Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS

ACNE VULGARIS

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Bethesda pada Program Pendidikan Dokter
Tahap Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana

Disusun Oleh :
Anastasia Aprilia Tumbol
42210500

Dosen Pembimbing :
dr. Dwi Retno Adi Winarni, Sp. KK(K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE 17 OKTOBER – 12 NOVEMBER 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2022
BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. JDP
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 21 tahun
No. RM : 0080xxxx
Tanggal Lahir : 15 Juli 2001
Alamat : Depokan, Kotagede, Yogyakarta
Pekerjaan : Mahasiswi
Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 20 Oktober 2022

II. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama
Jerawat pada wajah
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh adanya jerawat pada wajah sejak 2 bulan lalu. Awalnya
jerawat muncul sedikit namun lama kelamaan semakin banyak. Sudah
menggunakan produk larisa namun jerawat makin bertambah banyak. Bulan
lalu sudah periksa ke dokter dan diberi cream wajah, sekarang jerawat cukup
berkurang. Pasien mengaku setiap hari menggunakan masker wajah. Keluhan
gatal, demam, asma dan bersin-bersin disangkal.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
a. Keluhan Serupa : (-)
b. Alergi : (-)
c. Asma : (-)
d. Hipertensi : (-)
e. Diabetes Mellitus : (-)
f. Penyakit Lainnya : (-)
g. Operasi : (-)
4) Riwayat Penyakit Keluarga
a. Keluhan Serupa : (-)
b. Hipertensi : (-)
c. Diabetes Mellitus : (-)
d. Penyakit Lainnya : (-)
5) Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengonsumsi obat rutin
6) Riwayat Sosial Ekonomi
Nn. JDP adalah seorang mahasiswi, aktivitas sehari-hari adalah kuliah di
kampus, setiap hari pasien mengendarai sepeda motor dari rumah ke kampus
dan setiap keluar rumah selalu menggunakan masker. Pasien tinggal serumah
bersama orangtua. Keadaan ekonomi cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.
7) Gaya Hidup
Aktivitas sehari-hari adalah kuliah. Saat berkuliah pasien sering
menggunakan masker wajah. Pola makan 3 kali sehari dan jarang konsumsi
sayur. Pasien mandi 2 kali sehari. Lingkungan rumah dikatakan cukup bersih.
Kamar tidur dibersihkan hanya ketika terlihat kotor. Pasien tidak merokok dan
tidak mengonsumsi alkohol.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan Umum : Baik
2) Keasadaran : Composmentis
3) GCS : E4V5M6
4) Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 36,0 °C
5) Status Lokalis
a. Kepala : Tidak ditemukan lesi
b. Wajah : Ditemukan lesi sesuai deskripsi UKK
c. Leher : Tidak ditemukan lesi
d. Thorax : Tidak ditemukan lesi
e. Abdomen : Tidak ditemukan lesi
f. Ekstremitas Atas : Tidak ditemukan lesi
g. Ekstremitas Bawah : Tidak ditemukan lesi
h. Ujud Kelainan Kulit :

Pada wajah terutama pipi dan dagu tampak lesi papul eritem, makula
hiperpigmentasi disertai komedo, berbatas tegas, bentuk irregular, jumlah
multiple, tersebar regional.

IV. DIAGNOSIS BANDING


1. Rosacea
2. Folikulitis
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

VI. DIAGNOSIS KERJA


Acne Vulgaris Et Causa Penggunaan Masker (Maskne)

VII. TATALAKSANA
Medikamentosa
R/ Clindamycin Gel 1% Tube I (15g)
S.3.d.d. u.e
R/ Adapalene Gel 0.1% Tube I (10g)
S.1.d.d. u.e. h.v (Malam)
R/ Doxycycline Caps mg 50 No. XXX
S.O.12.h. Caps I

VIII. EDUKASI
1. Pastikan mencuci wajah dengan sabun wajah 2x sehari dan hentikan
penggunaan skincare dari produk lain.
2. Hindari menggunakan masker wajah yang sama selama lebih dari 6 jam.
3. Hindari memegang/menggaruk/memencet jerawat.
4. Kurangi konsumsi fastfood dan gorengan, perbanyak konsumsi sayuran dan
buah-buahan.
5. Gunakan obat dari dokter secara rutin sesuai resep dokter.

IX. PLANNING
Kontrol kembali jika obat sudah habis dan jerawat belum membaik.

X. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : bonam
Quo Ad Functionam : bonam
Quo Ad Sanationam : bonam
BAB II
REFLEKSI KASUS

