Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN SOKLETASI

TERHADAP KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN


KERSEN (Muntingia calabura)

Anita Dwi Puspitasari1), Lean Syam Proyogo2)

1)
Bagian Kimia Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang
2)
Program studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

INTISARI

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap kadar
flavonoid total ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura). Ekstraksi daun kersen dilakukan
dengan metode maserasi dan sokletasi. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode
spektrofotometri UV-Visibel. Metode ini dapat digunakan untuk penentuan kadar flavonoid total
yang dihitung sebagai kuersetin dengan persamaan regresi y = 0,0560x+0,1198, koefisien korelasi
r = 0,9989, simpangan baku 0,00415, batas deteksi 1,24375 µg/mL dan batas kuantifikasi 4,145
µg/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid total dalam ekstrak etanol daun
kersen dengan metode maserasi adalah 0,187947% b/b dan metode sokletasi adalah 0,215835%
b/b.
Kata kunci : daun kersen, flavonoid total, maserasi, sokletasi

ABSTRACT

This research to determine the effect of extraction method on total flavonoids of ethanolic
extract of cherry leaves. Cherry leaves extraction is done by the method of maceration and
soxhletasi. Total flavonoid were evaluated using spectrophotometry UV-Visible. This method can
be used for the determination of total flavonoid quercetin which is calculated as the regression
equation y = 0,0560x + 0.1198, the correlation coefficient r = 0.9989, 0.00415 standard
deviation, the detection limit of 1.24375 mg / mL and the limit quantification of 4.145 mg / mL.
The results showed that levels of total flavonoids in ethanol extract of leaves of cherry with
maceration method is 0.187947% w / w and methods soxhletation is 0.215835% w / w.
Keywords: leaves of cherry, total flavonoids, maceration, soxhletasi

PENDAHULUAN empiris, daun kersen dimanfaatkan oleh


Salah satu tanaman yang dapat masyarakat sebagai obat antidiabetes.
dimanfaatkan sebagai tanaman obat adalah Penelitian mengenai kandungan kimia
daun kersen (Muntingia calabura). Daun daun kersen telah banyak dilakukan dan
kersen berkhasiat sebagai obat batuk dan senyawa yang paling banyak diisolasi adalah
peluruh dahak. Chen et al (2007) dan flavonoid. Flavonoid dalam daun kersen
Zakaria et al (2011) melaporkan bahwa memiliki potensi sebagai antioksidan,
kersen yang mengandung flavonoid hepatoprotektor, analgestik, antiinflamasi,
mempunyai khasiat hipotensi, antinosiseptik, anti kanker dan antiplatelet. Daun kersen
antioksidan, antiproliferatif dan antimikroba mengandung senyawa flavonoid, saponin,
melalui isolasi staphylococcus. polifenol dan tannin sehingga dapat
Kersen (Muntingia calabura) banyak digunakan sebagai antioksidan (Mintowati
tumbuh di pinggir jalan, tumbuh di tengah dkk, 2013). Terdapat penelitian bahwa
retakan rumah, di tepi saluran pembuangan tumbuhan yang mengandung senyawa
air dan tempat-tempat yang kurang kondusif metabolit sekunder berupa flavonoid dan
untuk hidup karena kersen mempunyai fenol berguna sebagai penangkap radikal
kemampuan beradaptasi yang baik. Secara

16
bebas, yang memiliki aktivitas sebagai pompa vaccum (Rocker 600) dan vacuum
antioksidan (Nishantini et al., 2012). rotary evaporator (Heidolph). Alat-alat lain
Flavonoid merupakan senyawa yang digunakan dalam penetapan kadar
metabolit sekunder yang terbentuk melalui flavonoid total adalah seperangkat alat
jalur sikimat. Senyawa ini diproduksi dari spektrofotometer UV-Vis, kertas saring,
unit sinnamoil-CoA dengan perpanjangan peralatan gelas dan stopwatch.
rantai menggunakan 3 malonil-CoA. Enzim
khalkhon synthase menggabungkan senyawa Jalan Penelitian
ini menjadi khalkon. Khalkon adalah
prekursor turunan flavonoid pada banyak Determinasi Tanaman
tanaman (Dewick, 2002). Flavonoid Determinasi dilakukan untuk
terutama berupa senyawa yang larut dalam mengetahui identitas bahan tanaman yang
air yang dapat diekstraksi dengan etanol digunakan pada penelitian, yaitu daun
70% dan tetap ada dalam pelarut tersebut kersen.
setelah difraksinasi dengan pelarut non Pembuatan Serbuk Simplisia Daun
polar. Flavonoid merupakan senyawa fenol Kersen
yang dapat berubah warna bila ditambah Daun kersen dicuci dengan air bersih
basa atau ammonia sehingga mudah mengalir kemudian ditiriskan lalu
dideteksi pada kromatogram atau larutan. dikeringkan dengan oven pada suhu 40-50oC
Flavonoid mengandung gugus aromatis sampai kering. Daun kersen yang sudah
terkonjugasi yang menunjukkan serapan kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan
yang kuat pada spektrofotometri (Harborne, cara diblender, diayak dengan menggunakan
1996) ayakan mesh 40 serta diukur kadar airnya
Tujuan penelitian adalah untuk dengan alat moisturebalance
mengetahui pengaruh metode ekstraksi Pembuatan Ekstrak
terhadap kadar flavonoid total ekstrak etanol a. Metode Maserasi
daun kersen. Manfaat penelitian yaitu Seratus gram serbuk simplisia daun
memberikan tambahan pengetahuan dan kersen dimasukkan ke dalam bejana
menjelaskan bukti empiris pengaruh metode gelap, lalu ditambahkan 750 mL pelarut
ekstraksi terhadap kadar flavonoid total etanol 96% dan ditutup rapat serta
ekstrak etanol daun kersen. terhindar dari cahaya matahari langsung.
Proses perendaman selama 3 hari sambil
METODE PENELITIAN diaduk tiap 8 jam sekali. Setelah 3 hari,
campuran simplisia dan metanol diserkai
Bahan Penelitian sehingga diperoleh maserat (1). Ampas
Daun kersen yang digunakan dalam direndam kembali dengan 250 mL
penelitian ini adalah daun yang berwarna metanol selama 1 hari, disaring kembali
hijau tua, masih segar, dipetik dari pohon dan diperoleh maserat (2). Maserat (1)
kersen yang tumbuh di Kelurahan dan (2) dienapkan semalam kemudian
Sampangan Kota Semarang. Cairan penyari dipisahkan dari residu dan dipekatkan
yang digunakan dalam proses ekstraksi menggunakan rotary evaporator pada
adalah etanol 96% (PT. Bratacho Chemika suhu 40oC sampai diperoleh ekstrak
Tbk.). Bahan lain yang digunakan dalam kental etanol.
penetapan kadar flavonoid total adalah b. Metode Sokletasi
metanol p.a, etanol p.a, kuersetin, aquades, Alat sokletasi dipasang, kemudian
pereaksi AlCl3 10 %, kalium asetat 1 M serbuk daun kersen 100 gram dibungkus
dengan kertas saring, diikat dengan
Alat Penelitian benang, dimasukkan kedalam labu alas
Alat yang digunakan untuk membuat bulat pada soklet. Sokletasi dilakukan
serbuk simplisia daun kersen adalah oven pada suhu 70oC sampai tetesan siklus
(Memmert), blender (Maspion), ayakan tidak berwarna lagi. Ekstrak cair yang
(ukuran 40 Mesh) dan timbangan elektrik diperoleh kemudian dipekatkan dengan
(Ohaus). Dalam proses maserasi dan menggunakan rotary evaporator pada
sokletasi diperlukan berbagai peralatan suhu 40oC sampai diperoleh ekstrak
seperti seperangkat alat maserasi, kental etanol.
seperangkat alat sokletasi, seperangkat

17
ditambahkan aquades hingga 5 mL.
Pengujian Karakteristik Ekstrak Secara Pengukuran juga dilakukan terhadap blanko
Organoleptik (Depkes RI, 2000) berupa larutan sampel yang belum
Parameter organoleptik ekstrak ditambahkan dengan pereaksi AlCl3.
adalah mendeskripsikan, warna, rasa dan Kandungan flavonid total dinyatakan
bau. sebagai jumlah gram kuersetin yang
Pembuatan Larutan Kuersetin induk (100 ekuivalen tiap gram ekstrak.
ppm) Analisa Data
Sepuluh mg kuersetin ditimbang lalu Data deret konsentrasi yang dibuat
dilarutkan dengan metanol hingga larut. dari baku kuersetin kemudian dibuat
Larutan tersebut dimasukkan dalam labu persamaan kurva baku. Persamaan kurva
takar 100 mL, ditambahkan metanol p.a baku y=bx+a dengan y=absorbansi dalam
sampai tanda batas atas. nm, x=kadar dalam ppm (mg/L). Absorbansi
Pengukuran Panjang Gelombang ekstrak daun kersen yang telah diperoleh
maksimum dimasukkan ke dalam persamaan kurva baku
Pengukuran panjang gelombang sehingga didapatkan kadar flavonoid total
maksimum dilakukan menggunakan daun kersen dalam persen berat
spektrofotometer UV-Vis dengan
pembanding kuersetin 50µg/mL. HASIL PENELITIAN DAN
berdasarkan Manik et al (2014), panjang PEMBAHASAN
gelombang maksimum yang diperoleh untuk
kuersetin adalah 428 nm 1. Determinasi Tanaman
Penentuan Operating Time Dalam penelitian ini daun kersen
Penentuan operating time berdasarkan (Muntingia calabura) yang digunakan
(Manik dkk 2014) dilakukan selama 30 seperti diperlihatkan pada gambar 1.
menit Tanaman ini biasa tumbuh di pinggir
Pembuatan Kurva Baku Kuersetin jalan, tumbuh di tengah retakan rumah,
Kurva standar kuersetin dibuat di tepi saluran pembuangan air dan
berdasarkan metode yang dilakukan oleh tempat-tempat yang kurang kondusif
Manik et al. (2014). Larutan kuersetin dalam untuk hidup karena kersen mempunyai
metanol dibuat dalam konsentrasi 2, 4, 6, 8, kemampuan beradaptasi yang baik.
10 dan 12 ppm. Pengambilan sampel daun kersen berasal
Pengukuran Flavonoid Total dari daerah Sampangan Kota Semarang.
Analisis kuantitatif flavonoid total Untuk memastikan kebenarannya,
pada ekstrak daun kersen dilakukan dengan tumbuhan ini telah dideterminasikan di
metode kolorimetri menggunakan pereaksi Laboratorium Ekologi dan Biosistematik
aluminium klorida. Sebanyak 0,2 mL larutan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas
sampel ditambah 3,7 mL metanol 0,1 mL Sains dan Matematika Universitas
AlCl3 10%, 0,1 mL Kalium Asetat dan Diponegoro.

Gambar 1. Daun Kersen (Muntingia calabura)

Daun Muntingia calabura merupakan jorong, panjang 6-10 cm, ujung daun
daun tunggal, berseling, berbentuk runcing, pangkal berlekuk, tepi daun

18
bergerigi, permukaan daun berbulu maksimum 10%. Serbuk simplisia daun
halus, pertulangan menyirip, hijau, kersen yang diperoleh sebesar 1575 gram
mudah layu, daging daun seperti kertas dari 3500 gram daun kersen. Serbuk
(papyraceus). daun kersen yang digunakan dalam
2. Hasil Parameter Simplisia penelitian sebesar 200 gram terbagi
Serbuk daun kersen yang dihasilkan dalam 2 metode ekstraksi. Tiap metode
memiliki kadar air 4%. Secara umum ekstraksi menggunakan serbuk daun
kadar air simplisia tanaman obat kersen sebanyak 100 gram.

3. Hasil Organoleptik Ekstrak bahwa ekstrak daun kersen memiliki


Hasil organoleptik ekstrak etanol bentuk kental, warna hijau kehitaman,
daun kersen (Muntingia calabura) dan berbau khas.
metode maserasi dan sokletasi berbentuk 4. Hasil rendemen
kental, berwarna hijau pekat kehitaman Nilai rendemen ekstrak etanol daun
dan berbau khas. Hasil ini sesuai seperti kersen (Muntingia calabura) dapat
yang dijelaskan oleh Manic dkk (2014) dilihat pada
Tabe

Tabel I. Hasil Rendemen Ekstrak Daun Kersen


Metode Berat serbuk yang Berat ekstrak hasil Nilai
ekstraksi diekstraksi (gram) ekstraksi (gram) rendemen (%)
maserasi 100 26,58 26,58
sokletasi 100 28,92 28,92

