)+(tabel 11)+(2,5/0,5)+(tabel 12)
= 1,68 + 7,58 + 0,6 + 5,0 + 0,15
= 15,01 menit
Produksi HD 785-5/cycle (q) = n x q1 x K = 4 x 17 x 0,9 = 57,6 m3
Produktivitas HD 785-5 (Q) = q x 60 x E x M
Cm
= 57,6 x 60 x 0,75 x 1 = 172,685 m3 / jam (loose)
15,01
Produktivitas HD 785-5 dalam (bcm/jam) = Q / f = 172,685 / 1,43 = 120,78
~ 121 bcm / jam

Hitunglah berapa dump truck HD 785-5 yang dibutuhkan dalam 1 fleet, jika diketahui :
Cycle time PC 4000 (Cm EXC) = 24 detik
Jumlah cycle loading PC 4000 per-1 HD 785 (n) = 3 kali
Cycle time HD 785 (Cm DT) = 15 menit

Jawaban :
Cm EXC = 24 detik = 24 / 60 = 0,4 menit
Jadi kebutuhan HD 785 (N) = Cm DT / (n x Cm EXC) = 15 / (3 x 0,4)
= 15 / 1,2
= 12,5 ~ 13 unit
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

BAB 8
MATCH FACTOR

A. Matching Fleet
Adalah dalah kesesuaian kombinasi antara alat loading dengan alat hauling dalam operasional
penambangan. Tujuan utama nya adalah
sebagai panduan bagi Group Leader untuk menentukan kombinasi kerja alat yang optimal serta untuk
memastikan operasional berjalan dengan optimal, produktif, dan aman.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

. Sinkronisasi Armada
Adalah sebuah kondisi dimana satu alat muat melayani sejumlah alat
angkut tanpa adanya waktu menunggu pada alat muat maupun alat angkut. Tujuan nya
adalah sebagai panduan bagi Group Leader dalam menentukan jumlah alat angkut yang
optimal yang tepat untuk setiap alat muat. Seringkali terjadi di lapangan, jumlah alat angkut
sudah di setting sesuai dengan pedoman ini namun masih saja terjadi kondisi waktu tunggu
atau antrian dump truck. Dengan demikian, sinkronisasi
armada yang telah di rencanakan sebelumnya harus terus di monitor secara periodiki tiap 1-
2 jam untuk meminimalkan kendala terkait sinkronisasi armada
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

C. Match Factor
Matching Factor (MF) adalah derajat yang menunjukkan apakah jumlah truck yang
diberikan pada loader untuk mendukung loader tersebut
mencapai efisiensi maksimumnya sudah sesuai atau belum.

Serving Time disini adalah Spotting+Loadingtime


Untuk optimalisasi biaya operasional, MF yang disarankan adalah 0,95.
Dengan demikian,ketika digunakna MF 0,95 dan GL dituntut untuk tetap mencapai
produksi 100 %, maka upaya yang dapat dilakukan adalah optimalisasi Cycle Time DT
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Dengan demikian,ketika digunakna MF 0,95 dan GL dituntut untuk tetap mencapai produksi
100 %, maka upaya yang dapat dilakukan adalah optimalisasi Cycle Time DT
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

(AUTONOMOUS MAINTENANCE)
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services LEADERSHIP

LEADERSHIP

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB SEORANG LEADER


Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengarahkan anggotanya, membina hubungan kerja dengan
pihak luar yang memberikan informasi dan bantuan. Seorang Leader adalah sosok yang menjadi panutan.

5 LEADERSHIP PRATICES COMMON TO SUCCESFULL LEADERS.


1. CHALLENGING THE PROCESS
Mencari peluang – peluang baru.
Bereksperimen dan mengambil resiko.
2. INSPIRING A SHARED VISION
Memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan.
Menghimpun dukungan dari berbagai pihak.
3. ENABLING OTHERS TO ACT
Memper – Kolaborasi atau kerjasama.
Memampukan anak buah
4. MO PELING THE WAY
Selalu memberi contoh.
Planning Small Wins.
5. ENCOURAGING THE HEART
Mengakui & Menghargai kontribusi nyata.
Merayakan keberhasilan mencapai suatu sasaran.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

A.Pengoperasian Brake
Service Brake
Miss operasi
Seringkali operator menggunakan service brake untuk mengurangi kecepatan travel muatan maupun kosongan.
Pengoperasian yang tepat
Service brake hanya boleh digunakan untuk menghentikan unit, akan tetapi dengan syarat kecepatan unit ≤
10km/jam sehingga dapat diguanakan untuk menghentikan unit saat mundur di front maupun di Disposal,
dikarenakan kecepatan unit paJika hal tersebut terus dilakukan maka akan berakibat terjadinya keausan yang
tidak merata pada lining brakenya, karena pengaruh penggunaan footbrake yang tidak stabil
da saat mundur tidak lebih dari 10km/jam serta dilakukan dengan sekali langkah.
Akibat Jika hal tersebut terus dilakukan maka akan berakibat terjadinya keausan yang tidak merata pada lining
brakenya, karena pengaruh penggunaan footbrake yang tidak stabil
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Parking Brake
Miss operasi
Banyak ditemukan saat parkir operator mengaktifkan 2 atau lebih brake misalkan parking brake dengan
retarder brake .
Pengoperasian yang tepat
Saat parkir hanya menggunakan parking brake saja.
Akibat
Jika kebiasaan 2 atau lebih brake saat parkir, maka jika didapati ternyata parking brakenya tidak bagus
(pada HD 785-5), maka setelah beberapa saat setelah pressure habis unit akan nyelonong. Dikarenakan
ketika air pressure pada reservoir tank HD 785-5 habis atau turun dibawah 2,2 kg/cm² maka brake yang
lain tidak berfungsi kecuali parking brake saja.
Miss operasi
Banyak ditemukan saat parkir operator mengaktifkan 2 atau lebih brake misalkan parking brake dengan
retarder brake .
Pengoperasian yang tepat
Saat parker hanya menggunakan parking brake saja.
Akibat
Terjadi keausan pada lining brake
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

ARSC
Miss operasi
Banyak ditemukan operator yang sekali setting digunakan untuk semua medan kerja
Pengoperasian yang tepat
Setiap menemukan area kerja yang berbeda maka setting ARSC nya juga berbeda, cara mensetting ARSC :
Maju : menambah
Mundur : mengurangi
Keatas : membatalkan
Tekan tengah : mensetting sesuai kecepatan yang sedang digunakan
Akibat
Operator banyak yang mengambil kesimpulan mengoperasikan ARSC tidak nyaman sehingga mereka banyak yang
tidak mau menggunakannya, padahal jika digunakan dan disetting dengan benar mereka akan lebih mudah dalam
bekerja serta fuel consumtion akan lebih ekonomis.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Engine Overrunning
Sering terjadi engine overrunning prevention sustem yang terrecord pada VHMS. Engine over run
disebabkan karena putaran input shaft transmisi ≥ 2600 RPM pada posisi F1 – F7 atau ≥ 2400 RPM
pada posisi speed R2.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Over running terjadi dikarenakan RPM meningkat dikarenakan dorongan dari muatan unit saat diturunan
tajam, bukan dari injakan accelerator pedal kita, yaitu ketika rpm engine mencapai 2600 up, akan diikuti EO2
prevention over running dan retarder berfungsi secara otomatis.
Bagaimana cara pengoperasian agar engine over run tidak terjadi
Jaga putaran engine antara 1800 – 2300 RPM
Gunakan posisi transmisi yang tepat sesuai grade jalan yang dilalui
Operasikan brake system yang benar
Hindari muatan berlebih (overload)
Aktifkan ARSC pada kondisi turunan agar putaran engine tetap terjaga
Akibat apabila terjadi engine over run yaitu :
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Dumping Muatan
Miss operasi
Operator dumping dengan RPM tinggi
Tidak mengurangi RPM saat mendekati akhir stage kedua silinder dumpnya
Menurunkan vessel sambil menjalankan unit maju atau travel
Pengoperasian yang tepat
RPM dumping dibawah 1900
Mengurangi RPM menjelang akhir stage ke dua silinder dumpnya
Menurunkan vessel dalam keadaan unit berhenti
Akibat
Fuel consumtion tinggi atau boros
Seal cylinder dump cepat bocor, fuel akan terbuang sia – sia
Resiko terjadinya insiden akan lebih besar, unit cepat rusak, fuel consumtion tinggi karena accelerator pedal diinjak
sementara unit tidak bisa shif up jika vessel masih posisi selain float
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Standart Parameter Mud Area Operation

