Anda di halaman 1dari 9

Kejadian 9:8-17

Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM

I. Permulaan Sejarah Manusia (Kej 1:1-11:26)

A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan D. Air Bah: Hukuman Allah Atas Peradaban Purba
(Kej 1:1-2:25) (Kej 6:1-8:19)
1. Ringkasan Seluruh Penciptaan (Kej 1:1-2:4) 1. Kebejatan Universal (Kej 6:1-8,11-12)
2. Kisah Penciptaan Adam dan Hawa yang Lebih 2. Nuh: Persiapan untuk Menyelamatkan Kaum
Lengkap (Kej 2:5-25) Sisa yang Benar (Kej 6:9-22)
3. Beberapa Pengarahan Terakhir dan Air Bah
B. Asal Mula Dosa (Kej 3:1-24) (Kej 7:1-8:19)
1. Pencobaan dan Kejatuhan (Kej 3:1-6)
2. Dampak-Dampak Kejatuhan (Kej 3:7-24) E. Permulaan Baru bagi Manusia
(Kej 8:20-11:26)
C. Asal Mula Peradaban (Kej 4:1-5:32)
1. Kain: Kebudayaan Kafir (Kej 4:1-24) 1. Keturunan Nuh (Kej 8:20-10:32; dan khususnya
2. Set: Kaum Sisa yang Benar (Kej 4:25-26) Sem, Kej 11:10-26)
3. Sejarah Silsilah Bapa Leluhur Pra-Air Bah (Kej 2. Menara Babel (Kej 11:1-9)
5:1-32) 3. Hubungan Keluarga Antara Sem dengan
Abraham (Kej 11:10-26)
9:8 Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia:
9:9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,
9:10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-
binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di
bumi.
9:11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh
air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."
9:12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang
hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan , supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,
9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup,
segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
9:16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal
antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi.
9:17 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang
ada di bumi."
Seperti kita lihat dalam garis besar Kejadian, dalam pembahasan kali ini kita nats kita termasuk
dalam pembahasan permulaan baru bagi manusia

Untuk pembahasan kali ini membahas tentang kejadian Air Bah. Tokoh yang ada dalam kejadian ini
adalah Nuh, isterinya, anaknya, dan isteri daripada anaknya.
Dalam pembahasan kali ini kita focus dalam perjanjian yang dibuat oleh Allah kepada mereka
sebelum air itu menjadi surut.

Kata PERJANJIAN dalam nats kita kali ini tersebut sebanyak 7 kali (ayat 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17)
Ini bisa kita lihat sebagai penegasan dari Allah akan janji-Nya.
Bagi para pembaca Alkitab zaman dahulu, istilah “perjanjian” terdengar jauh lebih serius daripada
istilah yang sama di telinga orang zaman sekarang. Sebuah perjanjian kuno jauh lebih mengikat.
Nasib, reputasi, dan identitas seseorang terlekat kuat dalam perjanjian-perjanjian tertentu, entah
itu perjanjian perang/damai, pernikahan, perdagangan, dan yang lain. Perjanjian bukan hanya
bersifat legal, melainkan spiritual. Ada nama Allah atau dewa tertentu yang disertakan sebagai
saksi dan penjamin
Sekilas jenis perjanjian dalam bagian ini terasa agak kurang lazim dalam Alkitab. Allah biasanya
hanya mengadakan perjanjian dengan manusia, entah itu suatu bangsa atau tokoh tertentu. Kali ini
Ia menyertakan bumi dan segala makhluk di dalamnya. Perjanjian ilahi juga biasanya lebih bersifat
rohaniah. Kali ini isi perjanjian itu tampaknya lebih jasmaniah.

Secara singkat kita bisa tarik kesimpulan bahwa perjanjian Allah adalah TIDAK AKAN ADA LAGI
KEJADIAN YANG SAMA SEPERTI AIR BAH TERSEBUT
Kejadian 9:11 Maka Kuadakan perjanjian-Kudengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan
oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."

Mengapa Allah perlu mengikatkan diri-Nya


ke dalam sebuah perjanjian seperti ini??
MENGAPA ALLAH PERLU MENGIKATKAN DIRI-NYA
KE DALAM SEBUAH PERJANJIAN SEPERTI INI?

