Anda di halaman 1dari 62

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN

PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

KODE DIKLAT : ............


PESERTA : Staff – Senior Supervisor Bidang
Operasional dan Maintenance

MATERI : SAFETY INTERMEDIATE

Bandung, `………2017

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
DAFTAR ISI
ARTI DAN ISTILAH MANAJEMEN RISIKO K3

STAKEHOLDERS YANG TERLIBAT DALAM PENGELOLAAN RISIKO K3

CONTOH PEMBUATAN IBPR

PEMBUDAYAAN K3

DATA KECELAKAAN KERJA DAN SERTIFIKASI PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

KASUS KECELAKAAN KERJA 2016

ARTI DAN MAKNA SMK3

DASAR PENERAPAN SMK3

TAHAPAN IMPLEMENTASI SMK3 DI PT KAI

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


INDIKATOR
PESERTA MAMPU MENDEFINISIKAN ARTI DAN MAKNA MANAJEMEN
RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PESERTA MAMPU MENYEBUTKAN STAKEHOLDERS YANG TERLIBAT DALAM
PENGELOLAAN RISIKO K3
PESERTA MAMPU MENJABARKAN TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3
(HIRAC/IBPR)

PESERTA MAMPU MENJABARKAN TAHAPAN PEMBUDAYAAN K3

PESERTA MAMPU MENGGAMBARKAN KINERJA K3 PERUSAHAAN SESUAI


BIDANGNYA (JUMLAH KECELAKAAN KERJA)

PESERTA MAMPU MENGULAS (REVIEW) INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA

PESERTA MAMPU MENDEFINISIKAN ARTI DAN MAKNA SMK3

PESERTA MAMPU MENJELASKAN DASAR PENERAPAN SMK3

PESERTA MAMPU MENYEBUTKAN TAHAPAN IMPLEMENTASI SMK3

KOMPETENSI DASAR
Mampu Memahami Risiko K3 dan Implementasi SMK3
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
ARTI DAN ISTILAH

Potensi Sumber/ situasi yang berpotensi menimbulkan cidera/ kerugian


Potensi (manusia, properti, lingkungan atau kombinasi ketiganya)
Bahaya
Bahaya

Kombinasi dari akibat (consequences) dan kemungkinan


Risiko
Risiko (likelihood) dari suatu kejadian.

Kemungkinan untuk terjadinya suatu cidera/ sakit/ kematian


Risiko K3
Risiko K3 dari suatu kejadian (kecelakaan).

Suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya


Manajemen kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) secara
Manajemen
Risiko K3 komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu sistem yang
Risiko K3
baik.
Risiko yang telah dikendalikan sampai pada tingkat yang dapat
Risiko yang ditoleransi oleh organisasi dengan memperhatikan
Risiko yang
Dapat kewajibannya dalam memenuhi persyaratan peraturan, kebijakan
Dapat
Diterima perusahaan, perundangan dan standar/ ketentuan terkait serta
Diterima
mempertimbangkan cost benefit.
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
PROSES MANAJEMEN RISIKO K3

KONSULTASI
& KONSULTASI Penentuan Cakupan
Penentuan Cakupan

Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya

MONITOR
MONITOR &
Penilaian Risiko
Analisa Risiko
Analisa Risiko
KOMUNIKASI &

& REVIEW
KOMUNIKASI

REVIEW
Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko

Pengendalian Risiko
Pengendalian Risiko

Sumber: ISO 31000:2009


DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
STAKEHOLDER MANAJEMEN RISIKO

Internal
Seluruh pekerja PT KAI

Eksternal
1. Pemerintah
2. Mitra Kerja
3. Penumpang
4. Masyarakat

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah usaha untuk mengetahui, mengenal dan


memperkirakan adanya bahaya yang ada di tempat kerja.

Sumber bahaya di tempat kerja Obyek yang mungkin


dapat berasal dari: terkena/terpengaruh sumber
 Bahan/material bahaya:
 Alat/mesin
 Manusia
 Proses
 Produk
 Lingkungan kerja
 Metode Kerja  Peralatan/fasilitas
 Cara Kerja  Lingkungan
 Produk  Proses
 Sumber Daya Manusia  dll
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

PENILAIAN RISIKO

Analisa Risiko (Risk Analysis) Evaluasi Risiko (Risk Evaluation)

Kegiatan analisa suatu Proses membandingkan


risiko dengan cara tingkat risiko terhadap
menentukan besarnya kriteria risiko. Bertujuan
kemungkinan dan tingkat memutuskan tindakan
keparahan dari akibat penanganan/ pengendalian
suatu risiko risiko

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

ANALISA RISIKO

Kemungkinan (Probability)
Yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/ kerugian ketika terpapar
suatu bahaya

Contoh

 Kemungkinan pekerja regu JJ menemper KA saat melakukan pekerjaan


perawatan jalan rel
 Kemungkinan jari pegawai tergilas roda gigi roll wagon yang sedang
beroperasi
 Kemungkinan pekerja jatuh dari tangga disebabkan tangga bergeser

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Tabel Kemungkinan (Mengacu SK Direksi No.Kep.U/LL.507/IX/1/KA-


