Anda di halaman 1dari 7

APOTEK KIMIA FARMA TAGOG

JL. Raya Tagog No. 515 Kota Cimahi


Apotek Kimia Farma Tagog merupakan apotek yang
buka 24 jam dan berada dijalan raya Tagog No. 515, Cimahi
Tengah, Kota Cimahi Jawa Barat. Apotek ini berada dilokasi
yang strategis, berada ditengah kota dan dipinggir jalan yang
ramai, selain itu di Apotek ini tersedia praktek dokter spesialis
yakni spesialis kandungan, spesialis mata, spesialis penyakit
dalam, spesialis kulit dan kelamin, spesialis anak, spesialis
THT, praktek dokter umum, dan dokter gigi.
Apotek Kimia Farma Tagog mempunyai fisik bangunan
yang tidak begitu luas, dengan tempat parkir yang sempit
terkhusus mobil, sehingga pelanggan yang berkunjung ke
apotek maupun dokter praktek yang megendarai mobil
memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan raya. Untuk tata
letak swalayan apotek sangat baik, karena dengan kondisi
bangunan yang tidak besar namun tapi terlihat luas dan nyaman
bagi para pengunjung apotek. Kasir berada berhadapan dengan
gondola swalayan. Penataan Gandola swalayannya pun
tersusun rapih dan terpisah untuk obat-obatan oral, topical,
vitamin dan mineral, obat-obatan tradisional (jamu, OHT,
maupun fitofarmaka), beutycare dan skincare, alat kesehatan,
juga tersedia lemari pendingin. Karna ruangan yang tidak luas,
apotek ini tidak menyediakan ruang konseling apoteker, hanya
tersedia meja kasir dan meja penyerahan obat. Di meja kasir
sendiri terdapat obat-obatan berupa vitamin dan suplemen
kesehatan, Sedangkan dibelakang kasir tersedia lemari alat-alat
kesehatan seperti cek glukosa, kolesterol, asam urat, tensimeter,
masker medis, dan handscoon. Selain itu tersedia satu lemari
putar untuk obat-obat Ethical yang tersusun secara alfabetis.
Selain pembelian langsung ke apotek. Kimia farma tagog juga
menyediakan aplikasi mobile kimia farma untuk pemesanan
obat secara online. Untuk metode pembayaran selain uang tunai
dikasir, apotek kimia farma tagog juga menyediakan
pembayaran debit dan pembayaran elektronik (gopay), apotek
ini melayani pasien BPJS.
Untuk pelayanan kefarmasian. Di Apotek ini, Apoteker
dan tenaga teknis kefarmasian berada di Apotek selama 24 jam.
Pelayanan apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sangat baik,
penampilan yang rapih dan menarik, menggunakan baju batik
dengan warna dan model yang sama, serta cara berbicara yang
mudah dipahami oleh pengunjung apotek. Apoteker juga
menjelaskan secara rinci tentang cara penggunaan obat meliputi
indikasi, aturan pakai, dosis, efek samping obat kepada
pembeli.
1. Apa yang dimaksud dengan klinik pratama dan klinik utama?
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan Klinik Utama.
Klinik pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. Klinik
Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik.
 Klinik pratama hanya dapat melakukan bedah kecil (minor) tanpa anestesi umum
dan/atau spinal.
 Klinik utama dapat melakukan tindakan bedah, kecuali tindakan bedah yang: a.
menggunakan anestesi umum dengan inhalasi dan/atau spinal; b. operasi sedang
yang berisiko tinggi; dan c. operasi besar.
2. Apa perbedaan distributor dan principle
Distributor adalah perusahaan yang membeli produk dari PRODUSEN (Principal) yang
memproduksinya langsung dan menawarkan atau menjual kembali kepada toko atau retail.
Berbeda dengan distributor, Sub-distributor mengambil produk dari Distributor di area
tersebut untuk penetrasi pemerataan produk dari produsen yang tidak terjangkau
pendistribusian oleh distributor Contoh: PT. Anugerah Pharmindo Lestari, PT. Anugrah
Argon Medika, PT. Bina Sanprima · PT. Carendo Putra Gama, PT. Distriversa Buana
Mas 

Principle adalah pemilik dari product yang didistribusikan barang/ productnya pada
distributor. Distributor mendistribusikan atau menjual barang atau product prinsipal,
dengan mendapat keuntungan distributor bertanggung jawab atas ketersediaan barang
prinsipal sesuai perjanjian yang telah disepakati. dan biasanya principle yang sudah
bekerjasama dengan distributor menjalankan program untuk menunjang pendistribusian di
masing-masing area. Contoh: Mayora, Unilever, Nestle, PT. Indofood
3. Obat Ethical Produk Kimia Farma
Nama Obat Kandungan Dosis Bentuk sediaan
Glucokaf Glimepirid 1 mg Tablet
Diazink Zink Sulfat 7 Hidrat 88 mg Tablet
ORACEF Cefixime 100 mg Capsul
KIFAROX Ciprofloxacin 500 mg Tablet

