Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ACNE VULGARIS MILD


FK UWKS – PROBOLINGGO
Oleh :
I Made Agung Surya Adnyana / 20710089
Niken Nabila Ayuningtyas / 20710040

PEMBIMBING :
dr. Brama Rachmantyo, Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD dr. M. SALEH KOTA PROBOLINGGO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA
KUSUMA SURABAYA
2021
PENDAHULUAN
Acne vulgaris inflamasi umum pada unit
polisebaseus remaja dan dewasa muda.
ditandai: komedo, papul, pustul, nodul. Predileks
pada wajah, leher, dada, bahu, punggung & lengan
atas.

Pencegahan acne vulgaris:


- Menjaga hygine kulit wajah
- Menghindari faktor penyebab
Acne vulgaris penyumbatan
pada folikel polisebasea kulit wajah.
Prevalensi akne vulgaris pada masa remaja cukup tinggi, berkisar antara 47-90% selama masa remaja (Movita, 2013).
Di Indonesia, akne vulgaris merupakan suatu penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85-100% selama hidup
seseorang. Prevalensi tertinggi pada wanita usia 14-17 tahun, berkisar 83-85%, dan pada pria usia 16-19 dengan
berkisar 95-100%.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. AU
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Probolinggo
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. Register :-
Tgl. Pemeriksaan : 18 Maret 2021
ANAMNESA
KELUHAN UTAMA RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT KELUARGA
Jerawat pada wajah Timbul jerawat pada wajah hilang timbul Pasien mengalami penyakit Ibu pasien mengalami
sejak 2 tahun yang lalu seperti ini sudah sejak 2 keluhan yang sama pada
tahun yang lalu saat remaja
Pasien mengeluh jerawat timbul lebih Mempunyai riwayat asma
banyak saat sedang menstruasi

Saat awal muncul di dahi dan terasa gatal


dan sekarang jerawat terasa perih
Jerawat paling sering muncul di dahi dan
dagu
Sebelumnya pasien menggunakan
skincare cantik, sabun wardah dan sabun
kodok namun tidak ada perubahan
ANAMNESA
RIWAYAT RIWAYAT ATOPI RIWAYAT ALERGI
PENGGUNAAN OBAT
Pasien belum pernah Asma (+) Disangkal
berobat ke dokter

Pasien menggunakan
krim kecantikan sudah
sejak 2 tahun lalu

Menggunakan sabun
wardah
Menggunakan sabun
kodok
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
GCS :456
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologis
Lokasi : Wajah
Distribusi : Terlokalisasi
Ruam :
- Tampak papul multiple berukuran 2-4 mm
berwarna putih pucat dan tampak pustul
eritema pada hidung.
- Tampak gambaran telangiektasis pada pipi
kanan dan kiri
DIAGNOSIS BANDING

Acne Vulgaris Mild Acne Steroid


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan mikrobiologi:
Propionibacterium acnes (+)
DIAGNOSIS

Acne Vulgaris Mild


TERAPI

1. R/. Salicylic Acid Cleanser 2% 150 ml No.I


S.u.e sabun wajah 2x sehari
2. R/. Tretinoin Cream 0,025% 30g No. I
S.u.e krim malam
3. R/. Clindamycin Cream 1% 15g No.I
S.u.e 2 dd. oles jerawat
KOMUNIKASI INFORMASI
dan EDUKASI

Stop pemakaian obat-obatan Kurangi makanan


dan kosmetik yang pencetus terjadinya
jerawat
digunakan sebelumnya

Hindari menggunakan
Menjaga hygine
handuk badan pada wajah
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
Faktor utama penyebab Acne Vulgaris : Pada kasus ini berdasarkan anamnesis diketahui :
(1) hiperproliferasi epidermis folikel kulit Pasien perempuan / 19 tahun, keluhan berupa bintik jerawat
(2) produksi sebum berlebih pada wajah yang terasa gatal & perih.
(3) inflamasi Pasien sudah mengalami keluhan ini sejak 2 tahun yang lalu
(4) Propionibacterium acnes dan hilang timbul terutama saat sedang menstruasi.
> Pasien wanita sebelum / selama fase menstruasi. Pemeriksaan fisik wajah terdapat lesi papul multiple 2-4 mm
Disertai pustul eritema di hidung. Dan gambaran telangiektasis
pada pipi kanan & kiri.
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
Kemungkinan diagnosis banding Acne steroid dapat Pada pasien ini tidak ditemukan adanya jerawat di punggung.
disingkirkan karena, Acne steroid reaksi peradangan Jerawat hilang timbul & tidak pernah minum jamu-jamuan.
golongan kortikosteroid sistemik, dan terkait erat dengan Pemeriksaan fisik komedo lesi khas AVM.
kondisi seperti folikulitis Malassezia atau hiperkeratosis namun diagnosis banding Acne steroid belum dapat disingkirkan
folikular, dengan keluhan jerawat di punggung. sepenuhnya akibat terdapat gambaran khas telangiektasis dan
riwayat penggunaan krim kecantikan selama 2 tahun.
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN
Non farmakologis :
1. Penghindaran faktor resiko
2. Diet
3. Menjaga hygine wajah
Farmakologis :
4. Terapi sistemik
5. Terapi topikal
PEMBAHASAN
Pada pasien ini penatalaksanaan farmakologi terdiri dari :
1. Salicylic Acid cleanser 2% 150 ml sabun wajah 2 kali sehari
2. Tretinoin Cream 0,025% 30 g krim malam
3. Clindamycin Cream 1% 15 g krim antibiotik

KIE yang dapat diberikan :


Stop pemakaian kosmetik sebelumnya, diet makanan pencetus
terjadinya jerawat, hindari menggunakan handuk badan pada wajah dan
menjaga hygine.
Thank You
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, R.N. 2015. Akne Vulgaris pada Remaja. J Majority. 4(6): 102- 109.
Barratt H, Hamilton F, Car J, Lyons C, Layton A, Majeed A. Outcome measures in acne vulgaris: systematic review.
British Journal of Dermatology. 160(3):132-6. 2009.
Benner N, Sammons D (2013). Overview of the treatment of acne vulgaris. Osteopathic Family Physician. 5 (5):
185-90.
Cuncliffe WJ. Inflammation in acne scarring: a comparison of the responsesin lesions from patients prone and not
prone to scar. British Journal of Dermatology. London. Martin Dunitz Ltd . 150(1):72–81. 2007.
Goulden, V. Stables, G.I. Cunliffe, W.J. 1999. Prevalence of facial acne in adult. J Am Acad Dermatol. 1999
Hartini. (2012).Terapi Akne vulgaris. Jakarta: Nuha Medika

Movita, T. 2013. Acne Vulgaris. CDK-203. 40(3): 269-272.

Saragih D. Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri dan Jerawat (Acne Vulgaris) pada siswi-siswi kelas XII di SMA

Negeri 1 Manado. Sulawesi Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado; 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Smith R, Mann N, Braue A, Makelainen H, Varigos G. "A low-glycemic-load diet improves symptoms in acne
vulgaris patients: a randomized controlled trial" American Journal of Clinical Nutrition. 86(2);107-115. 2007.
Tjekyan, R.M. Suryadi (2009). Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika Indonesiana, 43 (1). pp.
37-43. ISSN 0126-1762
Truter I (2009). Acne Vulgaris. SA Pharmaceutical, 1; 12-19
Wasitaatmadja SM. Akne, erupsi akneiformis, roasea, rinofima. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,
penyunting. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2010.h.253-9.
Webster, Guy. Overview of the Patogenesis of Acne. In: Webster GF, Rawlings AV, eds. Acne and Its Therapy.
London:Informa Healthcare;2007. p:1-5

Anda mungkin juga menyukai