2013)
Skor Kemungkinan Deskripsi Frekuensi
6 Hampir pasti/ sering Kejadian sudah Frekuensi lebih dari 5 kali per
terjadi diperkirakan tahun
5 Kemungkinan besar/ Kejadian ini mungkin Frekuensi antara 3 – 5 kali per
pernah terjadi terjadi tahun
sebelumnya
4 Mungkin/ dapat terjadi Kejadian ini mungkin Frekuensi antara 1 – 2 kali per
terjadi di suatu waktu tahun
3 Jarang Kejadian ini mungkin saja Frekuensi lebih dari satu kali
terjadi tiap 2 tahun
2 Sangat jarang Kejadian ini mungkin Frekuensi lebih dari 1 kali tiap
terjadi tetapi tidak sering 5 tahun
1 Secara praktik tidak Kejadian ini hanya dapat Frekuensi lebih dari 1 kali tiap
mungkin terjadi terjadi pada kondisi yang 10 tahun
eksepsional

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

ANALISA RISIKO

Akibat (Severity)
Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari suatu
kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada

Contoh

 Manusia (kematian, cacat/ cidera mayor atau minor, sakit) fisik atau
mental
 Kerugian proses
 Kerusakan properti
 Kerusakan lingkungan

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Tabel Akibat (Mengacu SK Direksi No.Kep.U/LL.507/IX/1/KA-2013)

Skor Rating Keselamatan Finansial


6 Bencana Kematian Kerusakan atau kerugian
materi mencapai lebih dari 1
milyar rupiah
5 Besar Cacat Tetap Kerusakan atau kerugian
materi antara 100 juta – 1
milyar rupiah
4 Serius Luka Berat Kerugian materi antara 50 juta
– 100 juta rupiah
3 Signifikan Luka Ringan Kerugian materi antara 10 juta
– 50 juta rupiah
2 Minor Luka tanpa penangan medis Kerugian materi antara 5 juta
– 10 juta rupiah
1 Tidak Signifikan Tidak ada koban luka, cacat Kerugian materi kurang dari 5
dan meninggal juta rupiah

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Menunjukkan
kemungkinan terjadinya Kemung-
suatu kejadian dan
dinyatakan dalam angka kinan
antara 1 s.d 6

 Manusia (kematian, Risiko


cacat/ cidera mayor
atau minor, sakit)
fisik atau mental
 Kerugian proses Akibat
 Kerusakan properti
 Kerusakan lingkunan
Dinyatakan dalam
angka antara 1 s.d 6

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Tingkat Risiko (Mengacu SK Direksi No.Kep.U/LL.507/IX/1/KA-2013)

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

EVALUASI RISIKO

Berdasarkan hasil analisa risiko sebelumnya, dilakukan evaluasi risiko yang


bertujuan untuk menetapkan keputusan mengenai risiko mana yang dapat
diterima, risiko yang memerlukan pengendalian lebih lanjut serta
menentukan prioritas pengendalian.
Hasil analisa risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah Ya
risiko Pertahankan pengendalian yg sudah ada
diterima
Tidak
Tetapkan pengendalian tambahan
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Pengendalian Risiko

Prinsip pengendalian risiko (risk control) adalah


menghindari risiko dan mengurangi risiko dengan
berdasarkan Hirarki Pengendalian Risiko.

Kriteria Pemilihan Risk Control


Catatan:  Efektivitas  seberapa besar
Bentuk kontrol dapat berkaitan pengurangan tingkat risiko
dengan peralatan, lingkungan,  Biaya  besarnya biaya untuk
manusia, cara kerja/ prosedur. menerapkan tindakan
Kontrol paling baik dilakukan pengendalian risiko
pada tahap perencanaan dan  Kelayakan  kelayakan
desain penerapan tindakan
pengendalian risiko
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Hirarki Pengendalian Risiko


Paling efektif

Eliminasi

Substitusi

Rekayasa Teknik

Pengendalian Administrasi

Penggunaan Alat Pelindung Diri


Kurang efektif

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Hirarki Pengendalian Risiko

Eliminasi

Yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja

Contoh:
 Meniadakan suatu proses/ tahapan kerja
 Meniadakan penggunaan bahan kimia tertentu

Substitusi

Yaitu mengganti dengan bahan/ proses yang lebih aman

Contoh:
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Hirarki Pengendalian Risiko

Rekayasa Teknik
Yaitu menghilangkan atau mengurangi tingkat risiko melalui desain awal, re-
design, menutup, merelokasi atau perubahan teknik lainnya
Contoh:
 Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilasi

Pengendalian Administrasi
Yaitu mengurangi durasi frekuensi dan keparahan paparan melalui
pemisahan lokasi, shift kerja, pemberlakuan sistem ijin kerja, pelatihan, rotasi
kerja, pemasangan rambu keselamatan, perubahan prosedur dan cara kerja
Contoh:
 Pembatasan akses ke area kerja
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Hirarki Pengendalian Risiko

Penggunaan Alat Pelindung Diri


Yaitu menyediakan dan mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai
dengan potensi bahaya dengan mengacu pada Keputusan Direksi
No.Kep.U/LL.507/VI/1/KA-2012 tentang Alat Pelindung Diri (APD) di
Lingkungan Kerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Contoh:
 Helm keselamatan
 Sepatu keselamatan
 Masker/ respirator
 Sarung tangan
 Pelindung telinga (ear plug/ ear muff)
 Kaca mata/ goggles
 Full body harness
 dll
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Contoh Identifikasi Bahaya


PENILAIAN RISIKO PENILAIAN RISIKO SETELAH
TINDAK LANJUT
NO. URAIAN RISIKO PRIORITAS RENCANA TINDAK LANJUT
KEMUNG AKIBAT TINGKAT RISIKO KEMUNG AKIBAT TINGKAT
KINAN RISIKO KINAN RISIKO
JJ1 Potensi menemper KA saat melakukan 5 6 11   Memastikan bahwa terdapat train 1 6 7
pengecatan jembatan disebabkan watcher pada setiap pekerjaan di jalan
tidak ada train watcher rel dan jembatan

