Anda di halaman 1dari 3

Ketika saya mencari di internet mengenai kata ketaatan, maka kata yang paling populer yang

paling sering di search di google adalah ketaatan anjing dalam bahasa Inggris. ketaatan anjing
sangat banyak disearch sampai 90.500/bulan. rupanya anjing itu paling diakui ketaatannya oleh
manusia. Sampai sampai pelatih agar anjing taat juga banyak dicari. sedankan ketaatan kristen
sangat sedikit disearch, hanya 1300 /bulan. Ini berarti ketaatan seekor anjing lebih populer
dibandingkan ketaatan seorang Kristen. Ataukah orang menganggap bahwa ketaatan itu adalah
sesuatu yang rendah hanya miliknya anjing?

KETAATAN memang adalah barang langka di tengah masyarakat. ketaatan terhadap aturan
penerbangan rendah, sehingga seringkali terjadi kecelakaan peswat. ketaatan terhadap
oeraturan lalu lintas juga rendah sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Ketaatn
bawahan kepada pimpinan juga rendah sehingga akhirnya banyak pengangguran. “Ketaatan”
merupakan kata yang sering didengungkan, tetapi sekaligus kata yang langka untuk dilakukan.
Misalnya, Dirjen pajak telah mengeluarkan motto: “Orang bijak taat pajak.” Namun faktanya
masih sedikit wajib pajak yang melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak; bahkan
sejumlah orang tertentu harus berurusan dengan hukum karena tidak taat membayar pajak.
Demikian pula mereka yang mendengungkan untuk taat kepada peraturan pemerintah
(misalnya, pemberantasan korupsi), tetapi merekalah yang tidak mentaatinya (justru korupsi).
Nampaknya, dalam kehidupan masa kini “ketaatan” hanyalah kata klise saja, yang dianggap
sebagai gaya hidup yang tidak mendatangkan keuntungan apapun. ketaatan kepada
pemerintah saja saja rendah apalagi ketaatan kepada Tuhan.

Ketaatan manusia kepada Tuhan pada zaman nabi Nuh juga sangatlah rendah. Hal ini terjadi
pada zamans ekarang maupun zaman dulu. Kejadian 6: 11,12 dikatakan bahwa adapun bumi
itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. (12) Allah menilik bumi itu dan
sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. Sudah
tidak ada lagi ketaatan pada zaman itu. Hanya ada satu keluarga yang masih taat kepada
Tuhan, yakni Nuh. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di
antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Kej 6:9.
Dalam kisah Nuh ini kita akan menemukan ketaatan yang radikal yang penuh pengorbanan dari
seorang manusia biasa. Ketaaatn seperti inilah yang semestinya dimiliki oleh anak anak Tuhan.

Kisah ketaatan Nuh, tidaklah dimulai dari nuh, tetapi dimulai dari Allah. Perhatikan ayat 8,
bahwa ditengah tengah jahatnya manusia saat itu, Nuh mendapat kasih karunia di mata
TUHAN. Kisah ketaatan Nuh ini dimulai dari Allah. Kemudian setelah itu barulah kisah ketaatan
Nuh diceritakan kepada kita. tetapi semuanya dimulai dari Allah

Nuh dikatakan adalah seorang yang benar, dan tidak bercela, hidup bergaul dengan Allah.
benar dan tidak bercela bukan berarti Nuh tanpa dosa atau sempurna. ini hanya menunjukkan
bahwa Nuh ini adalah spesial, memiliki kekudusan yang berbeda dari orang orang pada
zamannya. Namun ada sebuah tema yang terus disampaikan dalam kisah Nuh ini, yakni Nuh
menaati Allah. Perhatikanlah kalmait berikut dalam
Gen 6:22 Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya,
demikianlah dilakukannya.

Gen 7:5 Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya.

Gen 7:9 datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti
yang diperintahkan Allah kepada Nuh.
Gen 7:16 Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang
diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.

Gen 8:15-18 Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh: (16) “Keluarlah dari bahtera itu, engkau
bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu; (17) segala
binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup: burung-burung, hewan dan
segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau,
supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di
bumi.” (18) Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri
anak-anaknya.

