Anda di halaman 1dari 54

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemahaman secara Kedokteran Konvensional dan Tradisional

2.1.1 Definisi Acne vulgaris Kedokteran Konvensional

Acne vulgaris atau jerawat, selanjutnya disebut acne, adalah penyakit kulit

obstruktif dan inflamatif kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa

remaja. Acne sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun

sebelum menarkhe atau haid pertama pada remaja perempuan (Zaenglein etc all,2008

dan Kurokawa etc all, 2009). Omset acne pada perempuan lebih awal daripada laki-

laki karena masa pubertas perempuan umumnya lebih dulu daripada laki-laki

(Kurokawa etc all, 2009). Gambaran klinis jerawat sering polimorfi, terdiri atas

berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul, nodus, dan jaringan parut yang

terjadi akibat kelainan aktif tersebut, baik jaringan parut yang hipotrofik maupun yang

hipertrofik (Wasitaatmadja, 2007)

2.1.2 Insidensi

Insidensi tertinggi terdapat pada perempuan antara umur 14–17 tahun dan

pada laki-laki antara umur 16 -19 tahun (Hendarta, 2003). Tetapi dapat pula timbul

pada usia di atas 40 tahun dan penyakit ini dapat pula menetap pada usia lanjut. 10%

kasus didapat pada usia 30 - 40 tahun. Bentuk yang lebih berat dari acne terdapat pada

kira-kira 3% laki-laki, lebih jarang pada perempuan.

1
2.1.3 Etiologi Acne vulgaris

a. Sebum

Sebum (cairan berminyak) yang dihasilkan oleh kelenjar palit (glandula

sebacea) merupakan faktor utama penyebab timbulnya acne. Youn Sw, dkk. pada

tahun 2005 di Korea menghitung kadar sebum pada daerah dahi, hidung kedua

pipi dan dagu dengan Sebumeter@. Mereka melaporkan terdapat peningkatan

sekresi sebum pada penderita 15 akne dibandingkan dengan kontrol, tetapi tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kuantitas sebum dengan tingkat

keparahan acne. Sedangkan Mourelatos K dkk- pada tahun 2006 di Leeds

menghubungkan jumlah sekresi sebum dengan usia penderita acne, dimana sekresi

sebum meningkat seiring dengan pertambatran usia (usia pubertas) dan lebih

tinggi pada penderita acne.

b. Bakteria

Bakteri yang berkolonisasi di permukaan kulit diantaranya adalah

Propionibacteium acnes, Stophylococcas epidermidis, StaptryIococcas aureus,

dan Pityrospotw wale. Penelitian yang dilakukan oleh Till AE,dkk. pada tahun

2000 di Leeds melaporkan secara keseluruhan bakteri yang utama ditemukan pada

lesi akne terdiri dari Proptonibacterium, Stophylococcus dan Malassezla,

sedangkan bakteri lainnya ditemukan kurang dari 0,01% dari total bakteri yang

2
ditemukan. Pada wajah Propionibacteium adalah mikroorganisme terbanyak

diikuti oleh Staplrylococcus dan Malassezia.

c. Herediter

Faktor herediter sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit

(glandula sebacea). Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas acne,

kemungkinan besar anaknya akan menderita acne (Harahap, 2000). Menurut

sebuah penelitian, adanya gen tertentu (CYP17-34C/C homozigot Chinese men)

dalam sel tubuh manusia, meningkatkan terjadinya akne.

d. Hormon

Hormon yang berperan dalam timbulnya acne adalah testosteron/androgen.

Hormon ini memegang peranan yang penting karena kelenjar palit (glandula

sebacea) sangat sensitif terhadap hormon ini. Hormon androgen berasal dari testes

dan kelenjar anak ginjal (adrenal). Hormon ini menyebabkan kelenjar palit

bertambah besar dan produksi sebum meningkat. Pada wanita, kadar testosteron

berkisar antara 5 -10 % dari kadar testosteron pria.

Pada penyelidikan pochi, Forstrom dkk. & Lim James didapatkan bahwa

konsentrasi terstosteron dalam plasma penderita jerawat pria tidak berbeda dengan

yang tidak menderita jerawat. Berbeda dengan wanita, kadar testosteron plasma

sangat meningkat pada penderita jerawat.

3
Estrogen. Pada keadaan fisiologik, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi

sebum. Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar

hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.

Progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologik, tak mempunyai efek terhadap

aktivitas kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan

tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan jerawat pramenstrual.

Hormon-hormon dari kelenjar hipofisis. Pada tikus hormon tirotropin,

gonadotropin, kortikotropin dari kelenjar hipofisis diperlukan untuk aktivitas

kelenjar palit. Pada kegagalan dari kelenjar hipofisis, sekresi sebum lebih rendah

dibandingkan dengan orang normal. Penurunan sebum diduga disebabkan oleh

adanya suatu hormon sebotropik yang berasal dari baga tengah (lobus

intermediate) kelenjar hipofisis (Harahap, 2000).

e. Diet

Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah institusi kecantikan kulit di

Amerika Serikat (Academy of Dermatology) mengatakan bahwa jerawat tidak

disebabkan oleh makanan. Tidak ada makanan yang secara signifikan dapat

menimbulkan jerawat, tetapi ternyata sebuah hasil studi kasus terbaru,

membuktikan hal yang bertolak belakang. Para pakar peneliti di Colorado State

University Departement of Health and Exercise menemukan bahwa makanan yang

mengandung kadar gula dan kadar karbohidrat tinggi memiliki pengaruh yang

cukup besar dalam menimbulkan jerawat.

4
Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat

meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi

hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Dan kadar minyak tinggi

dalam kulit merupakan pemicu paling besar terhadap timbulnya jerawat.

f. Iklim

Iklim yang lembab dan panas menyebabkan kelenjar palit bekerja lebih giat dan

dapat memperburuk keadaan jerawat (Harahap, 2000).

g. Psikis

Pada beberapa penderita, stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan

eksaserbasi jerawat. Mekanisme yang pasti mengenai hal ini belum diketahui.

Kecemasan menyebabkan penderita memanipulasi jerawatnya secara mekanis,

sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi beradang yang

baru. Teori lain mengatakan bahwa eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya

produksi hormon androgen dari kelenjar anak ginjal dan sebum, bahkan asam

lemak dalam sebum pun meningkat (Harahap, 2000).

h. Kosmetika

Kosmetika dapat menyebabkan akne jika mengandung bahan-bahan

komedogenik. Bahan-bahan komedogenik seperti lanolin, petrolatum, minyak

atsiri dan bahan kimia murni (asam oleik, butil stearat, lauril alkohol, bahan

pewarna (D&C) biasanya terdapat pada krim-krim wajah. Untuk jenis bedak yang

sering menyebabkan akne adalah bedak padat (Pujianta, 2010).

5
Hasil penelitian Tjekyan (2008) dimana angka kejadian akne vulgaris pada

kelompok yang menggunakan kosmetika mencapai 3388 kasus dan angka

kejadian pada kelompok responden yang tidak menggunakan kosmetik hanya

sebanyak 359 kasus, dan secara statistik pun bermakna. Hal tersebut menegaskan

hasil dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Shazia, 2007;

Purwaningdyah, 2013 bahwa penggunaan kosmetik merupakan salah satu faktor

resiko yang berhubungan dengan kejadian timbulnya akne vulgaris.

2.1.4 Patogenesis

Ada empat hal yang erat hubungannya dengan patofisiologi acne vulgaris, yaitu:

a. Kenaikan ekskresi sebum

Faktor lain yang berperan pada patogenesis akne yaitu produksi sebum yang

berlebihan oleh kelenjar sebasea Penderita dengan akne memproduksi sebum

lebih banyak dari pada penderita tanpa akne. Sebum bersifat komedogenik dan

dapat menyebabkan inflamasi. Sebum terdiri dari kolesterol, trigliserida, asam

oleat, dan skualen. Salah satu komponen sebum yang berperan pada patogenesis

akne yaitu trigliserida Trigliserida dirubatr menjadi asam lemak bebas oleh

P.acnes yang merupakan flora normal unit pilosebasea. Asam lemak bebas ini

menyebabkan penggumpalan bakteri dan kolonisasi P.aenes, ymg mendorong

terjadinya inflamasi, dan bersifat komedogenik. Secara invivo terdapat hubungan

antara jumlah skualen dengan ukuran sebosit, dimana terjadi pembesaran sebosit

oleh karena skualen yang meningkat pada penderita akne. Youn Sw, dkk. pada

6
tahun 2005 di Korea menghitung kadar sebum pada daerah dahi, hidung kedua

pipi dan dagu dengan Sebumeter@. Mereka melaporkan terdapat peningkatan

sekresi sebum pada penderita akne dibandingkan dengan kontrol, tetapi tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kuantitas sebum denpn tingkat

keparahan akne. Sedangkan Mourelatos K dkk- pada tahun 2006 di Leeds

menghubungkan jumlah sekresi sebum dengan usia penderita akne, dimana

sekresi sebum meningkat seiring dengan pertambatran usia (usia pubertas) dan

lebih tinggi pada penderita acne.

Hormon androgen juga mernpengaruhi produksi sebum, terbukti pada

pemberian anti androgen, produksi sebum menurun. Ditemukan, kadar rata-rata

androgen dalam serum lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang tanpa

akne. 5α-reduktase adalah enzim yang bertanggung jawab mengkonversi

testosteron menjadi DHT poten, yang memiliki aktifitas tinggi pada area kulit

yang cenderung memiliki akne, pada wajah, dada dan punggung. peran adrogen

pada penderita akne diperkuat oleh Pang Y, dkk pada tahun 2008 di cina dimana

pemanjangan gen reseptor androgen (rantai CAG dan GGN) meningkatkan risiko

akne, dan selanjutnya dapat dijadikan marker pada penderita akne. Berbeda

dengan yang dilaporkan oleh Cibula D, dkk pada tahun 2000 di Prague, pada

penelitian mereka tidak menemukan hubungan yang signifikan antara keparahan

akne dengan produksi androgen.

7
Gambar 2.1 patogenesis jerawat (health.howstuffworks.com)

b. Hiperkeratinisasi folikel dan duktus pilosebasea

Mekanisme yang mendasari perubahan infundibulum folikel masih belum

jelas. Namun hipotesis yang menonjol adalah defisiensi asam linoleat lokal pada

folikel, pengaruh IL-1, dan androgen, sebagai faktor utama yang terlibat dalam

hiperkeratinisasi folikel (Jappe, 2003).

Kelenjar palit terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak

tangan dan kaki. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan

muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Keratinisasi yang

abnormal berupa hiperkeratinisasi dan hiperproliferasi dari sel-sel pada daerah

infundibulum, mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran pilosebasea oleh

keratin, bakteri dan sebum yang mengeras. Ini memicu kepada dilatasi

infundibulum yang menyebabkan terjadinya pembentukan mikrokomedo.

Terdapat beberapa stimuli yang diduga berperan dalam perangsangan

hiperkeratinisasi yaitu sekresi androgen, penurunan asam linoleik dan peningkatan


8
interleukin-1α dalam respon inflammasi. Penurunan asam linoleik meningkatkan

deskuamasi sel-sel epitel folikel yang mengakibatkan penyumbatan. (Zaenglein

dkk, 2008; O’Donoghue, 2003)

Sejak tahun 1986, defisiensi asam linoleat merupakan faktor penting dalam

etiologi acne (Jappe, 2003). Downing dkk. menyatakan bahwa semakin rendah

konsentrasi asam linoleat, yang berkorelasi dengan tingginya sekresi sebum,

menyebabkan defisiensi lokalisata asam lemak esensial pada epitel folikuler.

Defisiensi ini kemudian bertanggungjawab terhadap penurunan fungsi barrier

epitel dan hiperkeratosis folikuler, yang semakin memperparah acne (Bauman dan

Keri, 2009). Baru-baru ini, Zouboulis menyatakan bahwa asam linoleat dapat

meregulasi sekresi IL-8, dan menyebabkan terjadi reaksi inflamasi (Jappe, 2003).

Gambar 2.2 komedo tertutup dan terbuka (health.howstuffworks.com)

9
c. Bakteri

Menurut Harahap 2000, tiga macam bakteri yang terlibat pada patogenesis

acne adalah Propionibacterium Acnes (Corynebacterium Acnes), Staphylococcus

epidermidis dan Pityrosporum ovale (Malassezia furfur). Namun menurut Jappe

tahun 2003 setelah terapi antifungal, penderita acne tidak menunjukkan perbaikan

klinis, sehingga jamur dapat dieksklusikan. Staphylococci juga dapat

dieksklusikan, mengingat terjadinya resistensi antibiotika pada kebanyakan

penderita pada minggu pertama terapi, dan jumlahnya yang meningkat dengan

cepat. Sehingga fokus ilmiah diarahkan ke Propionibacteria. Menurut Harahap

2000, adanya sebore pada pubertas biasanya disertai dengan kenaikan jumlah

Propionibacterium Acnes, tetapi tidak ada hubungan antara jumlah bakteri pada

permukaan kulit atau dalam saluran pilosebasea dengan derajat hebatnya jerawat.

Menurut hipotesis Saint-Leger, skualen yang dihasilkan oleh kelenjar palit

dioksidasi di dalam folikel dan hasil oksidasi ini menjadi penyebab terjadinya

komedo. Kadar oksigen dalam folikel berkurang dan akhirnya terjadi kolonisasi

Propionibacterium Acnes. Bakteri ini memproduksi porfirin, yang bila dilepaskan

dalam folikel akan menjadi katalisator untuk terjadinya oksidasi skualen, sehingga

oksigen dalam folikel tambah berkurang lagi. Penurunan tekanan oksigen dan

tingginya jumlah bakteri ini dapat menyebabkan peradangan folikel (Harahap,

2000).

10
Gambar 2.3 patogenesis jerawat (health.howstuffworks.com)

d. Keradangan (Inflamasi)

Pembentukan mikrokomedo karena produksi sebum yang berlebihan

menyebabkan terjadinya distensi yang mengakibatkan ruptur dinding folikel.

Hasil ruptur folikel akan menyelubungi permukaan dermis kulit dan menginduksi

respon inflammasi oleh neutrofil limfosit CD4+. Propionibacterium acnes turut

berperan dalam proses inflammasi.

Dinding sel Propionibacterium acnes mengandung antigen karbohidrat

yang merangsang sistem komplemen dengan menstimulasi penghasilan antibodi.

Propionibacterium acnes akan menarik leukosit polimorfonuklear ke folikel dan

neutrofil akan memfagositosis bakteri dengan mensekresi enzim hidrolitik. Enzim

hidrolitik yang disekresi dapat menjejaskan struktur dinding folikel sehingga

terjadinya ruptur yang memicu respon inflammasi.

Kombinasi enzim hidrolitik neutrofil, enzim Propionibacterium acnes,

keratin dan sebum dalam kelenjar sebasea merangsang sekresi mediator

11
inflammasi dan akumulasi limfosit T-helper, neutrofil, dan foreign body giant

cells yang memicu kepada pembentukan lesi inflamatori papul, pustul dan nodul

(Zaenglein dkk, 2008; Tahir, 2010; Harahap, 2000).

Gambar 2.4 patogenesis jerawat (homeremediesforacne.net)

2.1.5 Klasifikasi Acne vulgaris

Klasifikasi acne sampai saat ini belum ada yang memuaskan, karena belum ada dasar

pengukuran yang obyektif. Tujuan penentuan klasifikasi acne antara lain adalah untuk

penilaian hasil pengobatan.(Tranggono, 2003) Klasifikasi yang sering digunakan,

yaitu :

1) Menurut Kligman dan Plewig (1975) yang berdasarkan bentuk lesi.

- Acne komedonal

Lesi terutama terdiri dari komedo, baik yang terbuka, maupun yang tertutup.

Dibagi menjadi 4 tingkat berdasarkan derajat beratnya acne yaitu

Tingkat I : kurang dari 10 komedo pada satu sisi wajah.

12
Tingkat II : 10 – 25 komedo pada satu sisi wajah.

Tingkat III : 25 – 50 komedo pada satu sisi wajah.

Tingkat IV : lebih dari 50 komedo pada satu sisi wajah.

- Acne papulopustuler

Lesi terdiri dari komedo dan campuran lesi yang meradang yang dapat berbentuk

papel dan pustul.

Dibagi menjadi 4 tingkat sebagai berikut:

Tingkat I : Kurang dari 10 lesi meradang pada satu sisi wajah.

Tingkat II : 10 - 20 lesi meradang pada satu sisi wajah.

Tingkat III : 20 – 30 lesi meradang pada satu sisi wajah.

Tingkat IV : Lebih dari 30 lesi meradang pada satu sisi wajah.

- Acne konglobata

Merupakan bentuk acne yang berat, sehingga tidak ada pembagian tingkat

beratnya penyakit. Biasanya lebih banyak diderita oleh laki-laki. Lesi yang khas

terdiri dari nodulus yang bersambung, yaitu suatu masa besar berbentuk kubah,

berwarna merah dan nyeri. Nodul ini mula-mula padat, tetapi kemudian dapat

melunak mengalami fluktuasi dan regresi, dan sering meninggalkan jaringan parut.

2) Grupper (1977) membagi acne dalam 2 bagian:

- True Acne (Acne sejati)

Kriteria morfologis yang termasuk gangguan kulit berupa acne ialah gangguan

terbatas pada folikel sebaceus, yang biasanya terdapat di muka dan badan, disertai

13
adanya hiperkeratosis infrafolikuler, kemudian terbentuklah komedo yang disusul

oleh peradangan berupa pembentukan papel dan pustul.

Acne sejati terdiri dari 3 jenis, yaitu

 Acne

Penyakit yang biasanya terdapat pada orang semasa akil balig dan dewasa.

Prevalensinya lebih tinggi dan jenis lain.

 Acne venerata

Penyakit ini biasanya dicetuskan oleh kontak dari luar

 Acne fisikal

Disebabkan oleh sinar ultraviolet dan radiasi ionisasi seperti sinar X dan lain-

lain

- Erupsi acneformis

Suatu keadaan menyerupai acne; merupakan suatu reaksi folikuler yang

dimulai dengan adanya inflamasi berupa papel dan pustul, pada umumnya tidak

disertai komedo dan selalu disebabkan oleh pengaruh pemakaian obat-obatan.

Erupsi ini biasanya timbul tiba-tiba dan mengenai daerah yang luas.

Lokalisasinya tidak pada tempat acne yang umum dan tidak terbatas pada masa

dewasa.

3) Menurut American academy of Dermatology klasifikasi Acne adalah sebagai

berikut:

14
Tabel 2. Consensus conference on Acne clasification:

Klasifikasi Komedo Papul/pustul Nodul

Ringan <25 <10 (-)

Sedang >25 10-30 <10

Berat (-) >30 >10

Gambar 2.5 Akne Derajat Ringan Gambar 2.6 Akne Derajat Sedang

Gambar 2.7 Akne Derajat Berat

2.1.6 Pencegahan Acne vulgaris

Pencegahan acne dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor

pemicunya. Melakukan perawatan kulit wajah dengan benar. Menerapkan pola

15
hidup sehat mulai dari makanan, olah raga dan manajemen emosi dengan baik

(Harahap, 2000).