JJ2 Potensi tenaga ekstra JJ menemper KA 4 6 10   Karest memberikan briefingterkait 2 6 8


disebabkan tidak mengetahui jadwal keselamatan kerja kepada semua
KA yang lewat diantara jam mulai pekerja di bawahnya baik organik
bertugas hingga selesai karena tidak maupun pekerja dari pihak ketiga
di-briefing oleh Karest

SAR1 Potensi jari pegawai tegilas roda gigi 4 5 9   Melengkapi roda gigi dengan penutup 1 5 6
roll wagon yang sedang beroperasi pelindung
disebabkan roda gigi tidak dilengkapi
penutup pengaman

SAR1 Potensi pekerja tertimpa rangka kereta 4 6 10   Melakukan pemeriksaan crane secara 2 5 7
disebabkan crane melorot karena berkala setiap tahun untuk
crane tidak berfungsi dengan baik memastikan crane dapat berfungsi
dengan baik

STL1 Potensi pekerja sintelis jatuh dari 4 4 8   Melengkapi tangga dengan bantalan 2 4 6
tangga disebabkan tangga bergeser karet alas tangga
karena tangga tidak dilengkapi dengan
bantalan karet alas tangga dan lantai
licin

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Contoh Peta Risiko Sebelum Dilakukan Pengendalian


Distribusi Risiko

Hampir pasti/
Sering terjadi 6            

Kemungkinan
besar/Pernah 5           JJ1
terjadi
sebelumnya

Mungkin/Dap 4       STL1 SAR1 JJ2


Kemungkinan

at terjadi SAR1

Jarang 3            

Sangat jarang 2            

Secara praktik
tidak mungkin 1            

1 2 3 4 5 6
Tidak Minor Signifikan Serius Besar Bencana
signifikan
Akibat

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TEKNIK MENGELOLA RISIKO K3

Contoh Peta Risiko Setelah Dilakukan Tindak Lanjut


Distribusi Risiko

Hampir pasti/ 6            
Sering terjadi

Kemungkinan
besar/Pernah 5            
terjadi
sebelumnya

Mungkin/Dap
4            
Kemungkinan

at terjadi

Jarang 3            

Sangat jarang 2       STL1 SAR1 JJ2

Secara praktik
tidak mungkin 1         SAR1 JJ1

1 2 3 4 5 6
Tidak Minor Signifikan Serius Besar Bencana
signifikan
Akibat

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PEMBUDAYAAN K3
Sosialisasi,
Diklap/Diklat

Pekerja
Peduli K3

Pekerja
zero Berperilaku K3

K3 sebagai
Kebutuhan

Pekerja
PEKERJA Berbudaya K3
BERBUDAYA K3
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KECELAKAAN KERJA TH. 2016
(s.d 16 Desember 2016)

Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Daerah

9 8
8
7
6 5 5 5
5 4
4 3
3 2 2 2 2
2
1 0 0 0
0

Total Keseluruhan 38 Kejadian Kecelakaan

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KECELAKAAN KERJA TH. 2016
(s.d 16 Desember 2016)

Proporsi Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Penyebab

5%
3% 5% 3% 3%

37%
Terjepit Wesel
Terkena Alat Kerja
Terjepit Sarana Perkeretaapian
Tertabrak Sarana Perkeretaapian
Karena Alat Angkat Angkut
Terjatuh di Tempat Kerja
Kontak dengan Listrik
26%
Faktor Alam
Terkena benda tajam
Sarana Perkeretaapian Terguling
8%
Kecelakaan di Perlintasan
3% 8% Kriminalitas

Total Keseluruhan 38 Kejadian Kecelakaan


DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KECELAKAAN KERJA TH. 2016
(s.d 16 Desember 2016)

Korban Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat Keparahan dan Status


Kepegawaian

30

25

20

Organik
15
PKWT
Mitra Kerja

10

0
Luka Ringan Luka Berat Meninggal Jumlah

Total Keseluruhan 38 Kejadian Kecelakaan


DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
(s.d 19 Desember 2016)

Data awal Update


Jumlah Kondisi PAA
No Area Jumlah Jumlah PAA Update
Jumlah PAA
Ber- Proses Setengah Rusak Setengah Rusak Rusak Keterangan
PAA
Sertifikasi Sertifikasi Baik Dipakai Tidak Dipakai
1 Daop 1 13 0   6 7 0 0  
2 Daop 2 17 0   9 3 2 3  
3 Daop 3 9 7   1 7 0 0 1 tidak ada data kondisi
4 Daop 4 7 0 16 11 1 4 0  
5 Daop 5 16 7 24 22  24 0 0 0 Proses sertifikasi PT Dharma Trikarya 
6 Daop 6 19 1   19 0 0 0  
7 Daop 7 5 0   5 0 0 0  
8 Daop 8 38 0   8 0 2 3 25 tidak ada data kondisi
9 Daop 9 10 0   10 0 0 0  
10 Divre I 8 0   8 0 0 0  
11 Divre II 12 0   9 1 0 2 Proses pendataan internal & perbaikan 
12 Divre III 17 0   10 3 1 3  
Proses sertifikasi denga Surveyor
Divre IV 15 0 16  8 7 7 0 2 Indonesia Bln Sept 2016 dinyatakan
13 Tidak Layak. Saat ini proses perbaikan.

