Anda di halaman 1dari 4

USULAN PENELITIAN

• Nama Mahasiswa : Yesan Suci Paramitha


• NIM : 405200164
• Pembimbing Akademik : dr. Zita Atzmardina, MM, MKM
• Judul : Pengaruh Penggunaan Skincare Terhadap Timbulnya
Acne Vulgaris pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara Angkatan 2020-2021.
• Latar Belakang :
Jerawat adalah penyakit kulit kronis akibat abnormalitas produksi sebum pada kelenjar
sebasea yang muncul pada saat kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif.1 . Jerawat dapat
terjadi pada usia muda atau tua dengan presentase kejadian pada wanita sebanyak 27%
dan 34% pada pria.2 Walaupun tidak termasuk penyakit serius yang dapat menyebabkan
kematian, jerawat jika tidak ditangani dapat menimbulkan depresi dan krisis
kepercayaan diri penderitanya.3 Achroni (2012:24) menjelaskan bahwa; jerawat
merupakan kelainan kulit yang menjadi pokok permasalahan paling banyak ditemui
baik dikalangan remaja maupun kalangan dewasa yang secara rata-rata ditemukan pada
umur 17-25 tahun. Jerawat tidak hanya terjadi pada usia remaja bahkan orang dewasa
juga bisa berjerawat karena jerawat tergantung pada faktor pertumbuhannya.4

Insiden jerawat terjadi sekitar 80-100% pada usia dewasa muda yaitu 14-17 tahun pada
wanita, dan 16-19 tahun pada pria (Yuindartanto, 2009 ; Harper, 2008). Sedangkan
menurut penelitian Goodman (1999), prevalensi tertinggi terjadi sekitar 83-85% pada
wanita usia 16-17 tahun, dan pada pria berkisar 95-100%.5 Penyebab terjadinya jerawat
menurut Mitsui (1997), penyebab terjadinya jerawat adalah: hormonal, penggunaan
kosmetik dan genetik. Hormonal adalah sekresi kelenjar sebaseus yang hiperaktif
dipacu oleh pembentukan hormon testoteron (androgen) yang berlebih, sehingga pada
usia pubertas akan banyak timbul jerawat pada wajah, dada, punggung, sedangkan pada
wanita selain hormon androgen, produksi lipida dari kelenjar sebaseus dipacu oleh
hormon Iutenizing yang meningkat saat menjelang menstruasi.6

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi atau mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh agar tetap pada kondisi
baik.7 Akne Vulgaris yakni penyakit peradangan kronis yang disebabkan adanya
sumbatan pada kelenjar pilosebaceus dan bermanifestasi dalam bentuk komedo, papula,
pustula, nodul dan kista.8 Menurut Global Burden of Disease, Akne Vulgaris
merupakan salah satu dari tiga kondisi kulit yang merupakan 10 penyakit yang umum
diderita masyarakat secara global.9 Kasus Akne Vulgaris tercatat 85% dialami dewasa
muda berusia 12-25 tahun.10

Pada umumnya Akne Vulgaris disebabkan oleh peningkatan sebum yang berlebihan.
Namun, kebiasaan berganti kosmetik dan penggunaan kosmetik yang cukup tebal
menjadi salah satu faktor risiko terjadinya Akne Vulgaris. Hal ini disebabkan oleh
bahan yang terkandung didalam kosmetik bersifat komedogenik.11 Lebih lanjut
penggunaan kosmetik yang berganti-ganti dan tebal merupakan salah salah satu faktor
risiko terjadinya acne vulgaris. Kosmetik yang digunakan pada wanita dapat
menimbulkan acne vulgaris, karena bahan yang terkandung dalam kosmetik bersifat
komedogenik atau aknegenik yang mengakibatkan produksi sebum meningkat. Bahan-
bahan komedogenik seperti lanolin, petrolatum, minyak atsiri, dan bahan kimia murni
(asam oleik, butil strearat, lauril alkohol, bahan pewarna D&C).12 Bahan tersebut
terdapat pada berbagai krim wajah seperti bedak, bedak dasar (foundation), pelembab
(mouisturizer), dan krim penahan sinar matahari (TS) yang menjadi penyebab
timbulnya acne vulgaris.13