1 MENGHILANGKAN KETAKUTAN MANUSIA

Pada zaman sebelum air bah, manusia tampaknya tidak mengenal hujan. Seluruh dunia berada dalam iklim yang relatif
seragam, yaitu semi-tropikal. Tanah bisa subur karena ada kabut (2:5-6). Situasi ini berubah pada masa penghukuman
air bah. Allah membuka pintu samudera raya dan tingkap air di langit (7:11-12).
Jika memang benar bahwa hujan hebat dalam hukuman air bah merupakan hujan pertama yang disaksikan oleh
manusia, bisa dibayangkan betapa traumatis perasaan Nuh dan keluarganya apabila mereka menyaksikan hujan yang
lain. Ditambah dengan perubahan iklim global pasca air bah yang membuat bumi lebih sering diguyur hujan, Nuh benar-
benar membutuhkan rasa aman yang lebih. Allah mengenal perasaan takut ini.

Dengan apa ALLAH menandakan akan hal itu???


PELANGI yang muncul sehabis hujan merupakan jaminan ilahi bahwa hujan tidak akan seburuk sebelumnya. Allah
tidak akan memusnahkan manusia maupun makhluk hidup lain dengan menggunakan air bah.
Menariknya, istilah “pelangi” sendiri tidak muncul di bagian ini. Apa yang kita pahami sebagai pelangi merupakan busur
ilahi (9:13, 14, 16). Yang dirujuk memang sama (Yeh 1:28), tetapi makna di baliknya berbeda. Berdasarkan kisah-kisah
mitologis di Timur Dekat Kuno, ungkapan “Aku akan menaruh busur-Ku di langit” menyampaikan sebuah pesan bahwa
Allah telah memutuskan untuk berhenti berperang. Ia tidak lagi menarik busur-Nya untuk membuka tingkap langit
maupun pintu samudera raya. Ia tidak lagi memerangi umat manusia dan segala binatang.
MENGAPA ALLAH PERLU MENGIKATKAN DIRI-NYA
KE DALAM SEBUAH PERJANJIAN SEPERTI INI?

2 MENJAGA KELESTARIAN BINATANG DAN ALAM

Di awal pasal 9 ini terkesan bahwa manusia adalah segala-galanya


Binatang-binatang akan tunduk pada manusia (ayat 2). Semua diserahkan ke dalam tangan manusia.
Binatang-binatang menjadi bahan makanan manusia (ayat 3). Setiap binatang yang memangsa manusia juga
dituntut balik oleh Allah (ayat 5). Semua ini, jika tidak dicermati dan dipahami dengan baik, dapat
menimbulkan kesan bahwa manusia boleh berbuat semena-mena terhadap binatang maupun alam.

Perjanjian yang Allah buat di ayat 8-17 menampik semua kesan keliru ini
Sama seperti manusia, binatang dan alam juga menjadi objek kasih Allah. Dia menjamin kelestarian
semuanya. Sikap ini sekaligus mengajarkan Nuh dan keturunannya untuk melakukan hal yang sama. Manusia
terpanggil untuk memenuhi dan menguasai bumi (9:1, 7; bdk. 1:26-28), bukan mengeksploitasi maupun
merusaknya.
TUJUAN PERJANJIAN itu tidak lain dalam rangka MENGASIHI MANUSIA DAN CIPTAAN-NYA.
Dan kasih Allah yang Maha Agung adalah ketika ALLAH MENJADI MANUSIA didalam Yesus
Kristus

BAGAIMANA KITA MERESPON Hal-hal yang bisa kita ajarkan kepada Anak Sekolah Minggu
melalui perikop kali ini
PERJANJIAN ALLAH TERSEBUT?

Seperti penjelasan dari nats kali ini, manusia itu tidak semena-mena untuk
MENJAGA DAN MELESTARIKAN
1 bertindak kepada makhluk hidup lainnya. Melainkan menjaga dan
MAKHLUK YANG ADA DI BUMI melestarikannya karena mereka juga adalah bagian dari ciptaan Allah

Diajarkan untuk bersyukur atas kemurahan Allah. Semurka-murkanya Allah atas dosa manusia

2 BERSYUKUR terdahulu, Dia tetap mengasihi kita dan berjanji tidak akan mendatangkan hal tersebut lagi. Ini
SENANTIASA ditandai dengan diutusnya Anak Allah, Yesus Kristus untuk turun ke bumi untuk
menyelamatkan kita manusia

PERCAYA KEPADA Barang siapa percaya kepada-Nya, yaitu Yesus Kristus, tidak akan binasa, melainkan
3 memperoleh hidup yang kekal. Seperti cerita pada nats kita kali ini, mengenai Nuh yang
YESUS KRISTUS selamat oleh iman kepercayaannya kepada Allah.
Tuhan Yesus Memberkati

Anda mungkin juga menyukai