BY Mri 55 0 37 0 2 15 -- 1 tidak ada data kondisi


Proses Perbaikan
14  
15 BY Yk 19 13   19 0 0 0  
16 BY Tg 17 6 22 20 20 0 1 1 Proses Pendataan oleh Disnaker
17 BY Sgu 45 0   45 0 0 0 Proses Pendataan oleh Sucofindo 
18 BY Lt 24 2  15 20 0 2 2 Tanggal sertifikat 7 Desember 2016 
19 BY Mek JR Cnp 3 0   2 1 0 0  
20 BY Jemb Kac 8 0   1 6 0 1  
21 BY Mek JR Pbm 1 0   1 0 0 0  
22 BY Stl & LAA Cth 2 0   2 0 0 0  
Jumlah 360 36 78  50 274 36 14 32

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN Occupational Health Safety and Environment 4


OPERATOR PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
(s.d 19 Desember 2016)

Update
Jumlah Rincian Pesawat Angkat dan Angkut
Jumlah
No Area Awal Awal Ber- Lisensi Lisensi Keterangan
Lisensi K3 Internal Disnaker Crane Lifting Roll Derek
Forklift Wagon Railway
Jack Crane
1 Daop 1 7 0                  
2 Daop 2 34 0                  
3 Daop 3 7 0                  
4 Daop 4 11 0   11   4 7           Pelatihan tgl 6 – 9 Desember 2016
5 Daop 5 18 1   24              Pelatihan tgl 8 – 9 Des 2016
6 Daop 6 33 1                  
7 Daop 7 10 0                  
8 Daop 8 14 0                  
9 Daop 9 5 0                  
10 Divre I 0 0                  
11 Divre II 5 0                  
12 Divre III 30 0                  
13 Divre IV 17 0   34 11 10 9     4 Pelatihan tgl 7 - 9 Des 2016
14 BY Mri 26 0 40   24   16       Uji Kecakapan Pengoperasian tgl 22 Nov 2016
15 BY Yk 35 5   15 15           Pelatihan tgl 13 Des 2016, 19 Operator rencana
Pelatihan Th 2017 (14 Crane dan 5 Forklift)
16 BY Tg 17 0   23 9 3 7 4     Pelatihan tgl 29 Nov - 2 Des 2016
17 BY Sgu 2 2   30 22   8       Pelatihan OHC tgl 29 Nov - 2 Des 2016, Forklift tgl 6 -
9 Des 2016
18 BY Lt 23 0 33                 
19 BY
Cnp
Mek JR 2 0                  
20 BY Jemb Kac 5 0                  
21 BY
Pbm
Mek JR 0 0                  

22 BY
Cth
Stl & LAA 1 0                  
Jumlah 302 9 40 137 81 13 40 4 0 4  

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN Occupational Health Safety and Environment 5


Sertifikasi/ SIO/ Tanda Kecakapan

Dari Kementerian Perhubungan/ Dirjen KA: Dari BNSP dan/ atau Lembaga pendidikan
1. Kecakapan pegawai Opersional (PPKA, dan pelatihan
PAP, masinis, Ass Masinis, PJL , Juru 1. Pelatihan SMK3
lansir 2. Petugas Safety Patrol
2. Kecakapan pegawai prasarana (JPJ, PJL, 3. Petugas HIRARC atau manajemen
risiko K3
4. Petugas Investigasi Kecelakaan

Dari Kementerian Ketenagakerjaan


1. Ahli K3 Listrik 9. Petugas P3K
2. Ahli K3 Konstruksi 10. Petugas Pemadam Kebakaran
3. Ahli K3 Pesawat angkat dan angkut 11. Petugas Pemantau Lingkungan Kerja
4. Ahli K3 Kebakaran 12. K3 Teknisi Listrik
5. Operator Pesawat Angkat dan Angkut 13. Pelatihan Hiperkes bagi Dokter
(forklift, crane, dll) Perusahaan
6. Operator Diesel/ Genset 14. Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan
7. Petugas K3 Kimia Kerja Bagi paramedic Perusahaan
8. Juru Las

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KASUS KEJADIAN 2016 UNIT OPERASI

Ram pada Kondisi korban


pintu kabin lok
Tanggal 07 Februari 2016
Pada pukul ± 06.40 terjadi pelemparan batu terhadap KA 331 di Km 97 + 5 antara Wlt –
Ckl dan mengenai Calon Asisten Masinis mengakibatkan memar di sebelah kiri
Penyebab:
Pelemparan batu kerikil yang melewati sela-sela ram kawat pada kondisi kaca jendela
terbuka.

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KASUS KECELAKAAN KERJA 2016 UNIT JJ

Sketsa kejadian Kondisi korban


Tanggal 17 Agustus 2016
Pada pukul 14.19, Pekerja CV Bima menemper KA 164 (Gajah Wong) di BH 1979 km 507
+ 4/5 antara Sta Wates – Sta Wojo mengakibatkan meninggal dunia
Penyebab:
1. Saat sebelum melakukan pekerjaan pengecatan jembatan pengawas maupun
pekerja tidak berkomunikasi dengan PPKA Stasiun Wojo untuk mendapatkan
informasi KA yang melintas, tidak terdapat train watcher, dan tidak dilengkapi alat
komunikasi handy talky (HT).
2. Pekerja CV. Bima tidak memiliki pengetahuan mengenai potensi bahaya di track/
jalan rel

