Anda di halaman 1dari 3

USULAN PENELITIAN

• Nama Mahasiswa : Yesan Suci Paramitha


• NIM : 405200164
• Pembimbing Akademik : dr. Zita Atzmardina, MM, MKM.
• Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorea
dengan Perilaku Penanganan Dismenorea pada
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara Angkatan 2020-2021.
• Latar Belakang :
Dismenorea merupakan salah satu gangguan berupa nyeri yang sering di alami oleh para
wanita, khususnya ketika sedang dalam masa haid atau menstruasi. Nyeri haid merupakan
masalah umum yang sering dikeluhkan oleh wanita yang mengalami menstruasi.1 Hampir
semua perempuan mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid
disertai rasa mual, sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dan
memerlukan waktu untuk beristirahat. Nyeri yang terasa dibagian bawah perut biasanya
terjadi di hari pertama sampai kedua setelah pengeluaran darah. Derajat nyeri berkurang
setelah pengeluaran darah yang sangat banyak.2 Di Amerika Serikat, dismenorea adalah
penyebab paling utama banyak absen atau ketidakhadiran berulang disekolah.
Perempuan dengan dismenorea, mengalami penurunan pada prestasi akademik, sosial dan
kegiatan olahraga.3 Menurut data dari World Health Organitation (WHO) didapatkan
kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea dengan 10-
15% mengalami dismenorea berat. Lebih dari 50% wanita yang menstruasi disetiap negara
mengalami dismenorea.4 Di Indonesia sendiri penderita dismenorea mencapai 60- 70%
wanita di Indonesia.5

Dismenorea dikategorikan oleh dokter menjadi dua jenis yaitu dismenorea primer dan
dismenorea sekunder. Dismenorea primer cenderung mulai dua atau tiga tahun setelah
menstruasi dimulai dan ovulasi telah berlansung. Penyebab kelainan ini biasanya tidak
ditemukan dan gangguan sering kali hilang pada usia 25 tahun dan jarang dijumpai setelah
kelahiran anak. Namun, ini dapat berlanjut setelah kelahiran anak dan pada pertengahan usia
30-an sedangkan dismenorea sekunder lebih sering dijumpai pada usia dewasa dan
menimbulkan kram perut 1 atau 2 minggu sebelum mendapatkan menstruasi. Hal ini
biasanya merupakan gejala suatu kelainan dasar seperti endometriosis atau perlekatan.6
Prevalensi dismenorea diperkirakan mencapai hingga 45-90% di Amerika Serikat.
Tingginya angka tersebut diasumsikan dari berbagai gejala yang belum dilaporkan. Banyak
perempuan yang membeli obat sendiri dan tidak berkunjung ke dokter. Dismenorea juga
bertanggung jawab atas ketidakhadiran saat bekerja dan sekolah, sebanyak 13-51%
perempuan telah absen sedikitnya sekali, dan 5-14% berulang kali absen.7

Insiden dismenorea lebih banyak ditemukan pada wanita yang tingkat stress tinggi dan
sedang, dibandingkan wanita dengan tingkat stress rendah. Risiko untuk mengalami
dismenorea meningkat hingga 10 kali pada wanita yang memiliki riwayat dismenorea dan
stress yang tinggi dibandingkan wanita tanpa riwayat dismenorea. Faktor internal yang
terpenting adalah koping individu, pendidikan dan kognitif, umur, kepribadian, intelegensi,
nilai kepercayaan, budaya dan emosi. Pengetahuan yang lebih baik akan lebih membantu
para wanita dalam koping akibat nyeri dismenorea sehingga kualitas hidup mereka akan
menjadi lebih baik.8

Kejadian dismenorea di Indonesia terbilang cukup tinggi namun masih sedikit mahasiswi
yang mencari informasi mengenai masalah yang timbul saat menstruasi dan dampaknya.
Adanya kepercayaan dan budaya tabu membicarakan tentang menstruasi juga menghambat
mereka untuk mencari informasi mengenai menstruasi dan permasalahannya khususnya
tentang dismenorea. Informasi tentang menstruasi dan permasalahannya penting dalam
perkembangan pelayanan kesehatan khususnya bagi kesehatan reproduksi para mahasiswi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai
dismenorea dan perilaku penanganan dismenorea yang dilakukan oleh mahasiswi dengan
rentang usia 16-20 tahun di FK UNTAR Angkatan 2020-2021.

• Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara tingkat


pengetahuan terhadap dismenorea dengan perilaku
penanganan dismenorea pada mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2020-
2021.
• Desain penelitian : Cross sectional
• Subyek penelitian : Mahasiswi FK UNTAR Angkatan 2020-2021.
• Lokasi penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.
• Hasil yang diharapkan : Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap
dismenorea dengan perilaku penanganan dismenorea.
DAFTAR PUSTAKA
1. Beckmen, et al., 2010. Obstetrics and Ginecology. 6th ed. Philadelpia:
LippincottWilliams & Wilkins.
2. Hendrik, H., 2006. Problema Haid (Tinjauan Syariat Islam dan Medis). Solo:Tiga
Serangkai.
3. Singh et al, Indian J Physiol Pharmacol. 2008. 52(4): 389-397.
Prevalence And Severity of Dysmenorrhea: A Problem Related To Menstruation,
Among First And Second Year Female Medical Student. Available from:
http://www.ijpp.com/vol52_4/389-397. pdf [Accessed 25 Mei 2012]
4. Hudson, Tori. (2007). Using Nutrition to Relieve Primary Dysmenorrheaa.
Alternative & Complementary Therapies. Mary Ann Liebert, Ins, 125-128.
5. Novia, Ika & Nunik Puspitasari. (2008). Faktor Risiko yang Mempengaruhi
Kejadian Dismenorea. The Indonesian Journal of Public Health, 4, 96-104.
6. Miriam Stoppard, 2010; Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Erlangga
7. Anurogo & Wulandari, 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta : Andi
Offset
8. Hartati. 2012. Mekanisme Koping Mahasiswi Keperawatan dalam Menghadapi
Dismenore. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8 No. 1 Februari.:
Poltekkes Semarang. Semarang

Anda mungkin juga menyukai