NITROKAF Glyceril Trinitrat 2,5 mg Tablet


RETARD
Trinolon Triamcinolon 4 mg Tablet
Protofen Ketoprofen 100 mg Suppositoria
Nopril Lisinopril 10 mg Tablet
Kaftensar Kalium Lozartan 50 mg Tablet salut selaput
Levosol Norepinephrine 8 mg Ampul
Rahistin Loratadine 10 mg Tablet
Vagizol Metronidazol 500 mg Ovula
Staviral Stavudin 30 mg Tablet
Neviral Nevirapine 200 mg Tablet
Duviral Lamivudine, 150 mg, 300 mg Tablet
zidovudine
Vidisep PVP Iodine 0,1 mg Cairan obat luar
Cartylo Acetyl Salicylic 80 mg Tablet salut enteric
Acid
Codipront Codein Anhidrat, 30 mg, 10 mg Capsul
Feniltoloksamin
Coditam Codein HCl, 30 mg, 100 mg Tablet
Paracetamol
Topgesic Asam Mefenamat 500 mg Tablet salut selaput
Obat Swalayan Produk Kimia Farma
Nama Obat Kandungan Dosis Bentuk sediaan
Neurovit E Cyanocobalaminum Cyanocobalaminum 200 Tablet Salut Gula
, Tocopherolum L, Mcg, Tocopherolum L
Thiamin Disulfida, 50% 100 Mg, Thiamin
Pyridoxini Disulfida 100 Mg,
Hydrochloridum Pyridoxini
Hydrochloridum200 Mg
Asifit Sauropus Kapsul
Androgynus
Folium, Vitamin
B12, Vitamin B6,
Vitamin B6,
Vitamin B1
Magasida Aluminium Aloh3 200 Mg; Mgoh2 Suspensi
Magnesium 200 Mg; Simetikon 50
Hydroxida, Mg
Simethicone
Nodiar Attapulgite, Psidii Attapulgite 300 Mg, Tablet
Folium Extract, Psidii Folium Extract 50
Curcuma Domestica Mg, Curcuma
Rhizoma Extract Domestica Rhizoma
Extract 7,5 Mg
Fituno Conc. Echinacea Conc. Echinacea Herba Kapsul
Herba Extract, Extract 150 Mg, Conc.
Conc. Morindae Morindae Fructus
Fructus Extract, Extract 50 Mg, Conc.
Phyllanthi Herba Phyllanthi Herba Extract
Extract, Vitamin 100 Mg, Vitamin B1 10
B1, Vitamin B6, Mg, Vitamin B6 10 Mg,
Vitamin C Vitamin C 5mg

Supra Flu Paracetamol, Paracetamol 500 Mg, Tablet


Glycerilis Glycerilis Guaiacolas 50
Guaiacolas, Mg, Chlorpheniramine
Chlorpheniramine Maleas 2 Mg,
Maleas, Phenylephrine Hcl 7,5
Phenylephrine Hcl Mg.
Ersylan Dextromethorpan Dextromethorpan Hbr Syrup
Hbr, 7,5 Mg,
Chlorpheniramin Chlorpheniramin Maleas
Maleas, Ammonii 0,5 Mg, Ammonii
Chloridum, Nitri Chloridum 30 Mg, Nitri
Citras, Ephedrine Citras 60 Mg, Ephedrine
3 Mg
4. Apa yang dimaksud dengan Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi (UU NO 35 tahun
2009 tentang Narkotika)
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Penggolongan Narkotika:
 Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Tanaman Papaver Somniferum
L, Opium, Kokain, Ganja, Heroin.
 Narkotika Golongan II
Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Fentanil, Metadon, Petidin, dll.
 Narkotika Golongan III
Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Asetildihidrokodeina, Kodein,
Buprenorfin,
(UU NO 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Permenkes No 2 tahun 2017 ttg
perubahan golongan Narkotika)
2. Psikotropika adalah suatu zat atau obat alamiah maupun sintetis yang bukan narkotika
dan memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif yang terjadi pada susunan
saraf pusat sehingga dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
maupun perilaku
Penggolongan Psikotropika
 Psikotropika Golongan I
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dapam terapi, serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh dari psikotropika
golongan 1 diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain
 Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.  Contohnya
Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin, dan zat lainnya
 Psikotropika Golongan III
Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang berkasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contohnya Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain
 Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contohnya Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau
obat tidur, Diazepam, Nitrazepam
3. Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam
pembuatan Narkotika dan Psikotropika. Contoh Prekursor farmasi Anhidrida asetat,
Asam fenil asetat, Asam lisergat, Asam N asetil antranilat, Ephedrin, Ergometrin,
Ergometamin, 1-fenil-2-propanon, Isosafrol, Kalium permanganate, 3,4-metilendioksi
fenil-2-propanon, Norefedrin, Piperonal, Pseudoefedrin