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KASUS KECELAKAAN KERJA 2016 UNIT JJ

Lokasi
Penemuan
Korban

Tanggal 05 Juli 2016


Pada pukul 09.44, tenaga ekstra penjaga jembatan panjang (BH 397) menemper KA 101
(Malioboro Express) di Km 96 + 900 antara Kesamben Wlingi mengakibatkan meninggal
dunia
Penyebab:
1. Karet Jembatan 8.3 Malang tidak memberikan briefing mengenai potensi bahaya di
jalan rel sehingga Ybs tidak memiliki pengetahuan tersebut
2. Ybs tidak mengetahui jadwal KA yang lewat diantara jam mulai bertugas hingga
selesai
3. Pada saat KA 101 melintas di BH. 397, Ybs tidak menempatkan diri di jalur bebas/
posisi aman
4. Saat kejadian Ybs sedang mengoperasikan telepon genggam dan menggunakan
headset
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KASUS KECELAKAAN KERJA 2016 UNIT SARANA

Roda gigi roll wagon Kondisi jari tangan kanan

Tanggal 30 Mei 2016


Pada pukul ± 08.00 terjadi kecelakaan kerja jari tangan kanan pegawai Balai Yasa Tegal
tergilas roda gigi roll wagon yang sedang beroperasi mengakibatkan amputasi ibu jari,
jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan masing – masing 2 ruas.
Penyebab:
Kelalaian pegawai memegang roda gigi roll wagon yang sedang berputar

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KASUS KECELAKAAN KERJA 2016 UNIT SARANA

Posisi korban terjepit Posisi crane


Tanggal 06 September 2016
Pada pukul 11.25 terjadi kecelakaan kerja Pegawai tertimpa rangka gerbong akibat crane
melorot di Dipo Gerbong Rejosari mengakibatkan meninggal dunia (M)
Penyebab:
1. Slow speed tidak berfungsi
2. Safety Clutch (kopling) yang rusak
3. Emergency stop rusak
4. Operator belum memiliki LK3 (Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pesawat
Angkat dan Angkut dari Disnaker setempat sehingga tidak ada jaminan kompetensi
pekerja dalam pengoperasian crane.
5. Belum ada sertifikasi crane dari Disnaker setempat sehingga tidak ada jaminan
kelaikan operasi crane
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KASUS KEJADIAN 2016 UNIT SARANA

Bekas flashover kontak antara


pantograph dg gagang pel

Tanggal 18 September 2016


Pada pukul 04.33 terjadi kecelakaan kerja Pegawai Dipo KRL Bukitduri Tersengat
Pantrograph di Jalur I Emplasemen Stasiun Manggarai Daop 1 Jakarta mengakibatkan
meninggal dunia
Penyebab:
Pegawai mencoba menaikkan pantograph dalam kondisi ON menggunakan gagang pel
berbahan alumunium

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KASUS KECELAKAAN KERJA 2016 UNIT SINTELIS

Tangga Yang digunakan


tidak terdapat bantalan
pada kaki tangga.

Posisi tangga Kondisi tangga Kondisi korban


Tanggal 17 Agustus 2016
Pada pukul ± 16.00 terjadi kecelakaan Kerja Pegawai Sintelis Jatuh dari Atap Stasiun
Purwokerto Saat Melakukan Perbaikan Antena Way Station Na 100 mengakibatkan
dislokasi pada bahu kanan dan patah tulang pada kaki kiri
Penyebab:
Tangga bergeser saat digunakan karena tidak ada bantalan karet alas tangga dan lantai
licin.

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KASUS KEJADIAN 2016 UNIT LAA

Lok yang ditumbur lori Lori Ukuran panjang 242 Crane yang berada di
bermuatan crane cm, lebar 220cm atas 2 unit lori
Tanggal 13 September 2016
Pada pukul 03.40, Lori Bermuatan Crane Menumbur KA 10118 (Semen) di Jalur Petak
Jalan Bjd-Clt (Km 46+054,33) Daop 1 Jakarta
Penyebab:
1.Pemindahan lori bermuatan Crane tidak dilaksanakan sesuai prosedur kerja oleh
kontraktor pelaksana PT. Nuansa Vanindo.
2.Penggunaan lori tidak sesuai dengan PD 19 Jilid II.
3.Pengawasan dinas LAA atau pun pihak Stasiun kurang optimal.

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


ARTI DAN ISTILAH BERDASARKAN SK
No.KEP.U/KS.102/VIII/1/KA-2016

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna teciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif.
Tujuan Penerapan SMK3
a. Meningkat efektivitas perlindungan K3 yang terencana, terukur, terstruktur dan
terintegrasi
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja dan/atau serikat pekerja
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktivitas

Dalam rangka Pengendalian Risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja


guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif, maka
setiap unit kerja di Perusahaan harus menerapkan Sistem Keselamatan
Kesehatan Kerja (SMK3)

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


ARTI DAN ISTILAH BERDASARKAN SK
No.KEP.U/KS.102/VIII/1/KA-2016

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
KECELAKAAN KERJA adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) adalahsetiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (AHLI K3) adalah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri dan berfungsi
membantu pimpinan perusahaan atau pengurus untuk menyelenggarakan dan
meningkatkan usaha keselamatan kerja, higiene perusahaan dan kesehatan kerja,
membantu pengawasan ditaatinya ketentuan – ketentuan peraturan perundangan bidang
keselamatan dan kesehatan kerja
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3) adalah badan pembantu
di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja atau
pekerja/buruh untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