Mud handling yaitu aktivitas loading, hauling dan dumping dengan material
lumpur atau material yang memiliki karakteristik cair, adapun standart
parameter pada area kerja ini yaitu
1. Harus dilakukan inspeksi oleh pengawas secara berkala (setiap jam)
terhadap potensi terjadi jebolnya tanggul.
2. Terdapat unit support baik bulldozer dalam maintenance front face
dumpingan ataupun grader untuk maintenance dan membersihkan
tumpahan lumpur sepanjang jalan
3. Terdapat papan informasi rambu-rambu khusus aktivitas hauling lumpur
4. Harus tersedia lokasi khusus untuk tempat dumping lumpur
5. Pada lokasi dumping lumpur harus disediakan
a. Papan informasi lokasi dumping lumpur

b. Batas dumping (dumping limiter) setinggi 6 meter dipasang pada 2


tempat yaitu
b.a. Posisi depan sejajar kabin operator sebagai acuan operator pada saat
mundur untuk siap-siap melakukan penumpahan agar lebih hati-hati
b.b. Posisi belakang sejajar bundwall stoper sebagai batas penumpahan
material
b.c. Harus disediakan bundwall yang keras dengan tinggi 0.8 m, lebar
atas 1 m, dan lebar bawah 2 – 2.5 m yang berfungsi sebagai stoper dan
DT pada saat mundur
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Mud area operation yaitu :

kegiatan loading hingga dumping material cair berupa mud (lumpur).


Kegiatan ini memiliki teknik operasi yang berbeda dengan kegiatan loading,
hauling dan dumping material overborden serta memiliki resiko insiden yang
lebih tinggi. Oleh karena itu operator harus memahami mengenai teknik
operasai pada area kerja mud atau lumpur agar prudoctivity tetap terjaga dan
tidak terjadi insiden.

1. PROSES PEMUATAN LUMPUR

Lakukan manuver pada lokasi yang dianggap paling aman lakukan manuver
searah jarum jam apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan karean lokasi
yang tidak memungkinkan maka laporkan hal tersebut kepada pengawas
lapangan (GL)
Posisikan unit DT pada area yang paling aman saat akan dilakukan loading
oleh unit excavator hal ini berfungsi agar tidak terjadi amblas pada unit
DT

Usahan untuk menggunakan unit DT yang menggunakan dump truck mud


vessel (tutup belakang).
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Apabila posisi pc melakukan tehnik top loading ,pastikan terdapat tanggul di depan
pc sebagai
Stopper dan gunakan speed rendah (1) bila perlu gunakan aiss low

Apabila tidak menggunakan unit DT yang memiliki dump truck mud vessel maka
setiap Dt yang akan dimuati oleh material lumpur harus dibuatkan mud trap di
bagian belakang atau ekor dump body nya yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya tumpahan lumpur. Yaitu dengan cara Tempatkantanah yang kering
(bukanlumpur) di bagian ekor dump body sehingga memagari bagianbelakanng
ekor dump body sama tinggi dengan dinding dump body.

Isi DT dengan material lumpur secukupnya, maksimum setinggi mud block yang
terdapat pada vessel DT.
PT. Pamapersada Nusantara
Operational Training & Services

Dumping lumpur tidak boleh dilakukan secara langsung (direct dumping), harus ada jarak
minimal 10 – 15 m antara tampungan lumpur dengan bundwall pembatas atau stopper
dengan sudut kemiringan 10⁰
Thank You!
CYCLE TIME UNIT LOADER
START AWAL

SWING KOSONGAN

DIGGING

Cycle Time Loader : Digging Time


- Swing Time (load) – Loading
Time – Swing Time (empty) sampai
keposisi awal.

SWING ISI

LOADING/ DUMPING

Anda mungkin juga menyukai