Anda di halaman 1dari 5

TATA LAKSANA TERKINI AKNE PADA PRIA

Abstrak
Akne merupakan salah satu penyakit kulit tersering yang dapat dijumpai pada
hampir 80-100% populasi di segala usia.1-3 Di Indonesia, akne merupakan
penyakit kulit ke-3 tersering yang ditemukan di RS.2 Pada remaja, akne lebih
sering ditemukan pada pria, sedangkan pada dewasa lebih sering ditemukan pada
perempuan. Hal ini dikaitkan dengan perbedaan fisiologis kulit terutama yang
terkait hormon pada laki-laki dan perempuan.4,5 Meskipun demikian, peak age
terbesar akne pada kedua jenis kelamin tetap pada usia remaja.2 Akne bersifat
kronik dan kompleks sehingga diperlukan panduan penatalaksanaan yang tepat.6
Penggolongan akne berdasarkan subtipe atau derajat keparahannya dapat
membatu menentukan pilihan terapi yang akan digunakan.4 Panduan terapi akne
tidak terlalu banyak berubah sejak 2009, meski terdapat beberapa penyesuaian
pada panduan pemakaian antibiotik.7 Terdapat sedikit perbedaan panduan terapi
antara pria dan wanita, namun seringkali kurang dipahami. Makalah ini bertujuan
untuk memaparkan tatalaksana terkini akne pada pria.

Pendahuluan
Akne atau lebih dikenal dengan jerawat merupakan penyakit peradangan
kronis dari folikel pilosebasea, dengan manifestasi klinis polimorfik berupa
komedo, papul, pustul, nodus dan kista.2,3,8 Predileksi akne adalah di wajah, leher,
bahu, lengan atas, dada atas, punggung atas, serta area lain yang mengandung
kelenjar sebasea seperti paha dan bokong.2,8 Akne juga seringkali disertai rasa
gatal ringan. Akne yang sembuh dapat meninggalkan sekuele berupa makula
hiper-/hipopigmentasi atau jaringan parut.8
Akne merupakan penyakit kulit yang sering terjadi di seluruh dunia dan
tidak terdapat kecenderungan etnis tertentu.2,5 Di Indonesia, akne merupakan
penyakit kulit terbanyak ketiga yang datang berobat ke RSUP dan RSUD.2 Akne
dapat terjadi pada seluruh usia dari bayi hingga lansia, namun prevalensi tersering
(80-85%) terjadi pada usia remaja 16-19 tahun pada pria dan 14-17 tahun pada
wanita.2,3 Meskipun akne lebih sering terjadi pada wanita, akne berat lebih sering
didapatkan pada pria.3.5
Akne merupakan penyakit swasirna (dapat sembuh sendiri) dan bersifat
multifaktorial. Penyebab pasti akne belum diketahui, namun terdapat 4

1
patogenesis yang diduga berperan dalam proses terjadinya akne seperti
hipersekresi sebum, hiperkeratinisasi, koloni Propionibacterium acnes, dan
inflamasi. Selain itu akne dipengaruhi faktor intrinsik (genetik, ras, hormonal) dan
ekstrinsik (stress, iklim, suhu, kelembaban, kosmetik, diet, kebiasaan merokok,
dan obat-obatan).2,3,5,9 Kadar hormon androgen pada pria pasca pubertas lebih
tinggi sehingga produksi sebum lebih banyak dibandingkan wanita. Meskipun
demikian, produksi sebum pada pria cenderung menurun seiring bertambahnya
usia sehingga akne pada dewasa lebih sering ditemukan pada wanita.
Tujuan tatalaksanan akne adalah mempercepat penyembuhan, mencegah
pembentukan akne baru dan mencegah jaringan parut yang permanen.9
Tatalaksana akne umumnya berdasarkan jenis/subtipe dan derajat keparahannya. 4
Di samping itu, jenis kelamin juga mempengaruhi pemilihan terapi. Beberapa
jenis obat untuk akne seperti retinoid tidak dapat diberikan pada wanita hamil dan
menyusui. Oleh karena itu, makalah ini disusun sebagai panduan tatalaksana
terkini akne pada pria dan wanita.

Akne
Akne merupakan

Lesi utama jerawat yaitu komedo. Komedo dapat berupa komedo hitam
atau putih. Komedo hitam/terbuka tampak sebagai papula datar atau sedikit
meninggi dengan permukaan sentral melebar dan diisi keratin yang hitam.
Komedo putih/tertutup tampak sebagai papula berukuran 1 mm berisi keratin dan
berwarna kekuningan. Komedo dapat membesar menjadi nodul atau plak yang
fluktuatif, membentuk saluran sinus dan mengeluarkan nanah kekuningan. 3 Proses
inflamasi akne juga dapat mengakibatkan skar akne pascainflamasi.10

Akne pada Pria


Akne pada pria dapat terjadi pada semua usia dari bayi hingga lansia,
namun lebih sering pada remaja usia 16-19 tahun.2,3 Pada kebanyakan orang,
perubahan pada kadar hormon saat pubertas dapat mencetuskan akne. Hormon ini
merangsang kulit menghasilkan sebum yang dapat menyumbat pori-pori kulit dan
membantu pertumbuhan bakteri sehingga terjadilah akne.11 Akne pada pria