DASAR PELAKSANAAN

1. UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 87:


Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan
2. PP 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Komitmen Keselamatan Nomor KP.501/I/4/KA-2011.
4. SK Direksi PT. KAI Nomor KEP.U/KS.102/VIII/1/KA-2016
tanggal 23 Agustus 2016 tentang Pedoman Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TAHAPAN IMPLEMENTASI
SMK3

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PENERAPAN SMK3

Penerapan SMK3 diatur secara rinci dalam


Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2015 yang
selanjutnya dituangkan dalam SK Direksi PT. KAI
Nomor KEP.U/KS.102/VIII/1/KA-2016, terdiri
dari:
• 5 Prinsip Dasar
• 12 Elemen Audit, 44 Sub Elemen Audit
• 166 Kriteria
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
5 PRINSIP DASAR

5 PRINSIP DASAR PENERAPAN SMK3


1. Penetapan Kebijakan
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan Rencana K3
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

Penerapan SMK3 di Perusahaan dilaksanakan


secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh
pekerja dan serikat pekerja

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


5 PRINSIP DASAR

Sebagai bentuk Komitmen Perusahaan dalam penerapan K3, maka Perusahaan


PENETAPAN menyusun dan menetapkan Kebijakan K3 sesuai Visi dan Tujuan Perusahaan sebagai
KEBIJAKAN K3 upaya untuk mewujudkan program K3 di lingkungan Perusahaan sehingga tercipta
kondisi kerja yang sehat, aman, nyaman, dan produktif bagi seluruh Pegawai.

Perusahaan membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan


penerapan K3. Perencanaan memuat tujuan, sumber daya dan indikator
PERENCANAAN K3 pencapaian yang ditetapkan dengan mempertimbangkan identifikasi bahaya
dan pengendalian risiko K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Perusahaan mempersiapkan sumber daya serta sarana dan prasarana yang


PELAKSANAAN
memadai dan menunjuk personil yang memiliki kompetensi yang sesuai dalam
RENCANA K3 menerapkan SMK3 dan mencapai tujuan K3 yang telah ditetapkan.

Perusahaan melakukan pemantauan lingkungan kerja, pemantauan penerapan


PEMANTAUAN & program K3, evaluasi kinerja K3 dan audit SMK3 untuk mengetahui pencapaian
EVALUASI K3 dan melakukan tindakan perbaikan.

Manajemen Perusahaan melakukan peninjauan SMK3 secara berkala untuk


PENINJAUAN & menjamin kesesuaian yang berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan
PENINGKATAN tujuan K3. Peninjauan Manajemen merupakan kunci peningkatan berkelanjutan
kinerja K3 dan penentu bagi Perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
KINERJA K3 ditetapkan.
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
ELEMEN DAN KRITERIA SMK3

PP 50/2012
NO ELEMEN ∑ krit
SUB ELEMEN

1. Pembangunan dan 1.1 Kebijakan K3; (5)


Pemeliharaan 1.2 Tanggungjawab dan Wewenang Untuk Bertindak; (7) 26
Komitmen 1.3 Tinjauan dan Evaluasi; (3)
1.4 Keterlibatan dan Konsultasi dengan Tenaga Kerja. (11)

2. Pembuatan dan 2.1 Rencana Strategi K3; (6)


Pendokumentasian 2.2 Manual SMK3; (3)
Rencana 2.3 Peraturan Perundangan dan Persyaratan lain di Bidang (4) 14
K3.
2.4 Informasi K3 (1)

3. Pengedalian 3.1 Pengendalian Perancangan; (4)


Perancangan dan 3.2 Peninjauan Kontrak. (4) 8
Peninjauan Kontrak

4. Pengendalian 4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan Pengendalian Dokumen; (4)


Dokumen 4.2 Perubahan dan Modifikasi Dokumen
(3) 7

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


ELEMEN DAN KRITERIA SMK3
PP 50/2012
NO ELEMEN ∑ krit
SUB ELEMEN
5. Pembelian dan Pengendalian 5.1 Spesifikasi Pembelian Barang dan Jasa; (5)
Produk 5.2 Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang Telah (1)
Dibeli 9
5.3 Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok (1)
Pelanggan;
5.4 Kemampuan Telusur Produk (2)

6. Keamanan Bekerja 6.1 Sistem Kerja; (8)


Berdasarkan SMK3 6.2 Pengawasan; (5)
6.3 Seleksi dan Penempatan Personil; (2)
6.4 Area Terbatas; (4)
6.5 Pemeliharaan, Perbaikan dan (10)
Perubahan Sarana Produksi;
6.6 Pelayanan; (2)
6.7 Kesiapan Untuk Menangani Keadaan (7) 41
Darurat;
6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan; (2)
6.9 Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat (1)

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


ELEMEN DAN KRITERIA SMK3

PP 50/2012
NO ELEMEN ∑ krit
SUB ELEMEN

7. Standar Pemantauan 7.1 Pemeriksaan Bahaya; (7)


7.2 Pemantauan/ Pengukuran Lingkungan Kerja;
7.3 Peralatan Pemeriksaan/ Inspeksi, Pengukuran (3)
dan Pengujian; (2)
7.4 Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja 17
(5)

8. Pelaporan dan Perbaikan 8.1 Pelaporan Bahaya; (1)


Kekurangan 8.2 Pelaporan Kecelakaan; (1)
8.3 Pemeriksaan dan Pengkajian Kecelakaan; (6) 9
8.4 Penanganan Masalah; (1)