2.1.7 Keberhasilan Pengobatan Acne vulgaris

Parameter keberhasilan pengobatan acne sesuai dengan tujuan pengobatan

acne yaitu wajah terlihat bersih, menurunnya frekuensi munculnya acne dan

menurunnya eksaserbasi (acne yang muncul lebih ringan derajatnya). Faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan Acne adalah kepatuhan

pengobatan, psikis, derajat lesi, biaya pengobatan, pengetahuan dan perawatan

kulit wajah (Legiawati, 2010).

2.1.8 Pengertian Acne vulgaris Kedokteran Tradisional

Acne vulgaris ditandai dengan papul merah hingga inflamasi didaerah pori-

pori wajah. Hal ini dikarenakan kondisi yin-yang di dalam tubuh tak seimbang

sehingga menimbulkan panas sehingga menggangu organ Zang-Fu terutama

organ paru dan hati yang penyebabnya Faktor Patogen Dalam seperti emosi dan

mengganggu organ lambung dan usus besar yang penyebanya factor pathogen

luar seperti makan makanan berminyak dan pedas. Prinsip terapi acne maka

harus mengembalikan kondisi yin-yang dalam tubuh. Yin-yang adalah teori

dasar dari pengobatan akupunktur, yin-yang mempunyai arti keseimbangan dan

membentuk kesatuan sehingga saling melengkapi hal ini bisa terlihat jelas

dalam simbol yin-yang itu sendiri.

16
Simbol yin-yang terlihat seperti dua buah ikan paus yang saling melengkapi

satu sama lain, dua warna yang saling melengkapi hitam putih, dan di dalam

putih terdapat hitam dan begitu sebaliknya. Warna hitam digambarkan Yang,

sedang warna putih digambarkan Yin, sifat dari Yin: lemah, dingin, diam, putih,

tubuh bagian depan, organ padat, wanita, sedangkan sifat Yang: panas, terang,

kuat, tubuh bagian belakang, organ berongga, laki. Sifat saling berlawannan

membuat yin-yang menjadi saling melengkapi, sehingga jika didalam tubuh

tidak homeostasis (seimbang) maka yin-yang pun tak seimbang hal ini yang

menyebabkan kondisi tubuh kurang sehat, jika salah satu dari yin-yang terlalu

dominan akan terjadi sakit (jie, 1997). Acne vulgaris hanya gejala dari kondisi

tidak seimbang, jika terlalu lama maka akan menjadi kerusakan jaringan kulit

pada area yang terkena acne, dikarenakan sudah masuk organ di dalam

akupunktur ada teori 5 unsur atau disebut dengan Wu xing menggambarkan

kondisi organ jika terjadi ketidakseimbang sehingga bisa mengakibatkan organ

17
saling menindas, menghina, membatasi. Dapat dilihat dalam gambar wu-xing

ini:

Dalam kondisi Acne vulgaris organ yang bermasalah adalah paru, hal ini

disebabkan banyak faktor,yaitu: PPL (penyebab patogen luar), PPD (penyebab

patogen dalam), organ. Jika paru lemah maka organ tersebut dapat di tindas

organ jantung, dan jika semakin lemah kondisi paru dapat dihina hati.

Wu-Xing Kayu Api Tanah Logam Air

Arah Timur Selatan Tengah Barat Utara

Musim Semi Panas Panas panjang Gugur Dingin

5 Hawa
Angin Panas Lembab Kering Dingin
Udara

18
Perjalanan
Lahir Tumbuh Dewasa Layu Mati
Hidup

Zang Hati Jantung Limpa Paru Ginjal

Kandung Kandung
Fu Usus kecil Lambung Usus besar
Empedu kemih

Indra Mata Lidah Mulut Hidung Telinga

Jaringan Pembuluh
Tendon Otot Kulit, Bulu Tulang
Tubuh Darah

Emosi Marah Gembira Berpikir Sedih Takut

Warna Hijau Merah Kuning Putih Hitam

Rasa Asam Pahit Manis Pedas Asin

Suara Menjerit Tertawa Menyanyi Menangis Merintih

2.1.9 Penyebab Acne Vulgaris Kedokteran tradisional

Menurut Traditional Chinese Medicine, acne vulgaris terbagi menjadi dua

kategori yaitu Fei Feng Fen Ci (jerawat akibat PPL angin menyerang paru)

atau Fen Ci (acne) (Ganglin, 2000). Jerawat yaitu kondisi kulit yang terkait

dengan akumulasi panas dalam tubuh. Tergantung pada keparahan dan lamanya

akumulasi panas dalam tubuh (Wei Liu & Wen Jiang, 2006).

Hal ini disebabkan oleh eksogen angin panas menyerang paru atau

suka mengkonsumsi makanan pedas atau makanan berminyak, mengakibatkan


19
akumulasi panas dalam lambung dan usus (Ganglin, 2000). Pada wanita,

jerawat menjadi lebih buruk pada waktu menstruasi. Hal ini terkait dengan Qi

dan darah. Pada saat menstruasi, pengaruh hormon dapat menyebabkan emosi.

Emosi tersebut dapat menyebabkan Qi terhambat. Hal ini disebabkan oleh

stagnasi (terhambatnya) Qi dan darah, sehingga pada saat menstruasi sering

menimbulkan jerawat dan masalah kulit lainnya (Anonim, 2011).

Beberapa faktor penumpukan akumulasi panas dalam tubuh yang dapat

menyebabkan acne, yaitu :

1. Akumulasi lembab dan panas di meridian Yang ming tangan-Usus besar

dan Yang ming kaki-Lambung terserang PPL-Panas karena kebiasaan

konsumsi makanan berminyak, panas dan makanan pedas dapat

menyebabkan gangguan fungsi dari Jiao tengah. Lembab-panas yang

dihasilkan pada meridian lambung dan usus besar yang ada diwajah

menyebabkan acne dengan kulit yang sangat berminyak dan juga rambut

berminyak.

2. Faktor pathogen dalam (PPD) emosional juga dapat menghasilkan panas

dan api. Dalam teori lima unsur, hati dikaitkan dengan api. Api jantung

dapat berkobar ke atas dan menyerang wajah sepanjang meridian hati,

menyebabkan acne dengan papular.

3. Dahak dan stagnasi darah dapat membentuk acne dari salah satu patologi

di atas. Baik patogen stasis dahak dan darah yang menghalangi meridian

20
lokal dan daerah wajah. Dahak bermanifestasi sebagai kista besar yang

tetap untuk waktu yang lama (bahkan tahun) dan mungkin keras atau

lembut. Stasis darah bermanifestasi sebagai lesi yang menyakitkan atau

perubahan warna ungu (Liu & Jiang, 2006).

2.2 Terapi secara Kedokteran Konvensional dan Timur

2.2.1 Terapi Acne vulgaris Kedokteran konvensional


Menurut Soepardiman tahun 1989 Pengobatan acne berdasarkan pada

patogenesisnya, pengobatan acne mempunyai tujuan sebagai berikut:

- Mengurangi produksi sebum. Digunakan preparat hormon, seperti estrogen,

anti androgen dan sebagainya.

- Menghilangkan penyumbatan duktus pilosebaseus. Pada umumnya digunakan

obat-obatan topikal yang bersifat keratolitik. Biasanya digunakan vitamin A

topikal dan sistemik untuk mengurangi hiperkeratosis pada muara folikel yang

dapat menyebabkan pembentukan komedo.

- Mempengaruhi flora kulit dan komposisi lemak-lemak permukaan. Untuk ini

digunakan bermacam-macam antibiotika secara topikal dan sistemik, selain itu

juga preparat sulfa sering dipakai.

- Menekan atau mengurangi peradangan dan mempercepat resolusi lesi yang

meradang. Dapat dipakai cara pembekuan dengan karbondioksida padat, sinar

ultraviolet, berbagai iritan seperti resorsinol, sulfur, fenol, beta naftol, dan

lain-lain.

21
Di samping pengobatan tersebut di atas perlu pula dilakukan perawatan

kulit yang seksama dan pengaturan diet, walaupun mengenai diet masih

banyak pertentangan pendapat (Hasan, 1984). Menurut Mawarli Harahap,

tujuan pengobatan acne adalah tidak timbul bekas jerawat, mengurangi

frekuensi munculnya acne dan menurunkan kerasnya eksaserbasi acne (acne

yang muncul lagi lebih ringan derajatnya).

1) Pengobatan Konvensional

Pengobatan acne dibagi menjadi medikamentosa dan non medikamentosa

(Harahap, 2000).

1. Medikamentosa

a) Pengobatan topikal.

 Zat kimia iritan

- Sulfur 1-10% bersifat antibakteri, keratolitik dan antiseboroik.

- Asam alfa hidroksi (AHA) ; asam glikolat 3-8%

- Vitamin A asam (Tretinoin 0,05-0,1% krim atau 0,025% gel) sebagai

perangsang peredaran darah dan epidermolisis.

 Antibiotik topikal

- Klindamisin 1% - Eritromisin 2%

 Tindakan khusus.

- Ekstraksi komedo - Insisi

- Eksisi - Krioterapi

22
- Injeksi kolagen - Injeksi kortikosteroid intralesi

- Laser - Dermabrasi

b) Pengobatan sistemik.

