Anda di halaman 1dari 4

D.

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara

1. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional

Seperti disebutkan sebelumnya, ada tiga cara untuk melihat keamanan nasional. Ketiganya
menghasilkan tiga wajah ketahanan nasional, yaitu ketahanan nasional sebagai konsep,
ketahanan nasional sebagai kondisi dan ketahanan nasional sebagai konsep atau doktrin.

Apa yang menjadikan ketahanan nasional sebagai konsep khas masyarakat Indonesia adalah
pemikiran delapan unsur kekuatan nasional, yang disebut Asta Gatra. Ide Asta Gatra
dikembangkan oleh Lemhanas. Kekuatan nasional Indonesia dipengaruhi oleh delapan elemen
yang terdiri dari tiga unsur alami (Tri Gatra) dan lima unsur sosial (Panca Gatra). Unsur atau gatra
dalam ketahanan nasional Indonesia tersebut, antara lain:

1). Gatra letak dan kedudukan geografi

Gatra letrak geografi menentukan kekuatan nasional negara tersebut. Hal-hal yang berkaitan
dengan wilayah suatu negara meliputi; Bentuk wilayah suatu negara dapat berupa negara pesisir,
negara kepulauan, atau negara benua.
a). Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan wilayah yang
sempit (kecil).
b). Posisigeografis, astronomis, dangeologis negara.
c) Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habittable dan ada wilayah yang unhabittable.

2). Gatra keadaan dan kekayaan alam

Sumber kekayaan alam di suatu daerah baik dalam kualitas dan kuantitas sangat diperlukan
untuk kehidupan nasional. Itulah sebabnya keberadaannya harus dijaga dan dilestarikan.
Kedaulatan teritorial nasional adalah sarana untuk ketersediaan sumber daya alam dan
merupakan dasar untuk pembangunan. Manajemen dan pengembangan sumber daya alam
merupakan indikator ketahanan nasional. Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam
sebagai elemen ketahanan nasional, meliputi:
a) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan; mencakup sumber daya alam hewani,
nabati, dan tambang.
b).Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.
c). Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan lingkungan
hidup.
d).Kontrol atau kendali atas sumber daya alam.

3). Gatra keadaan dan kemampuan penduduk

Gatra penduduk memiliki pengaruh besar pada upaya untuk mempromosikan dan
mengembangkan ketahanan nasional. Gatra penduduk meliputi jumlah kuantitas, komposisi,
distribusi dan kualitas. Penduduk yang produktif, atau yang sering disebut sumber daya manusia
yang berkualitas, memiliki korelasi positif dalam penggunaan sumber daya alam dan pelestarian
lingkungan (geografi), baik secara fisik maupun sosial.

Lima aspek insur kehidupan sosial (panca gatra), yaitu:

1). Gatra ideologi

Gatra ideologi mengacu pada seperangkat nilai-nilai bersama yang diyakini baik untuk
menyatukan bangsa.

2). Gatra politik

Gatra politik terkait dengan kemampuan mengelola nilai-nilai dan sumber daya bersama untuk
mencegah perpecahan agar tetap stabil dan konstruktif untuk pembangunan.

3). Gatra ekonomi

Gatra ekonomi yang dikelola oleh suatu negara adalah kekuatan nasional dari negara itu,
terutama di era global saat ini. Sektor ekonomi memainkan peran langsung dalam upaya
memenuhi dan menyebarluaskan kebutuhan warga.

4). Gatra sosial budaya (sosbud)

Gatra sosial-budaya. Dalam aspek sosial-budaya, nilai-nilai sosial-budaya hanya dapat


berkembang dalam situasi yang aman dan damai.

5). Gatra pertahanan dan keamanan


(hankam)

Gatra pertahanan dan keamanan Negara. Unsur keamanan negara adalah salah satu fungsi
pemerintah. Negara dapat melibatkan warganya dalam upaya pertahanan nasional sebagai
bentuk hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara.