9. Pengelolaan Material dan 9.1 Penanganan Secara Manual dan (4)


Perpindahannya Mekanis;
9.2 Sistem Pengangkutan, Penyimpanan dan (3)
Pembuangan; 12
9.3 Pengendaliian Bahan Kimia Berbahaya; (5)

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


ELEMEN DAN KRITERIA SMK3

PP 50/2012
NO ELEMEN ∑ krit
SUB ELEMEN
10. Pengumpul an dan 10.1 Catatan K3; (4)
Penggunaan Data 10.2 Data dan Laporan K3. (2) 6
11. Pemeriksaan SMK3 11.1 Audit Internal SMK3. (3)
3
12. Pengembangan 12.1 Strategi Pelatihan; (7)
Keterampilan dan 12.2 Pelatihan Bagi Manajemen dan (2)
Kemampuan Penyelia; (3)
12.3 Pelatihan Bagi Tenaga Kerja;
12.4 Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk (1)
Pengunjung dan Kontraktor;
12.5 Pelatihan Keahlian Khusus. (1) 14

12 44 166
ELEMEN SUB ELEMEN KRITERIA

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KRITERIA PADA TINGKAT PENERAPAN SMK3

TINGKAT
TRANSISI TINGKAT LANJUTAN
(Seluruh tingkat
NO ELEMEN TINGKAT AWAL (Seluruh tingkat
awal, transisi dan
awal dan lanjutan)
transisi)
1 2 3 4 5
1 Pembangunan dan 1.1.1, 1.1.3, 1.2.2, 1.1.2, 1.2.1, 1.1.4, 1.1.5,
pemelihara an 1.2.4, 1.2.5, 1.2.6, 1.2.3, 1.3.1, 1.2.7, 1.3.2,
komitmen 1.3.3, 1.4.1, 1.4.3, 1.4.2, 1.4.10, 1.4.11
1.4.4, 1.4.5, 1.4.6,
1.4.7, 1.4.8, 1.4.9

2 Strategi 2.1.1, 2.4.1, 2.1.2, 2.1.3, 2.1.5, 2.1.6, 2.2.2,


pendokumentasian 2.1.4, 2.2.1, 2.2.3, 2.3.3
2.3.1, 2.3.2,
2.3.4

3 Peninjauaan ulang 3.1.1, 3.2.2 3.1.2, 3.1.3, 3.2.3, 3.2.4


desain dan kontrak 3.1.4, 3.2.1

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KRITERIA PADA TINGKAT PENERAPAN SMK3
1 2 3 4 5
4 Pengendalian 4.1.1 4.1.2, 4.2.1 4.1.3, 4.1.4, 4.2.2,
dokumen 4.2.3

5 Pembelian 5.1.1, 5.1.2, 5.2.1 5.1.3 5.1.4, 5.1.5, 5.3.1,


5.4.1, 5.4.2

6 Keamanan bekerja 6.1.1, 6.1.5, 6.1.6, 6.1.2, 6.1.3, 6.1.4, 6.1.8, 6.6.1, 6.6.2,
berdasarkan SMK3 6.1.7, 6.2.1, 6.2.2, 6.2.3, 6.2.4, 6.9.1
6.3.1, 6.3.2, 6.4.1, 6.2.5, 6.5.1, 6.5.5,
6.4.2, 6.4.3, 6.4.4, 6.5.6, 6.5.10, 6.7.1,
6.5.2, 6.5.3, 6.7.2, 6.7.3, 6.7.5,
6.5.4, 6.5.7, 6.5.8, 6.7.7
6.5.9, 6.7.4, 6.7.6,
6.8.1, 6.8.2
7 Standar 7.1.1, 7.2.1, 7.2.2, 7.1.2, 7.1.3, 7.1.4, 7.3.1, 7.3.2
pemantauan 7.2.3, 7.4.1, 7.1.5, 7.1.6, 7.1.7,
7.4.3, 7.4.4, 7.4.5 7.4.2
8 Pelaporan dan 8.3.1 8.1.1, 8.2.1, 8.3.2 8.3.3, 8.3.4,
perbaikan 8.3.5, 8.3.6, 8.4.1

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


KRITERIA PADA TINGKAT PENERAPAN SMK3

1 2 3 4 5
9 Pengelolaan 9.1.1, 9.1.2, 9.2.1, 9.1.3, 9.1.4, 9.2.2, 9.3.2
material dan 9.2.3, 9.3.1, 9.3.3, 9.3.5
perpindahannya 9.3.4

10 Pengumpulan dan 10.1.1, 10.1.2, 10.1.3, 10.1.4


penggunaan jasa 10.2.1, 10.2.2

11 Audit SMK3 11.1.1, 11.1.2,


11.1.3

12 Pengembangan 12.2.1, 12.2.2, 12.1.2, 12.1.4, 12.1.1, 12.1.3,


kemampuan 12.3.1, 12,5.1 12.1.5, 12.1.6, 12.1.7, 12.3.3
12.3.2, 12.3.2,
12.4.1

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PENETAPAN KEBIJAKAN

1. Penetapan Kebijakan K3 di Perusahaan dilakukan oleh Direktur


Utama
2. Penyusunan Kebijakan K3 harus mempertimbangkan
a. Tinjauan awal kondisi K3
b. Peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus – menerus
c. Masukan dari pekerja dan/atau serikat pekerja
3. Kebijakan K3 paling sedikit memuat
d. Visi
e. Tujuan Perusahaan
f. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
g. Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan
Perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau
operasional
Kebijakan K3 harus disebarluaskan kepada seluruh pekerja, orang lain
selain pekerja yang berada di perusahaan dan pihak lain yang terkait
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
PERENCANAAN K3