 Antibiotik sistemik

- Tetrasiklin HCl 4 x 250 mg/hari selama 3-6 minggu

- Doksisiklin 1 x 100 mg/hari selama 2-4 minggu

- Eritromisin 4 x 250 mg/hari selama 2-6 minggu

 Hormon

- Antiandrogen : Spironolakton 20-50%, 50-100 mg 2x sehari

Siproteron asetat 2-100 mg dalam dosis tunggal

- Kontrasepsi oral (estrogen dan progesteron) selama 6 bulan

 Vitamin A : 50.000-100.000 UI/hari selama 6 bulan

 Seng : 3x 200 mg/hari selama 4 minggu

2. Non Medikamentosa

Nasehat untuk memberitahu penderita mengenai seluk beluk acne vulgaris.

perawatan wajah, perawatan kulit kepala dan rambut, kosmetika, diet, emosi

dan faktor psikosomatik (Harahap, 2000).

2.2.2 Terapi Acne vulgaris Kedokteran tradisional (Aurikulo Akupunktur)


Prinsip Terapi Acne vulgaris

1. Akumulasi lembab dan panas di meridian Yang ming tangan-Usus besar

dan Yang ming kaki-Lambung terserang PPL-Panas prinsip terapi adalah

23
menetralisir lembab dan panas dari meridian Yang ming tangan-Usus besar

dan Yang ming kaki-Lambung;

2. Faktor emosional juga dapat menghasilkan panas dan api. Prisip terapi

mengendalikan factor emosi dan meredakan api agar tidak berkobar

keatas;

3. Dahak dan stagnasi darah dapat membentuk acne dari salah satu patologi

di atas. Prinsip terapinya dengan menghilangkan dahak dan melancarkan

darah.(Yin & Liu, 2000. Liu & Jiang, 2006. Oleson, 2008).

2.3 Auriculo Acupunkture


2.3.1 Sejarah Aurikulopunktur

Cina kuno : Sejarah mencatat akupunktur klasik yang dikaitkan dengan

buku pengobatan Cina, Yellow Emperor’s classic of internal medicine (Veith

1972), yang disusun antara 206 dan 220 SM. Dalam buku ini, semua enam

meridian Yang dikatakan langsung terhubung ke daun telinga yaitu Yang-

meridian yang perjalanan meridiannya ke atau dari arah kepala, sedangkan

enam meridian Yin dikatakan terhubung ke telinga secara tidak langsung

melalui pasangan meridian Yang. Catatan pengobatan Cina kuno titik

akupunktur telinga tidak diatur dalam pola anatomis terorganisir.

Akupunktur telinga digambarkan dengan titik yang tersebar di telinga

sebagai titik non-meridian dan tanpa urutan logis yang jelas. Acupoints

24
telinga reaktif dengan sentuhan disebut sebagai Yang poin alarm (Oleson,

2008; Landgren, 2006).

Mesir Kuno, Yunani dan Roma : Menurut Djing, 2006 dan Oleson, 2008

Ahli saraf Alexandre Varille telah mendokumentasikan bahwa perempuan di

Mesir kuno yang tidak ingin mempunyai anak lagi kadang-kadang menusuk

dengan jarum atau membakar dengan panas pada area telinga mereka.

Anting-anting emas yang dipakai oleh pelaut Di samping itu akupunktur

digunakan untuk mempertahankan kecantikan Ratu Mesir, Cleopatra (Djing,

2006). Mediterania tidak hanya digunakan sebagai hiasan, tetapi dilakukan

untuk meningkatkan semangat. Hippocrates, “Bapak Ilmu Kedokteran,”

melaporkan bahwa dokter membuat lubang kecil di pembuluh darah di

belakang telinga untuk memfasilitasi ejakulasi dan mengurangi masalah

impotensi. Pemotongan pembuluh darah terletak di belakang telinga juga

digunakan untuk mengobati nyeri sciatik (Oleson, 2008).

India : seperti China, India memiliki sistem medis yang berusia beberapa

ribu tahun. Kedua pengobatan India dan Cina yang holistik, yang berarti

mereka dibangun pada cara lengkap melihat hal-hal. Pengobatan India

disebut Ayur Veda. Buku Succhi Veda (The Art of Piercing dengan jarum)

ditulis sekitar 500 SM. Menurut Ayur Veda ahli Chandrashekhar Thakur

(Wexu 1985), yang Succhi Veda memberikan gambaran tentang bagaimana

telinga dapat digunakan untuk diagnosis dan pengobatan. Menurut Thakur,

25
orang Indian tahu lebih banyak poin di telinga daripada Cina dari periode

yang sama dan mengembangkan sistem keseluruhan untuk pengobatan

penyakit hanya dengan stimulasi telinga. Seperti Cina, India dibandingkan

telinga dengan ginjal. Mereka menggambarkan telinga sebagai bunga teratai.

Asma dirawat di titik pada cuping telinga dan alergi pada titik di puncak

yang Nogier adalah untuk menggambarkan lebih dari 2.000 tahun kemudian.

Thakur mengatakan untuk anak-anak yang baru lahir di India menindik

telinga mereka, bukan untuk hiasan tapi untuk merangsang vitalitas dan

memberikan perlindungan terhadap penyakit. Dia mengatakan anak-anak

dapat dilindungi dari suhu dan diare selama tumbuh gigi dengan membuat

lubang di telinga (Landgren, 2006).

Persia kuno dan Arab : Setelah jatuhnya Roma, catatan medis kedokteran

Mesir, Yunani, dan Romawi terbaik diawetkan di Persia kuno. Termasuk

dalam catatan ini Persia yang referensi khusus untuk perawatan medis untuk

nyeri sciatik dengan kauterisasi daerah telinga luar. (Oleson, 2008).

Landgren tahun 2006 dalam bukunya “Ear Acupuncture A Practical Guide”

mengemukakan pengetahuan yang satu bisa mengobati rasa sakit melalui

stimulasi bagian-bagian tertentu dari telinga adalah umum di negara-negara

Arab. Jurnal medis Persia diawetkan antara teks-teks dari 200 SM

menggambarkan bagaimana telinga harus dibakar untuk menghilangkan linu

panggul. Pada abad ke-16 dan ke-18 pengetahuan dasar tentang akupunktur

26
telinga adalah untuk dapat ditemukan dalam obat rakyat Arab. Nyeri dirawat

menggunakan cincin tembaga kecil yang ditempatkan pada titik-titik khusus

di telinga (Landgren, 2006).

Eropa Abad Pertengahan : The Dutch East India Company aktif terlibat

dalam perdagangan dengan China dari tahun 1600-an ke 1800-an. Pedagang

Belanda membawa kembali ke Eropa sutra, porselen, teh, dan rempah-

rempah, serta pengalaman akupunktur Cina. Dokter bekerja dengan

perusahaan menjadi tertarik dengan efektivitas jarum dan moxa untuk

menghilangkan seperti nyeri seperti nyeri siatik dan pinggul arthritis. Nyeri

mereda dengan jarum dimasukkan ke titik akupuntur tubuh, dengan

kauterisasi di area telinga luar, atau dengan memotong pembuluh darah di

belakang telinga. (Oleson, 2008).

Eropa Modern : Pada tahun 1957, Dr Paul Nogier, seorang dokter yang

berada di Lyons, Perancis, pertama kali mempersentasikan pengamatannya

dari korespondensi somatotopic daun telinga. Dianggap sebagai 'Bapak

Auriculotherapy', Dr Nogier berdasarkan konsep peta janin terbalik pada

telinga eksternal. Ia mengembangkan proposisi setelah melihat bekas luka di

telinga pasien yang telah berhasil diobati untuk nyeri siatik oleh tabib.

Penelitian Nogier ini pertama kali diterbitkan oleh masyarakat akupunktur

Jerman, kemudian diedarkan ke akupunktur di Jepang, dan akhirnya

diterjemahkan ke dalam bahasa Cina, untuk distribusi ke akupunktur di

27
seluruh China Medis Studi Kelompok Lyons (GLEM) diciptakan untuk lebih

mengeksplorasi klinis manfaat pengobatan auricular (Oleson, 2008;

Landgren, 2006).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) : pertemuan Internasional WHO

berusaha untuk membakukan istilah yang digunakan untuk auricular

akupunktur nomenklatur. Sebelum ini, kebingungan sering muncul, dengan

berbagai negara, penulis dan sekolah akupunktur menggunakan singkatan

yang berbeda atau terjemahan istilah akupunktur. WHO menunjuk kelompok

kerja untuk membakukan istilah dan nama-nama poin refl mantan di telinga

akupunktur. Idenya adalah untuk mendukung penelitian, instruksi dan

dokumentasi pengobatan (Landgren, 2006). Konferensi konsensus diadakan

di Cina, Korea, dan Filipina, dari tahun 1985 sampai 1989. Pada pertemuan

WHO tahun 1990 di Lyons, Perancis, dokter dari Asia, Eropa, dan Amerika

sepakat untuk menyelesaikan standarisasi penamaan anatomi auricular

(Akerele 1991; WHO 1990). Konsensus akhirnya menghasilkan keputusan

untuk identifikasi poin telinga menurut grafik akupunktur telinga Cina dan

Eropa. (Oleson, 2008).

2.3.2 Pengertian Auriculo Akupunktur

Auriculo Akupunktur adalah metode terapi yang unik di mana daun

telinga digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit. Sejak

penjaruman telah menjadi metode merangsang, akupunktur telinga masih

28
biasa disebut terapi aurikulo akupunktur walaupun perkembangan metode

perangsangan telah berkembang hingga sekarang seperti rasangan biji(seed-

pressing), jarum intradermal-needle-embedding dan radiasi laser (Fei &

Lushuang, 1996).

