Anda di halaman 1dari 8

SUNGAI

KELOMPOK 6
1. MUHAMMAD YASIR AL-BANJARY
2. AFRIYANA
3. FETY FATIMAH
4. ARIF NABIL SAPUTRA
5. SYARWAN ARIFIN
6. PUTRI RAYHANA
SUNGAI
Sungai adalah aliran air yang sumber utamanya berasal dari alam. Sungai mengalir dari
tempat yang memiliki ketinggian ke tempat yang lebih rendah atau pendek dan kemudian
bermuara ke danau, laut atau sungai yang keadannya lebih besar. Arus aliran air di bagian kepala
sungai mempunyai aliran yang lebih kencang apabila dibandingkan dengan arus sungai pada
bagian mulut sungai (hilir). ketika aliran sungai mengalir seringkali mempunyai bentuk dan
bentuk itu berliku-liku yang diakibatkan terjadinya sebuah metode erosi dan sedimentasi atau
pengendapan di sepanjang sungai. Selain dari perairan yang berasal dari wilayah pegunungan, air
sungai juga bisa berasal dari presipitasi-presipitasi seperti dari air hujan, dari embun, dari mata
air, limpasan-limpasan yang berada di bawah tanah, malahan terdapat di beberapa negara lain
bahwa air sungai ini sumber utamanya berasal dari lelehan es/salju.
Sungai itu terdiri dari beberapa macam bagiannya, awal mulanya sungai itu berasal dari
mata air yang mengaliri menuju anak sungai. Survey mengatakan bahwa terdapat beberapa anak
sungai akan bergabung dan menjadi satu tak lain hanya untuk ingin membangun atau
membentuk sungai utama. Sungai utama yaitu Sungai Barito, Sungai Martapura, dan Sungai
Kuin. Sungai tersebut merupakan sungai terkenal di Banjarmasin. Dan sering dikunjungi
wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sungai Barito atau sungai Dusun adalah nama sungai yang berhulu di pegunungan
Schwaner di provinsi Kalimantan Tengah, memasuki kota Marabahan, sungai ini bertemu
dengan muara sungai Negara di propinsi Kalimantan Selatan. Alirannya yang menuju ke hilir
sungai disebut Sungai Banjar atau Sungai Banjarmasin atau sungai Banjar Besar (groote rivier
Bandjer), walaupun nama ini sudah jarang digunakan. Nama Barito diambil berdasarkan nama
Tanah Barito atau Onder Afdeeling Barito atau Kabupaten Barito yang dahulu beribukota di
Kota Muara Teweh yang secara administrasi termasuk wilayah provinsi Kalimantan Tengah,
tetapi sering dipakai untuk menamakan seluruh daerah aliran sungai ini hingga ke muaranya
pada Laut Jawa di provinsi Kalimantan Selatan yang dinamakan Muara Banjar atau Kuala
Banjar.
Sungai yang terbesar dan terpanjang di Kalimantan Selatan adalah Sungai Barito. Hulu
sungai Barito berada di pegunungan Schwaner, membujur dari wilayah Kalimantan Tengah di
bagian utara Pulau Kalimantan hingga bermuara di Laut Jawa, sepanjang kurang lebih 1.000
kilometer. Lebar Sungai Barito rata-rata antara 650 hingga 800 meter dengan kedalaman rata-
rata 8 meter. Lebar sungai pada bagian muara yang berbentuk corong mencapai 1.000 meter,
sehingga sungai Barito merupakan sungai terlebar di Indonesia. Bagian terpanjang dari Sungai
Barito mulai dari hulu sungai terletak di wilayah Kalimantan Tengah, sedangkan sisanya sampai
ke muara sungai berada di wilayah Kalimantan Selatan.
Sungai Martapura atau Sungai Banjar Kecil[1][2][3][4] atau Sungai Kayutangi dan karena
banyaknya aktivitas pedagang Cina di hilir sungai pada zaman dahulu maka disebut juga Sungai
Cina (China river). Sungai Martapura adalah anak sungai Barito yang muaranya terletak di kota
Banjarmasin dan di hulunya terdapat kota Martapura ibukota Kabupaten Banjar, Kalimantan
Selatan. Nama sungai ini diambil dari nama kota Martapura, yang terletak di sebelah hulu kota
Banjarmasin. Nama Martapura diberikan oleh raja Banjar ke-4 Sultan Mustain Billah sebagai
ibukota yang baru didirikan kira-kira pada tahun 1630 setelah dipindah dari Banjarmasin ke
kawasan Kayu Tangi (terletak di sebelah hulu). Karena itu nama kuno sungai Martapura adalah
sungai Kayutangi.
Sungai Martapura membelah tepat ditengah kota Banjarmasin. Sungainya sendiri sangat
besar, bisa dibilang mencapai 9,5% dari luas kota Banjarmasin itu sendiri. Dengan panjang
mencapai 25.000 meter dan lebar 211 meter, tidak heran jika sungai ini menyajikan
pemandangan yang sangat impresif. Bersama dengan sungai Barito, kedua sungai ini bisa
diibaratkan sebagai “penjaga” kota. Sungai Martapura ini adalah sungai yang terkenal di kota
Banjarmasin.
Sungai kuin atau antasan kuin adalah sungai kecil yang terdapat di Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Sungai Kuin merupakan sungai permanen yaitu sungai yang jumlah airnya
relatif tetap sepanjang tahun. Sebagai prasana transportasi, sungai dibedakan menjadi jalur
sungai kecil dan jalur sungai besar. Sungai Kuin merupakan jalur sungai kecil yang
menghubungkan sungai Barito (jalur angkutan laut) dengan sungai Martapura (jalur sungai
besar) yang membelah kota Banjarmasin. Sungai Kuin dilewati oleh angkutan sungai yang
berangkat dari Banjarmasin menuju kota-kota pedalaman di Kalteng maupun Kalsel.
Sungai Kuin, anak sungai Barito dahulu merupakan jalur pengangkutan getah karet. Jika
sungai Barito berfungsi sebagai jaringan utama pembuangan air kotor, anak-anak sungainya
sebagai jaringan sekunder dan tertier, misalnya sungai Kuin. Anak sungai Kuin diantaranya
sungai Jagabaya dan sungai Pangeran yang hanya dapat dilewati perahu-perahu kecil. Aktivitas
masyarakat sekitar berhubungan dengan perairan dan kehidupan sungai sehingga banyak rumah
dibangun di sepanjang sungai Kuin. Masjid Sultan Suriansyah maupun Komplek Makam Sultan
Suriansyah terletak di tepi sungai Kuin, masing-masing dilengkapi dengan dermaga kecil tempat
menambatkan perahu (kelotok). Saat ini keberadaan kelotok tidak hanya sebagai sarana
transportasi.
Di Kota Banjarmasin, perahu bermesin yang menjadi alat angkut ini juga telah menjadi
pelengkap wisata bagi wisatawan yang ingin mengenal kehidupan masyarakat dari sungai.
Namun dibandingkan dengan kelotok yang beroperasi di Taman Siring, pengusaha transportasi
di Sungai Kuin Jalan Pangeran Kota Banjarmasin, kurang mendapat promosi dari pemerintah.
Tak heran, banyak dari mereka yang sebelumnya berharap dari usaha ini dibuat kelimpungan.
Masyarakat berharap, Pemko Banjarmasin dan Dinas Pariwisata tidak menganaktirikan daerah
Kuin dan lebih mempromosikan wisata di Sungai Kuin sebagai aset pariwisata. Kurangnya
promosi daerah menjadikan sungai kuin Banjarmasin dirasakan selama ini kurang terangkat.

Sungai memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi manusia yaitu sebagai penampung
air hujan yang turun dari langit. Sifat air yang cukup unik yaitu air mengalir dari tempat yang
lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah menjadikan sungai memiliki peranan yang sangat
penting dalam mengalirkan air dari hulu sungai ke hilir sungai hingga air yang mengalir
bermuara di laut. Selain manfaat sungai sebagai penampung air hujan dan mengalirkan air ke
hilir, ternya keberadaan sungai pun danpat dijadikan sebagai sumber energi tenaga listrik atau
biasa kita kenal sebagai PLTA yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas untuk menutupi
kebutuhan sehari-hari. Selain manfaat danau yang bisa dijadikan tempat wisata ternyata tidak
sedikit sungai di Indonesia yang di manfaatkan sebagai sarana untuk berwisata di waktu libur.
Sungai menjadi tempat tinggal berbagai binatang dan tumbuhan yang keberadaannya memiliki
banyak manfaat bagi manusia karena ada beberapa binatang dan tumbuhan yang tidak bisa hidup
tanpa adanya sungai.
Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
 Pernyataan umum (Paragraf 1-2)
- Objek yang dikaji yaitu wayang
- Kalimat definisi
Contohnya :
o Sungai adalah aliran air yang sumber utamanya berasal dari alam.
o Sungai Barito atau sungai Dusun adalah nama sungai yang berhulu di
pegunungan Schwaner di provinsi Kalimantan Tengah, memasuki kota
Marabahan, sungai ini bertemu dengan muara sungai Negara di
propinsi Kalimantan Selatan.
o Sungai Kuin merupakan jalur sungai kecil yang menghubungkan
sungai Barito (jalur angkutan laut) dengan sungai Martapura (jalur
sungai besar) yang membelah kota Banjarmasin.
o Sungai yang terbesar dan terpanjang di Kalimantan Selatan adalah
Sungai Barito.
- Klasifikasi
o Sungai Barito
o Sungai Martapura
o Sungai kuin
 Sungai utama yaitu Sungai Barito, Sungai Martapura, dan
Sungai Kuin. Sungai tersebut merupakan sungai terkenal di
Banjarmasin.
 Deskripsi bagian (bagian pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas
dan terperinci). (paragraf 3-9)
- Sungai Barito atau sungai Dusun adalah nama sungai yang berhulu di
pegunungan Schwaner di provinsi Kalimantan Tengah, memasuki kota
Marabahan, sungai ini bertemu dengan muara sungai Negara di propinsi
Kalimantan Selatan. Alirannya yang menuju ke hilir sungai disebut Sungai
Banjar atau Sungai Banjarmasin atau sungai Banjar Besar (groote rivier
Bandjer), walaupun nama ini sudah jarang digunakan. Nama Barito
diambil berdasarkan nama Tanah Barito atau Onder Afdeeling Barito atau
Kabupaten Barito yang dahulu beribukota di Kota Muara Teweh yang
secara administrasi termasuk wilayah provinsi Kalimantan Tengah, tetapi
sering dipakai untuk menamakan seluruh daerah aliran sungai ini hingga
ke muaranya pada Laut Jawa di provinsi Kalimantan Selatan yang
dinamakan Muara Banjar atau Kuala Banjar.
- Sungai yang terbesar dan terpanjang di Kalimantan Selatan adalah Sungai
Barito. Hulu sungai Barito berada di pegunungan Schwaner, membujur
dari wilayah Kalimantan Tengah di bagian utara Pulau Kalimantan hingga
bermuara di Laut Jawa, sepanjang kurang lebih 1.000 kilometer. Lebar
Sungai Barito rata-rata antara 650 hingga 800 meter dengan kedalaman
rata-rata 8 meter. Lebar sungai pada bagian muara yang berbentuk corong
mencapai 1.000 meter, sehingga sungai Barito merupakan sungai terlebar
di Indonesia. Bagian terpanjang dari Sungai Barito mulai dari hulu sungai
terletak di wilayah Kalimantan Tengah, sedangkan sisanya sampai ke
muara sungai berada di wilayah Kalimantan Selatan.
- Sungai Martapura atau Sungai Banjar Kecil[1][2][3][4] atau Sungai
Kayutangi dan karena banyaknya aktivitas pedagang Cina di hilir sungai
pada zaman dahulu maka disebut juga Sungai Cina (China river). Sungai
Martapura adalah anak sungai Barito yang muaranya terletak di kota
Banjarmasin dan di hulunya terdapat kota Martapura ibukota Kabupaten
Banjar, Kalimantan Selatan. Nama sungai ini diambil dari nama kota
Martapura, yang terletak di sebelah hulu kota Banjarmasin. Nama
Martapura diberikan oleh raja Banjar ke-4 Sultan Mustain Billah sebagai
ibukota yang baru didirikan kira-kira pada tahun 1630 setelah dipindah
dari Banjarmasin ke kawasan Kayu Tangi (terletak di sebelah hulu).
Karena itu nama kuno sungai Martapura adalah sungai Kayutangi.
- Sungai Martapura membelah tepat ditengah kota Banjarmasin. Sungainya
sendiri sangat besar, bisa dibilang mencapai 9,5% dari luas kota
Banjarmasin itu sendiri. Dengan panjang mencapai 25.000 meter dan lebar
211 meter, tidak heran jika sungai ini menyajikan pemandangan yang
sangat impresif. Bersama dengan sungai Barito, kedua sungai ini bisa
diibaratkan sebagai “penjaga” kota. Sungai Martapura ini adalah sungai
yang terkenal di kota Banjarmasin.
- Sungai kuin atau antasan kuin adalah sungai kecil yang terdapat di
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sungai Kuin merupakan sungai
permanen yaitu sungai yang jumlah airnya relatif tetap sepanjang tahun.
Sebagai prasana transportasi, sungai dibedakan menjadi jalur sungai kecil
dan jalur sungai besar. Sungai Kuin merupakan jalur sungai kecil yang
menghubungkan sungai Barito (jalur angkutan laut) dengan sungai
Martapura (jalur sungai besar) yang membelah kota Banjarmasin. Sungai
Kuin dilewati oleh angkutan sungai yang berangkat dari Banjarmasin
menuju kota-kota pedalaman di Kalteng maupun Kalsel.
- Sungai Kuin, anak sungai Barito dahulu merupakan jalur pengangkutan
getah karet. Jika sungai Barito berfungsi sebagai jaringan utama
pembuangan air kotor, anak-anak sungainya sebagai jaringan sekunder
dan tertier, misalnya sungai Kuin. Anak sungai Kuin diantaranya sungai
Jagabaya dan sungai Pangeran yang hanya dapat dilewati perahu-perahu
kecil. Aktivitas masyarakat sekitar berhubungan dengan perairan dan
kehidupan sungai sehingga banyak rumah dibangun di sepanjang sungai
Kuin. Masjid Sultan Suriansyah maupun Komplek Makam Sultan
Suriansyah terletak di tepi sungai Kuin, masing-masing dilengkapi dengan
dermaga kecil tempat menambatkan perahu (kelotok). Saat ini keberadaan
kelotok tidak hanya sebagai sarana transportasi.
- Di Kota Banjarmasin, perahu bermesin yang menjadi alat angkut ini juga
telah menjadi pelengkap wisata bagi wisatawan yang ingin mengenal
kehidupan masyarakat dari sungai. Namun dibandingkan dengan kelotok
yang beroperasi di Taman Siring, pengusaha transportasi di Sungai Kuin
Jalan Pangeran Kota Banjarmasin, kurang mendapat promosi dari
pemerintah. Tak heran, banyak dari mereka yang sebelumnya berharap
dari usaha ini dibuat kelimpungan. Masyarakat berharap, Pemko
Banjarmasin dan Dinas Pariwisata tidak menganaktirikan daerah Kuin dan
lebih mempromosikan wisata di Sungai Kuin sebagai aset pariwisata.
Kurangnya promosi daerah menjadikan sungai kuin Banjarmasin
dirasakan selama ini kurang terangkat.
 Deskripsi manfaat (manfaat objek yang diobservasi tersebut dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang). (paragraf 10)
- Sungai memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi manusia yaitu
sebagai penampung air hujan yang turun dari langit. Sifat air yang cukup
unik yaitu air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah menjadikan sungai memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengalirkan air dari hulu sungai ke hilir sungai hingga air yang mengalir
bermuara di laut. Selain manfaat sungai sebagai penampung air hujan dan
mengalirkan air ke hilir, ternya keberadaan sungai pun danpat dijadikan
sebagai sumber energi tenaga listrik atau biasa kita kenal sebagai PLTA
yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas untuk menutupi kebutuhan
sehari-hari. Selain manfaat danau yang bisa dijadikan tempat wisata
ternyata tidak sedikit sungai di Indonesia yang di manfaatkan sebagai
sarana untuk berwisata di waktu libur. Sungai menjadi tempat tinggal
berbagai binatang dan tumbuhan yang keberadaannya memiliki banyak
manfaat bagi manusia karena ada beberapa binatang dan tumbuhan yang
tidak bisa hidup tanpa adanya sungai.
Menganalisis Unsur Kebahasaan

 Frasa nomina
-

Anda mungkin juga menyukai