5. Apa definisi Barang/obat over dan barang Pasif


 Obat Over adalah persediaan obat yang banyak bahkan melebihi jumlah
maksimal obat yang tersedia di Apotek
 Obat pasif adalah obat yang tidak terjual/lambat terjual di Apotek

6. Mengapa Spreading harus dilakukan?


Spreading Merupakan salah satu cara pengadaan dengan cara melakukan perputaran atau
penyebaran barang dari satu apotek ke apotek yang lain. Mengapa perlu dilakukan
spreading agar tidak terjadi over obat disalah satu apotek, sehingga obat-obatan yang
sifatnya over maupun pasiv dapat dijual di apotek lain yang mungkin stok obat tersebut
kosong diapoteknya
7. Apa yang dimaksud dengan bpjs kapitasi, bpjs rujuk balik, bpjs kronis
 BPJS secara kapitasi adalah suatu metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan
dimana pemberi pelayanan kesehatan di FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)
menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta, per periode waktu untuk pelayanan
yang telah ditentukan
 BPJS rujuk balik, Program rujuk balik yang diberikan oleh BPJS kepada peserta
penderita penyakit kronis khususnya DM, hipertensi, jantung, asma, PPOK, epilepsy,
stroke, skizofrenia, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang sudah terkontrol/stabil
namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang.
Sistem penyerahan obatnya di apotek itu dengan cara peserta menyerahkan resep dari
dokter faskes tingkat pertama dan peserta menunjukkan Surat Rujuk Balik (SRB) dan
Buku Kontrol Peserta (BKP). SRB diperbarui setiap 3 bulan (Panduan Praktis Program
Rujuk Balik Bagi Peserta JKN)
 BPJS Kronis, Prolanis adalah suatu system pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, faskes, dan
BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS kesehatan
yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Aktivitas yang dilakukan meliputi
aktifitas konsultasi medis/edukasi, home visit, reminder, aktivitas klub dan pemantauan
status kesehatan.

8. Pemesanan mendesak harus dilakukan ke apotek kimia farma terlebih dahulu sebelum ke
apotek swasta lainnya, mengapa?
Karna berkaitan dengan keuntungan apotek kimia farma itu sendiri. Harga beli obat di
apotek swasta lain menggunakan harga normal, tetapi harga jual obat di apotek kimia
farma akan tetap mengikuti harga jual obat yang ada di system.
9. Apa yang dimaksud dengan beli putus dan konsinyasi
 Beli putus adalah pembeli membeli barang dagangan dari penjual dibayar diawal dan
tanpa ada kerjasama
 Konsinyasi adalah bentuk kerjasama penjualan barang antara dua pihak, dimana salah
satu pihak sebagai pemilik barang menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu
untuk menjualnya kemudian akan mendapatkan komisi tertentu , pembayaran
dilakukan di akhir periode.

10 Jika apotek tidak memiliki klinik apakah bisa bekerja sama dengan BPJS?
Tidak bisa bekerja sama dengan BPJS, karena persyaratan menjadi fasilitas tingkat
pertama bpjs yakni harus memiliki klinik pratama yang ada surat ijin operasional, tempat
praktek dokter atau dokter gigi, puskesmas, rumah sakit kelas D pratama
11. Syarat pendirian Klinik (Permenkes No. 9 Tahun 2014)
1. Lokasi Klinik harus memenuhi ketentuan mengenai persyaratan kesehatan
lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
2. Bangunan Klinik harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik bangunannya
dengan tempat tinggal perorangan
3. Bangunan Klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan dan
kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia
lanjut.
4. Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas: a. ruang pendaftaran/ruang tunggu; b.
ruang konsultasi; c. ruang administrasi; d. ruang obat dan bahan habis pakai untuk
klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi; e. ruang tindakan; f. ruang/pojok
ASI; g. kamar mandi/wc; dan h. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan
5. Prasarana Klinik meliputi: a. instalasi sanitasi; b. instalasi listrik; c. pencegahan
dan penanggulangan kebakaran; d. ambulans, khusus untuk Klinik yang
menyelenggarakan rawat inap; dan e. sistem gas medis; f. sistem tata udara; g.
sistem pencahayaan; h. prasarana lainnya sesuai kebutuhan
6. Penanggung jawab teknis Klinik harus seorang tenaga medis.
7. Penanggung jawab teknis Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik tersebut, dan dapat merangkap sebagai
pemberi pelayanan
8. (1) Klinik rawat jalan tidak wajib melaksanakan pelayanan farmasi. (2) Klinik
rawat jalan yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian wajib memiliki
apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sebagai penanggung
jawab atau pendamping
9. (1) Klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi yang diselenggarakan
apoteker. (2) Instalasi farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melayani resep
dari dokter Klinik yang bersangkutan, serta dapat melayani resep dari dokter
praktik perorangan maupun Klinik lain.

Anda mungkin juga menyukai