I. DESKRIPSI KASUS
Seorang perempuan 21 tahun datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RS
Bethesda pada 20 Oktober 2022 dengan keluhan muncul jerawat pada wajah sejak
2 bulan lalu. Awalnya jerawat muncul sedikit namun lama kelamaan semakin
banyak. Sudah menggunakan produk larisa namun jerawat makin bertambah
banyak. Bulan lalu sudah periksa ke dokter dan diberi cream wajah, sekarang
jerawat cukup berkurang. Pasien mengaku setiap hari menggunakan masker wajah.
Keluhan gatal, demam, asma dan bersin-bersin disangkal. Lingkungan di sekitar
seperti teman dan keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dan
kondisi lingkungan bersih.
Pada pemeriksaan status lokalis wajah terutama pipi dan dagu tampak lesi papul
eritem, makula hiperpigmentasi disertai komedo, berbatas tegas, bentuk irregular,
jumlah multiple, tersebar regional. Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Pasien
diberikan tatalaksana farmakologis berupa gel clindamycin 1%, gel adapalene Gel
0.1% dan obat oral berupa doxycycline kapsul 50 mg. Pasien diberikan edukasi
untuk rutin mencuci wajah 2x sehari, hentikan penggunaan produk kosmetik selain
obat dokter, hindari menggunakan masker wajah yang sama selama lebih dari 6 jam
serta menggunakan pengobatan yang telah diresepkan oleh dokter secara teratur.
II. PERASAAN PRIBADI
1. Perasaan Yang Menyenangkan
Saya merasa senang dan beruntung dapat melihat dan mempelajari kasus
Acne Vulgaris karena melalui kasus ini saya mendapatkan pengalaman dan ilmu
berupa teori maupun praktek mengenai salah satu penyakit kulit yang cukup
sering ditemukan. Saya merasa senang karena dapat belajar dan menerapkan
anamnesis langsung kepada pasien, mencoba mendeskripsikan lesi kulit,
memperkiraan diagnosis banding serta menerapkan pemilihan terapi
farmakologi dan memberikan edukasi non farmakologi yang tepat untuk kasus
ini. Dari diagnosis pasien ini juga saya belajar bahwa pentingnya mengedukasi
mengenai permasalahan kulit yang dimilikinya, terutama pada kasus acne
vulgaris ini karena penyakit ini dapat berisiko terjadi berulang-ulang maka
diperlukan edukasi kepada pasien mengenai kepatuhannya dalam menjalani
pengobatan dan menjaga kebersihan kulit.

2. Perasaan Yang Tidak Menyenangkan


Meskipun respon pasien terhadap saya sangat baik namun sebagian besar
kasus penyakit kulit dan kelamin ini bersifat sensitif, sehingga ada beberapa
pertanyaan yang saya merasa sungkan untuk ditanyakan kepada pasien saat
anamnesis. Beberapa pertanyaan diantaranya terkait dengan kebersihan diri dan
gaya hidup pasien. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya perlu belajar lebih
banyak lagi terkait teknik komunikasi yang efektif khususnya komunikasi yang
bersifat sensitif agar ketika saya menggali hal-hal yang bersifat sensitive, pasien
dapat tetap merasa nyaman dan dapat terbuka ketika dilakukan anamnesis dan
bisa menjelaskan semua keluhan yang dialami.
III. ANALISIS
Pada saat berinteraksi dengan pasien sangat penting untuk membuat pasien
merasa nyaman dan membangun kepercayaan antara dokter dengan pasien.
Kurangnya pengetahuan pasien mengenai penyakitnya dapat menyebabkan
ketidakwaspadaan terhadap faktor pencetus penyakit. Pemberian edukasi mengenai
faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan kekambuhan sangat dibutuhkan.
Selain itu, kerja sama antara pasien dan dokter sangat diperlukan agar pasien dapat
mengenali kondisi penyakitnya dan pengobatan yang diberikan untuk mendapatkan
hasil yang optimal dengan risiko efek samping obat seminimal mungkin. Acne
Vulgaris memiliki tingkat kemampuan 3A pada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI). Dengan demikian dokter umum harus mampu menegakkan
diagnosis dan dapat memberikan penatalaksanaan pendahuluan serta dapat merujuk
ke dokter spesialis Kulit dan Kelamin.

IV. EVALUASI
Dari kasus ini saya belajar untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit
dan keterampilan, mulai dari anamnesis yang lengkap dan terarah secara
professional agar pasien tetap merasa nyaman dan terbuka, membedakan dan
mendeskripsikan ujud kelainan kulit, menegakkan diagnosis, dan menentukan
pilihan farmakoterapi serta edukasi yang tepat. Saya menyadari bahwa anamnesis
yang lengkap dan terarah serta pemeriksaan ujud kelainan kulit dengan teliti sangat
membantu saya dalam menentukan faktor resiko, menegakkan diagnosis dan
menentukan pilihan farmakoterapi serta edukasi yang tepat.

V. KESIMPULAN
Penegakkan diaganosis Acne Vulgaris dapat dilakukan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang baik. Sambung rasa yang baik diperlukan agar proses
anamnesis dapat tergali dengan baik dan pemahaman tentang bentuk- bentuk lesi
kulit diperlukan agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan tepat. Tatalaksana
dapat berupa edukasi untuk mengurangi faktor pencetus kekambuhan Acne
Vulgaris dan edukasi terkait kepatuhan pasien dalam pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Jaggi Rao. 2020. Acne Vulgaris. Medscape. Diakses 26 September 2022 di


https://emedicine.medscape.com/article/1069804-overview
Perera, M., Peiris, W., Pathmanathan, D., Mallawaarachchi, S. and Karunathilake, I., 2017.
Relationship between acne vulgaris and cosmetic usage in Sri Lankan urban adolescent
females. Journal of Cosmetic Dermatology, 17(3), pp.431-436.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: Perdoski.
Sitohang, IBS., dan SM. Wasitatmadja. 2019. Akne Vulgaris. Dalam: Menaldi, SL,
K. Bramono, dan W Indriatmi, eds. Ilmu penyakit kulit dan Kelamin FKUI Edisi Ketujuh. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Zaenglein, AL., et al. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions. 2019. Dalam: Wolff, Klaus, et
al., eds. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine Nineth Edition. McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai