NPM: 110110190169
Kelas: C
1
Fitria Chusna Farisa, “Ini 6 Poin Perubahan Terkait Amdal di UU Cipta Kerja”, 3 November 2020,
https://nasional.kompas.com/ , diakses pada 20 April 2021 Pukul 15.30.
lengkap serta diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pasal 26 Ayat (4) yang semula mengatur
bahwa masyarakat dapat mengajukan keberatan terhadap dokumen Amdal juga dihapuskan.
4. Komisi Penilai AMDAL
UU ini juga menghapus keberadaan Komisi Penilai Amdal. Semula, komisi ini diatur dalam Pasal 29,
30 dan 31 UU Lingkungan Hidup. Keanggotaan Komisi Penilai Amdal terdiri dari unsur instansi
lingkungan hidup, instansi teknis terkait, pakar di bidang pengetahuan yang terkait dengan jenis usaha
dan/atau kegiatan yang sedang dikaji, pakar yang terkait dengan dampak yang timbul dari suatu usaha
dan/atau kegiatan yang sedang dikaji, wakil dari masyarakat yang berpotensi terkena dampak, dan
organisasi lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil penilaian Komisi Penilai Amdal, menteri, gubernur, atau bupati/wali kota
menetapkan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup sesuai dengan
kewenangannya.
5. Tim Uji Kelayakan
UU Cipta Kerja juga mengatur ketentuan baru mengenai tim uji kelayakan lingkungan hidup yang
dibentuk oleh lembaga uji kelayakan lingkungan hidup pemerintah pusat. Perubahan terhadap Pasal
24 Ayat (3) dalam UU Cipta Kerja menyebutkan: tim uji kelayakan lingkungan hidup terdiri atas
unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah dan ahli bersertifikat. Selanjutnya, Ayat (4) pasal yang
sama mengatur, pemerintah pusat atau pemerintah daerah menetapkan keputusan kelayakan
lingkungan hidup berdasarkan hasil uji kelayakan lingkungan hidup.
Keputusan mengenai kelayakan lingkungan hidup ini digunakan sebagai persyaratan penerbitan
perizinan berusaha, atau persetujuan pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
6. Pembatalan Berdasarkan Putusan Pengadilan Dihapuskan
UU Cipta Kerja menghapus ketentuan mengenai pembatalan izin lingkungan oleh pengadilan. Semula,
ketentuan itu diatur melalui Pasal 38 UU Lingkungan Hidup yang menyebut, selain ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2), izin lingkungan dapat dibatalkan melalui keputusan
pengadilan tata usaha negara. Namun hal itu sekarang tidak dapat dilakukan lagi,