Mekanisme terapi akupunktur auricular adalah keseimbangan.

Prinsipnya menghambat apa yang hiperaktif sementara mempromosikan apa

yang hipoaktif, dan tidak berefek pada jaringan dan organ yang sehat.

Misalnya merangsang titik-titik tertentu dapat menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi dan meningkatkan tekanan darah pada pasien

dengan hipotensi. Berbeda dari farmakoterapi, auricular akupunktur

memperlakukan dan mencegah penyakit dengan merangsang poin auricular

untuk membangkitkan potensi kekuatan tubuh melalui hubungan informasi

kehidupan antara daun telinga dan tubuh. Oleh karena itu tidak akan

mengganggu homeostasis organisme (Fei & Lushuang, 1996).

Auriculo Acupunture efektif untuk mengobati penyakit. Data klinis ini

menunjukkan bahwa sebanyak 300 jenis penyakit telah dilaporkan diobati

secara efektif dengan Auriculo Acupunture, yang melibatkan penyakit dari

berbagai sistem atau departemen klinis, seperti penyakit dalam, penyakit

bedah, pediatrik, penyakit telinga, hidung dan tenggorokan dan penyakit

gigi. Auriculo Acupunture menghasilkan efektivitas terapi yang memuaskan

untuk sindrom nyeri dan gangguan fungsional. Hal ini juga menunjukkan

29
sebuah keuntungan unik dalam menanggulangi masalah merokok atau obat,

dan penurunan berat badan(Fei & Lushuang, 1996).

2.3.3 Teori Dasar Auriculo Akupunktur

2.3.3.1 Teori Kedokteran tradisional


Menurut kedokteran tradisional Auriculopunktur sangat erat

hubungannya dengan Meridian dan Organ Zang_Fu. Penjelasan tentang

mekanisme menggunakan poin auricular untuk mengobati penyakit dari

seluruh tubuh kembali pada buku Nei Jing (Internal Classic). Buku ini

menyatakan bahwa telinga sangat erat terkait dengan meridian. Bab Xie Qi

Zang Fu bing Xing Pian (Manifestasi Faktor patogenik dan Zang-Fu Organ)

dari Ling Shu (Miraculous Pivot) mengatakan bahwa Darah dan Qi dalam

dua belas Meridian dan 365 kolateral berjalan ke atas bagian wajah dan

kemudian memasuki orifisium. Sisa Qi masuk telinga untuk mendukung

kemampuan mendengar . Bab Jing Mai (Meridian) dari Ling Shu

(Miraculous Pivot) menggambarkan distribusi enam Meridian Yang di

telinga(Fei & Lushuang, 1996).

Fisiologis hubungan antara daun telinga dan organ Zang-Fu. Di antara

lima organ Zang, Ginjal adalah organ yang paling dekat dengan telinga,

kemudian Jantung dan Paru. Bab Mai Da (Measurement-of-Meridians) dari

Ling Shu (Miraculous Pivot) menyatakan bahwa Qi ginjal berhubungan

langsung dengan telinga. Oleh Karen itu, Ginjal sehat adalah dasar dari

30
fungsi pendengaran telinga. Bab Jin Gui Zhen Yan Lun (Maxim Golden

Chamber) dari Su Wen (Plain Quetions) mengatakan bahwa telinga

berhubungan dengan Hati. Bab Si Shi Nan (The Fortieth Difficulty) dari Nan

Jing (Classic of Difficulties) menyatakan bahwa Paru mengontrol suara dan

memungkinkan telinga untuk mendengar. Pada awal tahun 1888, Zhang

Zhenjun mengumpulkan pengalaman yang tercatat dalam karya-karya medis

kuno dan mengusulkan tentang distribusi lima organ Zang pada daun telinga

(Fei & Lushuang, 1996).

2.3.3.2 Teori Neurography

Daun telinga yang kaya dengan saraf. Saraf utama termasuk saraf besar

auricular dan saraf oksipital lebih sedikit, yang berasal dari pleksus dari

saraf tulang belakang saraf auriculotemporal, yang berasal dari saraf kranial,

dan cabang dari saraf wajah, saraf glossopharyngeal, saraf vagus dan saraf

simpatis. Selain itu, kulit auricular berisi berbagai neuroreceptors, misalnya

ujung saraf sensorik, ujung saraf folikel sensorik dan corpuscula lamellosa.

Dalam tendon dan otot daun telinga, ada ujung saraf plexiform sensorik baik

sederhana dan kompleks, Golgi tendon organ, ujung saraf Ruffini dan otot

spindle. Oleh karena itu, titik-titik auricular sangat sensitif terhadap berbagai

rangsangan (Fei & Lushuang, 1996).

31
2.3.3.3 Teori Embryo Complete Information of Wholistic Organ (ECIWO)

Pada tahun 1973, Profesor Zhang Yingqing diusulkan ECIWO, yang

mengusulkan dasar teoritis baru untuk aplikasi terapi auricular. ECIWO

menyatakan bahwa setiap bagian yang relatif independen dari tubuh, seperti

masing-masing organ Zang-Fu, empat anggota badan, semua tulang, telinga,

hidung, mulut, dll, berisi informasi dari seluruh organisme. Menurut teori,

telinga, sebagai bagian yang relatif independen dari tubuh, berisi informasi

kehidupan yang sesuai dengan seluruh tubuh. Oleh karena itu, gangguan

tubuh dapat mencerminkan diri pada daun telinga, dan mengamati dan

menganalisis reaksi-reaksi positif dapat membantu membuat diagnosis dan

merangsang titik-titik tertentu dari daun telinga dapat mengobati penyakit

yang sesuai (Fei & Lushuang, 1996).

2.3.4 Metode Terapi Auriculo Akupunktur

Menurut Fei & Lushuang, 1996 dan Abbate, 2004, sebuah metode

pengobatan yang tepat adalah penting untuk efek terapi. Ilmu pengetahuan

dan teknik-teknik modern telah menawarkan banyak cara untuk pilihan

dalam pengobatan auricular :

1. Filiform-needle-needling theraphy

Jarum filiform digunakan untuk menusuk poin auricular dalam

mengobati penyakit. Ini telah menjadi metode yang paling banyak

digunakan untuk merangsang titik auricular. Jarum filiform yang sesuai

32
adalah jarum non-sekali pakai atau sekali pakai dari 15 mm dan 0,45-

20mm.

2. Intradermal-needle-embedding therapy

Jarum intradermal tertanam dalam poin auricular untuk mengobati

penyakit. Terapi ini dapat menghasilkan rangsangan terus-menerus ke

titik, karena itu sangat cocok untuk penyakit kronis dan berbagai

sindrom nyeri.

3. Seed-pressing therapy

Pil obat dengan permukaan halus, biji tanaman, atau biji magnet

yang ditekan pada poin auricular dengan plester adhensive. Seed-

pressing dikembangkan atas dasar tusuk jarum dan terapi intradermal-

jarum-embedding, dan telah menjadi metode yang paling populer untuk

manipulasi sederhana, aman, tanpa rasa sakit dan stimulasi terus-

menerus ke titik. Seed-embedding terapi dapat digunakan untuk berbagai

pasien, terutama cocok untuk orang tua, pasien umumnya lemah, anak-

anak dan orang-orang takut tusuk jarum.

Biji yang umum digunakan : Wang Bu Liu Xizg (Semen

Vaccarae), Huang Jing Zi (Fructus Viticis Negundo), Ji Xing Zi (Semen

Impatients), Lai Fu Zi (Semen Raphani), Liu Shen Wan (Six Miraculous

Drugs Pill), Hou Zhen Wan (Relieving Sore Throat Pill) and magnetic

pellet. Dari sekian biji di atas, benih Vaccaria (Semen Vaccarae) dan

33
pelet magnetik digunakan paling umum. Dibandingkan dengan benih

Vaccaria, pelet magnetik lebih efektif dalam menenangkan pikiran dan

menghilangkan rasa sakit.

4. Electroacupuncture therapy

Electroacupuncture adalah terapi gabungan tusuk jarum dengan

jarum filiform dan stimulasi listrik. Dibandingkan dengan tusuk jarum

tunggal, electroacuputcture menghasilkan rangsangan lebih kuat untuk

poin. Dalam praktek klinis, electroacupuncture sering digunakan untuk

mengobati kolesistitis, cholelithiasis, asma, nyeri, arthritis, paralysis, dll.

5. Drug-injection therapy

Sejumlah kecil obat disuntikkan ke titik auricular untuk mengobati

penyakit melalui stimulasi pada titik-titik dan tindakan farmakologis

obat. Terapi obat-injection sering digunakan untuk mengobati

kelumpuhan wajah, neurosism, sakit kepala, asma bronkial, hipertensi,

TBC paru-paru, sakit gigi dan ulkus gastrodeuodenal.

Obat yang biasa digunakan

a. Produk obat Herbal; Dan Shen Zhu Dia Ye (Radix Salvae

Miltiorrhizae Injection), Dang Gui Zhu Shz Yz (Radix Angelicae

Sinensis lnjection), Huang Qi Zhu SheYe (Rhizoma Coptidis

Injection), Huang Lian Zhu Dia Ye (Astragalus Injection) dan Ban

Lan Gen Zhu Dia Ye (Isatic Akar Injection)

34
b. Vitamin: Vitamin B1 dan vitamin B12.

c. Anestesi lokal: Procaini hydrochloridium dan hydrochloridium

lidocaini.

d. Sedatif: Phenobarbitalum dan klorpromazin hydrochloridum.

e. Analgesik: Pethidini hydrochloridum, anadolum, dan fortanodyn.

f. antiasthmatic: Adrendini hydrochloridum dan aminophyllinum.

g. Antispasmodik: Atropini sulfas dan hydrobromidum scopolamini.

h. Stimulan Central: Lobelini hydrochloridum, nikethamidum, nitras

strychnini, dan securininum.

i. Hormon: Hydrocortisonum dan insulinum

j. hemostatik: Adrenobazoni, salicylas, dan vitamin K.

k. Produk Biologi: cairan jaringan plasenta dan cairan jaringan otak.

6. Bleeding therapy

Sebuah metode terapi yang dilakukan dengan menusuk titik-titik

auricular dengan jarum filiform atau jarum bermata tiga, atau dengan

memotong mereka dengan pisau bedah untuk menyebabkan perdarahan.

Terapi perdarahan aurikularis memiliki fungsi menghilangkan

peradangan, meredakan demam, menenangkan pikiran dan

menghentikan rasa sakit. Dalam praktek klinis, terapi ini sering

digunakan untuk mengobati penyakit berikut: demam, radang amandel,

35
pharyngoiaryngitis, hipertensi, konjungtivitis akut, sakit kepala,

neuralgia trigeminal, dan linu pinggang.

7. Magnetic therapy

Pelet magnetik atau bagian yang menempel poin auricular untuk

mengobati penyakit melalui pengaruh magnet pada poin auricular.

Intensitas magnetik dari magnet berkisar dari 300 GS 1500 GS, dan

ukuran magnet tidak harus besar. Ada dua metode utama yang digunakan

metode mencuat sering langsung dan metode tidak langsung mencuat.

Terapi magnet memiliki khasiat yang baik dalam menenangkan

pikiran, menghilangkan rasa sakit, gatal dan asma dan memperbaiki

kualitas tidur. Oleh karena itu, sangat cocok untuk mengobati penyakit

berikut: hipertensi, sakit kepala, insomnia, tinnitus, tuli, rhinitis alergi,

konjungtivitis akut, batuk, asma, urtikaria, pruritus kulit.

2.4 Prinsip Terapi Kedokteran Tradisional

2.4.1 Teori Yin-Yang


Konsep Yin-Yang adalah konsep utama filosofi Cina yang mendasari

sebagian besar pengobatan tradisioanalnya. Konsep Yin-Yang saling terkait

dan semua benda mengandung aspek dari keduanya (Penelope Ody, 2000).

Yin-Yang merupakan 2 aspek dasar dari segala sesuatu yang saling

berlawanan dan saling melengkapi. Ia merupakan konsep filosofi yang

klasik, serta digunakan dalam TCM.

36
Teori Yin-Yang meliputi unsur saling berlawanan, saling tergantung,

saling menumbuhkan dan menghilangkan, saling menstransformasi

(berubah).

Teori Yin-Yang memasuki setiap aspek dari system TCM, serta dengan

ini menjelaskan struktur jaringan, fisiologis, patologis manusia, serta

memandu diagnose dan terapi klinis (Septriana, 2004).

Gambar Lambang Yin-Yang

Fungsi fisiologis berdasarkan koordinasi dari Yin-Yang organ tubuh.

Aktifitas fungsional Yang tergantung adanya bahan nutrisi Yin, sebaliknya

aktifitas Yang adalah tenaga penggerak untuk menghasilkan bahan nutrisi

Yin. Dengan kata lain, tanpa fungsi Yang dari organ Zang-Fu, bahan

makanan tidak bias dirubah menjadi bahan nutrisi Yin. Keseimbangan Yin-

Yang ini menjamin kesehatan dan kehidupan tubuh manusia. (Gendo,

2006)

Menurut TCM, penyakit terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan

antara Yin-Yang dalam tubuh. Yang bersifat panas, kering, dan

mengkonsumsi Yin. Kelebihan Yang menimbulkan sindrom panas,


37
kekurangan Yin, dan kering. Sebaliknya, kelemahan Yang menimbulkan

sindrom dingin, kelebihan Yin, dan lembab. (Gendo, 2006)

Penyakit terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara Yin dan Yang

dalam organ tubuh. Mengetahui dan menganalisis gangguan keseimbangan

Yin-Yang adalah basis dari pembedaan sindrom penyakit, sementara

memulihkan keseimbangan Yin-Yang adalah basis terapi TCM. (Gendo,

2006)

2.4.2 Teori Wu-Xing


Wu-Xing merupakan teori yang terpenting setelah teori Yin-Yang. Ia

berkembang dari teori Yin-Yang dengan menilai sifat-sifat khusus dari lima

unsure benda dalam alam semesta dan penjelasan tentang kuat lemahnya

Yin-Yang. Ia menunjukkan cara penggolongan benda-benda sejenis dan

menjelaskan hubungannya masing-masing. Lima unsure benda tersebut

adalah kayu, api, tanah, logam, dan air. (Tse Ching San, 1985)

Keadaan tubuh manusia sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Teori Wu-Xing dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar-bagian

tubuh atau antara tubuh dengan alam semesta yang digolongkan dengan

pergerakan lima unsur. Penggolongan ini dapat dilihat dalam table 3.1

berikut:

Tabel Penggolongan jenis berdasarkan Wu-Xing


Wu-Xing Kayu Api Tanah Logam Air
Arah Timur Selatan Tengah Barat Utara
Musim Semi Panas Panas Gugur Dingin
38
panjang
Lima Hawa
Angin Panas Lembab Kering Dingin
Udara
Perjalanan
Lahir Tumbuh Dewasa Layu Mati
hidup
Zang Hati Jantung Limpa Paru-paru Ginjal
Kandung Usus Usus Kandung
Fu Lambung
Empedu Kecil Besar Kemih
Panca Indera Mata Lidah Mulut Hidung Telinga
Jaringan Pembuluh Kulit,
Tendon Otot Tulang
tubuh Darah bulu
Emosi Marah Gembira Berfikir Sedih Takut
Warna Hijau Merah Kuning Putih Hitam
Rasa Asam Manis Pahit Pedas Asin
Suara Menjerit Tertawa Menyanyi Menangis Merintih
(Tse Ching San, 1985)

Sesuai denagn teori Yin-Yang, lima unsur ini berhubungan erat satu

sama lain, saling menghidupi, dan saling membatasi untuk menjamin

keseimbangan alam semesta. (Gendo, 2006)

Gambar Peraturan hubungan pergerakan lima unsur

TCM menggunakan teori lima unsur untuk menerangkan fisiologi,

patologi tubuh manusia, serta memandu diagnose klinis dan terapi.


39
a. Menerangkan hubungan antara lima organ Zang

Hubungan menghidupi dari Wu-Xing dapat digunakan untuk

menerangkan hubungan saling menghidupi diantara organ Zang. Misal

Jing ginjal (air) memelihara hati (kayu), berarti “air menghidupi kayu”.

Hati (kayu) menimpan darah yang memelihara jantung, berarti “ kayu

menghidupi api”, panas dari jantung (api) mwnghangati limpa (tanah)

berarti “api menghidupi tanah, limpa (tanah) mentransformasi air dan

sari makanan yang memperkuat paru (logam) berarti “tanah menhidupi

logam”, paru (logam) mengatur saluran air untuk membantu ginjal (air)

berarti “ logam menghidupi air”. (Septriana, 2004)

Hubungan membatasi dari lima unsur dapat digunakan untuk

menerangkan hubungan saling membatasi dari lima organ Zang. Missal

fungsi Su Jiang paru (logam) dapat menghambat hati (kayu) yang naik

keatas berarti “logam membatasi kayu”, funsi regulasi hati (kayu) Shu

Xie terhadap Qi limpa (tanah) yang mengalami stagnasi, berarti “kayu

membatasi tanah”, fungsi Yun Hua limpa (tanah) dapat mencegah

meluapnya air dari ginjal berarti “tanah membatasi air”, ginjal (air)

yang naik dapat mencegah jantung (api) berkobar terlalu berlebihan,

berarti “air membatasi api”. (Septriana, 2004)

40
b. Menerangkan pengaruh patologis di antara organ Zang

Seperti diketahui “hubungan menindas”, “hubungan

menghina”, “penyakit organ ibu mengenai anak”, dan sebaliknya dapat

dipakai untuk menerangkan pengaruh patologis di antara organ Zang

Fu. Misalnya penyakit paru, jika Karena penyakit jantung (api)

menyebabkan penyakit paru (logam) berarti “api menindas logam”, jika

karena hati (kayu) menyebabkan penyakit paru (logam) berarti “kayu

menghina logam”, jika karena penyakit limpa (tanah) menyebabkan

penyakit paru (logam) berarti “penyakit ibu mengenai anak”, jika

karena penyakit ginjal (air) menyebabkan penyakit paru (logam) berarti

“penyakit anak mengenai ibu”. (Septriana, 2004)

c. Digunakan dalam diagnosa dan terapi

Oleh Karena 5 organ Zang dan 5 warna, 5 suara, 5 rasa, dan

fenomena yang berkaitan lainnya dalam teori 5 unsur memiliki

hubungan yang khusus, maka dalam diagnose dapat dikombinasi

dengan bahan yang diperoleh dari 4 cara pemeriksaan berdasarkan teori

5 unsur untuk menentukan kondisi penyakit. (Septriana, 2004)

Penggunaan teori 5 unsur dalam terapi, pertama mengendalikan

perubahan penyakit, misal pada penyakit hati dapat menyebar pada

limpa, karenanya Qi limpa harus diperkuat sebelum terkena. Kedua

untuk membantu menentukan prinsip terapi dan teknik terapi. Misal

41
pada defisiensi tonifikasi ibu, pada ekses sedasi pada anak, dll.