Dari tabel diatas, hasil rendemen maksimum. Blangko yang digunakan adalah
ekstrak daun kersen yang menunjukkan nilai etanol dengan penambahan pereaksi kalium
rendemen lebih tinggi adalah metode asetat dan aluminium klorida. Blangko
sokletasi sebesar 28,92 %. Berdasarkan digunakan sebagai faktor koreksi. Panjang
penelitian Mukhriani (2014), Kelebihan dari gelombang maksimum yang diperoleh pada
metode sokletasi adalah proses ekstraksi penelitian ini yaitu 428,8 nm. Hasil
yang kontinyu dan sampel terekstraksi oleh pengukuran yang diperoleh sesuai dengan
pelarut murni hasil kondensasi sehingga Manik et al (2014) yang menjelaskan bahwa
rendemen yang dihasilkan lebih banyak pengukuran panjang gelombang maksimum
disbanding metode ekstraksi maserasi. dengan kuersetin terletak pada 428 nm.
Pengukuran dilakukan pada puncak kurva
5. Hasil Penetapan Kadar Flavonoid karena pada puncak tersebut memiliki
Penentuan panjang gelombang sensitivitas yang tinggi ditunjukkan dengan
maksimum dilakukan dengan mengukur nilai basorbansi yang paling tinggi. Hasil
absorbansi senyawa kuersetin pada daerah penentuan panjang gelombang maksimum
visibel sehingga diperoleh serapan yang dapat dilihat pada Gambar 2.

19
Gambar 2. Hasil penentuan panjang gelombang maksimal kuersetin

Penentuan Operating Time ditentukan dihitung sejak dicampurkannya larutan


dengan membaca serapan larutan kuersetin kuersetin dengan pereaksi aluminium
pada konsentrasi 6 ppm pada panjang klorida. Absorbansi stabil dari larutan
gelombang 428,8 nm tiap 5 menit selama 1 kuersetin dengan pereaksi aluminium
jam. Absorbansi yang stabil menandakan klorida pada penelitian ini terjadi pada menit
bahwa pada waktu tersebut terjadi reaksi ke-15. Data hasil penentuan Operating Time
yang stabil antara kuersetin dengan pereaksi dapat dilihat pada Tabel II.
aluminium klorida. Waktu pengukuran

Tabel II. Hasil Penentuan Operating Time


Waktu (menit) Absorbansi
5 0,395
10 0,399
15 0,399
20 0,400
25 0,401
30 0,402
35 0,404
40 0,403
45 0,403
50 0,404
55 0,405
60 0,405

20
Penentuan kurva baku kuersetin dilakukan pada seri konsentrasi tersebut
dilakukan dengan mengukur larutan karena dihasilkan absorbansi yang
kuersetin pada seri konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 memenuhi kisaran absorbansi yang baik,
dan 12 ppm pada panjang gelombang 428,8 yaitu 0,2-0,8. Hasil penentuan kurva baku
ppm. Penentuan kurva baku kuersetin kuersetin dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Penentuan Kurva Baku Kuersetin

Dari kurva baku yang diperoleh kalibrasi linier dan terdapat hubungan antara
digunakan untuk mmebuat persamaan konsentrasi larutan kuersetin dengan nilai
regresi linier, dimana diperoleh persamaan serapan. Persamaan regresi linier ini
regresi linier y = 0,0560x + 0,1198 dengan digunakan untuk menghitung kandungan
nilai koefisien korelasi r = 0,9989. Nilai r flavonoid total dalam ekstrak etanol daun
yang mendekati 1 menunjukkan kurva kersen.
Penetapan kadar flavonoid pada sokletasi. Hasil penetapan kadar flavonoid
penelitian ini dilakukan pada kedua metode total dari metode maserasi dan sokletasi
ekstraksi yaitu metode maserasi dan dapat dilihat pada Tabel III.

Tabel III. Hasil Penetapan Kadar Flavonoid Total


Kadar Flavonoid
Metode Ekstraksi
(%)
Maserasi 0,1879
Sokletasi 0,2158

Dilihat dari nilai kadar flavonoid total menghasilkan kadar flavonoid total paling
dari kedua metode ekstraksi, metode yang besar adalah metode sokletasi. Berdasarkan