2
dewasa (3%) juga dapat terjadi namun lebih jarang dibandingkan dengan wanita
dewasa (12-22%). Hal ini dikaitkan dengan perbedaan fisiologis kulit terutama
yang terkait hormon pada laki-laki dan perempuan.4,5 Kadar hormon androgen
pada pria pasca pubertas lebih tinggi sehingga produksi sebum lebih banyak
dibandingkan wanita. Hal ini menyebabkan pada remaja, prevalensi akne lebih
banyak pada pria dibandingkan wanita. Meskipun demikian, produksi sebum pada
pria cenderung menurun seiring bertambahnya usia sehingga akne pada dewasa
lebih sering ditemukan pada wanita.9

Pria yang ayahnya memiliki riwayat akne berat memiliki kecenderungan


mengalami akne yang berat juga. Beberapa obat-obatan seperti litium yang
digunakan dalam pengobatan penyakit bipolar dan kortikosteroid seperti akne
juga dapat mencetuskan terjadinya akne.

Kebiasaan mencukur wajah pada pria dapat menimbulkan terjadinya


shaving bumps yang mirip dengan akne.

Klasifikasi
Terdapat beberapa jenis akne, yaitu akne vulgaris, akne venenata dan akne
fisik.7 Selain itu, terdapat beberapa tipe klinis lain seperti akne juvenilis dan
infantil, occupational acne, drug-induced acne, akne kosmetika, dan akne
ekskorial.9

Gradasi keparahan akne menurut Lehman dkk tahun 2002 terbagi menjadi:7,9
 Akne ringan: komedo <20 atau lesi inflamasi <15, total lesi <30
 Akne sedang: komedo 20-100, atau lesi inflamasi 15-50. atau total lesi 30-125
 Akne berat: kista>5 atau komedo >100, atau lesi inflamasi >50, atau total lesi
>125
Patogenesis
Kulit merupakan organ endokrin yang fungsinya dipengaruhi berbagai
hormon. Kelenjar sebasea merupakan tempat utama biosintesis hormon, terutama
androgen. Akne merupakan dermatosis klasik yang diperantarai androgen. Di
dalam sebosit, terjadi konversi langsung 17-hidroksiprogesteron menjadi

3
dihidrotestosteron tanpa melalui testosteron terlebih dahulu, sedangkan 17β-
hidroksisteroid dehidrogenase tipe 2 dapat menginaktivasi kerja testosteron dan
dehidrotestosteron. Androgen tidak hanya meregulasi embriologi dan sintesis
sebum/lipogenesis pada sebosit, namun juga berperan dalam proses inflamasi
akne. Pengaruh estrogen dan progesteron terhadap kelenjar sebasea dan
komedogenesis perlu diteliti lebih lanjut, dikaitkan dengan akne pada kehamilan
dan pasca menopause. Pasien dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan
sindrom hiperandrogenisme-resistensi insulin-akantosis nigricans juga perlu
diberikan perhatian khusus.

Diagnosis Banding
Akne dapat didiagnosis banding dengan rosasea, dermatitis perioral, erupsi
akneiformis dan folikulitis gram negatif.7

Penatalaksanaan

Daftar Pustaka
1. Zaenglein AL, Pathy AL, Schlosser … Guidelines of care for the
management of acne vulgaris
2. Wasitaatmadja SM, Arimuko A, Norawati L, Bernadette I, Legiawati L.
Pedoman Tata Laksana Acne di Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: KSDKI
PERDOSKI. 2015.
3. Sibero HT, Putra IWA, Anggraini DI. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris.
JK Unila. 2019;3(2):313-20.
4. Keaney TC. Male Acne: The Importance of Gender in Acne Treatment.
CUTIS. 2013;91:167-8.
5. Goh C, Cheng C, Agak G, Zaenglein AL, Graber RM, Thiboutot DM, Kim
J. Acne Vulgaris. In: Fitzpatrick’s Dermatology. 9th Ed. p. 1391-
6. Rzany B. Nast A. Acne treatment in the field: how guidelines and other
sources can be included in daily practice. J Euro Acad Dermatol Venereol.
2013;27(Suppl 2):2-5.
7. Thiboutot D, Dréno B, Sanders V, Rueda MJ, Gollnick H. Changes in the
management of acne: 2009-2019. J Am Acad Dermatol. 2020;82:1268-9.
8. Panduan Praktik Klinis PERDOSKI. 2017. h. 248-54.
9. Sitohang IMS, Wasiatmadja. Akne Vulgaris. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi ke- . Jakarta: FKUI. 2017. h. 288-92.

4
10. Awaloeri YM, Prastowo NA, Regina R. The correlation between skin type
and acne scar severity in young adults. JKKI. 2021;12(1):52-7.
11. Gardner A, Jaliman D,ed. What men should know about acne. Updated
March 3 2021. Avaliable from http:///www.webmd.com/men/guide/acne-
men
12.

Anda mungkin juga menyukai