(Septriana, 2004)

Akupunktur membagi 5 titik dari 12 meridian pada ujung

keempat ekstremitas sebagai Jing, Yung, She, Jing, He, yang termasuk

sebagai kayu, api, tanah, logam, dan air.

Tabel 3.2 Titik U Su meridian Yin yang disesuaikan dengan Wu-Xing


Meridian Jing-Well Yung-Spring Shu-Stream Jing-River He-Sea
(Kayu) (Api) (Earth) (Metal) (Water)
Paru Tangan- Shaoshang Yuji Taiyuan Jingqu Chize
Taiyin (LU-11) (LU-10) (LU-9) (LU-8) (LU-5)
Pericardium Zhongchong Laogong Daling Jianshi Quze
Tangan-Jueyin (PC-9) (PC-8) (PC-7) (PC-5) (PC-3)
Jantung Shaochong Shaofu Shenmen Lingdao Shaohai
Tangan-Shaoyin (HT-9) (HT-8) (HT-7) (HT-4) (HT-3)
Limpa Yinbai Dadu Taibai Shangqiu Yinlingquan
Kaki-Taiyin (SP-1) (SP-2) (SP-3) (SP-5) (SP-6)
Hati Dadun Xingjian Taichong Zhongfeng Ququan
Kaki-Jueyin (LR_1) (LR-2) (LR-3) (LR-4) (LR-8)
Ginjal Yongquan Rangu Taixi Fuliu Yingu
Kaki-Shaoyin (KI-1) (KI-2) (KI-3) (KI-7) (KI-10)
(Yanfu, 2000)

Tabel 3.3 Titik U Su meridian Yang yang disesuaikan dengan Wu-Xing


Meridian Jing-Well Yung-Spring Shu-Stream Jing-River He-Sea
(Logam) (Air) (Kayu) (Api) (Tanah)
Usus Besar Shangyang Erjian Sanjian Yangxi Quchi
Tangan-Yangming (LI-1) (LI-2) (LI-3) (LI-5) (LI-11)
Sanjiao Guanchong Yemen Zhongzhu Zhigou Tianjing
Tangan-Shaoyang (TE-1) (TE-2) (TE-3) (TE-6) (TE-10)
Usus Kecil Shaoze Qiangu Haoxi Yanggu Xiaohai
Tangan-Taiyang (SI-1) (SI-2) (SI-3) (SI-5) (SI-8)
Lambung Lidui Neiting Xiangu Jiexi Zusanli
Kaki-Yangming (ST-45) (ST-44) (ST-43) (ST-41) (ST-36)
Kandung Empedu Zuqiaoyin Xiaxi Zulinqi Yangfu Yanglingquan
Kaki-Shaoyang (GB-44) (GB-43) (GB-41) (GB-38) (GB-34)
Kandung Kemih Zhiyi Zutonggu Shugu Kunlun Weizhong
Kaki-Taiyang (BL-67) (BL-66) (BL-65) (BL-60) (BL-40)
(Yanfu, 2000)

42
2.4.3 Teori Organ Zang-Fu
Teori organ Zang-Fu membicarakan fungsi fisiologis dan

perubahan patologis dari organ Zang-Fu. Lima organ Zang yaitu jantung-

perikardium, paru, hati, limpa, dan ginjal, berfungsi memproduksi dan

menyimpan Jing (intisari), Qi (energi vital), Xue (darah), dan Jin-Ye

(cairan tubuh). Enam organ Fu, yaitu kandung empedu, lambung, usus

kecil, usus besar, kandung kemih, dan Sanjiao, berfungsi menerima dan

mencerna bahan makanan. (Gendo, 2006)

a. Limpa

Limpa terletak pada jiao tengah, merupakan organ utama dalam

sistem pencernaan. Limpa dibagi menjadi Yin limpa, yaitu struktur

materi limpa; Yang limpa yaitu fungsi dan energi dari limpa, Qi limpa

yaitu fungsi dari limpa. Fungsi utama dari limpa adalah:

1. Transportasi, distribusi dan transformasi sari makanan

a. Transportasi, distribusi, dan transformasi air dan makanan

TCM menganggap nutrisi masuk ke dalam lambung, harus

melalui pencernaan dari lambung dan limpa, lalu melalui

pylorus diteruskan ke usus kecil, dan dilakukan pemisahan

antara materi jernih (murni) dan keruh. Bagian yang murni (sari

makanan) diserap oleh limpa dan ditransportasikan keseluruh

tubuh, memelihara 5 organ Zang 6 organ Fu, keempat

ekstremitas, sumsum, kulit rambut, tendon dan tulang, dan organ


43
atau jaringan lainnya. Sehingga disebut bahwa limpa

menyediakan dasar materi dari konstitusi yang didapat (hou tian

zi ben), sumber pembentukan dari Qi dan darah.

b. Memacu metabolisme air

Limpa membantu penyerapan dan transportasi air. Jika fungsi

ini abnormal, dapat menyebabkan retensi cairan yang

menimbulkan berbagai macam penyakit.

Kedua fungsi ini berlangsung bersamaan, serta saling berhubungan,

saling membantu.

2. Menjaga sirkulasi darah dalam pembuluh darah

Qi limpa memiliki fungsi mengendalikan darah diseluruh tubuh

agar tetap berada dan tidak keluar dari pembuluh darah. Jika terjadi

defisiensi dari Qi limpa dan kehilangan fungsi pengendalian darah

ini, menyebabkan darah tidak mengalir normal serta keluar dari

pembuluh darah, selain timbul sejumlah gejala defisiensi Qi limpa,

bersamaan itu timbul berbagai gejala perdarahan.

3. Hubungan limpa dan otot, ekstremitas dan bibir

Limpa menguasai otot, ekstremitas. Jika fungsi transportasi,

distribusi, dan transformasi dari limpa normal, sari makanan

didistribusi keseluruh tubuh, gizi cukup, menyebabkan otot penuh

44
dan kekar, gerakan keempat ekstremitas bertenaga. Jika limpa

kehilangan fungsi tersebut, gizi tidak cukup, otot menjadi kurus,

empat ekstremitas lelah tidak bertenaga atau terlalu lemah.

Limpa memiliki indra istimewa di mulut, manifestasinya pada

bibir. Qi limpa yang kuat membuat nafsu makan baik, pengecapan

normal, bibir merah lembab dan bercahaya.

Selain itu Qi limpa cenderung keatas, berfungsi membawa sari

makanan keatas (sheng qing), dan menjaga organ dalam pada lokasinya

(gu shi). Limpa juga memiliki karakteristik fisiologis suka kering dan

tidak suka lembab, maka jika terjadi gangguan fungsi transportasi dan

transformasi limpa, paling mudah menimbulkan lembab, sebaliknya jika

faktor patogen lembab terlalu berlebih juga mengganggu limpa.

(Septriana, 2004)

b. Lambung

Lambung terletak dibawah diafragma, pada rongga perut

bagian atas. Lubang atasnya dinamakan cardia (pen men), berhubungan

dengan esofagus. Lubang bawahnya dinamakan pilorus (you men),

berhubungan dengan usus kecil. TCM menganggap bagian atas dari

lambung dinamakan “Shang Wan” yang meliputi cardia, bagian

bawahnya dinamakan “Xia Wan”, termasuk pylorus, dan diantara

45
keduanya dinamakan “Zhong Wan”. Ketiga bagian ini dinamakan ”Wei

Wan”.

Lambung termasuk organ Yang, memiliki karakteristik suka

lembab tidak suka kering.

Fungsi fisiologis utama dari lambung adalah menerima dan

mengolah makanan dan air. Makanan masuk ke dalam mulut, melewati

esophagus, ditampung dalam lambung. Maka lambung disebut sebagai

“lautan air dan makanan”. Air dan makanan yang ditampung ini,

melalui pengolahan dan penggilingan dari lambung membentuk bubur

makanan, serta diteruskan ke dalam usus kecil. Fungsi penerimaan dan

pengolahan air-makanan dari lambung, harus dibarengi dengan fungsi

transportasi, distribusi, dan transformasi limpa, baru dapat terselesaikan

dengan lancar.

Qi lambung sangat penting, jika Qi lambung kuat maka 5 organ

Zang penuh fitalitas, sebalikya jika Qi lambung lemah 5 organ Zang

lemah. Yang dikatakan sebagai Wei Qi pertama adalah fungsi fisiologis

dari lambung, yang kedua adalah manifestasi dari fungsi limpa dan

lambung pada nadi, yaitu nadi yang lembut, tak terlalu cepat atau

lambat. Secara normal Qi lambung turun ke bawah. (Septriana, 2004)

46
2.4.4 Teori Meridian Jing-Luo
Jing-Luo adalah sebuah sistem saluran yang membujur dan

melintang, yang berfungsi menyalurkan Qi dan darah, menghubungkan

atas dan bawah, kanan dan kiri, muka dan belakang, luar dan dalam organ

Zang-Fu dengan seluruh jaringan tubuh dari kulit, tendon, otot, dan tulang.

(Koosnadi, 2005)

Sistem meridian Jing terdiri atas 12 meridian, yaitu 6 meridian

Yin dari meridian Zang dan enam meridian Yang dari 6 meridian Fu.