1. Rencana K3 disusun dan ditetapkan oleh Manajemen Daerah


mengacu pada kebijakan K3
2. Penyusunan rencana K3 harus mempertimbangkan
a. Hasil penelaahan awal kondisi K3
b. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
c. Peraturan perundang – undangan, peraturan perusahaan dan
persyaratan lainnya
d. Sumber daya yang dimiliki
3. Penyusunan rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina
Keselaman dan Kesehatan Kerja (P2K3), wakil pekerja dan pihak
lain yang terkait perusahaan
4. Rencana K3 paling sedikit memuat
a. Tujuan dan sasaran e. Jangka waktu pelaksanaan
b. Skala prioritas f. Indikator pencapaian
c. Upaya pengendalian bahaya g. Sistem
d. Penetapan sumber daya pertanggungjawaban
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
PELAKSANAAN RENCANA K3

1. Dalam pelaksanaan rencana K3, Manajemen Daerah harus:


a. Menyediakan SDM yang memiliki kompetensi kerja dibuktikan
dengan sertifikat dan memiliki kewenangan di bidang K3
dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau penunjukan
dari instansi yang berwenang
b. Menyediakan sarana dan prasana yang memadai, meliputi
 P2K3 yang dibentuk berdasarkan keputusan direksi
 Anggaran yang memadai
 Prosedur operasi/kerja, informasi dan pelaporan serta
pendokumentasian
 Instruksi kerja

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PELAKSANAAN RENCANA K3

2. Kegiatan pemenuhan persyaratan K3 dalan pelaksanaan rencana


K3 meliputi
a. Tindakan pengendalian
b. Perancangan (design) dan rekayasa
c. Prosedur dan instruksi kerja Berdasarkan
d. Penyerahan sebagian pelaksanaan identifikasi bahaya,
penilaian dan
pekerjaan
pengendalian risiko
e. Pembelian/Pengadaan barang dan jasa
f. Produk akhir
g. Upaya menghadapi keadaan darurat Berdasarkan potensi
kecelakaan, kebakaran, peledakan dan bahaya, investigasi
dan analisa
PL/PLH kecelakaan dan
h. Rencana dan pemulihan keadaan keadaan darurat
darurat lainnya

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PELAKSANAAN RENCANA K3

3. Dalam pelaksanaan rencana K3, Manajemen Daerah harus:


a. Menunjuk SDM yag mempunyai kompetensi kerja dan
kewenangan di bidang K3
b. Melibatkan seluruh pekerja
c. Membuat petunjuk K3
d. Membuat prosedur informasi
e. Membuat prosedur pelaporan
f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan dan Rencana K3 harus diintegrasikan


dengan Kegiatan Manajemen Perusahaan

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA
K3

Manajemen Pusat dan Hasil pemantauan dan


Daerah wajib melakukan evaluasi kinerja K3
pemantauan dan evaluasi dilaporkan kepada Direktur
kinerja K3 Keselamatan dan Keamanan

Pelaksanaannya melalui
a. Pemeriksaan
b. Pengujian Oleh SDM yang
kompeten (ada Hasil pemantauan dan
c. Pengukuran sertifikat) evaluasi digunakan untuk
d. Audit internal
melakukan tindakan
perbaikan
Dapat menggunakan
jasa pihak lain
Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan dan/atau standar K3 yang
berlaku
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
PENINJAUAN DAN PENINGKATAN
KINERJA SMK3

Manajemen Pusat dan Hasil peninjauan digunakan untuk


Daerah wajib perbaikan dan peningkatan kinerja
melakukan peninjauan

Peninjauan dilakukan terhadap: Perbaikan dan peningkatan kinerja dilaksanakan


a. Kebijakan dalam hal:
b. Perencanaan a. Terjadi perubahan peraturan perundang –
c. Pelaksanaan undangan
d. Pemantauan b. Adanya tuntutan dari pihak terkait dan pasar
e. Evaluasi c. Adanya perubahan produk dan kegiatan
perusahaan
d. Terjadi perubahan struktur organisasi
e. Adanya perkembangan iptek termasuk
epidemiologi
f. Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
g. Adanya pelaporan
h. Adanya masukan dari pekerja

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


PENILAIAN

Kategori penilaian berdasarkan kriteria yang menurut sifatnya


dibagi atas 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Kategori KRITIKAL  temuan yang mengakibatkan fatality/
kematian
2. Kategori MAYOR  tidak memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan, tidak melaksanakan salah satu prinsip
SMK3, dan terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di
beberapa lokasi
3. Kategori MINOR  Ketidak-konsistenan dalam pemenuhan
persyaratan peraturan perundang-undangan, standar,
pedoman dan acuan lainnya

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


Tingkat Penerapan dan Keberhasilan

Tingkat Pencapaian penerapan


Kategori Perusahaan
0 –59 % 60 – 84 % 85 – 100 %

AWAL Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian


64 KRITERIA Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan Memuaskan

TRANSISI
122 KRITERIA Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan Memuaskan

LANJUTAN
166 KRITERIA Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan Memuaskan

KEBERHASILAN = 166 – TNC X 100 %


166
TNC (Total Non Conformity) : Jumlah temuan yang tidak sesuai dengan kriteria

DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN


TERIMA KASIH
DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN

Anda mungkin juga menyukai