Nuh memiliki sebuah Motto, lakukanlah perintah Allah. Pernahkah saudara perhatikan, bahwa
Nuh tidak pernah berbicara dalam dalam seluruh kisahnya? tidak ada dikatakan: “lalu
berkatalah Nuh” Allah yang berbicara, tetapi Nuh tidak bicara dan hanya melakukan tugas yang
diberikan kepadanya. Namun Nuh bukanlah robot, dia adalah daging dan darah dan memiliki
masalah real. dia mungkin memiliki pertanyaan atas perntah yang dibeirkan kepadanya, namun
dia meresponi dan mennaati perintah Allah. Nuh sempurna dalam ketaatannya kepada Allah,
bukan dalam hal pemikiran mengenai ketaatan. Dia bertindak dalam ketaatan dan menaruh
imannya ke dalam praktek. Nuh menunjukkan bahwa ketaatan itu membutuhkan sebuah harga.
Perhatikanlah ayat 14-16, dimana Allah memberikan detail dari Bahtera yang harus dibangun
oleh Nuh.Kapal yang hendak dibangun oleh Nuh lebih kecil sedikit dari kapal Tampomas, KM
kambuna. kalau KM Umsini yang panjangnya 144 m. lebar 23 meter. sedangkan Bahtera Nuh
Panjang 135 meter , 22.5 meter , Tinggi =13.5 meter Dengan tinggi 13.5 meter tsb menurut Kej
6:16 dibagi 3 tingkap . Ukuran 135 meter itu satu setengah kali lapangan sepakbola. ini
merupakan sebuah proyek raksasa. Bayangkan besarnya biaya untuk menaati Allah. Membuat
bahtera bukanlah hobbynya Nuh. Itu menghabiskan banyak waktu, uang, energinya dan
hidunya. inilah kasih, iman dan ketaatan menjadi satu dalam hidup Nuh.

apapun itu, ketika kita menaati Tuhan, maka itu membutuhkan sebuah harga. Pada saat kita
taat kepada Tuhan, kita mesti berani untuk diejek, dicemooh oleh manusia. Ketika Tuhan
memberikan perintah kepada Nuh untuk membuat Bahtera, maka ini adalah sebuh proyek yang
Monumental, tak terbayangkan, yang tidak bisa dimengerti bahkan mustahil. ini adalah proyek
yang luar biasa dan pasti akan menimbulkan tanda tanya. Kalau Nuh membuat bahtera
dipinggir laut, maka tidak akan diejek. Karena mereka mungkin akan berpikir bahwa Nuh akan
berlayar keliling dunia untuk berdagang. Namun masalahnya adalah, Nuh membuat Bahtera di
gunung. Kalau Nuh hanya membuat kapal besar itu untuk pameran saja, maka mungkin tidak
akan terlalu dicemooh. Tetapi Nuh membuatnya untuk mengantisipasi datangnya air bah yang
akan memusnahkan bumi. Pada waktu itu, orang belum mengenal adanya hujan. Hujan belum
pernah turun ke bumi. Air diperoleh dari kabut yang membasahi seluruh permukaan bumi. (Kej
2:5,6). Maka pada waktu Nuh mengatakan bertobatlah dan kembalilah kepada Allah, karena
Allah akan memusnahkan bumi ini dnegan air Bah, maka Nuh pasti dicemooh oleh orang orang
pada waktu itu. Selama sekitar 100 tahun Nuh membangun Bahtera dan selama itu pula dia
diejek, dicemooh karena membangun sebuah proyek Tuhan yang tidak masuk akal untuk
mengantisipasi yang tidak masuk akal, yang belum pernah terjadi. Nuh tetap taat walaupun dia
diejek, dan dianggap orang gila. Ketaatan membutuhkan harga yang seperti ini.

Menaati Tuhan memang membutuhkan harga atau pengorbanan. pada saat kita diberikan
perintah oleh Tuhan, maka itu memerlukan pengorbanan, Mesti ada pengorbanan waktu,
pengorbanan tenaga, atau kita mesti bekerja lebih keras lagi. Nuh diberikan perintah untuk
membangun sebuah kapal yang luar biasa besarnya. Nuh bukanlah seorang ahli dalam
membuat kapal. Nuh juga bukan seorang pengangguran yang tidak punya kerjaan. Nuh punya
pekerjaan, punya keluarga. Dan sekarang dia diperintah oleh Allah untuk membangun bahtera
sebagai sebuah tugas tambahan diluar tugas tugasnya. ini membutuhkan sebuah pengorbanan.
ini artinya, pada waktu dia menaati Allah, maka Nuh memiliki tugas tambahan dalam hidupnya.
Tugas tambahan ini bukan berlangsung selama 2 tahun tetapi berlangsung selama 100 tahun.
Nuh harus bekerja lebih keras, dia harus bisa membagi waktu antara keluarga, pekerjaan, dan
membangun bahtera. ada harga dari ketaatannya kepada

Anda mungkin juga menyukai