System meridian Luo berjalan dari permukaan tubuh, menghubungkan 12

meridian Jing menjadi satu kesatuan fungsi. (Gendo, 2006)

a. Meridian Limpa

Berawal dari titik Yinbai SP-1, pada ujung ibu jari kaki (1)

kemudian berjalan sepanjang sisi medial dari kaki melewati antara

pertemuan metatarsal 1 dan phalangeal (2). Naik melewati depan

maleolus medialis (3) berjalan ke atas menuju kaki (4) berjalan ke

samping Tibia (5). Menyilang dan berjalan ke depan meridian Jue Yin

hati, 8 cun proksimal dari malleolus medialis (6) berjalan melalui

pandangan anteromedial dari lutut dan paha (7) masuk abdomen (8) dan

ke limpa yang merupakan organ bersangkutan dan berhubungan dengan

lambung (9) kemudian berjalan melewati diafragma (10) menuju sisi

daerah sublingual (12).

47
Cabang meridian yaitu cabang lambung yang berjalan ke atas

melalui diafragma (13) dan masuk jantung dan berhubungan dengan

meridian Shao Yin tangan jantung. (Koosnadi, 2005)

Gambar Meridian Tay Yin kaki limpa


(Yin Yang house, 2011)

b. Meridian Lambung

Berawal dari sisi lateral dari sisi nasi, naik ke batang hidung (1)

bertemu dengan meridian Tai Yang kaki kandung kemih (2), berjalan

kebawah sepanjang sisi lateral dari hidung, masuk gusi rahang atas (4)

muncul kembali melingkari bibir (5) dan turun ke sulcus mentolabialis

(6) dan menuju kebelakang sepanjang rahang bawah (7) berjalan naik

menuju telinga (9) mengikuti batas rambut.

48
Cabang meridiannya yang pertama dari wajah yang berawal di

depan Daying ST-5 berjalan ke bawah ke Renying ST-9, berjalan

sepanjang tenggorokan (12), dan masuk ke fossa supraclavicular (13)

menurun, menembus diafragma (14), masuk ke lambung dan

berhubungan dengan limpa (15). Bagian lurus dari meridian, muncul

dari fossa supraclavicular menuju ke bawah kea rah papilla mammae

(16) dan menurun menuju umbilicus, masuk ke abdomen bawah

Qichong ST-30 (17). Cabang yang kedua dari lubang lambung, muncul

dari hubungan bawah lambung dan turun ke dalam abdomen bergabung

dengan bagian sebelumnya dari meridian pada Qichong ST-30 (18).

Berjalan ke bawah ke persendian hingga paha (19) hingga Futu ST-32

(20) dan melewati lutut (21) ke bagian bawah sepanjang sisi anterior

pada bagian lateral tibia (22) melalui dorsum kaki (23) berakhir pada

ujung jari kaki kedua (24). Yang ketiga dari cabang tibia, muncul dari 3

cun di bawal patella (25), berjalan ke bawah melalui dorsum kaki

masuk ke sisi lateral dari jari tengah kaki (26). Untuk cabang yang

ketiga dari dorsum kaki yang berasal dari Chongyang ST-42 (27) dan

berakhir pada sisi medial dari ujung ibu jari kaki yang berhubungan

dengan meridian Tai Yin kaki limpa. (Koosnadi, 2005)

49
Gambar Meridian Yang Ming kaki lambung
(Yin Yang house, 2011)
2.4.5 Teori Penyebab Penyakit

Menurut teori akupunktur, akit terjadi karena adanya gangguan

homeostasis atau ketidakseimbangan Yin-Yang dalam tubuh.

Ketidakseimbangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor

patogen, faktor endogen, faktor perilaku yang salah, faktor musibah, faktor

turunan. (Koosnadi, 2005)

a. Panas

Panas merupakan Qi yang banyak terdapat dalam musim panas,

dan tidak seperti faktor eksogen lainnya, hanya terdapat pada musim

itu sendiri. Penyakit panas ditimbulkan oleh suhu yang sangat tinggi,

terpapar panas yang berlebihan pada waktu bekerja, dan bekerja atau

diam terlalu lama di tempat yang berventilasi buruk.

50
Panas yang ditandai oleh panas yang berlebihan, merupakan

faktor patogen yang dibentuk dari api. Manifestasi klinis ditandai oleh

panas yang meliputi demam tinggi, gelisah, haus, keringat banyak, dan

nadi bergelombang. (Koosnadi, 2005)

Panas ditandai oleh arah yang ke atas, tersebar, dan

mengkonsumsi cairan tubuh yang biasanya mempengaruhi kepala dan

mata, menyebabkan pusing dan pandangan kabur. Karena fungsi

penyebarannya, panas patogen dapat menyebabkan pori-pori terbuka.

Keringat berlebihan yang disebabkan akan menghabiskan cairan tubuh

dan mengakibatkan haus dengan keinginan kuat untuk minum, mulut

dan lidah kering, air seni jarang dan berwarna kuning tua. Sebagai

tambahan, terdapat gejala defisiensi Qi seperti keengganan untuk

berbicara dan kelemahan. Serangan panas yang hebat dapat

mengganggu pikiran, mengakibatkan kelenjar matahari (sunstroke)

dengan gejala pingsan mendadak dan koma. (Koosnadi, 2005)

Karena musim panas sering ditandai oleh kelembaban tinggi,

panas patogen sering pula bergabung dengan lembab patogen.

Manifestasi klinis dari panas dan lembab adalah pusing, kepala berat,

rasa penuh di dada, mual tidak nafsu makan, tinja lembek, dan

kelemahan umum, sebagai tambahan pada demam, gelisah, dan haus.

(Koosnadi, 2005)

51
b. Angin

Angin merupakan Qi yang banyak terdapat pada musim semi

tetapi bisa juga terdapat pada musim lainnya. Angin mudah menyerang

tubuh setelah berkeringat atau ketika tidur.

Angin adalah faktor patogen eksogen primer, karena dingin,

lembab, kering, dan panas kesemuanya bergantung pada angin untuk

menyerang tubuh. Angin patogen dapat pula bergabung dengan riak

membentuk riak angin dalam meridian.

Angin adalah faktor patogen Yang dan ditandai oleh

penyebaran ke atas dan keluar. Karena itu dengan mudah menyerang

bagian atas tubuh seperti kepala, wajah, dan bagian tubuh yang luar,

yang menyebabkan gangguan pembukaan dan penutupan pori-pori.

Manifestasi klinis adalah nyeri kepala, sumbatan hidung, tenggorokan

gatal atau nyeri, pembengkakan muka takut angin dan berkeringat.

Angin di alam bertiup kuat dan ditandai dengan perubahan

cepat. Kelainan yang disebabkan oleh angin patogen karenanya

ditandai oleh gejala yang berpindah, perubahan cepat, dan timbul tiba-

tiba. Sebagai contoh, nyeri sendi berpindah-pindah disebabkan oleh

angin patogen yang disebut bi angin.

Angin ditandai oleh gerakan yang menetap. Angin patogen

yang bergerak dalam tubuh dapat menyebabkan pusing, vertigo,

52
vomitus, kejang dan opistotonus. Sebagai contoh adalah tetanus dan

deviasi mulut dan mata dengan spasme otot. (Koosnadi, 2005)

c. Api

Api disebabkan oleh Qi yang berlebihan, sering terdapat pada

musim panas, tetapi dapat juga pada musim lainnya. Api hangat dan

panas bervariasi dalam derajatnya. (Koosnadi, 2005)

Api merupakan faktor Yang patogen, ditandai oleh faktor dan

arah ke atas. Manifestasi klinis meliputi demam tinggi, gelisah, haus

berkeringat, bisul pada mulut dan lidah, gusi bengkak, dan nyeri kepala

seta kongesti mata. Gelisah tidak bisa tidur, mania, emosional, eksitasi,

dan koma atau delirium dapat timbul bila api patogen mengganggu

mental. (Koosnadi, 2005)

Api patogen sering mengkonsumsi cairan Yin. Panas api

aptogen membakar dapat mengkonsumsi cairan Yin dan memaksanya

keluar tubuh, menimbulkan kekurangan cairan tubuh. Secara klinis,

selain demam yang tinggi, mungkin terdapat haus dan keinginan untuk

minum, bibir dan tenggorokan kering, konstipasi, dan air seni jarang

berwarna kekuningan. (Koosnadi, 2005)

Serangan api menggerakkan angin keatas dan menyebabkan

gangguan darah. Manifestasi klinis meliputi demam tinggi, koma,

kejang keempat alat gerak, leher kaku, opistotonus, dan mata melihat

53
ke atas. Apabila panas api patogen mengganggu darah, kecepatan

sirkulasi darah akan meningkat dan menyebabkan denyut nadi yang

sangat cepat. dalam kasus yang berat darah harus dikeluarkan,

menyebabkan epistaksis, ludah berdarah, tinja berdarah, hematuria,

perdarahan rahim, dan menorhagia. Panas api patogen dapat menetap

di dalam dan membusukkan darah dan daging, menimbulkan

karbunkel, ferunkel, lepuh, dan ulkus. Sebagai tambahan, terdapat pula

beberapa faktor epidemi, infeksi, dan ekstrim. Meskipun cirinya

bersamaan dengan panas ringan faktor-faktor itu sangat toksis dan

dapat timbul mendadak akibat dari penyakit berat seperti pes. Dalam

literatur disebutkan epidemi dari banyak penyakit yang kini dikenal

sebagai cacar air, kolera, difteri, dan disentri. (Koosnadi, 2005)

54

Anda mungkin juga menyukai