21
rendemen ekstrak daun kersen yang
diperoleh, metode sokletasi juga lebih Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia
banyak dibandingkan dengan metode Penuntun Cara Modern Menganalisa
maserasi. hal inilah yang mendasari Tumbuhan., ITB, Bandung
mengapa kadar flavonoid total metode Koleva, I.I., van Beek, T.A., Linssen, J.P.H.,
sokletasi lebih besar dibandingkan metode de Groot, A., dan Evstatieva, L.N.,
maserasi. selain itu kemungkinan flavonoid 2002, Screening of Plant Extracts For
total yang terdapat pada daun kersen lebih Antioxidant Activity: A Comparative
mudah tersari dengan metode sokletasi Study on Three Testing Methods,
dibandingkan metode maserasi. Phytochemical Analysis, 13, 8-17.
Manic, D.F., Hertiana, T. dan Anshory, H.,
KESIMPULAN 2014, Analisis Korelasi antara Kadar
Kadar flavonoid total ekstrak etanol Flavonoid dengan Aktivitas
daun kersen (Muntingia calabura) Antibakteri Ekstrak Etanol dan
menggunakan metode sokletasi lebih besar Fraksi-fraksi Daun Kersen
disbandingkan metode maserasi.. Kadar (Muntingia calabura L.) terhadap
flavonoid total dalam ekstrak etanol daun Staphylococcus aureus, Khazanah, 6,
kersen dengan metode maserasi adalah 2, 1-11
0,1879% b/b sedangkan metode sokletasi Markham, K. R. 1988. Techniques of
adalah 0,2158% b/b. Flavonoids Identification,
diterjemahkan oleh Kosasih
SARAN Padmawinata. ITB. Bandung
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Mintowati, E., Kuntorini, Setya dan Maria.
mengenai kandungan flavonoid total dengan 2013. Struktur Anatomi dan Uji
berbagai metode ekstraksi yang lain. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Metanol Daun Kersen (Muntingia
DAFTAR PUSTAKA calabura). Program Studi Biologi
FMIPA. Universitas Lambung
Anonim, 2015, Farmakope Indonesia. Edisi Mangkurat.
V. Departemen Kesehatan RI, Jakarta http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.p
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk hp/semirata/article/download/685/50
Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh 5. Diakses pada tanggal 8 Februari
Farida Ibrahim, Asmanizar & Iis 2014.
Aisyiah, Edisi IV, 607-608 Orak, H.H, 2006, Total Antioxidant
Chen, J.J., Lee, H.H., Shih, C.D., Liao, C.H., Activities, Phenolics, Anthocyanins,
Chen, I.S. and Chou, T.H., 2007, Polyphenoloxidase Activities In Red
New Dihydrochalcones and Anti- Grape Varieties, Journal of Polish
platelet Agregation Constituens from Agricultural University Food Science
The Leaves of Muntingia calabura, and Technology, 9 (118)
Planta Med., 73, 572-577 Pourmourad, F., Hosseinimehr, S.J., and
Dewick, P.P., 2002, Medicinal Natural Shahabimajd, N. 2006. Antioxidant
Products, A Biosynthetic Approach, Activity, Phenol And Flavonoid
John Willey and Sons, Ltd., School Contents Of Some Selected Iranian
of Pharmaceutical Sciences Medicinal Plants, African Journal of
University of Nottingham, UK.P.149 Biotechnology vol 5 (11): 1142 –
Dehpour, A.A., Ebrahimzadeh, M.A., Fazel, 1145, 2006
N.S., dan Mohammad, N.S., 2009, Race, S., 2009, Antioxidant : The Truth
Antioxidant Activity of Methanol About BHA, BHT, TBHQ and Other
Extract of Ferula Assafoetida and Its Antioxidants Used As Food Additives,
Essential Oil Composition, Grasas Tigmor Book : London
Aceites, 60(4), 405-412. Robinson, T., 1995. Kandungan Organik
Depkes RI., 2000, Parameter Standar Tumbuhan Tinggi. Institut Teknologi
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Bandung. 191
Departemen Republik Indonesia,
Jakarta

22
Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E.,
2010, Antioxidant Activity, Winarsi Herry. 2011. Antioksidan Alami dan
http://www.medallionlabs.com, Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius
diakses tanggal 14 September 2010. Zakaria, Z.A., Mohamed, A.M., Jamil,
Shirmila Jose g and Radhamany P M. 2013. N.S.M., Rofiee, M.S., Hussain, M.K.,
Invitro Antioxidant Activities, Total Sulaiman, M.R., The, L.K. and
Phenolics and Flavonoid of Wild Salleh, M.Z., 2011, In Vitro
Edible Mushroom Macrolepiota Antiproliverative and Antioxidant
mastoidea (fr.) Singer. International Activities of The Extracts of
Journal of Pharmacy and Muntingia calabura Leaves, The
Pharmaceutical Sciences, 5 (2) : 161- American Journal of Chinese
166 Medicine, 39, 1, 183-200

23

Anda mungkin juga menyukai