Menurut literatur, penggunaan kosmetik harus sesuai aturan pakai yang benar agar
terhindar dari dampak negatif kosmetik yang tidak diinginkan. Penggunaan kosmetik
juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap untuk mendapatkan manfaat dari
kosmetik yang digunakan.14 Upaya pencegahan jerawat dapat dilakukan menghindari
faktor pemicu juga dapat mencegah jerawat seperti hidup teratur, cukup istirahat,
hindari stress, menjaga emosi, menghindari polusi debu, penggunaan kosmetik
secukupnya, dan menjauhi terpacunya kelenjar minyak.15

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara penggunaan skin care
terhadap timbulnya kejadian Acne Vulgaris pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara Angkatan 2020-2021.
• Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan skin care
terhadap timbulnya acne vulgaris pada Mahasiswi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Angkatan 2020-2021.
• Desain Penelitian : Cross Sectional
• Subjek Penelitian : Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara Angkatan 2020-2021.
• Lokasi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
• Hasil yang Diharapkan : Terdapat pengaruh signifikan antara penggunaan skin
care terhadap timbulnya acne vulgaris pada Mahasiswi
FK UNTAR Angkatan 2020-2021.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar, A., Baboota, S., Agarwal, S.P., Ali, J., & Hayatunnufus. 2009. Perawatan
Kulit Wajah. JPK Volume10 No1 Desember 2018 e-ISSN: 2549-9823 p-ISSN:
2085-4285 234 Ahuja, A. 2008. Treatment of Acne with Special Emphasis on
Herbal Remedies, Expert Re Dermatol, 3 111-122.
2. Klaus, W., Richard, A., & Dick, S. 2005. Fitz Patrick’s Color Atlas and Sinopsis of
Clininal Dermatology, Medical Publishing Division, New York.
3. Purvis, D., Robinson, E., Merry, S., & Watson, P. (2006). Acne, Anxiety.
Depression and Suicide in Teenagers: a Cross-Sectional Survey of New Zealand
Secondary School Students, J Peadiatr Child Health, 79326.
4. Achroni, K. 2012. Semua Rahasia Kulit Cantik dan Sehat Ada Disini. Yogyakarta:
PT. Buku Kita. Halaman 24, 26.
5. Yuindartanto, A. Acne Vulgaris. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
6. Mitsui, T. 1997. New Cosmetic and Science, 191- 198, 335-338, Elsevier,
Amsterdam.
7. Mora AN. Studi identifikasi faktorfaktor yang memengaruhi perilaku penggunaan
kosmetik pada siswi Sman 10 Medan. Repository Universitas Medan Area
8. Sitohang IB & Wasitatmadja SM. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015, p.288-289
9. Hay RJ, Johns NE, Williams HC, Bolliger IW, Dellavalle RP, Margolis DJ. The
global burden of skin disease in 2010: an analysis of the prevalence and impact of
skin conditions. Journal of Investigative Dermatology; 2014 : 1527-1534.
10. Lynn DD, Umari T, Dunnick CA, Dellavalle, RP. The epidemiology of acne
vulgaris in late adolescence. NCBI; 2016.
11. Simpson N, & Cunliffe W. Disorders of sebaceous glands rook's texbook of
dermatology. Oxford: Blackwell Publishing; 2004.
12. Baumann, L. 2009. Cosmetic Dermatology Principles and Practice. Sensitive Skin.
Second Edition. New York. Pp. 94-97.
13. Harahap, M. 2008. Acne Vulgaris. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipocrates.
14. Djajadisastra. Tekhnologi kosmetik. Tangerang: Departemen Farmasi FMIPA
Universitas Indonesia; 2009.
15. Djuanda Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai