Anda di halaman 1dari 12

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia, yakni konsepsi tahun 1968, tahun 1969 dan tahun

1972. Menurut konsepsi tahun 1968 dan 1969 ketahanan nasional adalah keuletan dan daya
tahan, sedang pada konsepsi 1972 ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamik yang
berisi keuletan dan ketangguhan. Jika pada dua konsepsi sebelumnya dikenal istilah
IPOLEKSOM (Panca Gatra), dalam konsepsi tahun 1972 diperluas dan disempurnakan berdasar
asas Asta Gatra (Haryomataraman dalam Panitia Lemhanas, 1980: 95-96 dalam Triharso 2013).

Pada tahun-tahun selanjutnya konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam Garis Besar
Haluan Negara (GBHN), yakni mulai GBHN 1973 sampai dengan GBHN 1998. Adapun
rumusan konsep ketahanan nasional dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut;

1. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus menuju
ke tujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari hambatan,
tantangan, ancaman dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari dalam, maka
pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan Ketahanan Nasional yang
mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa secara utuh
dan menyeluruh.
2. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakekatnya Ketahanan Nasional adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup
menuju kejayaan bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan
meningkatkan Ketahanan Nasional. Selanjutnya Ketahanan Nasional yang tangguh akan
mendorong pembangunan nasional.
3. Ketahanan Nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi,
ketahanan sosial budaya dan ketahanan pertahanan keamanan.

Apabila menyimak rumusan mengenai konsepsi Ketahanan Nasional dalam GBHN tersebut, kita
mengenal adanya tiga wujud atau wajah konsepsi Ketahanan Nasional, yaitu ;

1. Ketahanan nasional sebagai metode, tercermin dari rumusan pertama


2. Ketahanan nasional sebagai kondisi, tercermin dari rumusan kedua
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin dasar nasional, tercermin dari rumusan ketiga

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia, dikemukakan adanya sejumlah unsur atau faktor yang
selanjutnya diistilahkan sebagai gatra. Gatra Ketahanan Nasional Indonesia disebut Asta Gatra
(delapan gatra), yang terdiri atas Tri Gatra (tiga gatra) dan Panca Gatra (lima gatra).
Berdasarkan pengertian konsepsi ketahanan nasional, seluruh aspek kehidupan nasional diperinci
dengan sistematika Astagatra (Delapan aspek) yang terdiri dari Trigatra (Tiga aspek alamiah)
dan Pancagatra (Lima aspek sosial).

1.Aspek Trigatra (tiga aspek alamiah)

aspek-aspek suatu negara yang sudah melekat pada negara itu. Oleh karena itu unsur-unsurnya
tidak sama dalam tiap negara. Trigatra meliputi Geografi, Kekayaan alam, dan Kependudukan.

1. Geografi
Geografi suatu negara adalah segala sesuatu pada permukaan bumi yang dapat dibedakan antara
hasil proses alam dan hasil ulah manusia, dan memberikan gambaran tentang karakteristik
wilayah kedalam maupun keluar.

Menurut letak geografinya, bentuk negara dapat dibagi dalam negara yang berada di daratan, di
lautan, atau keduanya.

1) Negara yang dikelilingi daratan. Lingkungan negara ini bersifat serba daratan atau serba
benua.

2) Negara dikelilingi lautan. Dapat dibedakan dalam :

 Negara kepulauan (Archipelagis state) adalah suatu negara yang bersifat kepulauan
(Archipelago)
 Negara pulau (Island state), berbeda dengan negara kepulauan. Pada negara pulau unsur
darat lebih besar daripada unsur laut.
 Negara mempunyai bagian wilayah yang bersifat kepulauan. Negaranya sendiri bersifat
negara daratan, tetapi mempunyai suatu bagian wilayah yang bersifat kepulauan. Ini tidak
dapat disamakan dengan Negara kepulauan.
 “Circume marine” state adalah negara yang komponennya hanya dapat dicapai melalui
transportasi laut.

2. Kekayaan alam

Kekayaan alam adalah segala sumber dan potensi alam yang terdapat di bumi, di laut, dan di
udara dalam wilayah suatu negara yang dapat diperinci sebagai berikut :

a) Kekayaan alam yang digolongkan dalam :

 Kekayaan alam hewani (fauna)


 Kekayaan alam nabati (flora)
 Kekayaan alam mineral (tambang)

b) Sifat kekayaan alam

 Dapat diperbaharui (hutan, hewan, dll)


 Tidak dapat diperbaharui (minera)

c) Keberadaan kekayaan alam

 Diatmosfir (oksigen, sinar matahari dll)


 Di permukaan bumi (fauna dan flora)
 Di dalam bumi (barang tambang)

Sifat khusus kekayaan alam di bumi ini distribusinya tidak merata dan tidak teratur, sehingga ada
negara yang kaya dan Negara yang miskin akan kekayaan alam. Perbedaan akan kekayaan alam
ini menyebabkan adanya ketergantungan antara negara yang satu dengan negara lainnya yang
dapat menimbulkan problema hubungan internasional yang kompleks. Bila kebutuhan suatu
negara tidak terpenuhi, maka negara tersebut akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut
dari negara lain dengan berbagai cara.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut itulah sering timbul masalah-masalah politik,
ekonomi, sosial budaya dan hankam. Pemanfaatan kekayaan alam yang tidak produktif akan
mengundang campur tangan negara lain terutama dari negara industry yang membutuhkan bahan
baku bagi industrinya. Oleh karena itu perlu dibina kesadaran nasional untuk memanfaatkan
kekayaan alam sebaik-baiknya, sehingga tercapai nilai guna yang maksimal bagi kesejahteraan
dan keamanan nasional.

3. Kependudukan

Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Manusia adalah faktor penentu
apa yang dilakukan atau tidak dilakukan disuatu negara. Dengan kata lain manusia yang tinggal
di suatu negara akan menentukan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketahanan
nasional, dalam arti manusialah yang akan mengusahakan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan suatu negara.

Masalah yang berkaitan dengan kependudukan adalah

a) Jumlah penduduk

Apabila jumlah penduduk bertambah akan bertambah pula jumlah tenaga kerja yang akan dapat
dimanfaatkan untuk produksi dan dapat meningkatkan kesejahteraan kerja dan peningkatan
keterampilan kerja agar kapasitas berproduksi meningkat, sebab bila tidak, maka akan
menambah pengangguran dengan segala dampaknya akan dapat melemahkan ketahanan nasional

b) Komposisi penduduk

Komposisi penduduk menurut umur banyak mempengaruhi Ketahanan nasional karena jika di
presentase kelompok umur terbesar pada umur produktif maka hal ini berarti akan dapat
meningkatkan ketahanan nasional tetapi jika yang terbesar kelompok umur non-produktif maka
akan dapat melemahkan ketahanan nasional.

c) Penyebaran penduduk

Penyebaran penduduk akan akan sangat besar pengaruhnya terhadap penyelenggaraan


kesejahteraan dan keamanan nasional, karena penyebaran penduduk akan berpengaruh langsung
terhadap penyediaan tenaga kerja untuk mengelolah kekayaan alam.

Namun pada kenyataan manusia ingin selalu bertempat tinggal di daerah yang memungkinkan
jaminan kehidupannya yang maksimal, hal ini menyebabkan adanya daerah padat dan daerah
jarang penduduknya. Untuk menyebarkan penduduk tersebut pemerinah berupaya dengan
melaksanaka program transmigrasi dan penyebaran pembangunan pusat industry dan sebagainya,
dan diharapkan usaha tersebut akan dapat meningkatkan ketahanan nasional.

2. Aspek Panca Gatra (lima aspek sosial)

Tri Gatra meliputi Gatra Geologi, Gatra Politik, Gatra Ekonomi, Gatra Sosial Budaya, Gatra
Pertahanan Keamanan.

1. Gatra Geologi

Ideologi adalah serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan
ajaran atau doktrin yang dijadikan dasar serta member arah dan tujuan yang ingin dicapai di
dalam kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Ketahanan ideologi adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, gangguan, hambtan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi suatu
bangsa.

2. Gatra Politik

Politik diartikan sebagai asas, haluan dan kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan,
dan oleh kekuasaan karena itu masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah kekuasaan
dalam suatu negara yang berada di tangan pemerintah. Pemerintah akan menentukan system
politik yang tepat untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya.

Ketahanan ideologi adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, gangguan, hambtan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi suatu
bangsa.

3. Gatra Ekonomi

Kegiatan ekonomi adalah keseluruhan kegiatan pemerintah dan masyrakat di dalam pengelolaan
faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi dan manajemen) dan
distribusi barang dan jasa hasil produksi demi kesejahteraan rakyat, baik fisik maupun mental
spiritual.

Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi (barang
dan jasa) serta meningkatkan kelancaran distribusi (barang dan jasa) secara merata ke seluruh
wilayah negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kethanan ekonomi, antara lain :

Bumi dan Sumber Alam, meliputi :

 Tenaga kerja
 Modal
 Industrialisasi
 Teknologi
 Hubungan ekonomi luar negeri
 Prasarana
 Manajemen

4. Gatra Sosial Budaya

Istilah sosial budaya menunjukkan dua segi kehidupan bersama dari manusia, yaitu segi
kemasyaralatan dan segi kebudayaan.

1) Kemasyarakatan

Untuk memelihara kelangsungan hidupnya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka
manusia harus hidup berkelompok dan berhubungan dengan lingkungannya, dengan kata lain
harus bermasyarakat (bekerjasama satu dengan lainnya). Hidup bermasyarakat akan lebih baik
bila diwadahi dalam suatu organisasi dan kehidupan diatur dalam suatu tertib social yang dapat
menampung semua aspirasi seluruh warganya.

2) Kebudayaan

Budaya adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat dimanifestasikan dalam tingkah laku yang
sudah melembaga. Tingkah laku masyarakat kebudayaan tercipta karena faktor yaitu

a). Organ biologis manusia dalam arti kebutuhan hakiki manusia

 Lingkungan alam yang melahirkan kebiasaan manusia yang hidup disuatu daerah
 Lingkungan sejarah
 Lingkungan psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang social budaya adalah :

 Tradisi
 Pendidikan
 Kepemimpinan Nasional
 Tujuan Nasional
 Kepribadian Nasional
5. Gatra Pertahanan Keamanan

Pertahanan keamanan (Hankam) adalah upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata
TNI/POLRI sebagai intinya mempertahankan dan mengamankan bangsa dan Negara serta hasil
perjuangannya. Pertahanan keamanan adalah merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam
menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan untuk mencapai keamanan bangsa dan Negara
serta hasil perjuangannya.

Upaya meningkatkan ketahanan nasional di bdang Hankam adalah peningkatan partisipasi


seluruh rakyat an seluruj kekuatan nasional sesuai fungsi dan profesinya dalam upaya bela
negara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan bidang Hankam adalah :

 Doktrin
 Wawasan nasional
 Sistem hankam
 Konsepsi dasar ketahanan nasional paling tidak dapat
dipahami dari beberapa model ketahanan nasional, masing-
masing model Astagatra, ModelMorgenthau, Model Alfred Thayer
Mahan, dan ModelCline.
 Pertama, Model Morgenthau, model ini bersifat deskrip
tif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila
model Lemhannas berevolosi dari
observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka
model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisisnya,
Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina
dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia
menganggap pentingnya perjuangan untukmendapatkan
powerposition dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya
maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position
sehingga muncul strategi ke arah balanced power.
 Kedua, Model Alfred Thayer Mahan. Dalam bukunya The Influence
Seapower on History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa
kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhiapabila bangsa
tersebut memenuhi unsur-unsur letak geografi, bentuk atau
wujudbumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau
bangsa, dan sifat pemerintahan.
 Ketiga, Model Cline yang melihat suatunegara dari luar
sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan
antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi
suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya
persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Menurut
Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila
ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik
memiliki wilayah yang besar dan sumber daya manusia yang
besar pula.Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil
bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri
sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah
yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak
akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.
 Keempat, ModelAstagatra, model ini merupakan perangkat
hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang
berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala
kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan
kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhannas ini
menyimpulkanadanya 8 (delapan) unsur aspek kehidupan
nasional yang terdiri atas aspek kehidupan alamiah dan aspek
kehidupan sosial.
 a) Aspek alamiah meliputi Trigatra (letak dan kedudukan
geografi, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan
kemampuan penduduk).
 b) Aspek kehidupan sosial terdiri atas Pancagatra
(ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan).
 Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra
dan pancagatra serta antara gatra itu sendiri terdapat
hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan
(korelasi) dan ketergantungan (interdependency). Oleh
karena itu hubungan komponen strategi dalam trigatra dan
pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif
integral) di dalam komponen strategi astagatra.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan sebagai
cerminan kemampuan bangsa dalam mengembangkan kekuatan nasional dan menjaga keutuhan
nasional.

ecara antropolgis manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna karena
memiliki akal budi sehingga lahir manusia berbudaya. Sebagai manusia berbudaya maka perlulah
mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya dalam usaha mempertahankan eksistensinya dan
kelangsungan hidupnya. Dalam hubungannya manusia dengan alam sekitarnya pada hakekatnya
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu kesejahteraan dan keamanan. Untuk
menjami kelangsungan hidup suatu bangsa diperlukan suatu konsep pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan serasi dalam semua aspek kehidupan nasional.
Ketahanan nasional merupakan konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan
dan keamanan dalam kehidupan nasional
Unsur – Unsur Ketahanan Nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri
atas Trigatra dan Pancagatra.
1. Trigatra
Trigatra adalah aspek alamaiah dalam unsur ketahanan Nasional Indonesia yang terdiri dari :
a. Posisi dan Lokasi Geografi Negara
Bentuk, keadaan dan lokasi geografis suatu negara sangat mempengaruhi kehidupan bangsa yang
mendiaminya dalam penyelenggaraan dan pengaturan kesejahteraan dan keamanan. Seperti halnya
Indonesia yang merupakan negara kepulauan akan lebih banyak memanfaatkan potensi lautnya.
Posisi atau letak geografis suatu negara akan juga menentukan peran suatu negara dalam
pencaturan lalu lintas dunia dan akan menghadapi bentuk – bentuk ancaman yang berbeda. Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa letak geografis suatu negara akan berpengaruh terhadap ketahanan
nasional suatu bangsa.
b. Keadaan dan Kekayaan Alam (SDA)
Kekayaan suatu negara adalah segala sumber dan potensi alam yang didapatkan di bumi, laut dan
udara yang berada di wilayah suatu negara. Kekayaan tersebut meliputi flora, fauna, dan tambang
yang keberadaannya bisa di atmosfer, di permukaan bumi dan di dalam bumi. Kekayaan alam itu
ada yang dapat diperbarui ada yang tidak dapat diperbarui. Kekayaan alam yang ada di bumi
didistribusikan secara tidak merata atau tidak teratur, sehingga ada negara yang kaya sumber daya
alam dan ada pula yang miskin sumber daya alam. Hal tersebut menyebabka terjadinya
ketergantungan antar negara yang pada gilirannya dapat menimbulkan problem hubungan
internasional yang kompleks. Untuk megatasi kerawanan dan ancaman dengan adanya hubungan
internasional, maka perlu adanya manajemen pengelolaan SDA yang berdasar asas maksimal,
lestari dan berdaya asing.
c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Keadaan penduduk sangat berpengaruh terhadap penyediaan tenaga kerja pengelolaan kekayaan
alam dan berpengaruh pula terhadap personal yang mampu mengelola Hankam. Pengembangan
SDM Merupakan kunci menghadapi era globalisasi. SDM juga merupakan asset penting dalam
upaya peningkatan daya saing yang semakin ketat. Semakin berkualitas tenaga kerja yang dimiliki
suatu negara maka akan semakin baik pula dan semakin berkualitas serta berdaya saing tinggi
barang yang dihasilkannya. Oleh karena itu, SDM harus digarap dengan serius agar terciptanya
tenaga kerja yang bersaing sehingga mampu meningkatkan serta mempertahankan Ketahanan
Nasional.
2. Pancagatra
Pancagatra adalah aspek sosial dalam unsur Ketahanan Nasional Indonesia, yang terdiri dari :
a. Aspek Ideologi
Ideology yang dimiliki suatu negara dapat dikatakan sebagai Guiding of Principle. Dapat pula
dikatakan sebagai rinsip yang dijadikan dasar, pedoman atau pemberi arah da tujuan yang hendak
dituju dalammelangsungkan dan mengembangkan hidup dalam kehidupan nasional suatu bangsa
atau negara. Sesuai dengan adanya kompleksitas atau keberagaman kehidupan manusia, ideology
dapat dijabarkan ke dalam system nilai kehidupan yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara
sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Faktor yang mempengaruhi kethanan
ideology yaitu nilai dan system nilai. Ideologi yang baik harus mampu menampung aspirasi
masyarakat, baik secara individu maupun sosial. Aar dapat mencaapai ketahanan nasional di
bidang ideology diperlukan penghayatan dan pengalaman idelogi secara sungguh – sungguh. Bagi
bangsa Indonesia, pancasila haruslah dijadikan pandangan hidup bangsa Indonesia. Semakin tinggi
kesadaran suatu bangsa untuk melaksanakan idelogi maka semakin tinggi ketahanan di bidang
ideology.
b. Aspek Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan atau kebjaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan
dan kekuasaan. Kehidupan politik dibagi menjadi dua bagian yaitu “Input” dimana masyarakat
yang berfungsi memberikan masukan berupa pernyataan keinginan dan tuntutan serta “Output”
dimana pemerintah merespon serta mengeluarkan kebijaksanaan yang berupa peraturan perundang
– undangan sebagai keputusan politik. System politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat
menentukan kehidupan politik di negara yang bersangkutan. Ketahanan nasional dalam segi politik
dimana adanya keseimbangan antara input dan output tersebut, sehingga mampu menciptakan
kehidupan yang dinamis dan tidka menimbulkan dominansi.
c. Aspek Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor
produksi (SDA, tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen) dan distribusi barang serta jasa
untuk kesejahteraan rakyat. Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah meningkatkan
kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara.
Ketahanan di bidang ekonomi sangatlah erat dengan ketahanan nasional. Dalam usaha
mewujudkan ketahanan ekonomi bangsa diperlukan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis
serta mampu menciptakan kemandirian dengan daya saing tinggi serta berujung pada kemakmuran
rakyat. Pembangunan ekonomi juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja sehingga
mampu menciptakan kemakmuran rakyat serta meningkatkan pendapatan nasional.
d. Aspek Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi keuletan
untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapai dan mengatasi ancaman, hambatan,
tantangan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar. Wujud ketahanan sosial budaya
tercermin dalam kondisi sosial budaya manusia yang dijiwai kepribadian sosial budaya manusia
dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun
bersatu, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan selaras, serasi, seimbang serta
kemampuan menangkal budaya asing yang tidak sesuai budaya nasional. Esensi dari ketahanan
sosial dan budaya yaitu dimana masyarakat mengembangkan potensi dan kemampuan masyarakat
berdasarkan Pancasila. Nilai – nilai pancasila akan diwujudkan sebagai pandangan hidup seta
aturan tuntutan sikap dan oerilaku berdasarkan nilai serta elemen yang sosial budaya Indonesia.
e. Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan kemanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan
kemanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, hambatan,
tantangan dan gangguan yang datang dari luar maupun dalamyang membahayakan identitas,
integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasar Pancasila dan UUD 1945. Wujud
dari ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin kemampuan memelihara stabilitas pertahanan
dan keamanan yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil – hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangka segala bentuk ancaman. Kekuatan pertahanan
nasional juga diharapkan mampu menangkal berbagai gejolak dalam negeri yang dapat secara
tidak langsung melunturkan integritas bangsa. Keamanan serta kenyamanan merupakan faktor
penting untuk meredam serta mencegah terjadinya gejolak dalam negeri.

Hubungan Antar Gatra dalam Ketahanan Nasional


1. Hubungan antar Gatra dalam Trigatra
a. Hubungan antara Letak Geografis dengan Kekayaan Alam
 Lokasi dan posisi geografis akan menentukan jenis kekayaan alam yang dikandungnya.
 Lokasi geografis yang mengandung sumbe kekayaan alam, menentukan pengelolaan dan
pendistribusiannya.
 Pengelolaan kekayaan alam dan distribusinya sangat bergantung geografisnya.
b. Hubungan antara Letak Gegrafis dengan Kemampuan Penduduk.
 Mata pencaharian penduduk erat dengan lokasi, posisi dan kondisi geografis.
 Adat istiadat penduduk banyak dipengaruhi oleh kondisi geografis tempat tinggalnya.
c. Hubungan antara Kekayaan Alam dengan Penduduk
 Taraf hidup penduduk, sangat dipengaruhi oleh kecerdasan, keterampilan dan ketangkasan
penduduk dakam mengolah kekayaan alam.
2. Hubungan antar Gatra dalam Pancagatra
a. Hubungan antara Ideologi dengan Politik
 Ideology nasional akan dipengaruhi oleh system politik nasional.
 Ideologi nasional merupakan sumber inspirasi dalam menyusun perundang – undangan
negara/politik nasional.
 Ideology nasional merupakan penentu supra dan struktur politik dalam menentukan keputusan
politik bagi pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa.
b. Hubungan antara Ideologi dengan ekonomi
 Ideology nasional menentukan system perekonomian yang dianut bangsa dan negara.
 Ideology nasional mempengaruhi hubungan industrial Pancasila dengan hubungan pengusaha dan
buruh.
 Ideology nasional melandasi cara berfikir penduduk dalam menentukan produksi dan
distribusinya.
c. Hubungan antara Ideologi dengan Sosial Budaya
 Ideologi nasional mempengaruhi bentuk hubungan sosial antar penduduk disuatu negara.
 Ideolgi nasional sangat mempengaruhi produk dan bentuk kehidupan sosial budaya suatu bangsa.
d. Hubungan antara Ideologi dengan Hankam
 Ancamana terhadap negara pada umumnya diarahkan untuk meniadakan ideology negara.
 Ideology dan Hankam menentukan system Hankam di Indonesia
e. Hubungan antara Politik dengan Ekonomi
 Tingkah laku polotik bangsa dapat terpengaruh oleh tingkat ekonomi bangsa.
 Keputusan politik pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
3. Hubungan antar Trigatra dengan Pancagatra
a. Kekuatan dan kelemahan aspek Trigatra sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada aspek
Pancagatra dan sebaliknya.
b. Ketahanan nasional yang bulat dan utuh didalamnya terkandung hubungan erat antar gatra dalam
seluruh kehidupan Nasional.
c. Aspek Trigatra dan Aspek Pancagatra berhubungan secara holistic-sinergistik, artinya kedua
aspek tersebut saling bergantung, saling mengisi dan saling mengikat secara terpadu

D. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional


1. Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan. Faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut :
1) Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.
2) Aspek kuantitas mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan
perimbangan penduduk di tiap wilayah negara.
2. Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara. Dalam kaitannya dengan wilayah
negara, pada masa sekarang ini perlu dipertimbangkan adanya kemajuan teknologi, kemajuan
informasi dan komunikasi. Suatu wilayah yang pada awalnyasama sekali tidak mendukung
kekuatan nasional, karena penggunaan teknologi maka wilayah itu kemudian menjadi unsur
kekuatan nasional negara. Misal, wilayah kering dibuat saluran atau sungai buatan.
3. Sumber daya alam
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan nasional
meliputi:
1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam hewani,
nabati, dan tambang.
2) Kemempuan mengeksplorasi sumber daya alam.
3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan lingkungan hidup.
4) Kontrol atas sumber daya alam

4. Bidang Ideologi
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang kebaikan bersama
yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus di capai dan cara-cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan itu. Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi
suatu bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu:
1) Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan,
2) Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan.

5. Bidang politik
Politik penyelenggaraan bernegara amat mempengaruhi kekuatan nasional suatu negara.
Penyelenggaraan bernegara dapat di tinjau dari beberapa aspek, seperti:
1) Sistem politik yang dipakai apakah sistem demokrasi atau nondemokrasi.
2) Sistem pemerintahan yang di jalankan apakah sistem presidensiil atau parlementer.
3) Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau kerajaan.
4) Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara serikat.

6. Bidang ekonomi
Ekonomi yang di jalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional negara yang
bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam
upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara. Kemajuan pesat di bidang ekonomi
tenntu saja menjadikan negara yang bersangkutan tumbuh sebagai kekuatan dunia. Contoh,
Jepang dan Cina.
7. Bidang sosial budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu negara. Hal-hal yang
dialami sebuah bangsa homogen tentu saja akan berbeda dengan yang dihadapi bangsa yang
heterogen (plural) dari segi sosial budaya masyarakatnya. Contoh bangsa Indonesia yang
heterogen berbeda dengan bangsa Israel atau bangsa Jepang yang relatif homogen.
8. Bidang pertahanan keamanan
Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam menghadapi
ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan berada di
tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu fungsi
pemerintahan negara.
Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara sebagai bentuk dari hak dan
kewajiban warga negara dalam membela negaran. Supaya melibatkan rakyat maenggunakan cara
yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan politik pertahanan yang dianut oleh negara.
E. Pembelaan Negara
Terdapat hubungan antara ketahanan nasional suatu negara dengan pembelaan negara. Kegiatan
pembelaan negara pada dasrnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan
ketahanan nasional.
Membela negara merupakan kewajiban sebagai warga negara. Membela negara ternyata bukan
hanya kewajiban tetapi juga hak setiap warga negara terhadap negaranya. Membela negara
Indonesia adalah hak dan kewajiban dari setiap arga negara Indonesia. Hal ini tercantum secara
jelas dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945 perubahan kedua yang berbunyi “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga negara juga berhak
dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara. Hal demikian sebagaimana tercantum dalam pasal
30 UUD 1945 Perubahan Kedua bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Konsep Bela Negara dapat diuraikan secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik yaitu dengan cara
“memanggul bedil” menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan
untuk menghadapi ancaman dari luar. Adapun bela negara secara nonfisik dapat di definisikan
sebagai “segala upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air
serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara”.

Anda mungkin juga menyukai