Model ketahanan nasional dengan delapan gatra (Asta Gatra) ini secara matematis dapat
digambarkan sebagai berikut (Sunardi, 1997):

𝑲(𝒕) = 𝒇(𝑻𝒓𝒊 𝑮𝒂𝒕𝒓𝒂, 𝑷𝒂𝒏𝒄𝒂 𝑮𝒂𝒕𝒓𝒂)𝒕 , atau 𝑲(𝒕) = 𝒇(𝑮,𝑫,𝑨),(𝑰,𝑷,𝑬,𝑺,𝑯)𝒕


Keterangan:
K(t) : kondisi ketahanan nasional yang dinamis G : kondisi geografi
D : kondisi demografi
A : kondisi kekayaan alam
I : kondisi sistem ideologi
P : kondisi sistem politik
E : kondisi sistem ekonomi
S : kondisi sistem sosial budaya
H : kondisi sistem hankam
f : fungsi, dalam pengertian matematis
t : dimensi waktu

Ketahanan ekonomi adalah keadaan dinamis kehidupan ekonomi bangsa yang mencakup
keuletan dan ketahanan kekuatan nasional untuk menghadapi semua tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan yang datang langsung atau tidak langsung dari luar atau dalam. Untuk
memastikan kelangsungan bangsa dan ekonomi negara berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Bentuk keamanan ekonomi adalah sebagai berikut.

a). Kemampuan ekonomi pulih dengan cepat. Hal ini terkait dengan fleksibilitas ekonomi
memungkinkan untuk bangkit kembali setelah terpengaruh oleh kejutan. Kemampuan ini akan
sangat terbatas jika, misalnya ada kecenderungan kronis defisit fiskal yang besar atau tingginya
tingkat pengangguran.

b). Kemampuan untuk menahan guncangan. Hal ini menunjukkan bahwa dampak merugikan dari
guncangan bisa diserap atau dilumpuhkan, sehingga dampak akhirnya dapat diabaikan. Jenis
ketahanan ini terjadi jika ekonomi memiliki mekanisme reaksi endogen terhadap guncangan
negatif dan mengurangi dampaknya, yang disebut sebagai peredam guncangan.

c). Kemampuan ekonomi untuk menghindari guncangan. Jenis


ketahanan ekonomi ini dianggap melekat, dan dapat dianggap sebagai perisai terdepan dari
kerentanan ekonomi.

2. Esensi dan Urgensi Bela Negara

Ada hubungan antara pertahanan nasional dan pembelaan negara atau bela negara. Bela negara
adalah ekspresi dari upaya warga negara untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan
nasional rakyat Indonesia. Dalam uraian sebelumnya dikatakan bahwa bela negara mencakup
definisi pertahanan fisik dan non-fisik negara. Pertahanan fisik negara berarti membawa senjata
melawan musuh (militer). Pertahanan fisik negara lebih bisa dipahami daripada pertahanan
nonfisik negara.

a). Bela negara secara fisik

Bela negara secara fisik, yaitu membawa senjata melawan serangan bermusuhan atau agresi.
Pertahanan fisik negara dilakukan untuk menghadapi ancaman eksternal. Partisipasi penduduk
sipil dalam upaya pertahanan nasional adalah hak dan kewajiban konstitusional setiap warga
negara Indonesia.
b). Bela negara secara non-fisik

Selama transisi ke masyarakat sipil sejalan dengan


persyaratan reformasi saat ini, kesadaran akan bela negara ini perlu diperkuat untuk mencegah
berbagai potensi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik secara eksternal maupun
eksternal. Membela negara tidak selalu berarti "membawa senjata untuk menghadapi musuh".
Tatanan sipil dalam pertahanan non-fisik negara dapat dieksekusi dalam berbagai bentuk kapan
saja dan dalam situasi apa pun, misalnya dengan cara berikut:

1). Tingkatkan kesadaran nasional dan negara, termasuk menghayati makna demokrasi dengan
menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak;
2). Menanamkan cinta untuk tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat;
3). Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan menciptakan pekerjaan nyata
(bukan retorika);
4).Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap
hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
5). Memberikan mentalitas spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal dampak
budaya asing yang tidak sesuai dengan norma kehidupan masyarakat Indonesia dengan lebih
mengabdi kepada Tuhan melalui ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai